http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/07/utama/1670071.htm
Kamis, 07 April 2005 


Unjuk Rasa Warnai Kunjungan Presiden di Selandia Baru 


Wellington, Kompas - Kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di 
Selandia Baru Rabu (6/4) diwarnai dengan rangkaian aksi unjuk rasa dari 
kelompok pendukung Organisasi Papua Merdeka, Gerakan Aceh Merdeka, dan para 
pendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Para pengunjuk rasa pendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri 
dari kelompok mahasiswa Indonesia dan warga Selandia Baru yang mendukung 
kunjungan itu.

Unjuk rasa terjadi dua kali. Pertama saat Presiden Yudhoyono dan para menteri 
yang menyertai hendak melakukan pembicaraan bilateral dengan Perdana Menteri 
(PM) Helen Clark dan jajaran kabinetnya di Gedung Parlemen. Aksi kedua juga 
terjadi di tempat yang sama ketika rombongan Presiden Yudhoyono hendak 
mengikuti jamuan santap malam kenegaraan yang diselenggarakan PM Selandia Baru 
untuk menghormati tamu dari Indonesia. Meskipun terjadi aksi demo, kedua acara 
tersebut berjalan lancar.

Wartawan Kompas Suhartono dari Wellington semalam melaporkan, menurut Menteri 
Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda, dalam pertemuan empat matanya dengan PM 
Selandia Baru, Presiden Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atas unjuk rasa 
tersebut. Helen Clark sendiri, menurut Hassan Wirajuda, tanpa diminta telah 
menjelaskan adanya insiden tersebut. Diakui Menlu, aksi demo itu sudah 
diketahui sebelum kunjungan kenegaraan dilakukan sehingga Presiden Yudhoyono 
tidak terkejut dengan aksi tersebut.

"Di negara demokrasi, aksi seperti itu tidak bisa dicegah dan dikendalikan 
siapa pun, termasuk pemerintah. Aksi seperti itu, baik yang dilaku- kan secara 
pribadi maupun kelompok yang menyatakan simpatinya kepada kelompok di Papua dan 
di Aceh, tidak terelakkan. Namun, Pemerintah Selandia Baru menolak berada pada 
posisi di situ," kata Hassan Wirajuda, menjawab pers di kamar hotelnya, seusai 
pertemuan bilateral.

Menurut Menlu, Selandia Baru sudah cukup lama mengakui NKRI, termasuk 
keberadaan Papua dan Aceh.

Sementara itu, menjawab pertanyaan wartawan setempat dalam jumpa pers bersama 
Helen Clark, Yudhoyono menyatakan bahwa masalah di Provinsi Nanggroe Aceh 
Darussalam dan Papua sudah diselesaikan secara adil, baik, dan bermartabat. 
Pemerintah Indonesia terus mengusahakan upaya damai dan menekankan otonomi 
khusus yang sesuai dengan sebagian aspirasi masyarakat di daerah tersebut.

Helen Clark yang ditanya mengenai aksi demo itu lebih menjelaskan adanya 
prinsip negara modern yang dianut pemerintahannya dalam menjalankan kebebasan 
dan demokrasi warga negara.

Hasil pembicaraan bilateral delegasi Indonesia dan Selandia Baru, menurut 
Helen, menyangkut peningkatan kerja sama dalam bidang perdagangan dan 
pencegahan kejahatan transnasional dan terorisme. Di bidang kepolisian kedua 
negara juga sepakat untuk meningkatkan hubungan kerja sama penyelidikan yang 
lebih baik lagi. Di bidang perdagangan kedua negara juga sepakat untuk 
menindaklanjuti Komisi Bersama Indonesia dan Selandia Baru di bidang ekonomi 
dan perdagangan. Dalam daftar perdagangan Selandia Baru, Indonesia menempati 
nomor urut 16, dengan total nilai perdagangan mencapai 800 juta dollar AS.

Dua anggota parlemen
Unjuk rasa pertama dilakukan oleh dua anggota Parlemen Selandia Baru dari 
Partai Hijau, yang jumlahnya sembilan orang dari total 120 anggota Parlemen. 
Kedua orang itu adalah Rod Donald dan Nandor Tacza. Mereka membentangkan 
bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di tangga 
Gedung Parlemen saat Presiden dan rombongan memasuki halaman Gedung Parlemen.

Semula mobil yang membawa Presiden akan berhenti persis di depan karpet merah 
yang telah digelar di bawah tangga Gedung Parlemen, tetapi akhirnya batal 
dilakukan. Rombongan kendaraan Presiden langsung menuju pintu masuk lainnya 
yang berhubungan dengan ruang kerja PM Selandia Baru dan ruang kabinet.

Saat aksi itu terjadi, belasan mahasiswa Indonesia dan beberapa warga Selandia 
Baru di tempat yang berbeda juga melambai-lambaikan bendera Merah Putih dan 
bendera Selandia Baru.

Aksi demo yang kedua dilakukan oleh sekitar 30 anggota Partai Hijau. Mereka 
membawa spanduk dan membentangkan bendera GAM serta OPM. Salah satu spanduk 
yang dibentangkan berbunyi "Helen Clark invited state terrorist to dinner" dan 
"Indonesia Troop out of Aceh and Papua".

Namun, secara bersamaan aksi mendukung NKRI juga dilakukan secara berdampingan 
di halaman Gedung Parlemen, Kelompok pendukung NKRI juga membawa bendera Merah 
Putih dan bendera Selandia Baru. Dua buah spanduk berbunyi "We Love SBY-Helen 
Clark" dan "We Proud Indonesia" dibentangkan.

Kedua aksi itu dilakukan secara damai. Kedua kelompok bernyanyi dan meneriakkan 
yel-yel. Lagu Indonesia Raya dan Maju Tak Gentar terdengar dinyanyikan oleh 
kelompok pendukung NKRI, sedangkan kelompok penentang meneriakkan yel-yel 
menolak kunjungan Presiden Yudhoyono.
Rod Donald, salah seorang anggota Parlemen Selandia Baru yang melakukan aksi 
demo, mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia harus segera keluar dari Aceh dan 
Papua agar kedua daerah tersebut dapat memerdekakan diri.

Ke Santa Cruz
Kamis siang ini, Presiden meninggalkan Selandia Baru untuk kunjungan kerja ke 
Timor Timur selama satu setengah hari sebelum kembali ke Jakarta Sabtu 
mendatang.

Salah satu acara yang diagendakan, selain pembicaraan bilateral antarkedua 
pemimpin pemerintahan, juga kunjungan ke Taman Makam Pahlawan Serodja dan 
Pemakaman Santa Cruz untuk meletakkan karangan bunga.

Menjawab pertanyaan wartawan, Menlu menyatakan, perwakilan Komisi Pakar yang 
dibentuk PBB untuk mengungkapkan kebenaran saat ini juga tengah berada di Timor 
Timur. Indonesia, kata Hassan Wirajuda, hingga saat ini belum mengizinkan 
anggota komisi tersebut masuk ke Indonesia.

"Pemerintah masih mencari waktu yang tepat untuk mereka bisa masuk ke 
Indonesia," lanjut Hassan Wirajuda. *

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke