SUARA PEMBARUAN DAILY ------------------------------------------------------------------------
Hepatitis C, Virus yang Ganas Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), dr Unggul Budihusodo/ /Sp PD KGEH mengatakan, Hepatitis C merupakan salah satu jenis infeksi virus pada hati. Infeksi ini dapat mengakibatkan peradangan dan kerusakan hati. Dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas hidup pasien, karena sebagian kasus akan berlanjut menjadi sirosis atau pengerasan hati, kanker hati, dan kematian akibat gagal ginjal. Dibandingkan dengan hepatitis B, virus hepatitis C lebih ganas dan lebih sering menyebabkan penyakit hati menahun, bahkan merupakan satu dari 10 penyebab kematian terbesar. Berbiaknya virus ini amatlah produktif dan dapat mencapai 10 triliun kopi virus per hari. Yang lebih parah, hingga saat ini belum ada vaksin yang dibuat untuk mencegah virus Hepatitis C tersebut. Virus Hepatitis C atau VHC adalah virus yang amat variatif secara genetik. Selain itu, virus ini juga memiliki angka mutasi atau perubahan yang tinggi, sehingga sering muncul virus mutan yang kerap dapat menghindari /antibody/ tubuh. Infeksi VHC ini, juga disebut infeksi terselubung atau /silent infection/. Karena infeksi dini VHC sering kali tidak bergejala atau bergejala ringan dan tidak khas, sehingga terlewatkan. Banyaknya orang yang tidak terdiagnosis memiliki dampak yang serius di mana mereka dapat menjadi pembawa virus dan menularkannya ke orang lain tanpa disadari. "Sebagian besar yang terinfeksi tidak ada keluhan. Kalau pun ada, itu hanya biasa seperti cepat capai, lemas dan flu ringan sehingga orang tidak menyadarinya, sehingga orang Indonesia banyak yang kronis," ujar dokter Unggul saat peluncuran tahap 2 program pendataan penyakit Hepatitis C, Jakarta, Kamis (11/9). Akibat dari tidak adanya gejala khusus, biasanya penderita penyakit ini diketahui ketika pasien diperiksa darahnya oleh rumah sakit atau puskesmas bersangkutan. Kelompok yang berisiko terkena virus HCV ini adalah, pengguna narkoba suntik, penerima transfusi darah yang tidak dibersihkan, pengguna alat kesehatan seperti jarum, pisau, dan gunting yang tidak disterilkan, ditindik, tato, dan sunat dengan alat yang tidak steril, pasien cuci darah dan cangkok organ serta pekerja kesehatan seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga laboratorium. *Surveilans Hepatitis C * Penularan secara seksual dan perintal dapat pula terjadi, namun lebih jarang. Risiko tular dari ibu ke anak relatif rendah, yakni 5 persen. VHC ini tidak ditularkan melalui batuk, bersin, memeluk, makanan, minuman, menggunakan peralatan makan atau kontak biasa. Kelompok yang paling berpotensi terkena virus ini adalah pemakai narkoba suntik. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, sedangkan hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Dalam upaya meminimalisasi penularan hepatitis C, Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Depkes) dalam waktu dekat akan melakukan pengembangan sistem surveilans Hepatitis C tahap 2 di 10 provinsi di Indonesia. Kesepuluh provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Jambi Riau, Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Banten, DI Yogyakarta dan NTB. "Hepatitis C merupakan salah satu penyakit yang harus dilaporkan karena berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Penyakit ini bisa berakibat fatal, yakni bisa berkembang menjadi kanker hati yang tentu perawatannya memakan biaya besar," ujar Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari, dalam sambutan tertulisnya saat peluncuran tahap 2 program pendataan penyakit Hepatitis C tersebut di Jakarta, Kamis. Menurut Hari Santoso, Subdit Surveilans Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes, program ini akan dilaksanakan secara bertahap ke semua provinsi di Indonesia. "Semua provinsi akan dilakukan secara bertahap, tidak mudah untuk mendata semuanya secara serempak. Perlu juga kita koordinasi dengan Pemda setempat," katanya. Sementara itu, Ketua kelompok kerja Hepatitis Depkes yang juga ahli hati, Prof Ali Sulaiman mengatakan, pentingnya ketersediaan layanan dalam pengobatan penyakit Hepatitis C. "Surveilans tanpa perbaikan akses terhadap layanan dan dukungan tidak akan berfaedah apa-apa. Jika kita tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi hal ini sekarang maka dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan kita akan menuai ratusan ribu orang yang membutuhkan transplantasi hati, dan rumah sakit akan kewalahan menangani pasien yang tak terobati dan kanker hati," ujarnya. Hasil pendataan Depkes terhadap Hepatitis C tahap pertama yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober hingga 31 Agustus 2008, terdapat sebanyak 5.870 kasus Hepatitis C di sebelas provinsi. Data yang diperoleh dari daerah pilot menunjukan, sebanyak 1980 kasus Hepatitis C dialami orang yang berusia 30-39 tahun, 84 persen penderita laki-laki dari segi jenis kelamin, 41 persen pengguna narkoba suntik. Hari Santoso mengatakan, jejaring informasi program pengumpulan data pada 11 provinsi tersebut terdiri dari 49 unit pelapor terdiri dari, pihak rumah sakit sebanyak 13 unit, laboratorium sebanyak 24 unit, dan 12 unit transfusi darah. Sebelas provinsi yang telah dilakukan pendataan adalah, DKI Jakarta, Sumatera Utara (Medan), Sumatera Selatan (Palembang), Jawa Barat (Bandung), Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Surabaya), Sulawesi Selatan (Makassar), Sulawesi Utara (Manado), Bali (Denpasar) dan Papua (Jayapura). [DMF/M-15] ------------------------------------------------------------------------ / Last modified: 13/9/08/ -- Mengajari anak-anak Indonesia saya anggap pekerjaan tersuci dan terpenting. Tan Malaka (Pejuang kemerdekaan Indonesia, 1897 – 1949) ------------------------------------ --------------------- Be Prepared Sekali Pramuka tetap Pramuka --------------------- Pramuka email addresses: Post message: Pramuka@yahoogroups.com Subscribe: [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: [EMAIL PROTECTED] ---------------------Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pramuka/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/pramuka/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/