http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/03/opini/2096665.htm

 
Pengkhianatan Bersimbol Religi 
Oleh WAWAN H PURWANTO



Tanggal 30 September 2005, pukul 20.00- 23.30 WIB, di UIN Syarif Hidayatullah, 
saya diundang mengisi acara Marhaban Ya Ramadan. Di situ saya berorasi tentang 
Ancaman Terorisme Global.

Saya menulis, salah satunya tentang ancaman bom Bali, selain mengurai situasi 
Irak, Afganistan, Eropa, Langkawi (Malaysia), dan Phuket (Thailand). Saya 
katakan, teroris mengancam kawasan wisata Bali. Saya tahu, Kepala Polda Bali 
Irjen I Made Mangku Pastika telah melakukan pengamanan berlapis, menambah 
jumlah intel dari 70 menjadi 256, melakukan standardisasi pengamanan hotel, 
polisi pariwisata, dan Babinkamtibmas.

Namun, perubahan sistem demokrasi membuat kita tidak boleh menangkapi mereka 
yang dicurigai seperti dulu. Di bawah UU Anti Subversi, polisi tak bisa 
menangkap seseorang tanpa bukti cukup. Ini adalah masalah yang muncul setelah 
perubahan sistem demokratisasi, di mana hak asasi manusia dikedepankan.

Murni teror

Bom yang menewaskan 26 orang ditambah lebih dari 100 korban luka-luka, masih 
menyisakan teka-teki. Bom diledakkan di area terbuka. Mengapa? Karena aparat 
telah melakukan blocking amat ketat di Bali, terutama di dalam building.

Seusai mengamati dan menggambar situasi, mereka memilih tempat terbuka, dan 
agaknya menggunakan timer bom yang ditanam di pasir. Tetapi, melihat korban 
yang terbelah dan terpotong-potong, kemungkinan besar bom bunuh diri. Ada empat 
bom lain yang dapat dijinakkan.

Salah satu gerakan mereka seusai meledakkan bom adalah melarikan diri, sesuai 
rencana. Mereka juga menyiapkan save house (rumah pengamanan) yang titiknya 
diatur sebelumnya. Itu sebabnya, dalam wawancara di Metro TV, saya bertanya 
kepada Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Reni Ban, apakah semua 
jalan keluar sudah diblokir. Pemblokiran sudah dilakukan hingga Gilimanuk 
maupun jalur ke NTB.

Di save house diatur penyamaran untuk keluar, menggunakan cover name, cover 
job, dan cover story, yang dapat diubah setiap saat. Karena itulah Dr Azahari 
dan Noordin M Top sulit ditangkap. Dalam sebuah pengejaran, dia mengecoh aparat 
dengan memakai jilbab berbaju muslimah, membonceng motor.

Selama pelarian, teroris membuat rencana cadangan, dan menjauhi pemakaian alat 
elektronik, seperti telepon genggam, sebab kini sudah ada alat pelacak sinyal. 
Untuk berhubungan, mereka menggunakan kurir (cara manual), yang lebih aman. 
Osama bin Laden pun memilih cara ini.

Mereka juga melakukan penghapusan jejak dan skenario pengingkaran (menciptakan 
alibi). Jika salah satu temannya tertangkap, yang lain segera menuju save house 
berikut, untuk segera melarikan diri melalui pos-pos yang telah disiapkan.

Peralatan canggih

Perlu disadari, peralatan teroris kian canggih. Mereka dapat membuat bom 
plastik yang pasti lolos dari detektor logam. Untuk itu, kita harus terus 
melakukan riset guna selangkah lebih maju dari peralatan teroris.

Tahun 2004 lalu, ada 651 serangan teroris di seluruh dunia, meningkat dari 208 
(2003). Akibat serangan itu, 1.900 orang mati sia-sia dan 6.000 orang terluka. 
Dan Bom Bali II menambah daftar panjang korban terorisme.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengingatkan adanya ancaman 
terorisme di bulan September-Oktober, bulannya aksi teroris.

Pemerintah Australia menyatakan, pemerintahnya telah memberikan travel warning 
melalui website, namun tidak ditaati warganya. Ini terjadi karena travel 
warning beberapa waktu lalu selalu tidak terbukti sehingga mereka menilai 
travel warning seolah analisa tanpa data.

Memang, beberapa kali ada travel warning dari Australia dan AS, akan terjadi 
peledakan bom di Hotel Hilton Jakarta, Surabaya, dan Bali. Namun tak terbukti. 
Juga akan ada bom di ITC Mangga Dua, juga tidak terbukti. Sehingga mereka pun 
merasa tanpa beban bepergian di Indonesia.

Jaringan kekerasan

Dunia peradaban sekali lagi tertusuk gambar mengerikan terorisme. Teroris 
merupakan jaringan kekerasan, sasarannya merebut monopoli kekerasan negara. 
Terorisme menjadikan kekerasan sebagai sarana efisien guna mencapai tujuan 
politik. Kekerasan terhadap warga yang lemah perlindungannya adalah cara paling 
efektif meningkatkan kekuatan tawarnya.

Kekosongan nilai yang tercermin dalam prinsip �tujuan menghalalkan cara�. 
Banyaknya korban dianggap sebagai ukuran keberhasilan atau bagian sasaran 
strategi. Mereka melegitimasi kekerasan demi tujuan. Apa pun bisa dipakai dan 
dianggap sah.

Terorisme sering melandaskan diri pada agama, padahal agama tak pernah 
mengajarkan kekerasan. Tujuan yang ingin dicapai diisi dengan pembenaran 
ideologis dan simbolis kekerasan.

Melukai, menyandera, atau membunuh bagian yang lemah dari masyarakat yang 
dianggap musuh, dipilih sebagai cara mengimbangi kekuatan. Kekhawatiran 
dianggap lemah, mendorong teroris menunjukkan kekuatan. Obyek serangan 
pertama-tama adalah simbol kekuasaan, seperti militer, polisi, dan politikus. 
Bila sasaran dijaga, serangan diarahkan pada sasaran yang lemah perlindungannya.

Pantang menyerah

Terorisme Bali II lebih merujuk pada sasaran asing, tanpa melihat dampak sosial 
ekonomi bagi Indonesia, khususnya pariwisata. Tetapi, mayoritas korban justru 
orang Indonesia sendiri.

Sasaran lain adalah matinya pariwisata Bali. Tetapi, masyarakat internasional 
agaknya telah imun terhadap teroris. Sebagian besar wisatawan tetap melanjutkan 
liburan di Bali.

Kita harus lawan teroris. Melawan teroris bukan dengan cara yang sama seperti 
dilakukan teroris, tetapi dengan pantang menyerah untuk selalu bangkit dengan 
mengutamakan kebersamaan dan kedamaian antarbangsa.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai- nilai luhur dan 
ramah, bukan bangsa yang mengedepankan emosional dengan berlabel religi.

Kini saatnya menghentikan pengkhianatan terhadap nilai religi sendiri, jangan 
membenarkan tindakan melalui tafsir sendiri tanpa melihat etika dan peradaban. 
Tunjukkan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang malu berbuat nista, yang 
mengedepankan kedamaian dan humanisme.

Wawan H Purwanto Pengamat Intelijen/Direktur Lembaga Pengembangan Kemandirian 
Nasional (LPKN)


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke