http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006050101183415

      BURAS
     
     
     
     
Supersolusi: Jalan-Jalan! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya:





      "PAPA, Budi tadi disetrap guru berdiri dengan satu kaki karena tak bisa 
mengerjakan soal matematika!" ujar ibu melaporkan anaknya saat ayah pulang 
kerja.

      "Gampang!" sambut ayah. "Ayo jalan-jalan ke rumah sepupu, studi banding 
cara belajar matematika!"

      Besoknya, ibu melapor lagi, "PLN telepon, kalau tunggakan rekening 
listrik tiga bulan tak dibayar, besok aliran listrik kita diputus!"

      "Gampang! Kan masih ada besok!" jawab ayah. "Ayo kita jalan-jalan ke 
rumah orang kaya, menanya cara agar listrik tak diputus!"

      Besoknya lagi ibu melapor, "Papa, akhirnya kejadian! Aliran listrik kita 
diputus PLN!"

      "Kok tak manjur, ya?" sambut ayah terengah.

      "Apanya yang tak manjur?" kejar ibu.

      "Resep penyelesaian masalah andalan para elite penguasa Lampung, 
eksekutif, birokrat, dan legislatif!" jelas ayah. "Resep mereka, semua masalah 
solusinya cuma satu: Jalan-jalan! Tak peduli alasannya, studi banding atau 
rekreasi!"

      "Belajar dari buku mana atau teori apa jalan-jalan dijadikan supersolusi 
begitu?" entak ibu. "Kalau jalan-jalan bisa jadi supersolusi, tak perlu 
universitas, pusat kajian, dan ragam program pendidikan manajemen!"

      "Tapi kenyataan itu benar-benar terjadi, jalan-jalan dijadikan 
supersolusi kalangan elite penguasa di Lampung!" timpal ayah.

      "Ngawur!" tegas ibu. "Coba, orang miskin jalan-jalan ke rumah orang kaya, 
apa dia dan keluarganya bisa jadi kaya? Paling cuma bisa menceritakan isi 
rumahnya! Malah, meniru proses dan usahanya untuk kaya saja belum tentu bisa 
membuatnya jadi kaya!"

      "Kalau cukup hanya dengan studi banding ke rumah orang kaya keluarga 
miskin bisa jadi kaya, di negeri kita tak ada keluarga miskin lagi!" timpal 
ayah.

      "Maka itu, yang terjadi dengan supersolusi jalan-jalan itu bukan 
menyelesaikan masalah, tapi malah meninggalkan masalah!" tegas ibu. "Akibatnya, 
masalah bukannya selesai, tapi justru makin merebak dan kian ruwet!"

      "Akibat makin beratnya segala masalah yang diatasi dengan supersolusi 
jalan-jalan itu memang bisa dirasakan rakyat!" timpal ayah. "Jalan raya makin 
hancur, pupuk kian sulit didapat, dan seterusnya!"

      "Sebaliknya, biaya untuk jalan-jalan dengan rombongan besar itu lebih 
baik digunakan bagi kepentingan rakyat yang benar-benar amat membutuhkan! 
Sebab, masalah takkan pernah selesai dengan meninggalkannya begitu!" tegas ibu. 
"Justru hanya dengan digeluti dan ditekuni di tempat, tanpa pernah ditinggalkan 
atau dilalaikanlah, setiap masalah akan bisa diselesaikan!"

      "Sebenarnya ada yang lebih prinsipil dari semua itu!" timpal ayah. 
"Ketika rakyat sengsara dengan ragam kesulitan akibat jalan-jalan rusak bahkan 
terputus, sulit mendapat pupuk, dan sebagainya, malah ditinggalkan para 
pemimpin jalan-jalan!"

      "Dalam militer, meninggalkan pasukan telantar di arena begitu disebut 
desersi!" tegas ibu. "Saat perang, komandan yang melakukan desersi bisa dihukum 
mati!" ***
     



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke