[PsiTransformatifAward] Kebajikan Spiritual Kaum Rudin oleh: J. Sumardianta
Diposting Pertama Kali oleh penulisnya sendiri di: From: john sumardianta <[EMAIL PROTECTED]> Date: Fri Apr 21, 2006 4:23 pm Subject: Kebajikan Spiritual Kaum Rudin http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/6412 Yogyakarta, 21 April 2006 Kepada, Yth. Dewan Juri Psikologi Transformatif Award di Surabaya Dengan hormat. Saya mengirimkan artikel Kebajikan Khas Kaum Rudin. Pemberitaan media massa tentang orang kecil selalu berputar-putar dalam masalah kemiskinan, wabah penyakit, kelaparan, penderitaan, dan kesengsaraan yang membuat hidup terasa miris dan pesimis. Jarang ditemukan pemberitaan optimis yang mengobarkan harapan. Artikel saya menyajikan analisis perihal kebajikan khas (signature strength) kaum keserakat. Strategi hidup dengan memaksimalkan kebajikan khas seperti solidaritas sosial, keberanian, keuletan, integritas, kebaikan hati, pengendalian diri, dan rendah hati rupanya membuat penarik rickshaw Di Kalkuta, India dan tukang becak di Yogyakarta mampu mentransendensi kesulitan dan meloloskan diri dari tirani kekejaman dunia. Hidup mereka pandang sebagai rahmat bukan melulu sebagai beban. Transendensi merupakan sinergi kekuatan dari dalam yang menjangkau keluar sebagai penghubung orang miskin dengan sesuatu yang permanen dan lebih akbar---spontanitas, kesadaran diri, terbimbing visi dan nilai, mental holistik, kepedulian, independen terhadap lingkungan, mengambil manfaat dari kemalangan, dan keterpanggilan. Masyarakat kota besar yang bergelimang kekayaan material namun busung lapar di gurun spiritual bisa bercermin dari kehidupan kaum rudin yang sangat inspirasional guna meraih kehidupan yang bernilai, bermakna, bermotivasi tinggi, dan mengabdi tujuan-tujuan mendasar. Semoga kontribusi saya sejalan dengan editorial Psikologi Transformatif Award. Terima kasih atas apresiasinya. Salam taklim: 10. Sumardianta Jl. Laksda Adisucipto 161 Yogyakarta Phone: 081-2276-5792 Artikel untuk Psikologi Transformatif Award Kebajikan Spiritual Kaum Rudin Oleh: J. Sumardianta* Kuan Tsu, filsuf Cina kono, gemar menyamakan dirinya dengan kupu-kupu. Menjelang wafat, para murid sepakat hendak membaringkan Kuan Tsu dalam peti indah agar jasadnya tidak dimangsa burung gagak. Kuan Tsu menghardik, Kalian takut aku dimangsa burung gagak. Toh dalam peti indah aku tetap dimakan cacing dan rayap. Jadi sama saja. Kuan Tsu tidak mau terikat dengan apapun di dunia yang fana. Ia ingin terbang lepas bebas seperti kupu-kupu. Di penghujung musim kemarau, di lereng selatan gunung Merapi Yogyakarta, kupu-kupu kuning biasanya terbang dari arah barat menuju utara. Mereka bermigrasi dalam jumlah besar mengikuti semilir angin bertiup. Kupu-kupu kuning berbondong-bondong hanya untuk mati di utara. Kupu-kupu itu menjadi pertanda sebentar lagi musim hujan akan datang. Serangga ini memberikan perasaan sunyi yang indah. Kupu-kupu merupakan simbol pengorbanan hidup supaya hujan segara jatuh membasahi dan menyuburkan bumi. Pancuran emas sumawur ing jagat (pancuran emas bertaburan di jagat raya). Begitulah pranata mangsa (pedoman musim) dalam khasanah budaya agraria Jawa menggambarkan kupu-kupu itu. Kupu-kupu identik dengan cinta, kerendahan hati, kebahagiaan, kebebasan, dan pengorbanan. Kupu-kupu kuning merupakan ilustrasi bagus buat menggambarkan ketangguhan dan keteladanan spiritual Ram Chander dan Hasari Pal---dua tokoh kecingkrangan (melarat) dalam buku klasik Dominique Lappiere, The City of Joy (1985). Hasari Pal bersama istri dan ketiga anaknya adalah petani yang terdampar di Kalkuta, India akibat bencana kekeringan berkepanjangan. Hasari bekerja menarik angkong (ricksaw). Pekerja kasar jenis ini sering diledek sebagai manusia kuda. Keserakat Tapi Bermartabat Kehidupan penarik ricksaw miskin, keras, dan menderita. Bekerja nyaris tanpa jaminan kesehatan dan keselamatan. Mereka penghirup polusi udara terburuk di dunia. Obyek pemerasan polisi kota praja. Biasa terbunuh di jalanan karena kejeblos lubang drainase yang menganga tutupnya, karena dicuri orang, di saat banjir. Menjelang pemilu suara mereka sering dieksploitasi pengurus partai yang berdalih membela orang miskin. Kendati kecingkrangan, kehidupan Hasari sesungguhnya diliputi kebahagiaan dan dipenuhi perasaan syukur. Sebelum mati, dipagut tuberkulosis, Hasari menjual kerangka tubuhnya ke perusahaan alat peraga kedokteran agar bisa mendapat beaya pesta pernikahan Amrita anak perempuannya. Penganut Hindu yang saleh ini menerima nasib sebagai tugas suci yang harus ditunaikan agar memperoleh kehidupan lebih baik sesudah reinkarnasi. Bagaimana penarik angkong menyalakan harapan hidup supaya bisa bertahan dalam kesulitan, tegar dalam pergulatan, dan tabah menghadapi kekerasan? Ram Chander, bekas petani yang tidak kunjung bisa menghapus utang keluarganya di Provinsi Bihar, bertutur, Masih terbayang di mata bagaimana istri saya menggandeng tangan anak saya, berdiri di ambang pintu gubuk kami seraya mengusap air mata. Kami sering bicara tentang rencana kepergian dan sekarang saatnya tiba. Ia menyiapkan sebuah ransel berisi satu longhi, kemeja, dan handuk. Ia bahkan membuat chapati (martabak India) dan potongan sayur-sayuran sebagai bekal perjalanan. Sampai mati akan tetap terkenang. Ingatan mesra tentang keluarga yang berdiri di depan gubuk lempung itulah yang membuat saya tetap bertahan di kota bengis ini. Ram Chander bermimpi suatu hari ia akan kembali ke desanya dan membuka kedai pracangan di sana. Bisa duduk di kios itu sepanjang hari, tanpa merendahkan martabat berlarian di rimba lalu-lintas kalut yang panas aspalnya melelehkan telapak kaki, ujar Ram, membicarakan surga masa depannya. Ia ingin bertahta di warungnya, dikelilingi karung-karung penuh segala macam kacang dan beras. Dan, wadah-wadah yang mengeluarkan aroma rempah, bumbu dapur, dan onggokan sayur. Di rak tersedia sabun, dupa batangan, biskuit, rokok, dan makanan kecil. Ram memimpikan satu dunia damai dan sejahtera dengan dirinya sendiri sebagai pusatnya. Ram Chander tidak pernah bisa pulang ke desanya. Sebagaimana nasib para penarik angkong umumnya, Ram mati dipagut radang paru-paru. Hasari Pal dan Ram Chander wujud kearifan India segala yang tidak kita berikan akan lenyap sia-sia. Mereka alegori perihal penderitaan, kematian, dan kehancuran yang bergandengan tangan dengan belas kasih, harapan, dan cinta. Kisah bagaimana manusia belajar, dalam situasi paling kelam dan kurang manusiawi, bisa menyalakan semangat hidup. Kaum paria, seperti Hasari Pal dan Ram Chander, menjadi manusia luar biasa berkat kemampuan mereka melampaui kekejaman hidup yang tidak ramah. Penderitaan tidak melulu diterima sebagai beban karena mereka mampu mengolah dan mengironikan hidup mereka. Antropolog James Scott menyebut kemampuan ini sebagai "Weapon of the Weak (senjata kearifan kaum rudin)". Bukan lewat protes dengan diam atau revolusi yang cenderung memangsa orang jelata sendiri. Ironi melegakan karena memberdayakan kaum rudin untuk bisa menertawai kenistaaan. Kaum paria, mengutip almarhum Karl Rahner, teolog masyur Jerman abad ke-20, berkat ironi sukses menggapai transendensi---pengalaman dikuatkan sang adikodrati dalam mistisisme konkret sehari-hari. Menaklukkan Hipokrisi Nasib tukang becak di Yogyakarta setali tiga uang penarik ricksaw di Kalkuta. Mereka tak ubahnya pelanduk yang menerjunkan diri ke air guna membebaskan diri dari kejaran binatang buas tapi tukang becak mendapati diri dikepung gerombolan buaya. Kendati memelas, bila didekati secara mendalam, dari warung-warung tempat mereka melepas penat seraya mengudap makanan, keseharian tukang becak memancarkan kegembiraan, semangat, dan harapan. Inilah sisi-sisi terang tukang becak bergelimang ketegaran, kebersahajaan, cinta, berkah, kepuasan, ketentraman, perasaan syukur, ikhlas mengalir, keberuntungan, dan keselarasan. Becak merupakan pantulan hidup bernilai, bermakna, dan tujuan hidup mendasar dari wong kabur kanginan: orang tidak berumah, tidur di jalanan. Transendensi terbaca dari slebor-slebor becak pribadi mereka. Waton Urip, artinya, bukan hidup ngawur dan seenaknya sendiri melainkan berani hidup tanpa memberontak terhadap kehidupan. Banyu Mili atau Lumintu, memuat keyakinan, kendati sedikit toh rejeki bakal mengalir terus tiada henti. Tegar, menyiratkan keuletan penarik becak bertahan dalam situasi dan kondisi yang senantiasa tidak ramah. Sri Rahayu, membuktikan kesungguhan tukang becak dalam membesarkan dan melindungi anak perempuan. Kendati berornamen sederhana slebor becak bertuliskan Ningsih (dicintai setiap orang), Barokah (terberkati), Prasojo (bersahaja), Marem (kepuasan), Bejo (beruntung), Sami-Sami (penerimaan dan pemberian diri tanpa syarat), Gemah Ripah (subur makmur), Prihatin (bermati raga), dan Raharja (maju) sesungghnya memuat harapan hidup dan motivasi para tukang becak. Slebor-slebor becak itu memuat pandangan hidup orang Jawa manggihaken kabegjan ing sak lebeting kekirangan (menemukan kebahgiaan dalam kekurangan) dan kabegjan iku tansah ana kekurangane (kebahagiaan hidup itu senantiasa tidak sempurna). Becak, di jaman serba motor, seolah merendahkan martabat manusia. Penghela mengeksploitasi diri layaknya kuda beban. Namun, dalam diri Pak Kliwon, Pak Zaenal, Pak Sukiman, bahkan mBok Ponirah, tukang becak perempuan, tidak ada fatalisme dan sikap menyerah. Mereka simbol konsolasi (filsafat kegembiraan) bukan desolasi (filsafat kemuraman). Apabila kehidupan sehari-hari terasa miskin, jangan kau keluhkan, tetapi sesalilah dirimu karena tidak cukup tabah untuk menggali kekayaannya. Alegori penyair masyur dari Jerman, Rainer Maria Rilke (1872-1926) ini, amat sesuai buat menggambarkan semangat dan integritas penarik becak. Pak Kliwon (60 th), yang sehari-hari mangkal di dekat Stasiun Lempuyangan, gampang bersyukur karena memiliki badan ganep. Dengan badan tidak cacat ia bisa menafkahi keluarga. Pak Sukiman tidak pernah menumpang bus saat pulang ke desannya. Ia mengayuh becaknya sampai Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Perjalanan ditempuh lima jam karena harus berhemat supaya anak-anak tetap bisa sekolah. Ponirah (55 th), lebih heroik lagi. Sudah 15 tahun ibu lima anak ini mbecak. Sepeninggal suaminya karena kanker, Ponirah harus menanggalkan urat malu. Ia tak mau menyerah pada perasaan feminisnya. Becak dunia lelaki. Ponirah pernah ditempeleng sesama tukang becak dan ditendang polisi demi bisa mencicil utang keluarga yang tak mungkin bisa dilunasinya. Tertawa adalah persepsi terhadap situasi yang kontradiktif, kata filsuf Emmanuel Kant. Tawa para tukang becak yang terpaksa makan teratur sehari sekali karena penghasilan mereka menyusut semenjak sarana transportasi melimpah-ruah di Yogyakarta adalah kegembiraan dalam kesusahan. Tawa politisi yang gemar mengerahkan tukang becak dalam hajatan Pilkadal adalah kebahagiaan berlumur kemunafikan. Garuklah tubuh kaum politisi yang sok membela tukang becak! Darah kemunafikan akan mengalir deras dari sekujur badan hipokrit mereka! Strategi hidup kaum rudin, meminjam paradigma Martin Seligman, dalam Authentic Happines: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfilment (2002), adalah pemaksimalan kebajikan khas (signatur strength) seperti solidaritas sosial, keberanian, keuletan, integritas, kebaikan hati, pengendalian diri, dan rendah hati rupanya membuat tukang penarik angkong di Kalkuta dan tukang becak di Yogyakarta mampu mentransendensi kesulitan dan meloloskan diri dari tirani kekejaman dunia. Transendensi, menurut Danah Zohar dan Ian Marshal dalam Spiritual Capital: Wealth We Can Live By Using Oor rational, Emotional, and Spiritual Intellegence to Transform Ourselves and Corporate Culture (2004), merupakan sinergi kekuatan dari dalam yang menjangkau keluar sebagai penghubung tukang becak dengan sesuatu yang permanen dan lebih akbar---spontanitas, kesadaran diri, terbimbing visi dan nilai, mental holistik, kepedulian, independen terhadap lingkungan, mengambil manfaat dari kemalangan, dan keterpanggilan. Wahai politisi ambisius dan para saudagar gelojoh yang berlumuran kekayaan material namun busung lapar di gurun spiritual, hentikanlah intrik maupun pat-gulipat dengan meneladani ketangguhan spiritual tukang becak. Agar bangsa Indonesia tidak terjun bebas di lembah ketiadaan karena pemimpinya bermental budak-berjiwa kerdil.*** *J. Sumardianta, guru SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Alamat: Jl. Laksda Adisucipto 161 Yogyakarta 55281. PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 PENDAHULUAN Tak terasa semenjak didirikan sekitar empat tahun lalu milis Psikologi Transformatif dan R-Mania telah berkembang pesat. Perkembangan kedua milis ini termasuk pesat, Milis Psikologi Transformatif dari anggota yang sampai awal Januari 2005 hanya berjumlah 300-an, saat ini telah mencapai 1100 member. Keaktivan postingpun tergolong padat, tercatat rata-rata perbulan 700 message masuk ke e-mail para member psikologi transformatif. Begitu pula dengan milis R-Mania, dari sekitar 200-an member di awal januari 2005, kini telah mendekati 700 member dengan kepadatan posting 300 message dalam sebulan. Berbagai pembelajaran terkait dengan psikologi dan riset telah didapat dari interaksi para member melalui posting-posting di kedua milis. Beberapa member bahkan begitu rutin mengirimkan tulisan-tulisan karyanya sendiri, maupun sekedar mem-forward tulisan orang lain. Berbagai tanggapan, pemikiran bermunculan menambah wawasan. Tak hanya itu, perkenalan antar member pun membangun bentuk-bentuk relasi tersendiri dalam ruang-ruang milis ini. Sejumlah namapun terkesan akrab, mereka yang tercatat pernah memposting di antaranya adalah: Audifax, Leonardo Rimba, Vincent Liong, Mang Ucup, Prof Soehartono Taat Putra, Bagus Takwin, Amalia Lia Ramananda, Ellen Kristi, Himawijaya, Rudi Murtomo, Felix Lengkong, Heru Wiryanto, Kartono Muhammad, Ridwan Handoyo, Dewi Sartika, Jeni Sudarwati, FX Rudy Gunawan, Arie Saptaji, Radityo Djajoeri, Tengku Muhammad Dhani Iqbal, Anwar Holid, Elisa Koorag, Budi Bukik Setiawan, Nurudin Asyhadie, Cornelia Istiani, Caecilia Algina, Reza Indragiri Amriel, Pangestu, Suryaunika, Hendrik Bakrie, Muskitawati, Hasan Mawardi, Yan Rezky, Ignatius Yudhistira, Merkurius Adhi dan lain-lain. Jika pembaca mencermati, sebagian dari nama-nama tersebut bahkan telah memiliki karya baik buku maupun tulisan yang dimuat di berbagai media. Ada juga beberapa pengguna nama samaran yang aktif berbagi pemikiran, di antaranya:gotho loco, methoz, fankuangtzu dan lain-lain. Ini belum terhitung anggota pasif dari milis ini, yang banyak juga berasal dari kalangan akademisi ataupun ilmuwan. Bahkan, beberapa pembicara dari Simposium Psikologi Transformatif, masih juga menjadi member di milis ini, mereka adalah: Edy Suhardono, Cahyo Suryanto, Herry Tjahjono, Abdul Malik, Oka Rusmini, Jangkung Karyantoro. Fenomena ini, menggambarkan bahwa milis psikologi Transformatif bisa jadi merupakan milis dengan jumlah member dan kepadatan posting terbanyak dibanding milis psikologi Indonesia lain. Plus keanggotaan sejumlah sosok yang memiliki kualifikasi bagus dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran melalui tulisan-tulisannya. Begitu pula dengan milis R-Mania, yang meski jumlah member dan kepadatan posting di bawah psikologi transformatif, namun banyak pula pemikiran bagus di dalamnya. Menyimak fenomena ini, sebenarnya ada sesuatu yang perlu kita sadari di sini, yaitu betapa kedua milis ini (Psikologi Transformatif dan R-Mania) menyimpan suatu potensi pengetahuan yang begitu besar. Kedua milis ini dengan segala karakterisasinya masing-masing, memiliki potensi besar untuk berkembang dan berkontribusi dalam ilmu pengetahuan khususnya psikologi. Berbicara mengenai pengembangan psikologi, adalah sulit melepas-kaitkan antara upaya-upaya membangun scientific atmosphere bagi pengembangan ilmu Psikologi dengan upaya-upaya penciptaan ruang guna melatih daya searching mind melalui aktivitas penulisan. Penulisan bukan saja memungkinkan para pelakunya mengkritisi dan mengembangkan kajian psikologi yang sudah dan pernah ada, tapi juga memperluas kesadaran akan realitas sehingga orang menemukan daerah-daerah cermatan yang baru. Inilah sumbangan penting milis ini bagi dunia psikologi Indonesia yang terjebak dalam rubrik-rubrik konsultasi dan alat tes. Sungguh ironi melihat model pendidikan psikologi Indonesia yang perkembangannya hanya tertuju pada lisensi untuk mengadakan konseling atau menggunakan alat tes, sementara di milis Psikologi Transformatif dan R-Mania, kita melihat sosok-sosok dengan latar beragam, baik dari kalangan psikologi maupun non-psikologi tengah membicarakan psikologi dalam berbagai tema. Apa yang terjadi di kedua milis ini semestinya membuka mata banyak orang dalam dunia pendidikan psikologi bahwa psikologi dapat dikembangkan seluas-luasnya. Oleh karena itu, kami para penggagas berdirinya kedua milis (R-Mania dan Psikologi Transformatif) memiliki pemikiran untuk mengembangkan apa yang ada di milis ini melalui ajang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD. Sebelumnya, jangan membayangkan ajang ini seperti Academy Award atau penerimaan Kalpataru. Apa yang bisa kami berikan dalam sebagai Award, bisa jadi tak semegah ajang-ajang award lainnya. Kami hanya mencoba menawarkan, sedikit penghargaan bagi beberapa member di milis ini yang dinilai berdasar tulisannya. Seperti apa penghargaan itu? Silahkan anda baca ketentuan berikut: Tentang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD: Kami membuka kesempatan bagi semua member milis untuk menulis dengan tema: Psikologi dan .... Pada ... (titik-titik) anda bisa mengisi sesuai concern anda. Misalnya: Psikologi dan Seni, Psikologi dan Tarot, Psikologi dan Kedokteran, Psikologi dan Pineal Re-Programming, terserah anda. Namun, dalam menyusun tulisan, dua kriteria berikut harus bisa tercermin dalam tulisan anda: * Tulisan-tulisan anda harus mencerminkan suatu PSIKOLOGI ALTERNATIF yang memang membedakan dan menawarkan hal lain di luar psikologi yang berkutat di ruang-ruang konbseling atau pertukangan alat tes. Dunia psikologi Indonesia menghadapi persoalan besar dalam hal ini, karena pendidikan psikologi memang hanya diarahkan pada ruang-ruang konseling dan penggunaan alat tes. Lulusan S-1 yang kurang lebih telah kuliah empat tahun, setelah lulus terbatasi oleh tidak dimilikinya lisensi untuk melakukan konseling dan menggunakan alat tes jika tidak melanjutkan ke magister. Ironisnya, magister pun yang lulusannya bergelar master psikologi, sebenarnya hanya sebatas memperoleh mastery (yang ditandai dengan lisensi) dalam ruang-ruang konseling dan alat tes. Dengan kriteria mencerminkan psikologi alternatif, tulisan yang dimuat dalam antologi Psikologi Transformatif dapat membantu memperluas wawasan dunia psikologi dengan hadirnya sejumlah alternatif. (Apalagi jika yang menulis adalah orang di luar pendidikan psikologi, akan membuka mata bahwa psikologi itu kontekstual dalam kehidupan bukan dalam ruang konseling dan alat tes) * Tulisan-tulisan anda harus mencerminkan PSIKOLOGI YANG BISA MENGAKOMODASI KEMAJEMUKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA. Mengapa kemajemukan? Penerimaan terhadap kemajemukan adalah sebuah persoalan yang tak hanya berimbas pada humanitas, namun juga lebih jauh pada kesemenaan yang merugikan. Orang seenaknya mendefinisikan orang lain sebagai A, sebagai B dan membuat keputusan semena terhadap orang tersebut atau menggeneralisasikan pada populasi yang lebih luas hal-hal yang semestinya hanya kontekstual dengan ciri populasi tertentu. Dalam konteks kehidupan, kita bisa melihat persoalan kemajemukan banyak terjadi, tak hanya di ruang-ruang konseling psikologi atau penggunaan alat tes, tapi juga pada kehidupan bermasyarakat, ke-bangsa-an (lihat kasus RUU Pornografi yang tak bisa mengakomodasi kemajemukan Nusantara, lihat berbagai pertikaian etnis dan agama, lihat peraturan yang mempersulit orang menikah antar agama, lihat cara/sistem pendidikan kita dan banyak lagi). Dengan demikian tulisan yang dimuat dalam antologi Psikologi Transformatif turut memberi sumbangan pemikiran bagi persoalan yang kontekstual pada bangsa ini. Lakukan analisis terhadap persoalan yang kontekstual dengan kehidupan dalam perspektif psikologi yang anda pahami. Berteorilah dan berargumenlah dengan teori itu. Seberapa kuat bangunan teori itu, tergantung sejauh mana teori itu mampu dikontekstualisasikan dalam realitas. Ingatlah bahwa berteori berbeda dengan memajang teori. Jadi, anda tak perlu harus terpaku dengan teori-teori yang sudah ada dan hanya memamah teori-teori itu semata. Sekali lagi, bagaimana anda berteori dan berargumen itulah yang penting. Tujuannya dari ajang ini adalah, membuka kesadaran akan adanya cakrawala yang luas bagi penerapan psikologi. Pembuktiannya terletak pada seberapa banyak alternatif yang bisa muncul dari tulisan-tulisan para member milis. Bahkan pada ajang inipun terbuka sebuah kemungkinan bahwa orang-orang non-pendidikan psikologi, bisa jadi justru mampu menyajikan sebuah kontekstualisasi kehidupan psikologi secara lebih genuine. Kami akan menyeleksi dan memilih SETIDAKNYA 3 TULISAN TERBAIK. Bagi yang terpilih akan mendapat imbalan uang Rp. 300.000,- dan tulisan tersebut diterbitkan dalam antologi tulisan Psikologi Transformatif. Sangat mungkin tulisan yang terpilih lebih dari tiga, jika memang kami memiliki alternatif untuk itu. Namun, tetap ada pertimbangan batasan dari kami dalam menentukan jumlah tulisan yang terpilih, karena menyangkut keterbatasan anggaran dalam penyediaan imbalan. Tatacara mengikuti: * Member yang ingin mengikuti HARUS MEMPOSTING TULISAN YANG DIIKUTKAN PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARDS ke salah satu, antara Milis Psikologi Transformatif atau Milis R-Mania. Ini berarti, peserta harus terdaftar sebagai member di salah satu dari kedua milis tersebut. Bagi member di luar kedua milis tersebut yang ingin mengikuti, diharuskan menjadi member Psikologi Transformatif atau R-Mania terlebih dulu. (Untuk bergabung klik alamat berikut: Psikologi Transformatif: http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join dan R-Mania: http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/join ) * Tulisan yang diposting di milis, harus dalam bentuk inline text, bukan dalam bentuk attachment. Sehingga, tulisan itu juga bisa ditanggapi, didiskusikan, dikritik dan dijadikan pembelajaran bagi anggota milis lain. * Selain memposting dalam bentuk inline text ke milis, peserta juga diharuskan memposting data diri (nama asli, identitas diri, foto diri, nomor yang bisa dihubungi, alamat lengkap) beserta attachment tulisan yang dilombakan dalam file MS Word ke e-mail: [EMAIL PROTECTED] Tulisan yang hanya diposting secara inline text ke milis, tanpa memposting attachment ke [EMAIL PROTECTED], tidak disertakan dalam award. * Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu tulisan untuk memperbesar peluang menang. Namun, hanya satu peserta yang dapat memenangkan award melalui satu tulisan. * Tulisan sudah diposting dalam bentuk inline text di salah satu milis (R-Mania atau Psikologi transformatif) serta dikirim attachment dalam bentuk MS Word ke e-mail: [EMAIL PROTECTED] SELAMBAT-LAMBATNYA PADA TANGGAL 30 APRIL 2006. * Peserta harus masih tercatat sebagai anggota salah satu milis ketika pengumuman pemenang. Jika peserta sudah tidak menjadi anggota dari salah satu milis (antara R-Mania atau Psikologi Transformatif), maka hak sebagai pemenang akan dibatalkan. Kriteria penilaian: * Kode 1 : Kesesuaian dengan kriteria * Kode 2 : Orijinalitas Pemikiran * Kode 3 : Pernyataan/Perumusan Masalah * Kode 4 : Manfaat Praktis/Empirik/Saintifik/Kontekstualisasi * Kode 5 : Kemampuan teoritisasi/konseptualisasi * Kode 6 : Elaborasi dan Penarikan Kesimpulan * Kode 7 : Penulisan/Penuangan * Kode 8 : Prospek pemikiran dari penulis (Note: aspek yang dinilai diberi skore 40 90) Penilai: * Dr. Edy Suhardono (Direktur Insitut Ilmu Sosial Aternatif (IISA), Peneliti, penggagas Simposium Psikologi Transformatif) * Audifax (Peneliti di Institut Ilmu Sosial Alternatif (IISA), Penulis, pengelola milis Psikologi Transformatif dan R-Mania, Penulis buku Mite Harry Potter) * Alfathri Adlin (Editor Pelaksana Jalasutra, Koordinator Forum Studi Kebudayaan (FSK) ITB, Kontributor tetap pada suplemen kampus Harian Pikiran Rakyat, Direktur PICTS) Ketiga penilai, tidak diperkenankan mengikutsertakan tulisannya dalam Psikologi Transformatif Award. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Detil angka penilaian akan diumumkan sebagai bentuk masukan terhadap kelebihan dan kekurangan masing-masing tulisan. Pesan layanan masyarakat ini disebarluaskan di berbagai maillist oleh maillist Vincent Liong ( http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join ) sesuai dengan email asli yang ditulis sendiri oleh pihak panitia PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 di LINK: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14800 http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5868 http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5795 http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/message/1945 http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/message/1925 Pertanyaan tentang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 dapat ditanyakan melalui email: [EMAIL PROTECTED] Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/