On Mon, 13 Jun 2005 03:06:32 -0000 "khalyanamitta" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Setiap orang mencari kedamaian dan keharmonisan, karena >inilah yang > kurang dalam kehidupan kita. Dari saat ke saat kita >mengalami > kegelisahan, kejengkelan, ke-tidak-harmonisan, >penderitaan. Saat > seorang gelisah, ia juga menyebarkan penderitaan >tersebut kepada > orang lain - kegelisahan merembes keluar dari orang yang >menderita ke > sekelilingnya. Sehingga setiap orang yang berhubungan >dengannya ikut > menjadi jengkel dan gelisah. Tentu ini bukan cara hidup >yang baik. > > Seseorang harus hidup damai dengan dirinya sendiri dan >juga dengan > yang lain. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial, >ia harus hidup > dan berhubungan dengan masyarakat. Bagaimana kita bisa >hidup damai ? > Bagaimana tetap harmonis dengan diri sendiri dan juga >masyarakat > sekitarnya sehingga orang lain bisa hidup damai dan >harmonis ? > > Seseorang gelisah. Untuk keluar dari kegelisahan, ia >harus mengetahui > alasan dasar atau sebab dari kegelisahannya. Bila ia >menyelidiki > masalah tersebut, akan jelas bahwa pada saat ia mulai >membangkitkan > kekotoran dalam batin atau pikiran, ia pasti menjadi >gelisah. Pikiran > yang tidak murni dan kotor tidak dapat hadir bersamaan >dengan > kedamaian dan keharmonisan. > > Bagaimana seorang membangkitkan kekotoran batin ? Sekali >lagi, dengan > menyelidiki akan menjadi jelas, saya menjadi tidak >senang saat > melihat seorang bertingkahlaku tidak seperti yang saya >inginkan atau > sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan saya. >Sesuatu yang tidak > diharapkan terjadi dan saya membuat ketegangan dalam >diri. Sesuatu > yang diinginkan tidak terjadi, karena suatu sebab, >lagi-lagi saya > membuat ketegangan didalam diri. Dalam hidup ini hal >yang tidak > diharapkan bisa terjadi, hal yang diharapkan bisa >terjadi ataupun > tidak, proses atau reaksi mengikat simpul-simpul >'Gordian-knots ' > membuat seluruh struktur mental dan jasmani menjadi >tegang, penuh > kenegatifan, hiduppun menjadi derita. > > Satu cara untuk menyelesaikan masalah adalah dengan >mengatur hal yang > tidak diharapkan agar jangan terjadi dan berusaha agar >semua hal > terjadi seperti apa yang inginkan. Maka saya harus >mengembangkan > kekuatan atau saya bersandar pada orang lain yang punya >kekuatan yang > bisa membantu saya setiap saat sehingga segala sesuatu >terjadi atas > keinginan saya. Tapi ini tidak mungkin. Tidak ada >seorang -pun > didunia ini yang keinginannya bisa selalu terpenuhi. >Jadi timbul > pertanyaan bagaimana saya tidak bereaksi buta terhadap >hal-hal yang > tidak saya sukai ? Bagaimana tidak membuat ketegangan ? >Bagaimana > menjaga tetap damai dan harmonis ? > > Di India, juga negara lain, para bijaksana telah >mempelajari masalah > ini - masalah penderitaan manusia - dan menemukan >solusinya : Bila > sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan seorang mulai >bereaksi > dengan membangkitkan kemarahan, takut atau kenegatifan >apa saja, > secepatnya ia harus mengalihkan perhatian-nya ke hal >lain. Misalnya , > berdiri, mengambil segelas air, mulai minum. >Kemarahannya tidak akan > diper-banyak dan ia akan keluar dari kemarahan. Atau >mulai > menghitung: satu, dua dan seterusnya. Atau mengulang >sebuah kata, > kalimat atau mantra, mungkin nama dewa dewi yang >dipercaya, pikiran > dialihkan dan anda keluar dari kenegatifan dalam batas >tertentu. > > Solusi ini membantu. Dengan cara ini batin merasa bebas >dari > kegelisahan. Tapi sebenarnya solusi ini hanya bekerja >pada lapisan > sadar. Dengan mengalihkan perhatian ia menekan >kenegatifan jauh > kedalam bawah-sadar dan pada lapisan ini ( bawah-sadar >- Admin ), > tanpa ia sadari, ia melanjutkan membangkitkan dan >menggandakan > kekotoran yang sama. Pada permukaan terdapat lapisan >ketenangan dan > harmonis, tapi pada kedalaman batin terdapat gunung >berapi yang > tertidur yang cepat atau lambat akan meletus dengan >hebat. > > Pencari kebenaran batin lainnya melanjutkan pencariannya >dan dengan > mengalami realita dari batin-materi dalam dirinya mereka >mendapatkan > bahwa mengalihkan perhatian hanyalah menghindar dari >masalah. > Menghindar bukanlah solusi yang baik: orang harus >menghadapinya. Saat > kekotoran timbul dalam batin, amati saja, hadapi. >Kekotoran mental > akan segera berkurang secepatnya seorang mengamati-nya. >Dengan > perlahan kekotoran akan layu dan tercabut. > > Solusi yang baik adalah menghindari dua extrim -- >penekanan atau > bereaksi buta. Menekan kekotoran dalam bawah-sadar tidak >akan > mencabut kekotoran tersebut, membiarkan kekotoran batin >menjelma > dalam bentuk tindakan fisik atau vokal hanya akan >menimbulkan masalah > lebih banyak. Tapi bila seorang hanya mengamati, >kekotoran akan > berlalu dengan sendirinya dan kenegatifan tercabut. Ia >bebas dari > kekotoran batin. > > Ini kedengaran bagus, tapi apakah ini benar-benar >praktis? Untuk rata- > rata orang apakah mudah menghadapi kekotoran batin? Saat >kemarahan > timbul, begitu cepat ia menguasai kita sehingga tidak >sempat > mengenalinya. Dikuasai oleh kemarahan, kita bertindak >secara jasmani > atau ucapan yang merugikan kita dan orang lain. Kemudian >saat amarah > telah berlalu, kita mulai menyesal, minta ampun dari >orang ini dan > itu atau dari Tuhan: Oh saya telah membuat kesalahan, >mohon ampuni > saya. Tapi saat berikutnya, ketika kita berada dalam >situasi yang > sama, sekali lagi kita bereaksi dengan cara yang sama. >Semua > penyesalan itu tidak membantu sama sekali. > > Kesulitannya adalah saya tidak menyadari saat kekotoran >timbul. > Kekotoran dimulai dari jauh didalam bawah-sadar dan saat >mencapai > pikiran sadar, ia telah mendapatkan kekuatan yang begitu >besar yang > bisa menguasai saya dan tidak dapat di amati. > > Jadi saya harus punya sekretaris pribadi sehingga saat >kemarahan > timbul, dia akan berkata 'Lihat Tuan, kemarahan timbul'. >Karena saya > tidak tahu kapan amarah timbul, saya harus punya tiga >sekretaris > untuk berjaga bergantian selama 24-jam. Umpama saya >mampu, saat > amarah timbul dan sekretaris mengatakan: 'Tuan lihat, >kemarahan > timbul ', hal pertama yang akan saya lakukan adalah >menamparnya dan > memakinya: 'Bodoh kamu, Apakah kamu dibayar untuk >mengajari aku'? > Saya sudah dikuasai oleh kemarahan, tidak ada nasihat >yang baik yang > bisa membantu. > > Meskipun saya tidak menamparnya, saya berkata 'Terima >kasih banyak, > sekarang saya harus duduk dan mengamati kemarahanku'. >Apakah itu > mungkin? Secepatnya mata saya pejamkan dan mengamati >kemarahan, > segera objek kemarahan masuk kedalam pikiran - orang >atau kejadian > yang membuatku marah. Jadi saya tidak mengamati >kemarahan itu sendiri > tapi saya hanya mengamati rangsangan luar dari emosi. >Ini hanya akan > menggandakan kemarahan. Ini bukan solusi. Adalah sangat >sulit untuk > mengamati kenegatifan serta emosi yang abstrak, terpisah >dari objek > luar yang menyebabkannya. > > Tapi orang yang telah mencapai kebenaran akhir menemukan >solusi yang > nyata. Ia mendapatkan saat kekotoran timbul didalam >batin secara > bersamaan dua hal terjadi pada tingkat fisik. Satu >adalah nafas > kehilangan irama yang normal. Kita mulai bernafas cepat >saat > kenegatifan masuk dalam batin. Ini mudah diamati. Pada >tingkat yang > lebih halus, semacam reaksi biokimia terjadi didalam >tubuh - semacam > sensasi. Setiap kekotoran akan membangkitkan satu dan >lain sensasi > pada satu bagian tubuh atau lainnya. > > Ini adalah solusi yang praktis. Orang awam tidak bisa >mengamati > kekotoran batin - ketakutan, kemarahan atau emosi yang >abstrak. Tapi > dengan latihan dan praktek yang tepat adalah mudah >mengamati > pernafasan dan sensasi tubuh -- keduanya langsung >berhubungan dengan > kekotoran batin. > > Pernafasan dan sensasi akan membantu dalam dua hal. >Pertama, mereka > akan menjadi seperti 'sekretaris pribadi'. Secepatnya >ada kekotoran > timbul dalam batin, nafas akan berubah tidak normal. Ia >akan > teriak 'Lihat ada yang salah'. Sayapun mulai mengamati >nafas dan > sensasi dan saya segera mendapatkan kekotoran berlalu. > >Fenomena materi-batin ini seperti mata uang dengan dua >sisi. Pada > satu sisi adalah apapun pikiran atau emosi yang timbul >didalam batin. > Sisi lainnya adalah nafas dan sensasi dalam tubuh. >Setiap pikiran > atau emosi, setiap kekotoran mental mewujudkan diri >dalam nafas dan > sensasi pada saat itu. Jadi dengan mengamati nafas atau >sensasi, saya > sebetulnya mengamati kekotoran batin. Dari pada >menghindari masalah, > saya menghadapi kenyataan sebagaimana adanya. Kemudian >saya > mendapatkan bahwa kekotoran batin kehilangan >kekuatannya. Saya tidak > lagi bisa dikuasai seperti dulu. Bila saya bertahan, >kekotoran > akhirnya lenyap dan saya tetap damai dan bahagia. > > Dengan cara ini, teknik mengamati diri menunjukkan >kepada kita adanya > dua aspek yaitu aspek dalam dan aspek luar. Sebelumnya, >saya selalu > melihat dengan mata terbuka lebar dan melewatkan >kebenaran didalam. > Saya selalu melihat keluar untuk sebab dari >ketidak-bahagiannya, saya > selalu menyalahkan dan mencoba merubah realitas diluar >tidak mau tahu > dengan realita didalam. Saya tidak mengerti bahwa sebab >dari > penderitaan berada didalam; didalam reaksi buta saya >sendiri terhadap > sensasi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. > > Sekarang dengan berlatih, saya bisa melihat sisi lain >dari mata uang. > Saya bisa menyadari nafas dan juga apa yang terjadi >didalam diri > saya. Apapun itu, nafas atau sensasi, saya belajar hanya >mengamati > tanpa kehilangan keseimbangan batin. Saya berhenti >bereaksi, berhenti > memperbanyak penderitaan. Saya biarkan kekotoran >mewujudkan diri dan > berlalu. > > Semakin banyak orang berlatih teknik ini, semakin cepat >ia keluar > dari kenegatifan. Secara berangsur batin / pikiran >keluar dari > kekotoran dan menjadi murni. Batin yang murni selalu >penuh dengan > cinta tanpa pamrih untuk semuanya, penuh belas kasih >untuk > penderitaan orang lain, penuh kegembiraan atas sukses >dan kebahagiaan > yang lain, penuh keseimbangan dalam menghadapi segala >situasi. > > Saat seorang mencapai tahap ini, seluruh pola >kehidupannya mulai > berubah. Tak mungkin lagi ia mela - kukan tindakan fisik >atau vokal > yang mengganggu kedamaian serta kebahagiaan orang lain. >Sebaliknya > batin yang seimbang tidak saja membuatnya damai, tapi >juga membantu > orang lain menjadi damai. Kedamaian serta keharmonisan >yang terpancar > dari orang tersebut akan mempengaruhi orang >disekelilingnya. > > Dengan belajar tetap seimbang dalam menghadapi semuanya >yang dialami > dalam tubuhnya, ia tidak terpengaruh lagi terhadap >semuanya yang ia > jumpai dalam situasi diluar. Bagaimanapun ini bukanlah >malarikan diri > atau tak peduli terhadap masalah duniawi. Seorang >pemeditasi > Vipassana menjadi lebih perasa terhadap penderitaan >orang lain, dan > berusaha sebisanya untuk meringankan penderitaan - tidak >dengan > kegelisahan tapi dengan batin yang penuh cinta, belas >kasih dan > seimbang. Ia belajar pengabadian suci bagaimana terlibat >penuh dalam > membantu orang lain dan menjaga batinnya tetap seimbang. >Dengan cara > ini ia tetap damai dan bahagia sewaktu bekerja untuk >kedamaian dan > kebahagiaan orang lain. > > Inilah yang diajarkan oleh Sang Buddha : suatu Seni >Hidup. Beliau > tidak pernah membentuk atau mengajarkan suatu agama ( >seperti yang > kebanyakan orang pahami - Admin ) atau aliran. Beliau >tidak pernah > memerintahkan pengikutnya melakukan tata cara atau >upacara formalitas > kosong atau buta. Sebaliknya beliau hanya mengajarkan >mengamati alam > sebagaimana adanya dengan mengamati realita di dalam >tubuh. Karena > ketidaktahuan, seorang selalu bereaksi yang membahayakan >dirinya dan > juga orang lain. Tapi saat kebijaksanaan timbul - >kebijaksanaan dari > mengamati realita sebagai mana adanya - ia keluar dari >kebiasaan > bereaksi ini. Saat seorang berhenti bereaksi secara >buta, ia mampu > bertindak benar - tindakan yang keluar dari batin yang >seimbang, > batin yang melihat dan mengerti kebenaran. Tindakan >demikian hanya > bisa positif, kreatif, membantu dirinya dan juga orang >lain. > > Apa yang perlu sekarang adalah mengenal diri sendiri - >demikian > nasihat para bijaksana. Seorang harus mengenal diri >sendiri tidak > hanya pada tingkat intelek, emosi ataupun kebaktian, >menerima secara > buta apa yang didengar atau dibaca. Pengetahuan yang >demikian tidak > cukup. Seorang harus mengenal realita pada tingkat >kenyataan. Seorang > harus mengalami langsung realita dari fenomena >materi-batin ini. > Hanya ini yang akan membantu kita keluar dari >penderitaan. > > Pengalaman langsung atas realita dalam dirinya, teknik >mengamati diri > sendiri inilah yang disebut 'Meditasi Vipassana'.Dalam >bahasa India > pada masa Sang Buddha, passana berarti melihat dengan >mata terbuka, > vipassana adalah mengamati sesuatu sebagai mana adanya, >tidak sebagai > apa yang terlihat. Kebenaran yang terlihat harus >ditembus sampai > seorang mencapai kebenaran akhir dari seluruh struktur >materi-batin. > Saat seorang mengalami kebenaran ini, ia akan berhenti >bereaksi > secara buta, menghentikan pembuatan kekotoran - dan >secara alami, > kekotoran yang lama akan berangsur tercabut. Ia keluar >dari semua > penderitaan dan merasakan kebahagiaan. > > Ada tiga tahapan dalam Kursus Meditasi Vipassana. >Pertama tidak > melakukan tindakan fisik atau ucapan yang mengganggu >kedamaian serta > keharmonisan orang lain. Seseorang tidak bisa >membebaskan kekotoran > batinnya bila ia terus melakukan perbuatan yang hanya >memperbanyak > kekotoran. Jadi aturan moral ini adalah penting sebagai >tahap awal > dari latihan. Kemudian seorang berjanji tidak membunuh, >tidak > mencuri, tidak berhubungan sex, tidak berbohong, tidak >mabuk. Dengan > mematuhi aturan tersebut diatas, seorang bisa >menenangkan batinnya > untuk melakukan tugas-tugas selanjutnya. > > Tahap berikutnya adalah mengembangkan penguasaan atas >pikiran yang > liar dengan melatih untuk tetap pada satu objek: nafas >mengarahkan > perhatian pada nafas selama mungkin. Ini bukanlah >latihan pernafasan, > nafas tidak diatur, sebaliknya nafas yang alami diamati >sebagaimana > adanya sewaktu nafas masuk dan keluar. Dengan cara ini >pikiran > ditenangkan sehingga tidak dikuasai oleh kenegatifan >yang kuat. Pada > waktu yang sama, pikiran dipusatkan, membuatnya menjadi >tajam dan > menembus, berguna untuk usaha pencerahan. > > Dua tahapan pertama, kehidupan yang bermoral dan >penguasaan pikiran, > adalah perlu dan bermanfaat. Tapi itu akan membawa pada >penekanan > diri, kecuali mengambil tahap ketiga - memurnikan >pikiran dengan > mengembangkan pencerahan kedalam diri. Ini adalah >vipassana: > mengalami realita diri sendiri melalui pengamatan yang >tenang dan > sistimatis dari fenomena materi-batin yang selalu >berubah yang > terwujud sebagai sensasi yang timbul dalam tubuh. Ini >adalah puncak > dari ajaran Sang Buddha : pemurnian diri melalui >pengamatan diri. > > Ini bisa dilakukan oleh semua orang. Setiap orang >mengalami > penderitaan, itu adalah penyakit universal yang >memerlukan pengobatan > universal. Bila seorang menderita karena kemarahan, itu >bukan > kemarahan milik Buddhis, Hindu atau Kristen. Kemarahan >adalah > kemarahan universal. Obat-nya pun harus universal. > > Vipassana adalah obatnya. Tak akan ada yang keberatan >dengan aturan > yang menghormati kedamaian dan keharmonisan orang lain. >Tak ada yang > keberatan dengan pengembangan kontrol terhadap pikiran, >mengembangkan > pencerahan kedalam diri, yang membebaskan pikiran dari >kenegatifan. > > Vipassana adalah jalan universal yang mengamati realita >sebagai mana > adanya melalui pengamatan kebenaran dalam tubuh - ini >adalah mengenal > diri sendiri pada tingkat kenyataan dengan mengalami >secara langsung. > Dengan berlatih seorang keluar dari penderitaan. Dari >kebenaran yang > kasar, diluar dan kasat mata, menembus sampai kebenaran >akhir dari > materi-batin, dibalik ruang dan waktu, bidang yang >terkondisi dari > kenisbian: kebenaran dari pembebasan total atas semua >kekotoran, > semua ketidak murnian, semua penderitaan. Nama apapun >yang diberikan > pada kebenaran ini tidak penting. Ini adalah tujuan >akhir dari semua > orang. > > Semoga kalian semua mengalami kebenaran akhir ini. >Semoga semua orang > keluar dari kekotorannya, penderitaannya. Semoga mereka >menikmati > kebahagiaan sejati, kedamaian sejati, keharmonisan >sejati. > > SEMOGA SEMUA MAHLUK BERBAHAGIA > > http://kursus-meditasi.tk > > > > > > > > posting : psikologi_net@yahoogroups.com > berhenti menerima email : >[EMAIL PROTECTED] > ingin menerima email kembali : >[EMAIL PROTECTED] > keluar dari milis : >[EMAIL PROTECTED] > ---------------------------------------- > sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan >bergabung di http://psikologi.net > ---------------------------------------- > Yahoo! Groups Links > > > > > > >
======================================================================================== Dapatkan kemudahan layanan Mobile Email dari VENTUS untuk Personal, VENTUS Easy. Klik http://easy.ventusmobile.com ======================================================================================== posting : psikologi_net@yahoogroups.com berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED] ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED] keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------- sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di http://psikologi.net ---------------------------------------- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/