[psikologi_net] ‘PrP’(Pineal re Programming) & Metode Belaja r ; oleh: Vincent Liong

2005-11-27 Terurut Topik Vincent Liong
‘PrP’(Pineal re Programming) & Metode Belajar 
oleh: Vincent Liong

disebarluaskan & didiskusikan pertama kali di: (klik
to open link)
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/2900

http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/12610

>> silahkan bergabung dalam diskusi.
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join 




Tulisan ini saya tulis sebagai balasan terhadap
tulisan Drs. Leonardo Rimba,MBA;
From: leonardo rimba <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wed Nov 23, 2005  9:34 am
Subject: Anak Indigo dan Sistem Pendidikan Kita
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/2888

http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/12594
[NOTE: Email ini saya lampirkan, baca lampiran.]


Di tengah keresahan teman-teman, perhatian teman-teman
terhadap masa depan pendidikan saya; saya masih merasa
patut bersyukur. Pengalaman ini adalah anugrah yang
mendidik buat saya terutama untuk perkembangan
ilmupengetahuan yang saya cintai PrP. Menolong manusia
lain atau setidaknya mempersiapkan metodologi yang
praktis dan praktikal untuk menolong orang banyak
adalah cinta yang tidak tergantikan oleh cinta yang
lain. Kebanyakan manusia masih menganggap simbol lulus
tidak lulus, nilai tinggi atau rendah adalah hal yang
utama dibanding dengan aplikasi di lapangannya.

Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai memori
dan hubungannya dengan subject/object penelitian yang
telah di-install dengan sistem PrP; Cara belajar
selalu tidak lepas dari memori. Menerima input,
memilih bagian yang dirasa perlu/penting untuk
diintepretasikan sehingga disimpan dan bagian yang
dirasa tidak dapat diintepretasikan sehingga diabaikan
atau terhapus begitu saja. 

Ketika seorang siswa (pada umumnya) berada di dalam
sebuah kelas. Siswa yang baik mendengarkan apa yang
diterangkan oleh sang guru/desen. Informasi spesifik
berupa kombinasi kumpulan simbol tata bahasa (kalimat,
kata, definisi, dsb) diterima oleh telinga yang
mendengar dan oleh mata yang melihat. Pikiran
berkonsentrasi pada satu jenis informasi susunan kata
yang membentuk kalimat yang spesifik dan mengabaikan
informasi lain yang tidak dianggap penting. Ini adalah
metode belajar yang sejak lama paling diakui dan
diutamakan oleh masyarakat di jaman ini. Hal yang
disebut lebih scientific.

Siswa yang menggunakan PrP; sistem yang memproses
informasi dalam dirinya (seperti Vincent Liong
misalnya) menghadapi keadaan serupa tentunya
menghadapi masalah yang tidak memungkinkan dirinya
untuk berhasil bilamana menggunakan metode belajar
yang standart semacam ini. Pada seorang dengan pola
PrP input yang diterima dan di-intepretasikan tidak
terbatas pada susunan kalimat yang dihafalkan
(memorized). Definisi kata ‘konsentrasi’ bagi seorang
PrP adalah: Kesadaran yang mampu intepretasi dan
menyimpan segala informasi tanpa pilih-pilih, yang
dianggap berguna atau tidak. Yang meliputi: 

* Intepretasi dari setiap individual indra yang
diproses oleh masing-masing jenis alat intepretasi
indra yang memiliki output sendiri-sendiri. Misalnya:
Mata menerima input visual dan bagian otak tertentu
mengintepretasikannya, Telinga menerima input getaran
suara dan bagian otak tertentu mengintepretasikannya,
Hidung menerima input bau dari lingkungan sekitar atau
perubahan hormon individu lain dan bagian otak
tertentu mengintepretasikannya, Kulit menerima input
raba suhu udara, kasar halus, dsb dan bagian otak
tertentu mengintepretasikannya. Lidah menerima input
rasa dan bagian otak tertentu mengintepretasikannya.
Dari output intepretasi tiap individual indera ini
yang mengandung kesamaan-kesamaan sifat, lalu
terbentuk general language (bahasa lintas indra) yang
memberikan informasi detail dalam satu jenis bahasa
tentang hal yang diterima semua indra secara merata.

* Tiap individual object information yang masih dalam
jangkauan dapat diterima oleh kelima indera dalam
radius tertentu diintepretasi oleh tiap masing-masing
indera secara individual sebagai individual object
tanpa ter-reduksi oleh individual object information
lain (kwalitative information). Tiap individual object
information juga diintepretasi secara transdental
mengenai hubungannya sebab-akibatnya satu dengan yang
lain (kwantitative information). Misalnya: Dalam
sebuah ruangan kelas ada dua puluh orang siswa,
seorang guru/dosen, konsentrasi udara yang memenuhi
ruangan dan benda-benda mati lain yang ada di dalam
ruangan atau dalam radius jarak yang bisa diterima,
individual object informationnya yang memiliki
individual information sendiri-sendiri independent
satu dari yang lain. 

* Memori yang dingat oleh seorang yang menggunakan
sistem PrP adalah informasi yang bersifat tiga dimensi
(ruang) dengan segala individual information dari
individual object di dalamnya yang terjadi dan
menjelaskan satu waktu di sebuah tempat/ruang
tertentu. 
 

Berbicara tentang pengalaman saya sebagai peneliti
yang partisipasif dalam pengembangan PrP, tidak hanya
sebagai pe

[psikologi_net] ‘PrP’(Pineal re Programming) & Metode Belaja r ; oleh: Vincent Liong

2005-11-27 Terurut Topik Vincent Liong
‘PrP’(Pineal re Programming) & Metode Belajar 
oleh: Vincent Liong

disebarluaskan & didiskusikan pertama kali di: (klik
to open link)
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/2900

http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/12610

>> silahkan bergabung dalam diskusi.
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join 




Tulisan ini saya tulis sebagai balasan terhadap
tulisan Drs. Leonardo Rimba,MBA;
From: leonardo rimba <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wed Nov 23, 2005  9:34 am
Subject: Anak Indigo dan Sistem Pendidikan Kita
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/2888

http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/12594
[NOTE: Email ini saya lampirkan, baca lampiran.]


Di tengah keresahan teman-teman, perhatian teman-teman
terhadap masa depan pendidikan saya; saya masih merasa
patut bersyukur. Pengalaman ini adalah anugrah yang
mendidik buat saya terutama untuk perkembangan
ilmupengetahuan yang saya cintai PrP. Menolong manusia
lain atau setidaknya mempersiapkan metodologi yang
praktis dan praktikal untuk menolong orang banyak
adalah cinta yang tidak tergantikan oleh cinta yang
lain. Kebanyakan manusia masih menganggap simbol lulus
tidak lulus, nilai tinggi atau rendah adalah hal yang
utama dibanding dengan aplikasi di lapangannya.

Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai memori
dan hubungannya dengan subject/object penelitian yang
telah di-install dengan sistem PrP; Cara belajar
selalu tidak lepas dari memori. Menerima input,
memilih bagian yang dirasa perlu/penting untuk
diintepretasikan sehingga disimpan dan bagian yang
dirasa tidak dapat diintepretasikan sehingga diabaikan
atau terhapus begitu saja. 

Ketika seorang siswa (pada umumnya) berada di dalam
sebuah kelas. Siswa yang baik mendengarkan apa yang
diterangkan oleh sang guru/desen. Informasi spesifik
berupa kombinasi kumpulan simbol tata bahasa (kalimat,
kata, definisi, dsb) diterima oleh telinga yang
mendengar dan oleh mata yang melihat. Pikiran
berkonsentrasi pada satu jenis informasi susunan kata
yang membentuk kalimat yang spesifik dan mengabaikan
informasi lain yang tidak dianggap penting. Ini adalah
metode belajar yang sejak lama paling diakui dan
diutamakan oleh masyarakat di jaman ini. Hal yang
disebut lebih scientific.

Siswa yang menggunakan PrP; sistem yang memproses
informasi dalam dirinya (seperti Vincent Liong
misalnya) menghadapi keadaan serupa tentunya
menghadapi masalah yang tidak memungkinkan dirinya
untuk berhasil bilamana menggunakan metode belajar
yang standart semacam ini. Pada seorang dengan pola
PrP input yang diterima dan di-intepretasikan tidak
terbatas pada susunan kalimat yang dihafalkan
(memorized). Definisi kata ‘konsentrasi’ bagi seorang
PrP adalah: Kesadaran yang mampu intepretasi dan
menyimpan segala informasi tanpa pilih-pilih, yang
dianggap berguna atau tidak. Yang meliputi: 

* Intepretasi dari setiap individual indra yang
diproses oleh masing-masing jenis alat intepretasi
indra yang memiliki output sendiri-sendiri. Misalnya:
Mata menerima input visual dan bagian otak tertentu
mengintepretasikannya, Telinga menerima input getaran
suara dan bagian otak tertentu mengintepretasikannya,
Hidung menerima input bau dari lingkungan sekitar atau
perubahan hormon individu lain dan bagian otak
tertentu mengintepretasikannya, Kulit menerima input
raba suhu udara, kasar halus, dsb dan bagian otak
tertentu mengintepretasikannya. Lidah menerima input
rasa dan bagian otak tertentu mengintepretasikannya.
Dari output intepretasi tiap individual indera ini
yang mengandung kesamaan-kesamaan sifat, lalu
terbentuk general language (bahasa lintas indra) yang
memberikan informasi detail dalam satu jenis bahasa
tentang hal yang diterima semua indra secara merata.

* Tiap individual object information yang masih dalam
jangkauan dapat diterima oleh kelima indera dalam
radius tertentu diintepretasi oleh tiap masing-masing
indera secara individual sebagai individual object
tanpa ter-reduksi oleh individual object information
lain (kwalitative information). Tiap individual object
information juga diintepretasi secara transdental
mengenai hubungannya sebab-akibatnya satu dengan yang
lain (kwantitative information). Misalnya: Dalam
sebuah ruangan kelas ada dua puluh orang siswa,
seorang guru/dosen, konsentrasi udara yang memenuhi
ruangan dan benda-benda mati lain yang ada di dalam
ruangan atau dalam radius jarak yang bisa diterima,
individual object informationnya yang memiliki
individual information sendiri-sendiri independent
satu dari yang lain. 

* Memori yang dingat oleh seorang yang menggunakan
sistem PrP adalah informasi yang bersifat tiga dimensi
(ruang) dengan segala individual information dari
individual object di dalamnya yang terjadi dan
menjelaskan satu waktu di sebuah tempat/ruang
tertentu. 
 

Berbicara tentang pengalaman saya sebagai peneliti
yang partisipasif dalam pengembangan PrP, tidak hanya
sebagai pe

[psikologi_net] ‘PrP’(Pineal re Programming) & Metode Belaja r ; oleh: Vincent Liong

2005-11-27 Terurut Topik Vincent Liong
‘PrP’(Pineal re Programming) & Metode Belajar 
oleh: Vincent Liong

disebarluaskan & didiskusikan pertama kali di: (klik
to open link)
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/2900

http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/12610

>> silahkan bergabung dalam diskusi.
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join 




Tulisan ini saya tulis sebagai balasan terhadap
tulisan Drs. Leonardo Rimba,MBA;
From: leonardo rimba <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wed Nov 23, 2005  9:34 am
Subject: Anak Indigo dan Sistem Pendidikan Kita
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/2888

http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/12594
[NOTE: Email ini saya lampirkan, baca lampiran.]


Di tengah keresahan teman-teman, perhatian teman-teman
terhadap masa depan pendidikan saya; saya masih merasa
patut bersyukur. Pengalaman ini adalah anugrah yang
mendidik buat saya terutama untuk perkembangan
ilmupengetahuan yang saya cintai PrP. Menolong manusia
lain atau setidaknya mempersiapkan metodologi yang
praktis dan praktikal untuk menolong orang banyak
adalah cinta yang tidak tergantikan oleh cinta yang
lain. Kebanyakan manusia masih menganggap simbol lulus
tidak lulus, nilai tinggi atau rendah adalah hal yang
utama dibanding dengan aplikasi di lapangannya.

Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai memori
dan hubungannya dengan subject/object penelitian yang
telah di-install dengan sistem PrP; Cara belajar
selalu tidak lepas dari memori. Menerima input,
memilih bagian yang dirasa perlu/penting untuk
diintepretasikan sehingga disimpan dan bagian yang
dirasa tidak dapat diintepretasikan sehingga diabaikan
atau terhapus begitu saja. 

Ketika seorang siswa (pada umumnya) berada di dalam
sebuah kelas. Siswa yang baik mendengarkan apa yang
diterangkan oleh sang guru/desen. Informasi spesifik
berupa kombinasi kumpulan simbol tata bahasa (kalimat,
kata, definisi, dsb) diterima oleh telinga yang
mendengar dan oleh mata yang melihat. Pikiran
berkonsentrasi pada satu jenis informasi susunan kata
yang membentuk kalimat yang spesifik dan mengabaikan
informasi lain yang tidak dianggap penting. Ini adalah
metode belajar yang sejak lama paling diakui dan
diutamakan oleh masyarakat di jaman ini. Hal yang
disebut lebih scientific.

Siswa yang menggunakan PrP; sistem yang memproses
informasi dalam dirinya (seperti Vincent Liong
misalnya) menghadapi keadaan serupa tentunya
menghadapi masalah yang tidak memungkinkan dirinya
untuk berhasil bilamana menggunakan metode belajar
yang standart semacam ini. Pada seorang dengan pola
PrP input yang diterima dan di-intepretasikan tidak
terbatas pada susunan kalimat yang dihafalkan
(memorized). Definisi kata ‘konsentrasi’ bagi seorang
PrP adalah: Kesadaran yang mampu intepretasi dan
menyimpan segala informasi tanpa pilih-pilih, yang
dianggap berguna atau tidak. Yang meliputi: 

* Intepretasi dari setiap individual indra yang
diproses oleh masing-masing jenis alat intepretasi
indra yang memiliki output sendiri-sendiri. Misalnya:
Mata menerima input visual dan bagian otak tertentu
mengintepretasikannya, Telinga menerima input getaran
suara dan bagian otak tertentu mengintepretasikannya,
Hidung menerima input bau dari lingkungan sekitar atau
perubahan hormon individu lain dan bagian otak
tertentu mengintepretasikannya, Kulit menerima input
raba suhu udara, kasar halus, dsb dan bagian otak
tertentu mengintepretasikannya. Lidah menerima input
rasa dan bagian otak tertentu mengintepretasikannya.
Dari output intepretasi tiap individual indera ini
yang mengandung kesamaan-kesamaan sifat, lalu
terbentuk general language (bahasa lintas indra) yang
memberikan informasi detail dalam satu jenis bahasa
tentang hal yang diterima semua indra secara merata.

* Tiap individual object information yang masih dalam
jangkauan dapat diterima oleh kelima indera dalam
radius tertentu diintepretasi oleh tiap masing-masing
indera secara individual sebagai individual object
tanpa ter-reduksi oleh individual object information
lain (kwalitative information). Tiap individual object
information juga diintepretasi secara transdental
mengenai hubungannya sebab-akibatnya satu dengan yang
lain (kwantitative information). Misalnya: Dalam
sebuah ruangan kelas ada dua puluh orang siswa,
seorang guru/dosen, konsentrasi udara yang memenuhi
ruangan dan benda-benda mati lain yang ada di dalam
ruangan atau dalam radius jarak yang bisa diterima,
individual object informationnya yang memiliki
individual information sendiri-sendiri independent
satu dari yang lain. 

* Memori yang dingat oleh seorang yang menggunakan
sistem PrP adalah informasi yang bersifat tiga dimensi
(ruang) dengan segala individual information dari
individual object di dalamnya yang terjadi dan
menjelaskan satu waktu di sebuah tempat/ruang
tertentu. 
 

Berbicara tentang pengalaman saya sebagai peneliti
yang partisipasif dalam pengembangan PrP, tidak hanya
sebagai pe