Subject: 
“Gampang, gue bikin banyak orang aneh dan gue jadi
bosnya, jadi tidak aneh lagi.”
(Kutipan dari pernyataan lisan Vincent Liong dalam
talkshow bertema Fenomena Indigo di program K!ck Andy
Show di Metro TV. Telah ditayangkan pada Kamis, 8
Maret 2007 jam 22.30 WIB dan tayang ulang pada Minggu,
11 Maret 2007 jam 15.05 WIB.)


Tanya jawab di bawah ini adalah balasan dari email:
Subject: Fwd: Indigo or gifted?
From: Yoga Prio <[EMAIL PROTECTED]>  
http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/1309
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/20189

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/17495
(Note: Email asli terlampir, baca LAMPIRAN.)






"Yoga Prio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
Entah apapun teori tentang sebuah indigo person, gue
sungguh tertarik sama gaya berpikir seorang Vincent
Liong. Kenapa? Lu ditanya apa yang akan lu lakukan
ketika lu dianggap aneh? Lu menjawab, "gampang, gue
bikin banyak orang aneh dan gue jadi bosnya".



Vincent Liong answer:

Di faktanya, mayoritas orang memiliki hardware fisikal
yang sama. Yang membedakan manusia adalah pengalaman,
posisinya dalam komunitas, misalnya ada yang baru
kelas office boy dan ada yang seorang konglomerat
dengan banyak pegawai bekerja melayaninya. 

Pada komputer dan mesin mekanis lainnya, segala hal
yang memiliki hardware fisikal yang sama maka akan
memiliki tingkat kemampuan yang sama ;asalkan memiliki
software yang sama. Yang membedakan adalah nilai benda
terhadap produk, tempat, harga dan waktu. 


Mengapa ilmupengetahuan sosial saat ini hanya fit
untuk kaum ordinary lalu membuat penggolongan yang
sifatnya wah, ajaib untuk mengasingkan kaum
extraordinary?! 

Sebab-musebabnya adalah: bilamana dalam ilmu eksakta
seperti matematika seseorang membuat rumusan yang
lebih spesifik, misalnya: Sin, Cos, Tan, dlsb; maka
semua rumus tsb harus mampu terjelaskan hubungan
mekanisnya dengan rumus yang paling sederhana
misalnya: 1 + 1 = 2  ,  2 – 1 = 1  ,  2 x 1 = 2  dan 
2 : 2 = 1 . 

Tetapi dalam ilmupengetahuan sosial resmi, suatu ilmu
sudah dianggap ilmiah tanpa perlu mencapai ‘rumus
mekanis paling dasar / sederhananya’ (seperti pada
matematika 1 + 1 = 2). Cukup sampai membuat daftar
ciri-ciri, daftar cara yang dianggap benar dengan
syarat kondisional ideal tertentu, dlsb ;maka sudah
dapat dinyatakan ilmupengetahuan ilmiah dan sudah
berhak mendapat pengakuan, bahkan mencetak ijasah,
yang katanya dapat digunakan untuk mencari pekerjaan. 


Maka dari itu jangan heran kalau lulusan S1 di
fakultas tempat saya kuliah mendapat income bersih
antara 1 juta sampai 1.5 juta rupiah untuk bekerja
fulltime karena skillnya hanya sampai mencocokkan
data, memiliah-milah data berdasarkan sama atau tidak
sama sifatnya, tetapi tidak mampu sebagai pengambil
keputusan yang harus melakukan analisa dan mengambil
keputusan yang tepat di kondisi yang tidak pernah
ideal seperti di buku. Lulusan dengan skill /
kemampuan kerja standart semacam ini dihasilkan dari
banyak fakultas berbeda namanya, tetapi hampir sama
kemampuannya; yang beda hanyalah jenis bahasa dan nama
produk yang digunakan. Sedangkan saya dan para
pendidik kompatiologi saya mendapat income bersih
minimum 2 juta rupiah per bulan hanya untuk bekerja
enam jam dalam seminggu sebagai programmer (pendekon)
kompatiologi tanpa memerlukan ijasah selain nama
sendiri, yang dijaga sendiri popularitas dan nama
baiknya di mata konsumen, menyebar dari mulut ke
mulut. 

(Note: Pendekon dapat income bersih tiga ratus ribu
rupiah per peserta. Rata-rata membatasi diri untuk
hanya mendekon 2x seminggu baik secara group atau
individu, lalu sisa waktu digunakan untuk ngeluyur di
mall atau makan-makan di resto.) 


Saya menjawab "gampang, gue bikin banyak orang aneh
dan gue jadi bosnya", sebab: 

Bila seseorang belajar atau menguasai ilmu yang
memposisikan manusia sebagai mesin mekanis, maka dia
tidak perlu bercapek-capek membuang waktu
mengaplikasikan ilmu dengan menjadi penasehat normatif
yang mempengaruhi local wisdom dan bertanggungjawab
pada keputusan orang lain, atau mengajar dengan metode
ceramah seperti dosen di kelas. Cukup diinstall saja
seperti anda membeli cd rom windows bajakan, dan
melakukan instalasi di komputer anda dengan hasil
instalasi yang standart sesuai konfigurasi program /
operating sistem yang diinstall dan hardware fisikal
komputer anda. Lalu tugas programmer selanjutnya
adalah buang waktu untuk menemani & mengawasi peserta
/ user kompatiologi saat bekerja, makan, jalan-jalan,
shooping, melakukan hobi-hobinya ;sekedar sebagai
pengawas, yang tugasnya untuk membimbing cara
menggunakan aplikasi-aplikasi windows-nya ala
kompatiologi, yang telah terinstall di manusia tsb,
dengan segala kemampuan analisa ‘untung-rugi /
sebab-akibat’ (if, or, then-nya). 

Urusan keputusan-keputusan semacam apa yang diambil
bukan urusan programmer asalkan si orang tsb sadar
sendiri (tanpa diberitahu) konsekwensi dua arah (ke
diri sendiri atau ke pihak di luar diri sendiri) untuk
setiap keputusan, seperti kerja programmer IT di
perusahaan dilarang membuka atau mempengaruhi file /
local wisdom perusahaan.   

Bilamana dia mampu memberikan service sebagai
programmer yang semakin canggih diukur dari penguasaan
kepentingan pelanggan untuk belajar menguasai secara
penuh dirinya sendiri, maka semakin tinggi apresiasi
baik berupa fasilitas, penguasaan & perlindungan
komunitas dan keuntungan finansial yang bisa
diperoleh.


Maka itu seperti pendirinya (Vincent Liong) tiap
kompatiolog saling bersaing secara sehat berdasarkan
prestasi di lapangan (termasuk head to head dengan
sesepuhnya sendiri yaitu Vincent Liong) untuk
berprestasi sebagai ahli programmer operating sistem
pada manusia ;yang berdedikasi, berkemampuan,
berpengalaman dalam mendidik pelanggan sebagai mesin
yang menguasai sistem mekanisnya sendiri.





"Yoga Prio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

I've seen you and your theory on tv at kickandy and
gue tertarik sama teori lu tentang bahwasanya siapapun
dapat "diciptakan" dan menjadi bagian dari mereka yang
mempunyai kelebihan sebagai indigo. What is the
different between indigo person and gifted? What do
you think about geniuses? And also what do you think
about talented person?



Vincent Liong answer:

Menurut paradigma ilmupengetahuan sosial yang berbasis
labeling (pendefinisian berdasarkan ciri-ciri luar
lalu dibuatkan suatu definisi yang standart) seperti
misalnya: psikologi dan psikiatri…


Kalau saya sistematisasi definisi indigo versi
ilmupengetahuan sosial berbasis labeling sebagai
tekhnik yang mekanis (bukan seperti cara psikologi dan
psikiatri menjelaskan yang cenderung bersifat labeling
dan keyakinan / believe sistem belaka), maka ada dua
point utama (yang merupakan ciri-ciri yang bila
seseorang memiliki ciri-ciri tsb bisa di-labelkan
indigo):

1. Bisa Mentranslate Language (Range, Skala, dlsb)
yang satu ke language yang lain.
1.1. Mampu Mengobati (Mampu mentranslate range makro
satu badan dari kepala sampai kaki dengan skala tujuh
cakra atau lima organ penting simbolisasi logika lima
elemen, ke range mikro pergelangan tangan atau
sebagian dari seluruh anggota tubuh yang lain.)
1.2. Mampu melihat Roh (Mampu mentranslate bahasa
range dan skala dari kondisi fisik (lembab, panas,
gerah, dlsb) ke bahasa range dan skala kondisi
metafisika (setan, jin, roh, dlsb).

2. Mampu beradaptasi dengan bijak tanpa mengikuti
norma yang berlaku. (mampu melakukan analisa, untuk
kemudian datanya digunakan membuat untuk norma at the
present time yang sifatnya flexible untuk mampu terus
beradaptasi).      





"Yoga Prio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
 
Gue selama ini baca teori di buku2 tua (baca : dead
man theories) bahwa semua adalah hanya sebagai
morality, nothing more. Emang sih gue gak pengen
ngikutin teori mereka, tapi gue terus terang lagi
nyari teori tentang generalisasi akan semua hal or
what can i say? KEBENARAN. Is it there now or was it
there?



Vincent Liong answer:

Kebenaran yang paling mendasar menurut saya adalah
bilamana sebuah ilmu mampu mencapai sistem mekanisnya
sendiri yang paling dasar, karena kontrol-nya akan
lebih mendekati 100%, tidak seperti ilmu berbasis
pelabelan dan keyakinan / believe sistem yang terbatas
pilihan penerapannya, terbatas karena kondisi di
lapangan tidak pernah ideal, terbatas untuk memilih
satu pilihan yang benar diantara banyak pilihan lain
yang dianggap salah.


Manusia tetap tidak bisa hidup menginggalkan norma…

Tanpa norma, itu seperti kalau kita berjalan dari satu
pemposisian lokasi di sebuah kota ke pemposisian
lokasi yang lain dengan menarik garis lurus dan
menabrak semua bangunan yang menghalangi garis lurus
antara lokasi asal ke lokasi tujuan. 

Dengan norma, itu seperti kalau kita berjalan dari
satu pemposisian lokasi di sebuah kota ke pemposisian
lokasi yang lain, dengan membuka peta dan mencari
pilihan jalan-jalan yang ditentukan sendiri
pilihannya, yang membutuhkan waktu paling efisien
untuk sampai di lokasi dengan selamat. 

Tetapi norma yang ada saat ini sudah sampai pada suatu
penyimpangan. Yang terjadi adalah orang mendaftar
pengalaman seseorang berjalan dari satu pemposisian
lokasi di sebuah kota ke pemposisian lokasi yang lain,
dan mewajibkan orang untuk mempelajari satu versi
pilihan jalan itu saja sebagai norma, dan menihilkan
kemungkinan adanya pilihan jalan-jalan yang lain
sebagai suatu yang tidak baik, tidak benar, dlsb.
Tetapi tidak belajar untuk membuka petanya dan memilih
jalan yang paling efisien ala diri sendiri at the
present time. Maka dari itu kuliah membutuhkan waktu
bertahun-tahun, karena begitu banyak pengalaman
individual menempuh satu jenis jalan yang harus
dihafalkan satu demi satu. Itu namanya pembodohan,
mistik+fikasi atas nama pendidikan. 


Seperti kata Tao:
“Manusia mengikuti aturan bumi, Bumi mengikuti aturan
Langit. Sementara langit itu mengikuti aturan Tao.”
Dikutip dari Tao-TE Ching.


(Note: Maka dari itu dalam semester ini saya akan
segera mengundurkan diri secara resmi dari status
sebagai mahasiswa di fakultas Psikologi unika Atma
Jaya di Jakarta. Saat ini saya sudah tidak masuk
kuliah. Ngapain saya pura-pura menyumpai diri bodoh
menghafalkan agama bernama science yang masih sifatnya
pelabelan dan keyakinan, believe sistem belaka, agama
metafisika yang konon ilmiah. Ngapain saya membodohi
diri dengan tidak lulus matakuliah Metodologi
Penelitian dan semua matakuliah prasyarat semester
pertama sehingga hampir seluruh matakuliah semester
pertama harus diulang sebanyak 3x hanya untuk mendapat
kata lulus di birokrasi ajaran agama ilmiah tsb,
sedangkan saya sudah mendirikan satu ilmupengetahuan
baru yang sifatnya mekanis dengan nama kompatiologi,
yang sudah digunakan ke banyak pekerja di banyak
bidang usaha (juragan pabrik, pilot pesawat komersil,
pegawai kantoran, pegadang, dlsb) . Ruang kelas selalu
berbeda fakta, dengan di luar ruang kelas. Lulus
kuliah artinya selamat tinggal dunia mimpi ideal.)
   




"Yoga Prio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
 
Gue liat dari gaya bicara lu seakan-akan tidak ada
unsur teori moral di didalamnya. Gue tertarik akan hal
ini. Terus terang aja kalo gue nyari kebenaran dan
jika kebenaran itu pada akhirnya berbenturan dengan
morality maka itu tidak lagi jadi "benar".


Vincent Liong answer:

Kalau anda kuliah di pendidikan versi jaman sekarang
yang menurut saya sudah merupakan penyimpangan
definisi norma, tentu anda akan terlatih jadi tukang
protes. Cengeng karena dunia tidak pernah ideal
seperti di buku dongeng, makanya banyak demonstrasi.





"Yoga Prio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  

Anyway, kagak banyak orang yang punya pemikiran kayak
lu. Mungkin pada akhirnya orang-orang yang kayak lu
yang dapat mencari jawaban atas beberapa pertanyaan
yang belum mampu dijawab oleh manusia. Contohnya ya
kebenaran itu sendiri.
 
Mungkin kalo kapan2 kita ketemu kita bisa sejenak
ngobrol2 yak...
 
Salut...


Vincent Liong answer:

Tujuan saya bukan kebenaran, tetapi peningkatan
kwalitas hidup manusia (diri sendiri, keluarga,
pertemanan, pekerjaan, lingkungan) yang diusahakan
oleh tiap manusia itu sendiri.


Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Jumat, 30 Maret 2007

LAMPIRAN:
Lampiran 01 : Email Sebelumnya...
Lampiran 02 : Info Pendekon Kompatiologi






============
LAMPIRAN  01

Email sebelumnya...
Subject: Fwd: Indigo or gifted?
From: Yoga Prio <[EMAIL PROTECTED]>  
http://tech.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/1309
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/20189

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/17495

"Yoga Prio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  

I've seen you and your theory on tv at kickandy and
gue tertarik sama teori lu tentang bahwasanya siapapun
dapat "diciptakan" dan menjadi bagian dari mereka yang
mempunyai kelebihan sebagai indigo. What is the
different between indigo person and gifted? What do
you think about geniuses? And also what do you think
about talented person?
 
Entah apapun teori tentang sebuah indigo person, gue
sungguh tertari sama gaya berpikir seorang Vincent
Liong. Kenapa? Lu ditanya apa yang akan lu lakukan
ketika lu dianggap aneh? Lu menjawab, "gampang, gue
bikin banyak orang aneh dan gue jadi bosnya".
 
Gue selama ini baca teori di buku2 tua (baca : dead
man theories) bahwa semua adalah hanya sebagai
morality, nothing more. Emang sih gue gak pengen
ngikutin teori mereka, tapi gue terus terang lagi
nyari teori tentang generalisasi akan semua hal or
what can i say? KEBENARAN. Is it there now or was it
there?
 
Gue liat dari gaya bicara lu seakan-akan tidak ada
unsur teori moral di didalamnya. Gue tertarik akan hal
ini. Terus terang aja kalo gue nyari kebenaran dan
jika kebenaran itu pada akhirnya berbenturan dengan
morality maka itu tidak lagi jadi "benar".
 
Anyway, kagak banyak orang yang punya pemikiran kayak
lu. Mungkin pada akhirnya orang-orang yang kayak lu
yang dapat mencari jawaban atas beberapa pertanyaan
yang belum mampu dijawab oleh manusia. Contohnya ya
kebenaran itu sendiri.
 
Mungkin kalo kapan2 kita ketemu kita bisa sejenak
ngobrol2 yak...
 
Salut...





============
LAMPIRAN  02

LAMPIRAN Info Pendekon
Last update: 30 Maret 2007 (berlaku sampai update
berikutnya)



ISI LAMPIRAN 
* Info: Dekon-Kompatiologi di Yogyakarta 12 – 19 April
2007. Kunjungan khusus selama seminggu praktisi
Kompatiologi cabang Jakarta (Vincent Liong & Adhi
Purwono) untuk melayani dekon-Kompatiologi di
Yogyakarta.
* Daftar pengajar Kompatiologi cabang Jakarta. 
* Daftar penasehat Kompatiologi cabang Jakarta. 
* Daftar pengajar Kompatiologi cabang daerah (di luar
Jakarta; Surabaya, Bandung & Purwokerto.)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
* By appointment only. Biasanya pendekon membawa
pendekon dari cabang lain bilamana jumlah terdekon di
luar kemampuan pendekon dengan tujuan untuk menjaga
standart kwalitas hasil dekon.
* Wajib konformasi sehari sebelum hari appointment dan
hari yang sama sebelum dekon. * Tidak melayani
tanya-jawab via sms. 
* Biasanya acara dekon berlangsung selama empat jam.
Dilarang meninggalkan acara sebelum acara selesai.
* Order proyek luar kota, seminar, wawancara pers,
dlsb hubungi & deal langsung dengan masing-masing
praktisi. 
* Tiap pendekon bekerja dan bertanggungjawab secara
independent. Tanggungjawab kepada klien adalah pada
masing-masing praktisi yang menjadi pendekon pilihan
anda.



DEKON KOMPATIOLOGI DI YOGYAKARTA 12 – 19 April 2007
Kunjungan khusus selama seminggu praktisi Kompatiologi
cabang Jakarta (Vincent Liong & Adhi Purwono) untuk
melayani dekon-Kompatiologi di Yogyakarta. 

Diberitahukan bahwa Vincent Liong dan Adhi Purwono
akan hadir di Yogyakarta pada tanggal 12 - 19 April
2007 untuk melakukan Dekon-Kompatiologi. 

Untuk saat ini kami belum membuat jadwal (tempat, jam
& tanggal) pasti soal tanggal berapa dan dimana dekon
akan dilakukan. Biasanya kami memilih start jam 16.30
di Foodcourt sebuah Mall dan selesai hingga jam 22.00
malam hari yang sama. Untuk 1x acara dekon jumlah
peserta 1 - 5 terdekon. Dalam 1 minggu kami akan
melakukan 4x acara dekon untuk menjaga stamina dan
kwalitas hasil kerja dekon. 

Tarif yang kami berlakukan adalah: Rp.300.000,-/
peserta (pembayaran ketika acara). Bilamana ingin
menyumbang untuk biaya penelitian & akomodasi kami,
dlsb silahkan ditambahkan.


Bagi peserta Dekon-Kompatiologi di Yogyakarta wajib
mendaftarkan diri via email sebelum tgl 12 April 2007,
menghubungi Vincent / Adhi via telepon (tidak melayani
sms) pada tanggal 12 dan 13 April 2007 dan mengirim
email ke address email: [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED] ; isi sbb:

Subject: [Nama Peserta]Dekon-Kompatiologi di
Yogyakarta 

Melampirkan:
Nama Lengkap:
Telepon:
Hp & CDMA: 
Alamat Tinggal:
Latarbelakang Pekerjaan:

Tulisan singkat versi sendiri mengapa mau ikut acara
Dekon-Kompatiologi. 

Contact person Vincent Liong dan Adhi purwono yang
dapat dihubungi:
> Selama di Jakarta (sebelum Vincent dan Adhi
berangkat ke Yogyakarta) dapat dihubungi di:
* Vincent Liong 021-5482193,5348567/46(Home)
021-70006775(CDMA Flexi) 021-98806892(CDMA Esia)
08881333410(CDMA Fren).
* Adhi Purwono 021-68812660(CDMA Flexi)
08886187085(CDMA Fren).
> Selama di Yogyakarta (12 - 19 April 2007) dapat
dihubungi di:
* Vincent Liong 08881333410(CDMA Fren).
* Adhi Purwono 08886187085(CDMA Fren).
Note: Bagi peserta dekon wajib menghubungi Vincent /
Adhi via telepon (tidak melayani sms) pada tanggal 12
April 2007.



PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA

* STEVEN TJOENG
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek.
Jadwal by appointment (tarif umum: tiga ratus ribu
rupiah per peserta)
CDMA esia: 021-93332223 & Hp: 081381381311.

* DADE (M. PRABOWO)
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek & Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment (tarif umum: tiga ratus ribu
rupiah per peserta)
CDMA esia: 021-98805716 & Hp: 081808862171.

* RIO PANJAITAN
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek & Mall Kelapa Gading.

Jadwal by appointment (tarif umum: tiga ratus ribu
rupiah per peserta)
CDMA esia: 021-99068707 & Hp: 081380530125.

* ONDO UNTUNG
Lokasi dekon: Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment (tarif umum: tiga ratus ribu
rupiah per peserta)
CDMA esia: 021-92862617 & Hp: 08128599710

* ADHI PURWONO
Lokasi dekon: Plaza Senayan, Senayan City, Mall Taman
Anggrek & Mall Puri Indah.  
Jadwal dekon tetap: Senin & Kamis Pk:16.30 – 22.00
(tarif umum: tiga ratus ribu rupiah per peserta) di
Plaza Senayan & Senayan City. Tarif di luar jadwal fix
/ privat: tujuh ratus ribu rupiah per peserta.
CDMA flexi: 021-68812660 & fren: 08886187085. 

* VINCENT LIONG
Lokasi dekon: Plaza Senayan & Senayan City.
Jadwal dekon tetap: Senin & Kamis Pk:16.30 – 22.00
(tarif umum: tiga ratus ribu rupiah per peserta) di
Plaza Senayan & Senayan City. Tarif di luar jadwal fix
/ privat: tujuh ratus ribu rupiah per peserta.
CDMA flexi: 021-70006775 & esia: 021-98806892. 
CDMA fren: 08881333410 (untuk di Jakarta & luar kota).

Telp: 021-5482193, 5348567  Fax: 021-5348546



PENASEHAT KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA

CORNELIA ISTIANI
Hp: 081585228174 CDMA flexi: 021-68358037
CDMA fren: 08886167847 (untuk di Jakarta & luar kota).

JUSWAN SETYAWAN
Hp: 08159162193



PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG DAERAH

* Cabang BANDUNG : Omen
CDMA flexi: 022-70108828 & Hp: 08157179292.

* Cabang PURWOKERTO : Bimo Wikantiyoso
Jadwal by appointment (tarif umum: tiga ratus ribu
rupiah per peserta)
CDMA fren: 08888405843 & Hp: 0816746770.

* Cabang SURABAYA : Audifax
Jadwal by appointment (tarif umum: tiga ratus ribu
rupiah per peserta).
CDMA flexi: 031-70209354 & fren: 08882733626.


Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke