[psikologi_net] Disain Penelitian Kompatiologi (proposal untuk umum & lembaga ver 24 Oktober 2006)

2006-10-24 Terurut Topik Vincent Liong
DISAIN PENELITIAN KOMPATIOLOGI
Oktober 2006

Cornelia Istiani,M.Psi.T dan Drs.Juswan Setyawan (Ek.)



ABSTRAK

Manusia berkomunikasi untuk berinteraksi dengan diri
sendiri dan lingkungan sekitar dirinya. Atau dalam
bahasa yang paling sederhana, serangkaian peristiwa
yang terjadi di sekitar, dan pada saatnya menafsirkan
peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan
dan tanggapan yang dirasa paling tepat terhadapnya,
atau dengan kata lain adalah pemaknaan terhadap
peristiwa tersebut. Berkomunikasi mengindikasikan
suatu tindakan yang komunikatif baik verbal maupun
non-verbal, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh manusia
dengan komunikasi empati. Unsur-unsur yang terlibat
dalam interaksi adalah sensasi, tindakan, antisipasi
dan adaptasi. Sensasi dan tindakan merupakan dua unsur
yang saling mempengaruhi dan berkaitan dengan dunia
luar atau lingkungan sekitar sebagai input dan output.
input diterima sebagai informasi yang akan diproses
dengan melibatkan pengukuran dan penyesuaian terhadap
informasi yang tersedia dalam memori tanpa
menghilangkan noise untuk menentukan variabel/tema,
range, rasio, median, modul, titik referensi, dan
sebagainya sebelum tindakan sebagai output
dimunculkan. Selama dalam proses pengukuran dan
penyesuaian ini antisipasi dan adaptasi terjadi.
Antisipasi; merupakan suatu tindakan persiapan dalam
menghadapi suatu peristiwa yang diyakini akan terjadi
dan memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
mendatang, sedangkan adaptasi; merupakan pembelajaran.
Keduanya merupakan proses mental yang terjadi dalam
diri sendiri dan membawa efek pada dekonstruksi
individu dan perubahan struktur cara berpikir manusia.


Kata kunci: interaksi, komunikasi empati, memori, 
dekonstruksi individu



A. LATAR BELAKANG/ANALISIS SITUASI:

Fenomena menarik yang disebut sebagai kompatiologi
tidak terlepas dari kontroversi kehidupan pribadi
Vincent. Sosok Vincent mulai dikenal luas oleh
masyarakat sejak menjadi penulis, sebagai anak Indigo,
kebiasaan menjadi ‘tukang ngebom’ e_mail yang berisi
pemikiran-pemikirannya di dunia maya, dan mengiklankan
diri menjadi dukun/healer dengan masuk dunia
metafisika/spiritual. Tidak hanya itu Vincent juga
dipersepsikan sebagai seorang psikopat, gila, sombong,
keras kepala, dan jorok. Di sisi lain banyak juga yang
meyakini Vincent sebagai seorang guru, ilmuwan,
mahasiswa kritis, baik dan rendah hati, suka
bermain-main, lucu seperti anak kecil dan tidak kurang
juga yang menganggap biasa saja sebagai pemuda yang
sedang dalam proses pencarian jati diri.  

Perjalanan pemikiran Vincent diawali menjadi pengamat
pasif, mengamati hal-hal yang dianggap sepele dan
tidak menarik perhatian orang lain. Hal ini dilakukan
sebagai cara yang diambil untuk menghadapi kelemahan
fisik, tekanan-tekanan lingkungan dan ortu karena
nilai jelek. Pengamatan ini dituangkan dalam tulisan
dan menghasilkan karya sebuah buku Berlindung di Bawah
Payung, diterbitkan tahun 2001 oleh Grasindo, Jakarta.
Kebiasaan menjadi pengamat masih berlanjut ketika
pindah sekolah ke Australia dengan perubahan tema,
yaitu keinginan untuk menjadi diri yang baru,
membentuk diri sendiri lepas dari tekanan-tekanan
lingkungan dan orang tua. Tulisannya berisi pengalaman
dirinya sehari-hari dengan
permasalahan-permasalahannya dan mengungkapkan soal
perubahan-perubahan emosional dirinya. Kumpulan
tulisannya dibukukan berupa e-book dengan judul
Menjadi Diri Sendiri, tidak diterbitkan. Tahun 2003
kembali ke tanah air dan sekolah di The Gandhi
Memorial International School (The GMIS). Pergaulan
lintas Negara di sekolah ini membawa perubahan
struktur cara berpikirnya dan terobsesi pada film-film
bertema mata-mata. Obsesi ini membuat Vincent
melakukan permainan sebagai partisipan observer &
percobaan dengan makan pagi bersama teman sekolahnya,
anak-anak dari kedutaan Korea Utara dan makan siang
dengan anak kedutaan Mozambique, India dan Oman setiap
hari. Kegiatan ini berlangsung hingga lulus dari The
GMIS awal tahun 2005. Di salah satu tulisannya yang
berjudul;’Tentang Manusia dalam Bumi Manusia’, Vincent
pernah mencoba menggambarkan pola pemikirannya soal
partisipan observer & percobaan-percobaan-nya. Tulisan
ini sempat memenangkan lomba menulis analisa karya
sastra tingkat SMU di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci
pada tanggal 28 Oktober 2003. Dan dibukukan oleh
Pramoedya Institute di halaman pertama buku ‘Pramoedya
Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra’, diterbitkan
oleh Penerbit Malka, Juni 2004. 

Tahun 2005 awal, bosan dengan metafisika dan kembali
ke dunia tulis menulis. Dengan tetap mengaku sebagai
dukun, Vincent menyatakan kekritisannya terhadap
proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Dia
menyatukan apa yang dipelajarinya di dunia tulis
menulis sejak SMP dengan pengalamannya di metafisika.
Mulai membuat sistem logikanya dengan banyak melakukan
percobaan. Vincent setelah jadi guru kundalini sejak
Juli-Desember 2004 & pengalaman menjadi penulis yang
memiliki penggemar tetap, merasa jenuh jadi tokoh
sendirian. Maka itu Vince

[psikologi_net] Disain Penelitian Kompatiologi (proposal untuk umum & lembaga ver 24 Oktober 2006)

2006-10-24 Terurut Topik Vincent Liong
DISAIN PENELITIAN KOMPATIOLOGI
Oktober 2006

Ditulis oleh: 
Cornelia Istiani,M.Psi.T dan Drs.Juswan Setyawan (Ek.)



ABSTRAK

Manusia berkomunikasi untuk berinteraksi dengan diri
sendiri dan lingkungan sekitar dirinya. Atau dalam
bahasa yang paling sederhana, serangkaian peristiwa
yang terjadi di sekitar, dan pada saatnya menafsirkan
peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan
dan tanggapan yang dirasa paling tepat terhadapnya,
atau dengan kata lain adalah pemaknaan terhadap
peristiwa tersebut. Berkomunikasi mengindikasikan
suatu tindakan yang komunikatif baik verbal maupun
non-verbal, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh manusia
dengan komunikasi empati. Unsur-unsur yang terlibat
dalam interaksi adalah sensasi, tindakan, antisipasi
dan adaptasi. Sensasi dan tindakan merupakan dua unsur
yang saling mempengaruhi dan berkaitan dengan dunia
luar atau lingkungan sekitar sebagai input dan output.
input diterima sebagai informasi yang akan diproses
dengan melibatkan pengukuran dan penyesuaian terhadap
informasi yang tersedia dalam memori tanpa
menghilangkan noise untuk menentukan variabel/tema,
range, rasio, median, modul, titik referensi, dan
sebagainya sebelum tindakan sebagai output
dimunculkan. Selama dalam proses pengukuran dan
penyesuaian ini antisipasi dan adaptasi terjadi.
Antisipasi; merupakan suatu tindakan persiapan dalam
menghadapi suatu peristiwa yang diyakini akan terjadi
dan memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
mendatang, sedangkan adaptasi; merupakan pembelajaran.
Keduanya merupakan proses mental yang terjadi dalam
diri sendiri dan membawa efek pada dekonstruksi
individu dan perubahan struktur cara berpikir manusia.


Kata kunci: interaksi, komunikasi empati, memori, 
dekonstruksi individu



A. LATAR BELAKANG/ANALISIS SITUASI:

Fenomena menarik yang disebut sebagai kompatiologi
tidak terlepas dari kontroversi kehidupan pribadi
Vincent. Sosok Vincent mulai dikenal luas oleh
masyarakat sejak menjadi penulis, sebagai anak Indigo,
kebiasaan menjadi ‘tukang ngebom’ e_mail yang berisi
pemikiran-pemikirannya di dunia maya, dan mengiklankan
diri menjadi dukun/healer dengan masuk dunia
metafisika/spiritual. Tidak hanya itu Vincent juga
dipersepsikan sebagai seorang psikopat, gila, sombong,
keras kepala, dan jorok. Di sisi lain banyak juga yang
meyakini Vincent sebagai seorang guru, ilmuwan,
mahasiswa kritis, baik dan rendah hati, suka
bermain-main, lucu seperti anak kecil dan tidak kurang
juga yang menganggap biasa saja sebagai pemuda yang
sedang dalam proses pencarian jati diri.  

Perjalanan pemikiran Vincent diawali menjadi pengamat
pasif, mengamati hal-hal yang dianggap sepele dan
tidak menarik perhatian orang lain. Hal ini dilakukan
sebagai cara yang diambil untuk menghadapi kelemahan
fisik, tekanan-tekanan lingkungan dan ortu karena
nilai jelek. Pengamatan ini dituangkan dalam tulisan
dan menghasilkan karya sebuah buku Berlindung di Bawah
Payung, diterbitkan tahun 2001 oleh Grasindo, Jakarta.
Kebiasaan menjadi pengamat masih berlanjut ketika
pindah sekolah ke Australia dengan perubahan tema,
yaitu keinginan untuk menjadi diri yang baru,
membentuk diri sendiri lepas dari tekanan-tekanan
lingkungan dan orang tua. Tulisannya berisi pengalaman
dirinya sehari-hari dengan
permasalahan-permasalahannya dan mengungkapkan soal
perubahan-perubahan emosional dirinya. Kumpulan
tulisannya dibukukan berupa e-book dengan judul
Menjadi Diri Sendiri, tidak diterbitkan. Tahun 2003
kembali ke tanah air dan sekolah di The Gandhi
Memorial International School (The GMIS). Pergaulan
lintas Negara di sekolah ini membawa perubahan
struktur cara berpikirnya dan terobsesi pada film-film
bertema mata-mata. Obsesi ini membuat Vincent
melakukan permainan sebagai partisipan observer &
percobaan dengan makan pagi bersama teman sekolahnya,
anak-anak dari kedutaan Korea Utara dan makan siang
dengan anak kedutaan Mozambique, India dan Oman setiap
hari. Kegiatan ini berlangsung hingga lulus dari The
GMIS awal tahun 2005. Di salah satu tulisannya yang
berjudul;’Tentang Manusia dalam Bumi Manusia’, Vincent
pernah mencoba menggambarkan pola pemikirannya soal
partisipan observer & percobaan-percobaan-nya. Tulisan
ini sempat memenangkan lomba menulis analisa karya
sastra tingkat SMU di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci
pada tanggal 28 Oktober 2003. Dan dibukukan oleh
Pramoedya Institute di halaman pertama buku ‘Pramoedya
Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra’, diterbitkan
oleh Penerbit Malka, Juni 2004. 

Tahun 2005 awal, bosan dengan metafisika dan kembali
ke dunia tulis menulis. Dengan tetap mengaku sebagai
dukun, Vincent menyatakan kekritisannya terhadap
proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Dia
menyatukan apa yang dipelajarinya di dunia tulis
menulis sejak SMP dengan pengalamannya di metafisika.
Mulai membuat sistem logikanya dengan banyak melakukan
percobaan. Vincent setelah jadi guru kundalini sejak
Juli-Desember 2005 & pengalaman menjadi penulis yang
memiliki penggemar tetap, merasa jenuh jadi tokoh
sendirian.

[psikologi_net] Disain Penelitian Kompatiologi (proposal untuk umum & lembaga ver 24 Oktober 2006)

2006-10-24 Terurut Topik Vincent Liong
DISAIN PENELITIAN KOMPATIOLOGI
Oktober 2006

Ditulis oleh: 
Cornelia Istiani,M.Psi.T dan Drs.Juswan Setyawan (Ek.)



ABSTRAK

Manusia berkomunikasi untuk berinteraksi dengan diri
sendiri dan lingkungan sekitar dirinya. Atau dalam
bahasa yang paling sederhana, serangkaian peristiwa
yang terjadi di sekitar, dan pada saatnya menafsirkan
peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan
dan tanggapan yang dirasa paling tepat terhadapnya,
atau dengan kata lain adalah pemaknaan terhadap
peristiwa tersebut. Berkomunikasi mengindikasikan
suatu tindakan yang komunikatif baik verbal maupun
non-verbal, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh manusia
dengan komunikasi empati. Unsur-unsur yang terlibat
dalam interaksi adalah sensasi, tindakan, antisipasi
dan adaptasi. Sensasi dan tindakan merupakan dua unsur
yang saling mempengaruhi dan berkaitan dengan dunia
luar atau lingkungan sekitar sebagai input dan output.
input diterima sebagai informasi yang akan diproses
dengan melibatkan pengukuran dan penyesuaian terhadap
informasi yang tersedia dalam memori tanpa
menghilangkan noise untuk menentukan variabel/tema,
range, rasio, median, modul, titik referensi, dan
sebagainya sebelum tindakan sebagai output
dimunculkan. Selama dalam proses pengukuran dan
penyesuaian ini antisipasi dan adaptasi terjadi.
Antisipasi; merupakan suatu tindakan persiapan dalam
menghadapi suatu peristiwa yang diyakini akan terjadi
dan memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
mendatang, sedangkan adaptasi; merupakan pembelajaran.
Keduanya merupakan proses mental yang terjadi dalam
diri sendiri dan membawa efek pada dekonstruksi
individu dan perubahan struktur cara berpikir manusia.


Kata kunci: interaksi, komunikasi empati, memori, 
dekonstruksi individu



A. LATAR BELAKANG/ANALISIS SITUASI:

Fenomena menarik yang disebut sebagai kompatiologi
tidak terlepas dari kontroversi kehidupan pribadi
Vincent. Sosok Vincent mulai dikenal luas oleh
masyarakat sejak menjadi penulis, sebagai anak Indigo,
kebiasaan menjadi ‘tukang ngebom’ e_mail yang berisi
pemikiran-pemikirannya di dunia maya, dan mengiklankan
diri menjadi dukun/healer dengan masuk dunia
metafisika/spiritual. Tidak hanya itu Vincent juga
dipersepsikan sebagai seorang psikopat, gila, sombong,
keras kepala, dan jorok. Di sisi lain banyak juga yang
meyakini Vincent sebagai seorang guru, ilmuwan,
mahasiswa kritis, baik dan rendah hati, suka
bermain-main, lucu seperti anak kecil dan tidak kurang
juga yang menganggap biasa saja sebagai pemuda yang
sedang dalam proses pencarian jati diri.  

Perjalanan pemikiran Vincent diawali menjadi pengamat
pasif, mengamati hal-hal yang dianggap sepele dan
tidak menarik perhatian orang lain. Hal ini dilakukan
sebagai cara yang diambil untuk menghadapi kelemahan
fisik, tekanan-tekanan lingkungan dan ortu karena
nilai jelek. Pengamatan ini dituangkan dalam tulisan
dan menghasilkan karya sebuah buku Berlindung di Bawah
Payung, diterbitkan tahun 2001 oleh Grasindo, Jakarta.
Kebiasaan menjadi pengamat masih berlanjut ketika
pindah sekolah ke Australia dengan perubahan tema,
yaitu keinginan untuk menjadi diri yang baru,
membentuk diri sendiri lepas dari tekanan-tekanan
lingkungan dan orang tua. Tulisannya berisi pengalaman
dirinya sehari-hari dengan
permasalahan-permasalahannya dan mengungkapkan soal
perubahan-perubahan emosional dirinya. Kumpulan
tulisannya dibukukan berupa e-book dengan judul
Menjadi Diri Sendiri, tidak diterbitkan. Tahun 2003
kembali ke tanah air dan sekolah di The Gandhi
Memorial International School (The GMIS). Pergaulan
lintas Negara di sekolah ini membawa perubahan
struktur cara berpikirnya dan terobsesi pada film-film
bertema mata-mata. Obsesi ini membuat Vincent
melakukan permainan sebagai partisipan observer &
percobaan dengan makan pagi bersama teman sekolahnya,
anak-anak dari kedutaan Korea Utara dan makan siang
dengan anak kedutaan Mozambique, India dan Oman setiap
hari. Kegiatan ini berlangsung hingga lulus dari The
GMIS awal tahun 2005. Di salah satu tulisannya yang
berjudul;’Tentang Manusia dalam Bumi Manusia’, Vincent
pernah mencoba menggambarkan pola pemikirannya soal
partisipan observer & percobaan-percobaan-nya. Tulisan
ini sempat memenangkan lomba menulis analisa karya
sastra tingkat SMU di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci
pada tanggal 28 Oktober 2003. Dan dibukukan oleh
Pramoedya Institute di halaman pertama buku ‘Pramoedya
Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra’, diterbitkan
oleh Penerbit Malka, Juni 2004. 

Tahun 2005 awal, bosan dengan metafisika dan kembali
ke dunia tulis menulis. Dengan tetap mengaku sebagai
dukun, Vincent menyatakan kekritisannya terhadap
proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Dia
menyatukan apa yang dipelajarinya di dunia tulis
menulis sejak SMP dengan pengalamannya di metafisika.
Mulai membuat sistem logikanya dengan banyak melakukan
percobaan. Vincent setelah jadi guru kundalini sejak
Juli-Desember 2005 & pengalaman menjadi penulis yang
memiliki penggemar tetap, merasa jenuh jadi tokoh
sendirian.