Kabar Terbaru Kompatiologi V.S. UI & Forum-Pembaca-Kompas
Ada sebuah kebetulan yang menarik yang terjadi di Forum-Pembaca-Kompas@Yahoogroups.Com dan koran Kompas edisi Kamis, 24 Agustus 2006 halaman 13 Bagian Humaniora / Gempa Yogya , yang berjudul: Pemulihan Psikologis Berkesinambungan. Pertama tama saya mewakili segenap partisipan dari Kompatiologi mengucapkan TERIMAKASIH atas kesempatan diperhatikan dan diberian perlakuan KHUSUS oleh mereka yang sedang memiliki KUASA. Dengan perlakuan yang sifatnya menggunakan segala RESOURCH KEKUASAAN ini menandakan betapa kami para partisipan Kompatiologi sangat dihargai dan dihormati atas prestasi kami. Percuma punya gelar dan kuasa kalau tidak berprestasi. Karena bilamana kita MAMPU hanya ketika MEMILIKI modal KUASA, maka kita hanya sekedar sampah di pantai (bukan manusia) yang seperti dalam kutipan tulisan Pramoedya Ananta Toer di bawah ini; bahwa sejarah akan mendesakkan diri ke mana saja, tetapi manusia(Note: yang benar-benar hidup sebagai manusia seutuhnya) tetap tak terkalahkan. Sejarah memang bisa menggulung siapa saja, tetapi manusia bukanlah sepotong gabus yang setelah terombang-ambing dapat diempas ke daratan dan menjadi sampah di pantai. KRONOLOGIS * 21 Agustus 2006 22 Agustus 2006 Vincent Liong dengan menggunakan email <[EMAIL PROTECTED]> menjawab beberapa pertanyaan soal ilmu soal Psikologi Asia untuk Asia dan ilmu Kompatiologi dibandingkan dengan ilmu Hypnotherapi. Beberapa tulisan tsb adalah: (secara urut email dari saya dan member lain yang di approve oleh moderator berdasarkan tanggal dan jam) 1. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 12:37 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36330 2. Subject: Berbagi pengalaman;Hypnoterapi from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 10:26 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36334 3. Subject: Berbagi pengalaman;Hypnoterapi from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 1:24 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36339 4. Subject: Re: Berbagi pengalaman;Hypnoterapi from: loekyh ; Mon Aug 21, 2006 1:24 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36348 5. Subject: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: Manneke Budiman ; Mon Aug 21, 2006 1:19 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36356 6. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia from: Cornelia Istiani ; Mon Aug 21, 2006 11:53 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36357 7. Subject: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 6:42 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36367 8. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 1:46 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36375 9. Subject: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: Titiana Adinda ; Tue Aug 22, 2006 11:30 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36403 10. Subject: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: Manneke Budiman ; Tue Aug 22, 2006 11:52 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36411 11. Subject: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 12:42 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36416 Email terakhir dari member maillist FPK yang menpertanyakan Ilmu Kompatiologi pada Vincent Liong adalah email: 10. Subject: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: Manneke Budiman ; Tue Aug 22, 2006 11:52 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36411 Manneke Budiman wrote: Penjelasan Sdr. Vincent Liong membuat Kompatiologi makin menarik. Tapi penjelasannya masih berada pada tataran abstrak. Mungkin jika bisa diberi contoh konkret dari satu situasi aktual, Kompatiologi ini akan lebih mudah dipahami banyak orang. Saya juga ingin tahu etimologinya. Apakah istilah ini berasal dari kata compasion? atau compatible? atau yang lain? Kadang, jika kita mengerti asal muasal katanya, kita bisa sedikit lebih mengerti karakter ilmunya. Dalam banyak ulasan Sdr. Vincent selama ini, saya masih melihat bahwa porsinya berat ke teori dan konsep. Bisakah dibuat semacam Compatiology made simple, gitu? Ilmu psikologi, meski banyak cacatnya, paling tidak sudah sampai pada tahap mampu menjelaskan dirinya secara konkret dan aktual. Contoh kasusnya banyak (yang sukses maupun yang gagal). Bagaimana dengan Kompatiologi? Ada baiknya jika kita bisa tahu keunggulan spesifik ilmu ini dibandingkan ilmu psikologi ortodoks? Tapi, akan juga menarik jika Sdr. Vincent Liong juga bisa memaparkan sedikit di mana kekurangan atau kelemahan Kompatiologi ini. Sebagai catatan, semua pertanyaan saya ini berasal dari seorang pembelajar yang ingin tahu lebih banyak soal ilmu baru ini. Bukan sama sekali untuk "menguji" atau mengolok-olok Sdr. Vincent Liong. Kalau ilmu psikologi ortodoks kita semua kan sudah tahu masalahnya apa: mencari sebatang jarum di tumpukan jerami di sebuah kamar gelap, padahal jarumnya tidak berada di situ (ini cuma anekdot) :) manneke Dalam email ini ada beberapa point penting yang harus saya jawab: 1. Tapi penjelasannya masih berada pada tataran abstrak. Mungkin jika bisa diberi contoh konkret dari satu situasi aktual, Kompatiologi ini akan lebih mudah dipahami banyak orang. 2. ingin tahu etimologinya. Apakah istilah ini berasal dari kata compasion? atau compatible? atau yang lain? Kadang, jika kita mengerti asal muasal katanya, kita bisa sedikit lebih mengerti karakter ilmunya. 3. saya masih melihat bahwa porsinya berat ke teori dan konsep. Bisakah dibuat semacam Compatiology made simple, gitu?... 4. Ada baiknya jika kita bisa tahu keunggulan spesifik ilmu ini dibandingkan ilmu psikologi ortodoks? 5. akan juga menarik jika Sdr. Vincent Liong juga bisa memaparkan sedikit di mana kekurangan atau kelemahan Kompatiologi ini. Maka selanjutnya dalam beberapa email berbeda saya mencoba menjawab pertanyaan tsb sesuai dengan kemampuan saya. Masalahnya, meski email ini tidak membahas masalah UI melainkan fokus ke soal ilmu Kompatiologi, tidak satupun email-email tsb di-approve. Awalnya saya tidak berpikir yang bukan-bukan, sebab dari yang saya baca via maillist pihak moderator menulis: Subject: Yahoo Down, FPK Down ? from: Muhammad Rivai Andargini ; Wed Aug 23, 2006 2:48 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36478 Muhammad Rivai Andargini wrote: Rekan member FPK Yth, Sepertinya hari ini ada masalah pada Yahoogroups sehingga hampir tidak ada posting yang baru, padahal biasanya milis FPK dibanjiri ratusan email setiap harinya. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Mudah-mudahan dapat kembali normal secepatnya. Mewakili Moderator Vavai Saya lalu meng-contact Muhammad Rivai Andargini melalui yahoo messanger yang dari web maillist FPK tampak sedang online. Yang bersangkutan menjawab bahwa akan menanyakan soal apakah email saya di-approve atau ditolak kepada Agus Hamonangan. Saya juga me-reply email tsb ke Forum-Pembaca-Kompas@Yahoogroups.com dan ke [EMAIL PROTECTED] dalam dua kali kirim email terpisah tetapi isinya sama. Email pertanyaan saya ini juga tidak di-approve. Seharian saya perhatikan bahwa maillist tetap rame, banyak tulisan baru bermunculan, jadi saya mempertanyakan soal email-email yang saya kirim tsb. Email-email yang saya kirim ada beberapa. Kebanyakan saya record dengan saya Cc ke maillist saya yang lain untuk keamanan data bilamana tidak di-approve. Email-email yang tidak di-approve tetapi masih ter-record di maillist saya yang lain diantaranya: 1. Subject: Re: Balasan: Re: Berbagi pengalaman--Kompatiologi from: [EMAIL PROTECTED] ; Tue Aug 22, 2006 5:02 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/326 2. Subject: Fw: Re: Berbagi pengalaman--Kompatiologi from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 12:42 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/330 email ini adalah balasan untuk email dari Sdr. Manneke Budiman : at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36411 3. Subject: Fw: Re: Berbagi pengalamanKompatiologi from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 7:10 pm http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/331 email ini adalah balsan lanjutan untuk email: at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36367 4. Subject: Re: Berbagi pengalaman--Kompatiologi (Intepretasi Karakteristik Memori Fisik T.A.) from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 11:44 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/332 Nah perlu dipertanyakan nich; mengapa kok email-email yang menjelaskan Kompatiologi secara fokus dan lebih mendalam yang sedang dibahas di maillist FPK kok tiba-tiba tidak diapprove semua, balasan dari member FPK yang lain juga seperti hilang begitu saja, satu pun tidak ada seperti tema Kompatiologi memang tidak pernah dibahas di FPK saja. Apakah memang tidak ada yang membalas atau juga sama-sama tidak di-approve?! Malah yang di-approve email-email partisipan Kompatiologi yang sifatnya guyonan / bercandaan tidak serius dan sindiran dari Sdr.Juswan: 1. Subject: Main Sandiwara Di Dunia Maya from: juswan ; Wed Aug 23, 2006 3:37 pm at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36555 2. Subject: Penyimpangan Perilaku Versus Perubahan Nilai: from: juswan ; Wed Aug 23, 2006 9:51 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36564 Apakah ini ada hubungan dengan artikel di koran Kompas edisi Kamis, 24 Agustus 2006 halaman 13 Bagian Humaniora / Gempa Yogya , yang berjudul: Pemulihan Psikologis Berkesinambungan. Pemulihan Psikologis Korban Gempa Harus Berkesinambungan Laporan wartawan Kompas: R. Adhi Kusumaputra Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI menerima bantuan dana Rp 40 juta dari Ikatan Abang None Jakarta Utara, di kampus UI Depok, Selasa (22/8) DEPOK, KOMPAS--Pemulihan psikologis korban gempa di Yogyakarta harus dilakukan secara berkesinambungan. Banyak posko bencana yang didirikan di daerah lokasi gempa, namun yang diberikan umumnya berupa makanan, pakaian dan uang. "Yang tetap harus diperhatikan adalah pemulihan psikologis korban gempa. Bayangkan, rumah mereka hancur, sekolah mereka rusak, alat transportasi juga tak bisa digunakan. Tidak mudah bagi korban gempa untuk melanjutkan hidup yang normal kembali," kata Kepala Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Dr Frieda Mangunsong, M.Ed di kampus UI Depok, Selasa (22/8). Frieda didampingi antara lain psikolog M Zulfan Reza MSi. Pada kesempatan itu, Ikatan Abang None Jakarta Utara memberi bantuan Rp 40 juta ke Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI. Menurut Frieda, Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI melakukan dukungan psikososial melalui Posko UI di Dusun Bergan, Bambanglipuro, Yogyakarta, juga mengembangkan kapasitas para guru dari Plered, Bantul, untuk mendukung pemulihan kondisi psikososial berbasis sekolah. Kegiatan ini dilakukan melalui kerja sama dengan mitra dari lembaga di Yogyakarta, yaitu Wahana Studi Pengembangan Kreativitas Universitas Negeri Yogyakarta dan Dinas Pendidikan setempat. Pusat Krisis UI juga memberikan dukungan pada sejumlah lembaga yang melakukan dukungan psikologis di Yogyakarta dan Klaten seperti Fakultas Psikologi UGM dan Fakultas Psikologi UMS, Juga memberikan pembekalan tentang pendampingan psikologis kepada para relawan dari berbagai lembaga. "Kami memberi pendampingan psikologis kepada para guru di Plered, Bantul, karena guru merupakan agen perubahan, yang memiliki peran multifungsi," jelas Frieda. Selain itu, pemulihan psikologis juga diberikan kepada buruh dan petani. Pembinaan buruh mendapat dukungan dana dari Brot for de Welt, organisasi gereja-gereja Kristen yang berbasis di Jerman. Organisasi ini menunjuk Pemberdayaan Masyarakat Kota HKBP untuk mengorganisir pemulangan buruh binaan mereka ke kampung halaman masing-masing di Desa Ngentakrejo, Desa Gedangan, Desa Jonggrangan-Pundong, Sabdodadi, dan Prambanan. Mereka memimpin gerakan pemulihan masyarakat. Para buruh alumni ini direkrut menjadi relawan PMK untuk mengorganisir berbagai kegiatan seperti membersihkan lokasi gempa, memberikan bantuan fisik, membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan mengatasi bencana, serta bagaimana cara mengorganiir rakyat agar kegiatan pemulihan dapat efektif dan efisien. Menurut Frieda, salah satu pembekalan yang diberikan adalah bagaimana cara untuk pulih dari bencana. Ini perlu karena sampai saat ini masyarakat masih trauma. Mereka mudah terkejut, cemas, sering terbayang bayang kejadian yang ada. Mereka banyak mengalami reaksi duka cita akibat kehilangan keluarga dan harta bendanya. (KSP) Beberapa hari sebelum hari ini, saya sempat mengkritik tulisan: Psikologi Asia untuk Asia : Barat Kurang Pahami Karakter Lokal Ada beberapa point yang saya bahas dalam komentaran saya dalam dua email terpisah yaitu: 1. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 12:37 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36330 2. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 1:46 am at: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36375 Mengapa sich saya mempermasalahkan dua pemberitaan koran Kompas yang berhubungan fakultas Psikologi tsb di atas? Jawab: 1. Dalam berita Psikologi Asia untuk Asia wartawan Kompas menulisnya lebih cenderung seperti iklan gratis dibandingkan dengan berita. Bobot isi pemberitaannya enteng, hanya menulis ulang pendapat para pejabat yang berkepentingan yang isinya adalah ide yang belum dilaksanakan. Ide itu sendiri tidak dibahas secara mendalam hanya pembahasan tentang hal-hal idealnya saja. 2. Dalam berita Pemulihan Psikologis Berkesinambungan yang dibahas adalah: * Suatu keharusan / kebutuhan mendesak bahwa pemulihan psikologis korban gempa di Yogyakarta harus dilakukan berkesinambungan. Note: Jadi intinya fakultas Psikologi harus tetap diberi jatah berupa pekerjaan / proyek dan sponsor untuk memulihkan masalah Psikologis Korban gempa di Yogyakarta. * Banyak posko bencana yang didirikan di daerah lokasi gempa, namun yang diberikan umumnya berupa makanan, pakaian, dan uang. Note: Selain fakultas Psikologi tidak ada yang mampu atau sudah turun tangan menangani masalah Psikologis masyarakat korban gempa. * Bayangkan, rumah mereka hancur, sekolah mereka rusak, alat transportasi juga tak bisa digunakan. Tidak mudah bagi korban gempa untuk melanjutkan hidup yang normal kembali. (Kalimat ini secara khusus diberi bold hitam tebal, diletakkan di tengah di koran Kompas.) Note: Korban gempa di Yogyakarta yang secara mengenaskan tertimpa musibah dan fakultas Psikologi yang sepatutnya secara eksklusif mendapat proyek dibayar / pekerjaan (proyek dan sponsor) untuk memberikan pertolongan kepada para korban. * Pada kesempatan itu, Ikatan Abang None Jakarta Utara memberi bantuan Rp 40 juta ke Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI. Note: Sebuah contoh bahwa ada pihak-pihak yang percaya dan rela memberikan dana (memberikan kerjaan / sponsor proyek) kepada fakultas Psikologi UI untuk mengerjakan proyek menolong secara Psikologis korban gempa. * Lalu selanjutnya yang dibahas adalah Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI membantu pihak-pihak / organisasi lain untuk melakukan hal penanganan Psikologi tsb. Note: Seolah-olah fakultas psikologi UI yang membantu tentunya dengan dana masyarakat. Yang patut dipertanyakan karena tidak pernah dibahas dalam pemberitaan pasca gempa adalah: * Tidak ada penelitian setelah berjalannya terapi tentang efektivitas (hasil nyata) penangannan Psikologis pasca gempa baik Yogyakarta maupun tsunami di Aceh yang dibuat dan dilaporkan ke publik oleh pihak fakultas Psikologi atau oleh lembaga penelitian independent yang netral dan dapat dipercaya. K E S I M P U L A N Maka dari itu kami peneliti Kompatiologi menyindir dengan tidak mengemis atau mengiklankan minta sponsor kepada lembaga manapun soal usaha-usaha pengembangan ilmu Kompatiologi. Kami tetap tidak minta-minta uang bahkan setelah kasus memo sekertaris fakultas yang ditujukan untuk menyetop salah satu sumber dana untuk penelitian yang dibiayai dan dijalankan sendiri oleh Cornelia Istiani. Kami tidak mau ngemis uang untuk alasan idealis tetapi hasil selalu tidak dilaporkan seperti itu. Tujuan kami jadi peneliti bukan suman soal objekan melainkan soal lahirnya ilmupengetahuan baru ada atau tidak ada duitnya. Nah penonton biar mikir sendiri bagaimana permainan dimainkan dalam waktu berjalan. Nah bagaimana juga kok balasan tema Kompatiologi yang penting-penting malah dihilangkan. Apakah ada intervensi dari ang berkuasa? Yang jelas Kompatiologi sampai hari ini masih hemat energi, masih menggunakan kekuatan kekuasaan almost Zero(nol). Coba bandingan dengan oknum-oknum fakultas Psikologi yang mau membasmi kami sudah pakai segala sacara, kekuasaan milik kelembagaan sebagai fakultas psikologi negeri sana sini dipake, dlsb. Apapun yang sebenarnya terjadi, kami tenang-tenang saja. Saya mengembangkan Kompatiologi ini menggunakan sistem pertempuran Libanon melawan Israel (penjelasan lengkap akan menyusul dalam tulisan terpisah). Filosofi yang kami gunakan adalah: kami menganggap diri kami tidak punya apa-apa, bahkan tidak bermodal apa-apa, maka kami nothing to lose. Kami mudah kok dibasmi, tetapi bangkai kami pun tidak akan sia-sia karena akan digunakan untuk pengiklanan, recruiting calon participant baru oleh partisipant yang lain.kami terus melahirkan orang baru sehingga banyak yang dibasmi / dilenyapkan tetapi gugur satu tumbuh seribu. Kami menggunakan resourse minimal bahkan nol untuk mencapai hasil maksimal, kami sadar bahwa kami miskin resourse (tidak minta sumbangan uang), maka itu kami efisien, kejanggalan apapun kami jadikan iklan ;mohon maaf soal kenyataan ini. Kami pribadi tidak ambil ke hati hanya strategi pemasaran aja kok. Kami tidak meminta sponsor untuk digunakan seenaknya, meski ayah saya punya rumah mewah di perumahan Permata Hijau saya tidak minta apa-apa untuk pengembangan Kompatiologi, meski adik saya dibelikan Mery C 200, saya tetap tidak minta mobil hidup sederhana, mungkin kalau terdesak saya minta mobil tetapi selagi saya masih bisa mandiri saya tidak minta. Channel koneksi keluarga juga belum saya gunakan meski saya keponakan William W. Wongso yang kuliner dan peluncuran buku pertama saya menggunakan pembicara tingkat atas yaitu Nono Anwar Makarim. Ini semua saya lakukan karena saya masih berasa mampu mandiri dan hidup realistik tanpa sponsor keluarga kecuali dukungan kelompok yang saya bangun sendiri. Manusia lahir telanjang maka akan mati telanjang. Mungkin kita bisa merasa kuat sementara bila memiliki kekuasaan. Kekuasaan tertinggi adalah kekuasaan tanpa bermodal apa-apa kecuali badan fisik yang telanjang yang awet meski sudah pensiun dari kekuasaan atau tetap tenar bahkan sesudah mati. Kalau kekuasan numpang maka hanya sebenrat selama jabatan masih bisa dikuasai, hehehe Vincent bisa saja dibasmi, mudah kok, bisa dibuat agar orang-orang benci Vincent tetapi Vincent Liong sudah mencetak Vincent-Vincent yang lain yang mampu mendidik participant baru dengan kwalitas tidak kalah dengan Vincent yang pertama. Saat ini Vincent Liong sebagai pemimpin menunjukkan diri yang lemah agar menjadi umpan untuk membiarkan Vincent-Vincent yang lain selamat. bahwa sejarah akan mendesakkan diri ke mana saja, tetapi manusia(Note: yang benar-benar hidup sebagai manusia seutuhnya) tetap tak terkalahkan. Sejarah memang bisa menggulung siapa saja, tetapi manusia bukanlah sepotong gabus yang setelah terombang-ambing dapat diempas ke daratan dan menjadi sampah di pantai. -Pramoedya Ananta Toer- (Note: Untuk tujuan menyindir terlampir tulisan: Kisah Musashi Ditantang Ronin) ttd, Vincent Liong L A M P I R A N Kisah Musashi Ditantang Ronin Ditulis oleh: Drs. Juswan Setyawan Sesuai amanat Yang Dipertuan Agong Kim Il Sen mulai hari ini saya akan cuti untuk menulis soal-soal yang memeras otak. Atas titah OBL - Our Beloved Leather (leader... monyong !) saya dianugerahkan cuti total atas biaya negara selama dua pekan dan bisa diperleng jadi satu bulan. Syukurlah, sebab menurut Ryodoraku Test (bukan test IQ bo...) meskipun tingkat bioenergi somatis daku jauh di atas rata-rata yaitu mencapai 76.57 (di mana-mana range minimum/maksimumnya ialah 28 59) maka dari pada emosi daku meledak ndak keruan mendingan daku terima cuti itu dengan hati bersyukur atas kebijakan dan kemurahan hati sang diktator il capo da mafioso. Mengapa? Karena SQ daku (Stress Quotient bo...) sudah melejit 20% di atas ambang normal dan itu disebabkan oleh overdosis atau kebanyakan stressors, angka itu kini sudah mencapai 1.323 di mana batas maksimum yang tolerable ialah 1.15. Waduh... kalo sampai meledak... daku bakal sinting beneran bo! Maka dari itu untuk menurunkan SQ daku mau cerita-cerita dikit buat teman-temin. Konon suatu ketika samurai ichi-ban Musashi Miyamoto ceritanya dikeroyok ramai-ramai oleh para Ronin. Ronin itu bukan samurai sejati yang meniti jalan bushido (the way of warrior) tetapi cuma preman pasar biasa yang "memahami nilai" bushido dan tidak punya seorang Daimiyo. Mereka mencari makan dengan mencabut nyawa orang sesuai order pengupahnya karena mereka itu tak lebih daripada para mercenaries. Bukannya Musashi takut tetapi ia biasa seperti lakon film-film samurai mulai lari miring sekencang-kencangnya sehingga hanya tinggal satu orang ronin muda yang sanggup mengejarnya yang saat itu Musashi sendiri sudah mulai uzur. Setiba di tepi pantai tiba-tiba Musashi berdiri tegak menghunus samurainya dan berdiri menunggu tibanya si ronin. Lalu terjadilah dialog (imajiner tentunya bo...) sebagai berikut. M : Siapa namamu anak muda? R : Nama saya Sato (bhs eskimonya ternak peliharaan). Jangan banyak cakap, mari kita bertarung sampai mati. M : Kok namanya Sato. Itukan nama Marga bukan nama pribadi? Kenapa kamu malu menyebutkan namamu sendiri? R : Haishhh, kokehan petingsing. Sato mencabut samurainya dan membuang sarungnya ke laut dan mulai ancang-ancang mau menyabet putus kepala si Musashi. M: Dengan senyum dikulum Musashi menyarungkan kembali samurainya dan berkata: Anak muda, kamu sudah kalah sebelum memulai pertempuran. Lalu mulai melangkah untuk ngeloyor pergi. R: Musashi apakah kamu takut bertarung dengan daku? Kenapa dikau mau ngacir pergi seperti seorang pengecut? M: Anak muda mengapa engkau bernafsu sekali memenggal kepalaku sedangkan aku sendiri masih sayang kepada kepalaku? Apa yang kau cari Palupi... eh keliru... Sato? R: Aku mau merebut gelar ichi-ban dari tanganmu supaya semua orang gentar padaku. M: Oh begitu kiranya. Nah, mulai sekarang gelar ichi-ban itu kuserahkan kepadamu. Jaga baik-baik ya. (Sambil berkata demikian Musashi membungkuk 90 derajat - layaknya kasih hormat gaya Nipon - kepada Sato). R: Tidak bisa begitu dong. Bukankah kita belum bertarung sama sekali? Mengapa engkau mundur seperti seorang pengecut? M: Ah, tidak juga. Kalau bisa dibuat gampang mengapa musti dipersulit? Kau kan berambisi mendapat gelar ichi-ban, maka aku berikan kepadamu secara gratis. R: Kenapa bisa begitu? M : Ya karena aku kagum menyaksikan jurus kamu membuang sarung pedangmu Suatu hal yang aku sendiri tidak mampu melakukannya dengan lebih baik. Karena itu atas nama jurus yang indah itu aku serahkan gelar ichi ban kepadamu. Sayonara ! Catetan kaki: Bagi Musashi gelar tidak bermakna apa-apa. Yang lebih penting ialah prestasi. Prestasi tanpa gelar tidak jadi apa, tetapi gelar tanpa prestasi sungguh memalukan dan menjijikkan, apalagi di kalangan elit. Menyembunyikan nama sendiri dengan nama klan menunjukkan tidak ada rasa percaya diri dan juga tidak menghormati leluhur. Orang seperti itu tidak pantas disebut samurai dan hanya pantas disebut ronin. Membuang sarung pedang adalah tanda semiotik kekalahan. Pedang adalah kebanggaan seorang penempuh jalan bushido dan bagi samurai pedangnya lebih berharga dari isterinya sendiri. Ia bisa saja membuang isterinya tetapi ia tidak pernah akan membuang pedangnya. Membuang sarung samurai berarti sarung itu tidak akan dipakai lagi selanjutnya sehingga tak ada gunanya lagi selain untuk dibuang. Sato membuang sarung pedangnya karena bawah sadarnya memberitahukan dia bahwa ia segera akan tewas oleh pedang Musashi. Untungnya bagi si Sato bahwa Musashi memang berdada lapang dan berhati seluas samudra sesuai gelarnya yaitu ichi-ban. Gelar itu tidak pernah bisa direbut daripadanya sampai kapanpun menurut biografi Musashi. Jakarta, 24 Agustus 2006. Mang Iyus (yang lagi ambil cuti) Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com posting : psikologi_net@yahoogroups.com berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED] ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED] keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------- sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di http://psikologi.net ---------------------------------------- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/