Kabar Terbaru Kompatiologi V.S. UI &
Forum-Pembaca-Kompas

Ada sebuah kebetulan yang menarik yang terjadi di
Forum-Pembaca-Kompas@Yahoogroups.Com dan koran Kompas
edisi Kamis, 24 Agustus 2006 halaman 13 Bagian
Humaniora / Gempa Yogya , yang berjudul: Pemulihan
Psikologis Berkesinambungan.

Pertama tama saya mewakili segenap partisipan dari
Kompatiologi mengucapkan TERIMAKASIH atas kesempatan
diperhatikan dan diberian perlakuan KHUSUS oleh mereka
yang sedang memiliki KUASA. Dengan perlakuan yang
sifatnya menggunakan segala RESOURCH KEKUASAAN ini
menandakan betapa kami para partisipan Kompatiologi
sangat dihargai dan dihormati atas prestasi kami.
Percuma punya gelar dan kuasa kalau tidak berprestasi.
Karena bilamana kita MAMPU hanya ketika MEMILIKI modal
KUASA, maka kita hanya sekedar sampah di pantai (bukan
manusia) yang seperti dalam kutipan tulisan Pramoedya
Ananta Toer di bawah ini;

“… bahwa sejarah akan mendesakkan diri ke mana saja,
tetapi ‘manusia’(Note: yang benar-benar hidup sebagai
manusia seutuhnya) tetap tak terkalahkan. Sejarah
memang bisa menggulung siapa saja, tetapi manusia
bukanlah sepotong gabus yang setelah terombang-ambing
dapat diempas ke daratan dan menjadi sampah di
pantai.”



KRONOLOGIS

* 21 Agustus 2006 – 22 Agustus 2006

Vincent Liong dengan menggunakan email
<[EMAIL PROTECTED]> menjawab beberapa
pertanyaan soal ilmu soal Psikologi Asia untuk Asia
dan ilmu Kompatiologi dibandingkan dengan ilmu
Hypnotherapi. Beberapa tulisan tsb adalah: (secara
urut email dari saya dan member lain yang di approve
oleh moderator berdasarkan tanggal dan jam)
1. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia 
from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 12:37 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36330

2. Subject: Berbagi pengalaman;Hypnoterapi 
from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 10:26 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36334
 
3. Subject: Berbagi pengalaman;Hypnoterapi 
from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 1:24 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36339
4. Subject: Re: Berbagi pengalaman;Hypnoterapi
from: loekyh ; Mon Aug 21, 2006 1:24 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36348
5. Subject: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: Manneke Budiman ; Mon Aug 21, 2006 1:19 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36356
6. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia
from: Cornelia Istiani ; Mon Aug 21, 2006 11:53 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36357
7. Subject: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 6:42 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36367
8. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 1:46 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36375
9. Subject: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: Titiana Adinda ; Tue Aug 22, 2006 11:30 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36403
10. Subject: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: Manneke Budiman ; Tue Aug 22, 2006 11:52 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36411
11. Subject: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 12:42 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36416



Email terakhir dari member maillist FPK yang
menpertanyakan Ilmu Kompatiologi pada Vincent Liong
adalah email:

10. Subject: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: Manneke Budiman ; Tue Aug 22, 2006 11:52 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36411

Manneke Budiman wrote: 

Penjelasan Sdr. Vincent Liong membuat Kompatiologi
makin menarik. Tapi
penjelasannya masih berada pada tataran abstrak.
Mungkin jika bisa diberi contoh
konkret dari satu situasi aktual, Kompatiologi ini
akan lebih mudah dipahami
banyak orang.

Saya juga ingin tahu etimologinya. Apakah istilah ini
berasal dari kata
compasion? atau compatible? atau yang lain? Kadang,
jika kita mengerti asal
muasal katanya, kita bisa sedikit lebih mengerti
karakter ilmunya.

Dalam banyak ulasan Sdr. Vincent selama ini, saya
masih melihat bahwa porsinya
berat ke teori dan konsep. Bisakah dibuat semacam
Compatiology made simple,
gitu? Ilmu psikologi, meski banyak cacatnya, paling
tidak sudah sampai pada
tahap mampu menjelaskan dirinya secara konkret dan
aktual. Contoh kasusnya
banyak (yang sukses maupun yang gagal). Bagaimana
dengan Kompatiologi?

Ada baiknya jika kita bisa tahu keunggulan spesifik
ilmu ini dibandingkan ilmu
psikologi ortodoks? Tapi, akan juga menarik jika Sdr.
Vincent Liong juga bisa
memaparkan sedikit di mana kekurangan atau kelemahan
Kompatiologi ini.

Sebagai catatan, semua pertanyaan saya ini berasal
dari seorang pembelajar
yang ingin tahu lebih banyak soal ilmu baru ini. Bukan
sama sekali untuk
"menguji" atau mengolok-olok Sdr. Vincent Liong. Kalau
ilmu psikologi ortodoks
kita semua kan sudah tahu masalahnya apa: mencari
sebatang jarum di tumpukan
jerami di sebuah kamar gelap, padahal jarumnya tidak
berada di situ (ini cuma
anekdot) :)

manneke



Dalam email ini ada beberapa point penting yang harus
saya jawab:
1. …Tapi penjelasannya masih berada pada tataran
abstrak. Mungkin jika bisa diberi contoh konkret dari
satu situasi aktual, Kompatiologi ini akan lebih mudah
dipahami
banyak orang.
2. …ingin tahu etimologinya. Apakah istilah ini
berasal dari kata compasion? atau compatible? atau
yang lain? Kadang, jika kita mengerti asal muasal
katanya, kita bisa sedikit lebih mengerti karakter
ilmunya.
3. …saya masih melihat bahwa porsinya
berat ke teori dan konsep. Bisakah dibuat semacam
Compatiology made simple,
gitu?...
4. Ada baiknya jika kita bisa tahu keunggulan spesifik
ilmu ini dibandingkan ilmu
psikologi ortodoks?
5. …akan juga menarik jika Sdr. Vincent Liong juga
bisa
memaparkan sedikit di mana kekurangan atau kelemahan
Kompatiologi ini.



Maka selanjutnya dalam beberapa email berbeda saya
mencoba menjawab pertanyaan tsb sesuai dengan
kemampuan saya. Masalahnya, meski email ini tidak
membahas masalah UI melainkan fokus ke soal ilmu
Kompatiologi, tidak satupun email-email tsb
di-approve. Awalnya saya tidak berpikir yang
bukan-bukan, sebab dari yang saya baca via maillist
pihak moderator menulis:

Subject: Yahoo Down, FPK Down ?
from: Muhammad Rivai Andargini ; Wed Aug 23, 2006 2:48
pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36478


Muhammad Rivai Andargini wrote:

Rekan member FPK Yth,

Sepertinya hari ini ada masalah pada Yahoogroups
sehingga hampir tidak
ada posting yang baru, padahal biasanya milis FPK
dibanjiri ratusan
email setiap harinya.

Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Mudah-mudahan dapat
kembali normal secepatnya.

Mewakili Moderator
Vavai



Saya lalu meng-contact Muhammad Rivai Andargini
melalui yahoo messanger yang dari web maillist FPK
tampak sedang online. Yang bersangkutan menjawab bahwa
akan menanyakan soal apakah email saya di-approve atau
ditolak kepada Agus Hamonangan. Saya juga me-reply
email tsb ke Forum-Pembaca-Kompas@Yahoogroups.com dan
ke [EMAIL PROTECTED] dalam
dua kali kirim email terpisah tetapi isinya sama.
Email pertanyaan saya ini juga tidak di-approve. 

Seharian saya perhatikan bahwa maillist tetap rame,
banyak tulisan baru bermunculan, jadi saya
mempertanyakan soal email-email yang saya kirim tsb. 

Email-email yang saya kirim ada beberapa. Kebanyakan
saya record dengan saya Cc ke maillist saya yang lain
untuk keamanan data bilamana tidak di-approve.
Email-email yang tidak di-approve tetapi masih
ter-record di maillist saya yang lain diantaranya:
1. Subject: Re: Balasan: Re: Berbagi
pengalaman--Kompatiologi
from: [EMAIL PROTECTED] ; Tue Aug 22, 2006 5:02
pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/326
2. Subject: Fw: Re: Berbagi pengalaman--Kompatiologi
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 12:42 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/330
email ini adalah balasan untuk email dari Sdr. Manneke
Budiman :
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36411

3. Subject: Fw: Re: Berbagi pengalaman—Kompatiologi
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 7:10 pm
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/331
email ini adalah balsan lanjutan untuk email:
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36367
4. Subject: Re: Berbagi pengalaman--Kompatiologi
(Intepretasi Karakteristik Memori Fisik T.A.)
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 11:44 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/332


Nah perlu dipertanyakan nich; mengapa kok email-email
yang menjelaskan Kompatiologi secara fokus dan lebih
mendalam yang sedang dibahas di maillist FPK kok
tiba-tiba tidak diapprove semua, balasan dari member
FPK yang lain juga seperti hilang begitu saja, satu
pun tidak ada seperti tema Kompatiologi memang tidak
pernah dibahas di FPK saja. Apakah memang tidak ada
yang membalas atau juga sama-sama tidak di-approve?! 

Malah yang di-approve email-email partisipan
Kompatiologi yang sifatnya guyonan / bercandaan tidak
serius dan sindiran dari Sdr.Juswan:
1. Subject:  Main Sandiwara Di Dunia Maya
from: juswan ; Wed Aug 23, 2006 3:37 pm
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36555
2. Subject: Penyimpangan Perilaku Versus Perubahan
Nilai:
from: juswan ; Wed Aug 23, 2006 9:51 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36564



Apakah ini ada hubungan dengan artikel di koran Kompas
edisi Kamis, 24 Agustus 2006 halaman 13 Bagian
Humaniora / Gempa Yogya , yang berjudul: Pemulihan
Psikologis Berkesinambungan.



Pemulihan Psikologis Korban Gempa Harus
Berkesinambungan

Laporan wartawan Kompas: R. Adhi Kusumaputra
Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI menerima bantuan
dana Rp 40 juta dari Ikatan Abang None Jakarta Utara,
di kampus UI Depok, Selasa (22/8)

DEPOK, KOMPAS--Pemulihan psikologis korban gempa di
Yogyakarta harus dilakukan secara berkesinambungan.
Banyak posko bencana yang didirikan di daerah lokasi
gempa, namun yang diberikan umumnya berupa makanan,
pakaian dan uang.

"Yang tetap harus diperhatikan adalah pemulihan
psikologis korban gempa. Bayangkan, rumah mereka
hancur, sekolah mereka rusak, alat transportasi juga
tak bisa digunakan. Tidak mudah bagi korban gempa
untuk melanjutkan hidup yang normal kembali," kata
Kepala Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia (UI), Dr Frieda Mangunsong, M.Ed di kampus
UI Depok, Selasa (22/8). Frieda didampingi antara lain
psikolog M Zulfan Reza MSi.

Pada kesempatan itu, Ikatan Abang None Jakarta Utara
memberi bantuan Rp 40 juta ke Pusat Krisis Fakultas
Psikologi UI.

Menurut Frieda, Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI
melakukan dukungan psikososial melalui Posko UI di
Dusun Bergan, Bambanglipuro, Yogyakarta, juga
mengembangkan kapasitas para guru dari Plered, Bantul,
untuk mendukung pemulihan kondisi psikososial berbasis
sekolah.

Kegiatan ini dilakukan melalui kerja sama dengan mitra
dari lembaga di Yogyakarta, yaitu Wahana Studi
Pengembangan Kreativitas Universitas Negeri Yogyakarta
dan Dinas Pendidikan setempat.

Pusat Krisis UI juga memberikan dukungan pada sejumlah
lembaga yang melakukan dukungan psikologis di
Yogyakarta dan Klaten seperti Fakultas Psikologi UGM
dan Fakultas Psikologi UMS, Juga memberikan pembekalan
tentang pendampingan psikologis kepada para relawan
dari berbagai lembaga.

"Kami memberi pendampingan psikologis kepada para guru
di Plered, Bantul, karena guru merupakan agen
perubahan, yang memiliki peran multifungsi," jelas
Frieda.

Selain itu, pemulihan psikologis juga diberikan kepada
buruh dan petani. Pembinaan buruh mendapat dukungan
dana dari Brot for de Welt, organisasi gereja-gereja
Kristen yang berbasis di Jerman.

Organisasi ini menunjuk Pemberdayaan Masyarakat Kota
HKBP untuk mengorganisir pemulangan buruh binaan
mereka ke kampung halaman masing-masing di Desa
Ngentakrejo, Desa Gedangan, Desa Jonggrangan-Pundong,
Sabdodadi, dan Prambanan. Mereka memimpin gerakan
pemulihan masyarakat.

Para buruh alumni ini direkrut menjadi relawan PMK
untuk mengorganisir berbagai kegiatan seperti
membersihkan lokasi gempa, memberikan bantuan fisik,
membekali masyarakat dengan pengetahuan dan
keterampilan mengatasi bencana, serta bagaimana cara
mengorganiir rakyat agar kegiatan pemulihan dapat
efektif dan efisien.

Menurut Frieda, salah satu pembekalan yang diberikan
adalah bagaimana cara untuk pulih dari bencana. Ini
perlu karena sampai saat ini masyarakat masih trauma.
Mereka mudah terkejut, cemas, sering terbayang bayang
kejadian yang ada. Mereka banyak mengalami reaksi duka
cita akibat kehilangan keluarga dan harta bendanya.
(KSP)   



Beberapa hari sebelum hari ini, saya sempat mengkritik
tulisan: 
Psikologi Asia untuk Asia : Barat Kurang Pahami
Karakter Lokal
Ada beberapa point yang saya bahas dalam komentaran
saya dalam dua email terpisah yaitu: 
1. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia 
from: vincentliong ; Mon Aug 21, 2006 12:37 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36330
2. Subject: Re: Psikologi Asia untuk Asia
from: vincentliong ; Tue Aug 22, 2006 1:46 am
at:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36375

Mengapa sich saya mempermasalahkan dua pemberitaan
koran Kompas yang berhubungan fakultas Psikologi tsb
di atas?
Jawab:
1. Dalam berita “Psikologi Asia untuk Asia” wartawan
Kompas menulisnya lebih cenderung seperti iklan gratis
dibandingkan dengan berita. Bobot isi pemberitaannya
enteng, hanya menulis ulang pendapat para pejabat yang
berkepentingan yang isinya adalah ide yang belum
dilaksanakan. Ide itu sendiri tidak dibahas secara
mendalam hanya pembahasan tentang hal-hal idealnya
saja.
2. Dalam berita “Pemulihan Psikologis
Berkesinambungan” yang dibahas adalah:
* Suatu keharusan / kebutuhan mendesak bahwa pemulihan
psikologis korban gempa di Yogyakarta harus dilakukan
berkesinambungan. 
Note: Jadi intinya fakultas Psikologi harus tetap
diberi jatah berupa pekerjaan / proyek dan sponsor
untuk memulihkan masalah Psikologis Korban gempa di
Yogyakarta.
* Banyak posko bencana yang didirikan di daerah lokasi
gempa, namun yang diberikan umumnya berupa makanan,
pakaian, dan uang.
Note: Selain fakultas Psikologi tidak ada yang mampu
atau sudah turun tangan menangani masalah Psikologis
masyarakat korban gempa.
* Bayangkan, rumah mereka hancur, sekolah mereka
rusak, alat transportasi juga tak bisa digunakan.
Tidak mudah bagi korban gempa untuk melanjutkan hidup
yang normal kembali. (Kalimat ini secara khusus diberi
bold hitam tebal, diletakkan di tengah di koran
Kompas.)
Note: Korban gempa di Yogyakarta yang secara
mengenaskan tertimpa musibah dan fakultas Psikologi
yang sepatutnya secara eksklusif mendapat proyek
dibayar / pekerjaan (proyek dan sponsor) untuk
memberikan pertolongan kepada para korban.
* Pada kesempatan itu, Ikatan Abang None Jakarta Utara
memberi bantuan Rp 40 juta ke Pusat Krisis Fakultas
Psikologi UI.
Note: Sebuah contoh bahwa ada pihak-pihak yang percaya
dan rela memberikan dana (memberikan kerjaan / sponsor
proyek) kepada fakultas Psikologi UI untuk mengerjakan
proyek menolong secara Psikologis korban gempa.
* Lalu selanjutnya yang dibahas adalah Pusat Krisis
Fakultas Psikologi UI membantu pihak-pihak /
organisasi lain untuk melakukan hal penanganan
Psikologi tsb. 
Note: Seolah-olah fakultas psikologi UI yang membantu
tentunya dengan dana masyarakat.

Yang patut dipertanyakan karena tidak pernah dibahas
dalam pemberitaan pasca gempa adalah:
* Tidak ada penelitian setelah berjalannya terapi
tentang efektivitas (hasil nyata) penangannan
Psikologis pasca gempa baik Yogyakarta maupun tsunami
di Aceh yang dibuat dan dilaporkan ke publik oleh
pihak fakultas Psikologi atau oleh lembaga penelitian
independent yang netral dan dapat dipercaya.




K E S I M P U L A N 

Maka dari itu kami peneliti Kompatiologi menyindir
dengan tidak mengemis atau mengiklankan minta sponsor
kepada lembaga manapun soal usaha-usaha pengembangan
ilmu Kompatiologi. Kami tetap tidak minta-minta uang
bahkan setelah kasus memo sekertaris fakultas yang
ditujukan untuk menyetop salah satu sumber dana untuk
penelitian yang dibiayai dan dijalankan sendiri oleh
Cornelia Istiani. Kami tidak mau ngemis uang untuk
alasan idealis tetapi hasil selalu tidak dilaporkan
seperti itu. Tujuan kami jadi peneliti bukan suman
soal objekan melainkan soal lahirnya ilmupengetahuan
baru ada atau tidak ada duitnya.

Nah penonton biar mikir sendiri… bagaimana permainan
dimainkan dalam waktu berjalan. Nah bagaimana juga kok
balasan tema Kompatiologi yang penting-penting malah
dihilangkan. Apakah ada intervensi dari ang berkuasa?
Yang jelas Kompatiologi sampai hari ini masih hemat
energi, masih menggunakan kekuatan kekuasaan almost
Zero(nol). Coba bandingan dengan oknum-oknum fakultas
Psikologi yang mau membasmi kami sudah pakai segala
sacara, kekuasaan milik kelembagaan sebagai fakultas
psikologi negeri sana sini dipake, dlsb.

Apapun yang sebenarnya terjadi, kami tenang-tenang
saja. Saya mengembangkan Kompatiologi ini menggunakan
sistem pertempuran Libanon melawan Israel (penjelasan
lengkap akan menyusul dalam tulisan terpisah).
Filosofi yang kami gunakan adalah: kami menganggap
diri kami tidak punya apa-apa, bahkan tidak bermodal
apa-apa, maka kami nothing to lose. Kami mudah kok
dibasmi, tetapi bangkai kami pun tidak akan sia-sia
karena akan digunakan untuk pengiklanan, recruiting
calon participant baru oleh partisipant yang lain.kami
terus melahirkan orang baru sehingga banyak yang
dibasmi / dilenyapkan tetapi gugur satu tumbuh seribu.
Kami menggunakan resourse minimal bahkan nol untuk
mencapai hasil maksimal, kami sadar bahwa kami miskin
resourse (tidak minta sumbangan uang), maka itu kami
efisien, kejanggalan apapun kami jadikan iklan ;mohon
maaf soal kenyataan ini. Kami pribadi tidak ambil ke
hati hanya strategi pemasaran aja kok.

Kami tidak meminta sponsor untuk digunakan seenaknya,
meski ayah saya punya rumah mewah di perumahan Permata
Hijau saya tidak minta apa-apa untuk pengembangan
Kompatiologi, meski adik saya dibelikan Mery C 200,
saya tetap tidak minta mobil hidup sederhana, mungkin
kalau terdesak saya minta mobil tetapi selagi saya
masih bisa mandiri saya tidak minta. Channel koneksi
keluarga juga belum saya gunakan meski saya keponakan
William W. Wongso yang kuliner dan peluncuran buku
pertama saya menggunakan pembicara tingkat atas yaitu
Nono Anwar Makarim. Ini semua saya lakukan karena saya
masih berasa mampu mandiri dan hidup realistik tanpa
sponsor keluarga kecuali dukungan kelompok yang saya
bangun sendiri. Manusia lahir telanjang maka akan mati
telanjang. 

Mungkin kita bisa merasa kuat sementara bila memiliki
kekuasaan. Kekuasaan tertinggi adalah kekuasaan tanpa
bermodal apa-apa kecuali badan fisik yang telanjang
yang awet meski sudah pensiun dari kekuasaan atau
tetap tenar bahkan sesudah mati. Kalau kekuasan
numpang maka hanya sebenrat selama jabatan masih bisa
dikuasai, hehehe…

Vincent bisa saja dibasmi, mudah kok, bisa dibuat agar
orang-orang benci Vincent tetapi Vincent Liong sudah
mencetak Vincent-Vincent yang lain yang mampu mendidik
participant baru dengan kwalitas tidak kalah dengan
Vincent yang pertama. Saat ini Vincent Liong sebagai
pemimpin menunjukkan diri yang lemah agar menjadi
umpan untuk membiarkan Vincent-Vincent yang lain
selamat.
 

“… bahwa sejarah akan mendesakkan diri ke mana saja,
tetapi ‘manusia’(Note: yang benar-benar hidup sebagai
manusia seutuhnya) tetap tak terkalahkan. Sejarah
memang bisa menggulung siapa saja, tetapi manusia
bukanlah sepotong gabus yang setelah terombang-ambing
dapat diempas ke daratan dan menjadi sampah di
pantai.”
-Pramoedya Ananta Toer- 

(Note: Untuk tujuan menyindir terlampir tulisan: Kisah
Musashi Ditantang Ronin)


ttd,
Vincent Liong





L A M P I R A N

Kisah Musashi Ditantang Ronin 
Ditulis oleh: Drs. Juswan Setyawan 

Sesuai amanat Yang Dipertuan Agong Kim Il Sen mulai
hari ini saya akan cuti untuk menulis soal-soal yang
memeras otak. Atas titah OBL - “Our Beloved Leather”
(leader... monyong !) saya dianugerahkan cuti total
atas biaya negara selama dua pekan dan bisa diperleng
jadi satu bulan. Syukurlah, sebab menurut Ryodoraku
Test (bukan test IQ bo...) meskipun tingkat bioenergi
somatis daku jauh di atas rata-rata yaitu mencapai
76.57 (di mana-mana range minimum/maksimumnya ialah 28
– 59) maka dari pada emosi daku meledak ndak keruan
mendingan daku terima cuti itu dengan hati bersyukur
atas kebijakan dan kemurahan hati sang diktator il
capo da mafioso. Mengapa? Karena SQ daku (Stress
Quotient bo...) sudah melejit 20% di atas ambang
normal dan itu disebabkan oleh overdosis atau
kebanyakan stressors, angka itu kini sudah mencapai
1.323 di mana batas maksimum yang tolerable ialah
1.15.  Waduh... kalo sampai meledak... daku bakal
sinting beneran bo!
Maka dari itu untuk menurunkan SQ daku mau
cerita-cerita dikit buat teman-temin.
 
Konon suatu ketika samurai ichi-ban Musashi Miyamoto
ceritanya dikeroyok ramai-ramai oleh para Ronin. Ronin
itu bukan samurai sejati yang meniti jalan bushido
(the way of warrior) tetapi cuma preman pasar biasa
yang "memahami nilai" bushido dan tidak punya seorang
Daimiyo. Mereka mencari makan dengan mencabut nyawa
orang sesuai order pengupahnya karena mereka itu tak
lebih daripada para mercenaries.
 
Bukannya Musashi takut tetapi ia – biasa seperti lakon
film-film samurai – mulai lari miring
sekencang-kencangnya sehingga hanya tinggal satu orang
ronin muda yang sanggup mengejarnya yang saat itu
Musashi sendiri sudah mulai uzur.
 
Setiba di tepi pantai tiba-tiba Musashi berdiri tegak
– menghunus samurainya dan berdiri menunggu tibanya si
ronin. Lalu terjadilah dialog (imajiner tentunya
bo...) sebagai berikut.
 
M : Siapa namamu anak muda?
R :  Nama saya Sato (bhs eskimonya ‘ternak
peliharaan’). Jangan banyak cakap, mari kita 
       bertarung sampai mati.
M : Kok namanya Sato. Itukan nama Marga bukan nama
pribadi? Kenapa kamu malu 
       menyebutkan namamu sendiri?
R :  Haishhh, kokehan petingsing. Sato mencabut
samurainya dan membuang sarungnya 
       ke laut dan mulai ancang-ancang mau menyabet
putus kepala si Musashi.
M:  Dengan senyum dikulum Musashi menyarungkan kembali
samurainya dan berkata: 
      “Anak muda, kamu sudah kalah sebelum memulai
pertempuran.” Lalu mulai 
      melangkah untuk ngeloyor pergi. 
R:  Musashi apakah kamu takut bertarung dengan daku?
Kenapa dikau mau ngacir pergi 
      seperti seorang pengecut?
M: Anak muda mengapa engkau bernafsu sekali memenggal
kepalaku sedangkan aku 
      sendiri masih sayang kepada kepalaku? Apa yang
kau cari Palupi... eh keliru... Sato?
R:  Aku mau merebut gelar ichi-ban dari tanganmu
supaya semua orang gentar padaku.
M:  Oh begitu kiranya. Nah, mulai sekarang gelar
ichi-ban itu kuserahkan kepadamu. 
      Jaga  baik-baik ya. (Sambil berkata demikian
Musashi membungkuk 90 derajat 
      - layaknya kasih hormat gaya Nipon - kepada
Sato).
R:  Tidak bisa begitu dong. Bukankah kita belum
bertarung sama sekali? Mengapa 
      engkau mundur seperti seorang pengecut?
M:  Ah, tidak juga. Kalau bisa dibuat gampang mengapa
musti dipersulit? Kau kan 
       berambisi mendapat gelar ichi-ban, maka aku
berikan kepadamu secara gratis.
R:   Kenapa bisa begitu?
M : Ya karena aku kagum menyaksikan jurus kamu
membuang sarung pedangmu 
       Suatu hal yang aku sendiri tidak mampu
melakukannya dengan lebih baik. Karena itu 
       atas nama jurus yang indah itu aku serahkan
gelar ichi ban kepadamu. Sayonara !
 
Catetan kaki:  Bagi Musashi gelar tidak bermakna
apa-apa. Yang lebih penting ialah prestasi. Prestasi
tanpa gelar tidak jadi apa, tetapi gelar tanpa
prestasi sungguh memalukan dan menjijikkan, apalagi di
kalangan elit. Menyembunyikan nama sendiri dengan nama
klan menunjukkan tidak ada rasa percaya diri dan juga
tidak menghormati leluhur. Orang seperti itu tidak
pantas disebut samurai dan hanya pantas disebut ronin.
 
Membuang sarung pedang adalah tanda semiotik
kekalahan. Pedang adalah kebanggaan seorang penempuh
jalan bushido dan bagi samurai pedangnya lebih
berharga dari isterinya sendiri. Ia bisa saja membuang
isterinya tetapi ia tidak pernah akan membuang
pedangnya.  Membuang sarung samurai berarti sarung itu
tidak akan dipakai lagi selanjutnya sehingga tak ada
gunanya lagi selain untuk dibuang. Sato membuang
sarung pedangnya karena bawah sadarnya memberitahukan
dia bahwa ia segera akan tewas oleh pedang Musashi.
Untungnya bagi si Sato bahwa Musashi memang berdada
lapang dan berhati seluas samudra sesuai gelarnya
yaitu ichi-ban. Gelar itu tidak pernah bisa direbut
daripadanya sampai kapanpun menurut biografi Musashi.
 
Jakarta, 24 Agustus 2006.
Mang Iyus (yang lagi ambil cuti)


Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke