[psikologi_net] Kompatiologi : To Kill or To Be Killed +(komentar dari Hizbut Tahrir)

2008-01-09 Terurut Topik Vincent Liong
Kompatiologi : To Kill or To Be Killed

Ditulis oleh: Vincent Liong
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Senin, 7 Januari 2007



Sejak diperkenalkan ke publik Kompatiologi mengalami
perang dengan lembaga pendidikan resmi +/- dalam 3
tahun terakhir.

Tahun 2006 : Internal Affair 
Para praktisi & peneliti Kompatiologi mengalami
pengkucilan dari oknum-oknum Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia yang diresmikan dengan Surat
Peringatan Resmi; Memo dari Sekertaris Fakultas
F.Psi.UI
Nomor: 214 / F.Psi / Humas / U / 2006
Kepada Yth: Ibu Cornelia Istiani 
Staf pengajar Fakultas Psikologi UI – Depok
Hal: Himbauan
Tanggal 2 Agustus 2006

Surat ini secara informal bekerja sebagai surat
perintah, surat cekal, surat pengkucilan yang
dijalankan oleh para lulusan / alumni F.Psi.UI baik
yang masih berhubungan dengan UI atau telah bekerja
memangku jabatan di F.Psi. lain. Cornelia Istiani
karena beberapa ancaman lisan harus keluar dari
bekerapa pekerjaannya sebagai dosen dan berganti
pekerjaan menjadi konsultan swasta yang bekerja
berdasarkan proyek.

Tahun 2007 : Teror Keluarga
Para praktisi & peneliti Kompatiologi mengalami teror
dengan target merugikan anggota keluarga (bukan
diskusi ilmu) yang berlangsung mulai 20 mei 2007 –
awal Desember 2007 yang dilaksanakan oleh anggota
gerakan fintnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok
Pabrik Tontonan. Sebagian besar anggota gerakan teror
ini memiliki hubungan dengan kegagalan membasmi
kompatiologi di tahun 2006 yang banyak melibatkan
oknum-oknum berbackground psikologi terutama dari
F.Psi.UI. (note: daftar jenis-jenis teror & nama
pelaku teror terlampir.)

Tahun 2008 : Harta & Nyawa
Tepatnya pada tanggal 30 Desember 2007 jam 06.00 WIB
pagi saya mendapat telepon dari Abu Ibrahim perwakilan
Hizbut Tahrir cabang Sydney. Abu mentanyakan ke saya
prihal kasus gambar porno dan sikap saya yang menurut
isu yang diterima tidak bersahabat bahkan bersifat
menghina agama Islam. Saya mengkonformasi bahwa saya
tidak berkepentingan akan hal tsb dan banyak pengguna
kompatiologi yang taat beragama Islam, saya juga
memiliki saudara angkat yang bernama Rizki Pradana
yang cukup dikenal baik oleh Abu Ibrahim dan dapat
dikonformasi soal sikap saya terhadap agama Islam.
Setelah melakukan penelitian termasuk tentang teror
keluarga yang dialami para praktisi kompatiologi
selama tahun 2007 maka secara professional pihak
Hizbut Tahrir hari itu juga pada jam Sun Dec 30, 2007
1:50 pm menulis surat konformasi agar tidak ada
anggota Hizbut Tahrir yang berhasil diperalat atau
diadudomba demi kepentingan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab, Abu juga berpesan bahwa bilamana
pihak Front Pembela Islam menghubungi saya maka saya
harus mengatakan bahwa sudah bicara dengan Abu Ibrahim
perwakilan Hizbut Tahrir cabang Sydney. Hal ini sangat
mengagetkan saya, membuat saya terharu, membuat saya
paham bahwa ternyata pihak yang biasa dianggap garis
keras pun memiliki prosedur yang jelas sehingga tidak
mudah salah bertindak. Saya mengalami perumpamaan
“Orang Samaria yang Baik Hati” seperti yang tertulis
di Alkitab.

Yang terpenting saya menjadi sadar bahwa teror di
akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008 ini tidak lagi
mentargetkan teror keluarga tanpa korban berdarah,
target teror tahun ini adalah keutuhan rumah tempat
tinggal saya di Jl. Ametis IV G/22 Permata Hijau,
Jakarta Selatan 12210 –Indonesia ;rencana memperalat
pihak ketiga untuk diharapkan melaksanakan teror
memang gagal tetapi bukan berarti tidak ada pihak
ketiga yang lain yang akan diperalat. Lalu saya
diingatkan lagi oleh pernyataan Audifax,S.Psi. sebagai
anggota gerakan Pabrik Tontonan yang secara tertulis
menjanjikan kematian atau cacat tetap total pada saya
atau praktisi kompatiologi yang lain yang direncanakan
terjadi di tahun 2008 dengan diumumkan secara terbuka
di maillist. Hal ini tidak hanya membuat saya kaget
tetapi juga membuat Abu Ibrahim menjadi marah
sekaligus bingung atas kenekatan musuh-musuh
kompatiologi dalam berjibaku dengan menghalalkan
segala cara demi membasmi kompatiologi tanpa
mempedulikan keselamatan dan nama baik diri sendiri
demi memberikan efek kerugian terbesar kepada target
terornya.


Pilihan yang ada pada saya saat ini adalah: “To Kill
or To Be Killed”. Sesuai kebijaksanaan saya yang telah
saya tulis sebelumnya bahwa saya tidak membalas teror
keluarga dengan teror keluarga karena bila saya
melakukan itu maka saya sama biadabnya dengan musuh
saya. Saya mengambil jalan tengah dari “To Kill or Not
To Kill” dengan berusaha mempersempit ruang gerak
musuh kami di dunia nyata dengan harapan sumberdaya
yang bisa digunakan sebagai sumber dana, koneksi, dlsb
untuk melaksanakan rencana merugikan Harta dan Nyawa
selanjutnya berkurang sehingga pelaksanaan teror bisa
tertunda. Hal ini tentunya adalah penyelesaian
sementara tetapi saya pikir cara paling baik diantara
yang terburuk. Maka dari itu saya menyebarluaskan
data-data bukti tertulis berkaitan dengan gerakan
fitnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok Pabrik
Tontonan yang selalu saya lampirka

[psikologi_net] Kompatiologi : To Kill or To Be Killed +(komentar dari Hizbut Tahrir)

2008-01-09 Terurut Topik Vincent Liong
Kompatiologi : To Kill or To Be Killed

Ditulis oleh: Vincent Liong
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Senin, 7 Januari 2007



Sejak diperkenalkan ke publik Kompatiologi mengalami
perang dengan lembaga pendidikan resmi +/- dalam 3
tahun terakhir.

Tahun 2006 : Internal Affair 
Para praktisi & peneliti Kompatiologi mengalami
pengkucilan dari oknum-oknum Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia yang diresmikan dengan Surat
Peringatan Resmi; Memo dari Sekertaris Fakultas
F.Psi.UI
Nomor: 214 / F.Psi / Humas / U / 2006
Kepada Yth: Ibu Cornelia Istiani 
Staf pengajar Fakultas Psikologi UI – Depok
Hal: Himbauan
Tanggal 2 Agustus 2006

Surat ini secara informal bekerja sebagai surat
perintah, surat cekal, surat pengkucilan yang
dijalankan oleh para lulusan / alumni F.Psi.UI baik
yang masih berhubungan dengan UI atau telah bekerja
memangku jabatan di F.Psi. lain. Cornelia Istiani
karena beberapa ancaman lisan harus keluar dari
bekerapa pekerjaannya sebagai dosen dan berganti
pekerjaan menjadi konsultan swasta yang bekerja
berdasarkan proyek.

Tahun 2007 : Teror Keluarga
Para praktisi & peneliti Kompatiologi mengalami teror
dengan target merugikan anggota keluarga (bukan
diskusi ilmu) yang berlangsung mulai 20 mei 2007 –
awal Desember 2007 yang dilaksanakan oleh anggota
gerakan fintnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok
Pabrik Tontonan. Sebagian besar anggota gerakan teror
ini memiliki hubungan dengan kegagalan membasmi
kompatiologi di tahun 2006 yang banyak melibatkan
oknum-oknum berbackground psikologi terutama dari
F.Psi.UI. (note: daftar jenis-jenis teror & nama
pelaku teror terlampir.)

Tahun 2008 : Harta & Nyawa
Tepatnya pada tanggal 30 Desember 2007 jam 06.00 WIB
pagi saya mendapat telepon dari Abu Ibrahim perwakilan
Hizbut Tahrir cabang Sydney. Abu mentanyakan ke saya
prihal kasus gambar porno dan sikap saya yang menurut
isu yang diterima tidak bersahabat bahkan bersifat
menghina agama Islam. Saya mengkonformasi bahwa saya
tidak berkepentingan akan hal tsb dan banyak pengguna
kompatiologi yang taat beragama Islam, saya juga
memiliki saudara angkat yang bernama Rizki Pradana
yang cukup dikenal baik oleh Abu Ibrahim dan dapat
dikonformasi soal sikap saya terhadap agama Islam.
Setelah melakukan penelitian termasuk tentang teror
keluarga yang dialami para praktisi kompatiologi
selama tahun 2007 maka secara professional pihak
Hizbut Tahrir hari itu juga pada jam Sun Dec 30, 2007
1:50 pm menulis surat konformasi agar tidak ada
anggota Hizbut Tahrir yang berhasil diperalat atau
diadudomba demi kepentingan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab, Abu juga berpesan bahwa bilamana
pihak Front Pembela Islam menghubungi saya maka saya
harus mengatakan bahwa sudah bicara dengan Abu Ibrahim
perwakilan Hizbut Tahrir cabang Sydney. Hal ini sangat
mengagetkan saya, membuat saya terharu, membuat saya
paham bahwa ternyata pihak yang biasa dianggap garis
keras pun memiliki prosedur yang jelas sehingga tidak
mudah salah bertindak. Saya mengalami perumpamaan
“Orang Samaria yang Baik Hati” seperti yang tertulis
di Alkitab.

Yang terpenting saya menjadi sadar bahwa teror di
akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008 ini tidak lagi
mentargetkan teror keluarga tanpa korban berdarah,
target teror tahun ini adalah keutuhan rumah tempat
tinggal saya di Jl. Ametis IV G/22 Permata Hijau,
Jakarta Selatan 12210 –Indonesia ;rencana memperalat
pihak ketiga untuk diharapkan melaksanakan teror
memang gagal tetapi bukan berarti tidak ada pihak
ketiga yang lain yang akan diperalat. Lalu saya
diingatkan lagi oleh pernyataan Audifax,S.Psi. sebagai
anggota gerakan Pabrik Tontonan yang secara tertulis
menjanjikan kematian atau cacat tetap total pada saya
atau praktisi kompatiologi yang lain yang direncanakan
terjadi di tahun 2008 dengan diumumkan secara terbuka
di maillist. Hal ini tidak hanya membuat saya kaget
tetapi juga membuat Abu Ibrahim menjadi marah
sekaligus bingung atas kenekatan musuh-musuh
kompatiologi dalam berjibaku dengan menghalalkan
segala cara demi membasmi kompatiologi tanpa
mempedulikan keselamatan dan nama baik diri sendiri
demi memberikan efek kerugian terbesar kepada target
terornya.


Pilihan yang ada pada saya saat ini adalah: “To Kill
or To Be Killed”. Sesuai kebijaksanaan saya yang telah
saya tulis sebelumnya bahwa saya tidak membalas teror
keluarga dengan teror keluarga karena bila saya
melakukan itu maka saya sama biadabnya dengan musuh
saya. Saya mengambil jalan tengah dari “To Kill or Not
To Kill” dengan berusaha mempersempit ruang gerak
musuh kami di dunia nyata dengan harapan sumberdaya
yang bisa digunakan sebagai sumber dana, koneksi, dlsb
untuk melaksanakan rencana merugikan Harta dan Nyawa
selanjutnya berkurang sehingga pelaksanaan teror bisa
tertunda. Hal ini tentunya adalah penyelesaian
sementara tetapi saya pikir cara paling baik diantara
yang terburuk. Maka dari itu saya menyebarluaskan
data-data bukti tertulis berkaitan dengan gerakan
fitnah, teror, cacimaki dan ngomong jorok Pabrik
Tontonan yang selalu saya lampirka