[psikologi_net] Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin

2006-09-06 Terurut Topik Vincent Liong
Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin
Penanggungjawab versi/aliran: Adhi Purwono

Kami undang anda untuk bergabung di maillist:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join
http://groups.google.com/group/Komunikasi_Empati/about
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join




Serial Tulisan Kitab Masuk Angin (KMA):

Pandangan diri saya mengenai dekonstruksi-rekonstruksi
dari Ilmu Kompatiologi
Ditulis oleh: Adhi Purwono

Apa yang akan saya tuliskan ini tetap pada kaidah yang
telah saya pegang yaitu tulisan yang mewakili ekspresi
diri-sendiri. Jadi walaupun si Vincent telah
bilang-bilang bahwa saya telah didekons namun saya
tetap memegang teguh integritas saya dalam menulis
yaitu tulisan yang bukan dari aliran apapun dan hanya
berasal dari otoritas diri saya sendiri. Saya tetap
bukanlah simpatisan manapun. Dan saya bukan penganut
aliran manapun.

Dan maaf saja Vincent, saya tetap mengatakan bahwa
yang mendekons diri saya adalah si Vincent sendiri.
Entah kenapa Vincent melarang saya untuk memberitahu
dirinyalah yang mendekons saya. Mungkin dia mempunyai
agendanya sendiri. Tapi saya tidak begitu peduli
dengan agendanya (atau apakah ini agenda tersembunyi
supaya saya akhirnya mengatakan siapakah diri saya
sebenarnya dan tidak tergantung olehnya, sehingga
dekons saya bisa dianggap berhasil?). Yang terpenting
disini adalah saya akan menyingkapkan apa yang terjadi
pada saya sejak didekons oleh Vincent.

Bagi saya, Vincent adalah orang yang sangat berbahaya
bagi penguasaan kejiwaan diri kita. Untuk anda yang
belum pernah bertemu dengan Vincent, saya sarankan
jangan sampai membuang waktu dan uang bertemu dengan
Vincent apalagi membuat janji untuk didekons! Fatal
akibatnya bagi diri anda seperti yang telah saya alami
ini. Sebelum saya bertemu dengan Vincent saya mengira
didekons itu seperti belajar melepas atau belajar
menyadari mirip dalam metoda meditasi seperti yang
telah saya kenal. Namun nyata-nyatanya yang dialami
oleh diri saya adalah sangat berbeda! Saya tidak
diajak untuk belajar atau berpikir. Saya juga tidak
diajak untuk saling bertukar-pikiran atau menerima
sesuatu (misalnya dibuka cakranya, diberikan elmu,
diguna-guna, dihipnotis, dsb). Saya bahkan tidak
diajak untuk belajar
sadar/menyadari/aware/consciousness/eling. Saya hanya
bertemu dengan dia dan dekons terjadi begitu saja.
Metode tidaklah penting walaupun tetap akan saya
ceritakan metode apa yang dipakai oleh si Vincent ini.
Namun yang paling saya ingat ketika itu adalah Vincent
seperti kepribadian tanpa pagar pembatas. Biasanya
orang yang baru ketemu dan baru kenal memulai
perkenalannya melalui basa-basi dulu. Tapi disini
basa-basi LEWAT. Orang yang baru kenal biasanya
memulai dengan topik yang ringan-ringan saja. Tapi
disini topiknya TANPA TEDENG
ALING-ALING, LANGSUNG BERATH. Orang yang baru kenal
biasanya juga memakai dulu topeng kepribadiannya
tebal-tebal supaya kesan pertama bisa berkesan baik.
Tapi disini topeng kepribadian yang tipis pun tidak
dipakai oleh Vincent bahkan DAPAT MEMBONGKAR DENGAN
BEGITU MUDAHNYA TOPENG YANG SAYA PAKAI. Biasanya pula
orang yang baru kenal akan melakukan beberapa
kebohongan putih untuk menjaga citra dirinya. Namun
disini, HAMPIR MERASA PERCUMA BERBOHONG DI DEPAN
VINCENT. Dia dapat membaca begitu saja isi batok
kepala saya. BEGITU SAJA. SECARA SEDERHANA. Sampai
membuat saya cukup kesal jadinya. Dan lucunya hanya
dalam tempo 5 menit bertemu dengannya (ketika masih di
perjalanan di dalam mobil saya) saya sudah melakukan
curhat jujur yang biasanya hanya saya simpan untuk
sahabat yang sangat dekat atau kepada adik kandung
saya. Openess. Keterbukaan. Walaupun saya tentu saja
tidak membuka diri sampai telanjang secara kejiwaan,
tetap saja pandangan matanya mengatakan hal yang
sebenarnya tentang saya. Entah saya telah mengalami
paranoid atau kecurigaan atau ketakutan menjadi
terbuka atau apa. Namun saya merasa AKHIRNYA ada yang
melepas tali ikatan rasa bersalah secara pelan-pelan
dan malah merasa menganggap Vincent itu sebagai
kepribadian cermin. Artinya apapun yang berusaha saya
sembunyikan, terpantul dengan jelas baik melalui
ucapannya, tatapan matanya, maupun gerak-geriknya. Dan
baru kali ini pula saya melihat manusia seperti
Vincent yang BERBICARA TANPA RASA BERSALAH. Tanpa
penilaian. Tanpa otoritas dari luar selain dari
dirinya sendiri. Vincent mengaku dia hanya
mempertimbangkan satu hal dalam setiap pilihannya,
yaitu apa untung dan ruginya bagi dirinya. Vincent
juga mengaku dia dapat merasakan energi (istilah dia
adalah memori), memori secara langsung dari tiap
kepala yang kebetulan berpaspasan dengan dirinya.
Membaca secara copy  paste. Merasakan keadaan
emosional psikologis orang lain yang juga dapat
dirasakannya melalui tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya
saya melihat keadaan emosional si Vincent begitu cepat
berubah-ubah. Begitu juga dengan kepribadiannya. Namun
dia juga mengaku telah menguasai penguasaan emosi dan

[psikologi_net] Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin

2006-09-06 Terurut Topik Vincent Liong
Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin
Penanggungjawab versi/aliran: Adhi Purwono

Kami undang anda untuk bergabung di maillist:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join
http://groups.google.com/group/Komunikasi_Empati/about
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join




Serial Tulisan Kitab Masuk Angin (KMA):

Pandangan diri saya mengenai dekonstruksi-rekonstruksi
dari Ilmu Kompatiologi
Ditulis oleh: Adhi Purwono

Apa yang akan saya tuliskan ini tetap pada kaidah yang
telah saya pegang yaitu tulisan yang mewakili ekspresi
diri-sendiri. Jadi walaupun si Vincent telah
bilang-bilang bahwa saya telah didekons namun saya
tetap memegang teguh integritas saya dalam menulis
yaitu tulisan yang bukan dari aliran apapun dan hanya
berasal dari otoritas diri saya sendiri. Saya tetap
bukanlah simpatisan manapun. Dan saya bukan penganut
aliran manapun.

Dan maaf saja Vincent, saya tetap mengatakan bahwa
yang mendekons diri saya adalah si Vincent sendiri.
Entah kenapa Vincent melarang saya untuk memberitahu
dirinyalah yang mendekons saya. Mungkin dia mempunyai
agendanya sendiri. Tapi saya tidak begitu peduli
dengan agendanya (atau apakah ini agenda tersembunyi
supaya saya akhirnya mengatakan siapakah diri saya
sebenarnya dan tidak tergantung olehnya, sehingga
dekons saya bisa dianggap berhasil?). Yang terpenting
disini adalah saya akan menyingkapkan apa yang terjadi
pada saya sejak didekons oleh Vincent.

Bagi saya, Vincent adalah orang yang sangat berbahaya
bagi penguasaan kejiwaan diri kita. Untuk anda yang
belum pernah bertemu dengan Vincent, saya sarankan
jangan sampai membuang waktu dan uang bertemu dengan
Vincent apalagi membuat janji untuk didekons! Fatal
akibatnya bagi diri anda seperti yang telah saya alami
ini. Sebelum saya bertemu dengan Vincent saya mengira
didekons itu seperti belajar melepas atau belajar
menyadari mirip dalam metoda meditasi seperti yang
telah saya kenal. Namun nyata-nyatanya yang dialami
oleh diri saya adalah sangat berbeda! Saya tidak
diajak untuk belajar atau berpikir. Saya juga tidak
diajak untuk saling bertukar-pikiran atau menerima
sesuatu (misalnya dibuka cakranya, diberikan elmu,
diguna-guna, dihipnotis, dsb). Saya bahkan tidak
diajak untuk belajar
sadar/menyadari/aware/consciousness/eling. Saya hanya
bertemu dengan dia dan dekons terjadi begitu saja.
Metode tidaklah penting walaupun tetap akan saya
ceritakan metode apa yang dipakai oleh si Vincent ini.
Namun yang paling saya ingat ketika itu adalah Vincent
seperti kepribadian tanpa pagar pembatas. Biasanya
orang yang baru ketemu dan baru kenal memulai
perkenalannya melalui basa-basi dulu. Tapi disini
basa-basi LEWAT. Orang yang baru kenal biasanya
memulai dengan topik yang ringan-ringan saja. Tapi
disini topiknya TANPA TEDENG
ALING-ALING, LANGSUNG BERATH. Orang yang baru kenal
biasanya juga memakai dulu topeng kepribadiannya
tebal-tebal supaya kesan pertama bisa berkesan baik.
Tapi disini topeng kepribadian yang tipis pun tidak
dipakai oleh Vincent bahkan DAPAT MEMBONGKAR DENGAN
BEGITU MUDAHNYA TOPENG YANG SAYA PAKAI. Biasanya pula
orang yang baru kenal akan melakukan beberapa
kebohongan putih untuk menjaga citra dirinya. Namun
disini, HAMPIR MERASA PERCUMA BERBOHONG DI DEPAN
VINCENT. Dia dapat membaca begitu saja isi batok
kepala saya. BEGITU SAJA. SECARA SEDERHANA. Sampai
membuat saya cukup kesal jadinya. Dan lucunya hanya
dalam tempo 5 menit bertemu dengannya (ketika masih di
perjalanan di dalam mobil saya) saya sudah melakukan
curhat jujur yang biasanya hanya saya simpan untuk
sahabat yang sangat dekat atau kepada adik kandung
saya. Openess. Keterbukaan. Walaupun saya tentu saja
tidak membuka diri sampai telanjang secara kejiwaan,
tetap saja pandangan matanya mengatakan hal yang
sebenarnya tentang saya. Entah saya telah mengalami
paranoid atau kecurigaan atau ketakutan menjadi
terbuka atau apa. Namun saya merasa AKHIRNYA ada yang
melepas tali ikatan rasa bersalah secara pelan-pelan
dan malah merasa menganggap Vincent itu sebagai
kepribadian cermin. Artinya apapun yang berusaha saya
sembunyikan, terpantul dengan jelas baik melalui
ucapannya, tatapan matanya, maupun gerak-geriknya. Dan
baru kali ini pula saya melihat manusia seperti
Vincent yang BERBICARA TANPA RASA BERSALAH. Tanpa
penilaian. Tanpa otoritas dari luar selain dari
dirinya sendiri. Vincent mengaku dia hanya
mempertimbangkan satu hal dalam setiap pilihannya,
yaitu apa untung dan ruginya bagi dirinya. Vincent
juga mengaku dia dapat merasakan energi (istilah dia
adalah memori), memori secara langsung dari tiap
kepala yang kebetulan berpaspasan dengan dirinya.
Membaca secara copy  paste. Merasakan keadaan
emosional psikologis orang lain yang juga dapat
dirasakannya melalui tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya
saya melihat keadaan emosional si Vincent begitu cepat
berubah-ubah. Begitu juga dengan kepribadiannya. Namun
dia juga mengaku telah menguasai penguasaan emosi dan

[psikologi_net] Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin

2006-09-02 Terurut Topik Vincent Liong
Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin
Penanggungjawab versi/aliran: Adhi Purwono

Kami undang anda untuk bergabung di maillist:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join
http://groups.google.com/group/Komunikasi_Empati/about
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join




Serial Tulisan Kitab Masuk Angin (KMA):

Pandangan diri saya mengenai dekonstruksi-rekonstruksi
dari Ilmu Kompatiologi
Ditulis oleh: Adhi Purwono

Apa yang akan saya tuliskan ini tetap pada kaidah yang
telah saya pegang yaitu tulisan yang mewakili ekspresi
diri-sendiri. Jadi walaupun si Vincent telah
bilang-bilang bahwa saya telah didekons namun saya
tetap memegang teguh integritas saya dalam menulis
yaitu tulisan yang bukan dari aliran apapun dan hanya
berasal dari otoritas diri saya sendiri. Saya tetap
bukanlah simpatisan manapun. Dan saya bukan penganut
aliran manapun.

Dan maaf saja Vincent, saya tetap mengatakan bahwa
yang mendekons diri saya adalah si Vincent sendiri.
Entah kenapa Vincent melarang saya untuk memberitahu
dirinyalah yang mendekons saya. Mungkin dia mempunyai
agendanya sendiri. Tapi saya tidak begitu peduli
dengan agendanya (atau apakah ini agenda tersembunyi
supaya saya akhirnya mengatakan siapakah diri saya
sebenarnya dan tidak tergantung olehnya, sehingga
dekons saya bisa dianggap berhasil?). Yang terpenting
disini adalah saya akan menyingkapkan apa yang terjadi
pada saya sejak didekons oleh Vincent.

Bagi saya, Vincent adalah orang yang sangat berbahaya
bagi penguasaan kejiwaan diri kita. Untuk anda yang
belum pernah bertemu dengan Vincent, saya sarankan
jangan sampai membuang waktu dan uang bertemu dengan
Vincent apalagi membuat janji untuk didekons! Fatal
akibatnya bagi diri anda seperti yang telah saya alami
ini. Sebelum saya bertemu dengan Vincent saya mengira
didekons itu seperti belajar melepas atau belajar
menyadari mirip dalam metoda meditasi seperti yang
telah saya kenal. Namun nyata-nyatanya yang dialami
oleh diri saya adalah sangat berbeda! Saya tidak
diajak untuk belajar atau berpikir. Saya juga tidak
diajak untuk saling bertukar-pikiran atau menerima
sesuatu (misalnya dibuka cakranya, diberikan elmu,
diguna-guna, dihipnotis, dsb). Saya bahkan tidak
diajak untuk belajar
sadar/menyadari/aware/consciousness/eling. Saya hanya
bertemu dengan dia dan dekons terjadi begitu saja.
Metode tidaklah penting walaupun tetap akan saya
ceritakan metode apa yang dipakai oleh si Vincent ini.
Namun yang paling saya ingat ketika itu adalah Vincent
seperti kepribadian tanpa pagar pembatas. Biasanya
orang yang baru ketemu dan baru kenal memulai
perkenalannya melalui basa-basi dulu. Tapi disini
basa-basi LEWAT. Orang yang baru kenal biasanya
memulai dengan topik yang ringan-ringan saja. Tapi
disini topiknya TANPA TEDENG
ALING-ALING, LANGSUNG BERATH. Orang yang baru kenal
biasanya juga memakai dulu topeng kepribadiannya
tebal-tebal supaya kesan pertama bisa berkesan baik.
Tapi disini topeng kepribadian yang tipis pun tidak
dipakai oleh Vincent bahkan DAPAT MEMBONGKAR DENGAN
BEGITU MUDAHNYA TOPENG YANG SAYA PAKAI. Biasanya pula
orang yang baru kenal akan melakukan beberapa
kebohongan putih untuk menjaga citra dirinya. Namun
disini, HAMPIR MERASA PERCUMA BERBOHONG DI DEPAN
VINCENT. Dia dapat membaca begitu saja isi batok
kepala saya. BEGITU SAJA. SECARA SEDERHANA. Sampai
membuat saya cukup kesal jadinya. Dan lucunya hanya
dalam tempo 5 menit bertemu dengannya (ketika masih di
perjalanan di dalam mobil saya) saya sudah melakukan
curhat jujur yang biasanya hanya saya simpan untuk
sahabat yang sangat dekat atau kepada adik kandung
saya. Openess. Keterbukaan. Walaupun saya tentu saja
tidak membuka diri sampai telanjang secara kejiwaan,
tetap saja pandangan matanya mengatakan hal yang
sebenarnya tentang saya. Entah saya telah mengalami
paranoid atau kecurigaan atau ketakutan menjadi
terbuka atau apa. Namun saya merasa AKHIRNYA ada yang
melepas tali ikatan rasa bersalah secara pelan-pelan
dan malah merasa menganggap Vincent itu sebagai
kepribadian cermin. Artinya apapun yang berusaha saya
sembunyikan, terpantul dengan jelas baik melalui
ucapannya, tatapan matanya, maupun gerak-geriknya. Dan
baru kali ini pula saya melihat manusia seperti
Vincent yang BERBICARA TANPA RASA BERSALAH. Tanpa
penilaian. Tanpa otoritas dari luar selain dari
dirinya sendiri. Vincent mengaku dia hanya
mempertimbangkan satu hal dalam setiap pilihannya,
yaitu apa untung dan ruginya bagi dirinya. Vincent
juga mengaku dia dapat merasakan energi (istilah dia
adalah memori), memori secara langsung dari tiap
kepala yang kebetulan berpaspasan dengan dirinya.
Membaca secara copy  paste. Merasakan keadaan
emosional psikologis orang lain yang juga dapat
dirasakannya melalui tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya
saya melihat keadaan emosional si Vincent begitu cepat
berubah-ubah. Begitu juga dengan kepribadiannya. Namun
dia juga mengaku telah menguasai penguasaan emosi dan