[psikologi_net] Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin
Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin Penanggungjawab versi/aliran: Adhi Purwono Kami undang anda untuk bergabung di maillist: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join http://groups.google.com/group/Komunikasi_Empati/about http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join Serial Tulisan Kitab Masuk Angin (KMA): Pandangan diri saya mengenai dekonstruksi-rekonstruksi dari Ilmu Kompatiologi Ditulis oleh: Adhi Purwono Apa yang akan saya tuliskan ini tetap pada kaidah yang telah saya pegang yaitu tulisan yang mewakili ekspresi diri-sendiri. Jadi walaupun si Vincent telah bilang-bilang bahwa saya telah didekons namun saya tetap memegang teguh integritas saya dalam menulis yaitu tulisan yang bukan dari aliran apapun dan hanya berasal dari otoritas diri saya sendiri. Saya tetap bukanlah simpatisan manapun. Dan saya bukan penganut aliran manapun. Dan maaf saja Vincent, saya tetap mengatakan bahwa yang mendekons diri saya adalah si Vincent sendiri. Entah kenapa Vincent melarang saya untuk memberitahu dirinyalah yang mendekons saya. Mungkin dia mempunyai agendanya sendiri. Tapi saya tidak begitu peduli dengan agendanya (atau apakah ini agenda tersembunyi supaya saya akhirnya mengatakan siapakah diri saya sebenarnya dan tidak tergantung olehnya, sehingga dekons saya bisa dianggap berhasil?). Yang terpenting disini adalah saya akan menyingkapkan apa yang terjadi pada saya sejak didekons oleh Vincent. Bagi saya, Vincent adalah orang yang sangat berbahaya bagi penguasaan kejiwaan diri kita. Untuk anda yang belum pernah bertemu dengan Vincent, saya sarankan jangan sampai membuang waktu dan uang bertemu dengan Vincent apalagi membuat janji untuk didekons! Fatal akibatnya bagi diri anda seperti yang telah saya alami ini. Sebelum saya bertemu dengan Vincent saya mengira didekons itu seperti belajar melepas atau belajar menyadari mirip dalam metoda meditasi seperti yang telah saya kenal. Namun nyata-nyatanya yang dialami oleh diri saya adalah sangat berbeda! Saya tidak diajak untuk belajar atau berpikir. Saya juga tidak diajak untuk saling bertukar-pikiran atau menerima sesuatu (misalnya dibuka cakranya, diberikan elmu, diguna-guna, dihipnotis, dsb). Saya bahkan tidak diajak untuk belajar sadar/menyadari/aware/consciousness/eling. Saya hanya bertemu dengan dia dan dekons terjadi begitu saja. Metode tidaklah penting walaupun tetap akan saya ceritakan metode apa yang dipakai oleh si Vincent ini. Namun yang paling saya ingat ketika itu adalah Vincent seperti kepribadian tanpa pagar pembatas. Biasanya orang yang baru ketemu dan baru kenal memulai perkenalannya melalui basa-basi dulu. Tapi disini basa-basi LEWAT. Orang yang baru kenal biasanya memulai dengan topik yang ringan-ringan saja. Tapi disini topiknya TANPA TEDENG ALING-ALING, LANGSUNG BERATH. Orang yang baru kenal biasanya juga memakai dulu topeng kepribadiannya tebal-tebal supaya kesan pertama bisa berkesan baik. Tapi disini topeng kepribadian yang tipis pun tidak dipakai oleh Vincent bahkan DAPAT MEMBONGKAR DENGAN BEGITU MUDAHNYA TOPENG YANG SAYA PAKAI. Biasanya pula orang yang baru kenal akan melakukan beberapa kebohongan putih untuk menjaga citra dirinya. Namun disini, HAMPIR MERASA PERCUMA BERBOHONG DI DEPAN VINCENT. Dia dapat membaca begitu saja isi batok kepala saya. BEGITU SAJA. SECARA SEDERHANA. Sampai membuat saya cukup kesal jadinya. Dan lucunya hanya dalam tempo 5 menit bertemu dengannya (ketika masih di perjalanan di dalam mobil saya) saya sudah melakukan curhat jujur yang biasanya hanya saya simpan untuk sahabat yang sangat dekat atau kepada adik kandung saya. Openess. Keterbukaan. Walaupun saya tentu saja tidak membuka diri sampai telanjang secara kejiwaan, tetap saja pandangan matanya mengatakan hal yang sebenarnya tentang saya. Entah saya telah mengalami paranoid atau kecurigaan atau ketakutan menjadi terbuka atau apa. Namun saya merasa AKHIRNYA ada yang melepas tali ikatan rasa bersalah secara pelan-pelan dan malah merasa menganggap Vincent itu sebagai kepribadian cermin. Artinya apapun yang berusaha saya sembunyikan, terpantul dengan jelas baik melalui ucapannya, tatapan matanya, maupun gerak-geriknya. Dan baru kali ini pula saya melihat manusia seperti Vincent yang BERBICARA TANPA RASA BERSALAH. Tanpa penilaian. Tanpa otoritas dari luar selain dari dirinya sendiri. Vincent mengaku dia hanya mempertimbangkan satu hal dalam setiap pilihannya, yaitu apa untung dan ruginya bagi dirinya. Vincent juga mengaku dia dapat merasakan energi (istilah dia adalah memori), memori secara langsung dari tiap kepala yang kebetulan berpaspasan dengan dirinya. Membaca secara copy paste. Merasakan keadaan emosional psikologis orang lain yang juga dapat dirasakannya melalui tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya saya melihat keadaan emosional si Vincent begitu cepat berubah-ubah. Begitu juga dengan kepribadiannya. Namun dia juga mengaku telah menguasai penguasaan emosi dan
[psikologi_net] Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin
Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin Penanggungjawab versi/aliran: Adhi Purwono Kami undang anda untuk bergabung di maillist: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join http://groups.google.com/group/Komunikasi_Empati/about http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join Serial Tulisan Kitab Masuk Angin (KMA): Pandangan diri saya mengenai dekonstruksi-rekonstruksi dari Ilmu Kompatiologi Ditulis oleh: Adhi Purwono Apa yang akan saya tuliskan ini tetap pada kaidah yang telah saya pegang yaitu tulisan yang mewakili ekspresi diri-sendiri. Jadi walaupun si Vincent telah bilang-bilang bahwa saya telah didekons namun saya tetap memegang teguh integritas saya dalam menulis yaitu tulisan yang bukan dari aliran apapun dan hanya berasal dari otoritas diri saya sendiri. Saya tetap bukanlah simpatisan manapun. Dan saya bukan penganut aliran manapun. Dan maaf saja Vincent, saya tetap mengatakan bahwa yang mendekons diri saya adalah si Vincent sendiri. Entah kenapa Vincent melarang saya untuk memberitahu dirinyalah yang mendekons saya. Mungkin dia mempunyai agendanya sendiri. Tapi saya tidak begitu peduli dengan agendanya (atau apakah ini agenda tersembunyi supaya saya akhirnya mengatakan siapakah diri saya sebenarnya dan tidak tergantung olehnya, sehingga dekons saya bisa dianggap berhasil?). Yang terpenting disini adalah saya akan menyingkapkan apa yang terjadi pada saya sejak didekons oleh Vincent. Bagi saya, Vincent adalah orang yang sangat berbahaya bagi penguasaan kejiwaan diri kita. Untuk anda yang belum pernah bertemu dengan Vincent, saya sarankan jangan sampai membuang waktu dan uang bertemu dengan Vincent apalagi membuat janji untuk didekons! Fatal akibatnya bagi diri anda seperti yang telah saya alami ini. Sebelum saya bertemu dengan Vincent saya mengira didekons itu seperti belajar melepas atau belajar menyadari mirip dalam metoda meditasi seperti yang telah saya kenal. Namun nyata-nyatanya yang dialami oleh diri saya adalah sangat berbeda! Saya tidak diajak untuk belajar atau berpikir. Saya juga tidak diajak untuk saling bertukar-pikiran atau menerima sesuatu (misalnya dibuka cakranya, diberikan elmu, diguna-guna, dihipnotis, dsb). Saya bahkan tidak diajak untuk belajar sadar/menyadari/aware/consciousness/eling. Saya hanya bertemu dengan dia dan dekons terjadi begitu saja. Metode tidaklah penting walaupun tetap akan saya ceritakan metode apa yang dipakai oleh si Vincent ini. Namun yang paling saya ingat ketika itu adalah Vincent seperti kepribadian tanpa pagar pembatas. Biasanya orang yang baru ketemu dan baru kenal memulai perkenalannya melalui basa-basi dulu. Tapi disini basa-basi LEWAT. Orang yang baru kenal biasanya memulai dengan topik yang ringan-ringan saja. Tapi disini topiknya TANPA TEDENG ALING-ALING, LANGSUNG BERATH. Orang yang baru kenal biasanya juga memakai dulu topeng kepribadiannya tebal-tebal supaya kesan pertama bisa berkesan baik. Tapi disini topeng kepribadian yang tipis pun tidak dipakai oleh Vincent bahkan DAPAT MEMBONGKAR DENGAN BEGITU MUDAHNYA TOPENG YANG SAYA PAKAI. Biasanya pula orang yang baru kenal akan melakukan beberapa kebohongan putih untuk menjaga citra dirinya. Namun disini, HAMPIR MERASA PERCUMA BERBOHONG DI DEPAN VINCENT. Dia dapat membaca begitu saja isi batok kepala saya. BEGITU SAJA. SECARA SEDERHANA. Sampai membuat saya cukup kesal jadinya. Dan lucunya hanya dalam tempo 5 menit bertemu dengannya (ketika masih di perjalanan di dalam mobil saya) saya sudah melakukan curhat jujur yang biasanya hanya saya simpan untuk sahabat yang sangat dekat atau kepada adik kandung saya. Openess. Keterbukaan. Walaupun saya tentu saja tidak membuka diri sampai telanjang secara kejiwaan, tetap saja pandangan matanya mengatakan hal yang sebenarnya tentang saya. Entah saya telah mengalami paranoid atau kecurigaan atau ketakutan menjadi terbuka atau apa. Namun saya merasa AKHIRNYA ada yang melepas tali ikatan rasa bersalah secara pelan-pelan dan malah merasa menganggap Vincent itu sebagai kepribadian cermin. Artinya apapun yang berusaha saya sembunyikan, terpantul dengan jelas baik melalui ucapannya, tatapan matanya, maupun gerak-geriknya. Dan baru kali ini pula saya melihat manusia seperti Vincent yang BERBICARA TANPA RASA BERSALAH. Tanpa penilaian. Tanpa otoritas dari luar selain dari dirinya sendiri. Vincent mengaku dia hanya mempertimbangkan satu hal dalam setiap pilihannya, yaitu apa untung dan ruginya bagi dirinya. Vincent juga mengaku dia dapat merasakan energi (istilah dia adalah memori), memori secara langsung dari tiap kepala yang kebetulan berpaspasan dengan dirinya. Membaca secara copy paste. Merasakan keadaan emosional psikologis orang lain yang juga dapat dirasakannya melalui tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya saya melihat keadaan emosional si Vincent begitu cepat berubah-ubah. Begitu juga dengan kepribadiannya. Namun dia juga mengaku telah menguasai penguasaan emosi dan
[psikologi_net] Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin
Memperkenalkan Kompatiologi aliran Kitab Masuk Angin Penanggungjawab versi/aliran: Adhi Purwono Kami undang anda untuk bergabung di maillist: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/join http://groups.google.com/group/Komunikasi_Empati/about http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join Serial Tulisan Kitab Masuk Angin (KMA): Pandangan diri saya mengenai dekonstruksi-rekonstruksi dari Ilmu Kompatiologi Ditulis oleh: Adhi Purwono Apa yang akan saya tuliskan ini tetap pada kaidah yang telah saya pegang yaitu tulisan yang mewakili ekspresi diri-sendiri. Jadi walaupun si Vincent telah bilang-bilang bahwa saya telah didekons namun saya tetap memegang teguh integritas saya dalam menulis yaitu tulisan yang bukan dari aliran apapun dan hanya berasal dari otoritas diri saya sendiri. Saya tetap bukanlah simpatisan manapun. Dan saya bukan penganut aliran manapun. Dan maaf saja Vincent, saya tetap mengatakan bahwa yang mendekons diri saya adalah si Vincent sendiri. Entah kenapa Vincent melarang saya untuk memberitahu dirinyalah yang mendekons saya. Mungkin dia mempunyai agendanya sendiri. Tapi saya tidak begitu peduli dengan agendanya (atau apakah ini agenda tersembunyi supaya saya akhirnya mengatakan siapakah diri saya sebenarnya dan tidak tergantung olehnya, sehingga dekons saya bisa dianggap berhasil?). Yang terpenting disini adalah saya akan menyingkapkan apa yang terjadi pada saya sejak didekons oleh Vincent. Bagi saya, Vincent adalah orang yang sangat berbahaya bagi penguasaan kejiwaan diri kita. Untuk anda yang belum pernah bertemu dengan Vincent, saya sarankan jangan sampai membuang waktu dan uang bertemu dengan Vincent apalagi membuat janji untuk didekons! Fatal akibatnya bagi diri anda seperti yang telah saya alami ini. Sebelum saya bertemu dengan Vincent saya mengira didekons itu seperti belajar melepas atau belajar menyadari mirip dalam metoda meditasi seperti yang telah saya kenal. Namun nyata-nyatanya yang dialami oleh diri saya adalah sangat berbeda! Saya tidak diajak untuk belajar atau berpikir. Saya juga tidak diajak untuk saling bertukar-pikiran atau menerima sesuatu (misalnya dibuka cakranya, diberikan elmu, diguna-guna, dihipnotis, dsb). Saya bahkan tidak diajak untuk belajar sadar/menyadari/aware/consciousness/eling. Saya hanya bertemu dengan dia dan dekons terjadi begitu saja. Metode tidaklah penting walaupun tetap akan saya ceritakan metode apa yang dipakai oleh si Vincent ini. Namun yang paling saya ingat ketika itu adalah Vincent seperti kepribadian tanpa pagar pembatas. Biasanya orang yang baru ketemu dan baru kenal memulai perkenalannya melalui basa-basi dulu. Tapi disini basa-basi LEWAT. Orang yang baru kenal biasanya memulai dengan topik yang ringan-ringan saja. Tapi disini topiknya TANPA TEDENG ALING-ALING, LANGSUNG BERATH. Orang yang baru kenal biasanya juga memakai dulu topeng kepribadiannya tebal-tebal supaya kesan pertama bisa berkesan baik. Tapi disini topeng kepribadian yang tipis pun tidak dipakai oleh Vincent bahkan DAPAT MEMBONGKAR DENGAN BEGITU MUDAHNYA TOPENG YANG SAYA PAKAI. Biasanya pula orang yang baru kenal akan melakukan beberapa kebohongan putih untuk menjaga citra dirinya. Namun disini, HAMPIR MERASA PERCUMA BERBOHONG DI DEPAN VINCENT. Dia dapat membaca begitu saja isi batok kepala saya. BEGITU SAJA. SECARA SEDERHANA. Sampai membuat saya cukup kesal jadinya. Dan lucunya hanya dalam tempo 5 menit bertemu dengannya (ketika masih di perjalanan di dalam mobil saya) saya sudah melakukan curhat jujur yang biasanya hanya saya simpan untuk sahabat yang sangat dekat atau kepada adik kandung saya. Openess. Keterbukaan. Walaupun saya tentu saja tidak membuka diri sampai telanjang secara kejiwaan, tetap saja pandangan matanya mengatakan hal yang sebenarnya tentang saya. Entah saya telah mengalami paranoid atau kecurigaan atau ketakutan menjadi terbuka atau apa. Namun saya merasa AKHIRNYA ada yang melepas tali ikatan rasa bersalah secara pelan-pelan dan malah merasa menganggap Vincent itu sebagai kepribadian cermin. Artinya apapun yang berusaha saya sembunyikan, terpantul dengan jelas baik melalui ucapannya, tatapan matanya, maupun gerak-geriknya. Dan baru kali ini pula saya melihat manusia seperti Vincent yang BERBICARA TANPA RASA BERSALAH. Tanpa penilaian. Tanpa otoritas dari luar selain dari dirinya sendiri. Vincent mengaku dia hanya mempertimbangkan satu hal dalam setiap pilihannya, yaitu apa untung dan ruginya bagi dirinya. Vincent juga mengaku dia dapat merasakan energi (istilah dia adalah memori), memori secara langsung dari tiap kepala yang kebetulan berpaspasan dengan dirinya. Membaca secara copy paste. Merasakan keadaan emosional psikologis orang lain yang juga dapat dirasakannya melalui tubuhnya sendiri. Itulah sebabnya saya melihat keadaan emosional si Vincent begitu cepat berubah-ubah. Begitu juga dengan kepribadiannya. Namun dia juga mengaku telah menguasai penguasaan emosi dan