Balasan untuk 
Subject: Psikologi Asia untuk Asia

e-link:
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0608/18/humaniora/2889872.htm
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36219



Apa yang dimaksut “Psikologi Asia untuk Asia”?

1. Apakah berdasarkan kriteria orangnya orang Asia
lalu lulus fakultas Psikologi di negara di Asia yang
99% bahan materinya tetap materi ala barat?! Saya
lihat yang terjadi demikian karena ada kesombongan
untuk meremehkan ilmupengetahuan buatan orang Asia
atau orang lokal / WNI.
2. Apakah ilmu yang dikembangkan adalah ilmu yang
berasal dari benua Asia?! Yang saya lihat dalam
kenyataannya tidak bertindak demikian. Bahkan kasus
ilmu Kompatiologi yang dikembangkan dari Nol dengan
tenaga sukarelawan dan dana dari orang Indonesia (WNI
non departemen/lembaga) ditekan habis-habisan oleh
pihak okunum-oknum Psikologi UI demi eksistensi dan
kemurnian Psikologi yang notabene ala barat. Padahal
kami dari peneliti Kompatiologi tidak ada keinginan
memasukkan Kompatiologi sebagai bagian dari ilmu
Psikologi yang ala Barat

Bila yang dilakukan hanya membentuk konfrensi demi
konfrensi di hotel mewah tanpa tindakan nyata membantu
masyarakat dari bawah, atau penelitian-penelitian
untuk mengembangkan Psikologi, dengan sebuah nama
menggeneralisasi satu jenis bidang yang namanya
Psikologi dan satu benua yang namanya Asia, maka
tindakan tsb tidak lebih dari sekedar iklan yang
dibuat agar bisa tampil sebagai selebriti di dunia
yang anggotanya pakar dan konsumen Psikologi. Selama
punya kekuasaan dan dana membikin konfrensi dan
mengundang pers ;ya bisa-bisa saja.       


ttd,
Vincent Liong



--- vincentliong <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/36219
> --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Agus
> Hamonangan"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Barat Kurang Pahami Karakter Lokal
> 
>
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0608/18/humaniora/2889872.htm
> ===============================
> 
> Jakarta, Kompas - Pendekatan psikologi yang
> dikembangkan di Amerika
> maupun Eropa ternyata tidak sepenuhnya dapat
> diterapkan di negara-
> negara Asia. Masyarakat Asia memiliki kekhasan dan
> berkembang semakin
> kompleks.
> 
> Psikolog Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono, Selasa
> (15/8) kepada
> wartawan di Jakarta mengemukakan bahwa meningkatnya
> peran masyarakat
> Asia dalam tatanan sosial dan perekonomian global,
> baik dalam konteks
> positif maupun negatif.
> 
> Dalam konteks positif, China, Korea, dan Malaysia
> melesat mengikuti
> keunggulan Jepang dalam bidang ekonomi dan produksi.
> Terorisme di
> Indonesia dan kegagalan demokrasi di Filipina,
> merupakan contoh dalam
> konteks negatif.
> 
> "Kenyataan itu telah membuka kesadaran para pakar
> psikologi di
> seluruh dunia bahwa masyarakat Asia harus dilihat
> dari kacamata Asia.
> Tidak bisa lagi menggunakan pendekatan-pendekatan
> psikologi yang
> dikembangkan di Barat," papar Sarlito.
> 
> Psikologi dengan cara pandang Asia, kata Sarlito,
> diharapkan dapat
> terwujud dengan terbentuknya Asian Psychologist
> Associations (APsyA)
> yang dideklarasikan setahun lalu. Organisasi profesi
> psikolog
> berbasis regional ini, selama tiga hari (18-20
> Agustus 2006)
> menyelenggarakan kongres pertamanya di Bali, dengan
> tema Asian
> Solidarity in Diversity: Towards a Better Quality of
> Life in Asia.
> 
> Menurut Raymond D Fowler dari American Psychologist
> Associations
> (APA), kemampuan psikolog Asia untuk melihat
> kasus-kasus psikologi
> dengan kacamata Asia akan menyamakan kedudukan APsyA
> dengan asosiasi-
> asosiasi psikolog regional yang sudah lebih dulu
> terbentuk di Eropa,
> Timur Tengah, dan Amerika. Keberadaan APsyA akan
> melengkapi ilmu-ilmu
> psikologi yang memahami karakter manusia dari tempat
> asal mereka
> sendiri (indigenous psychology).
> 
> Khusus di Indonesia, kata Sarlito yang juga sebagai
> Presiden APsyA,
> psikologi yang khas untuk mengatasi permasalahan
> masyarakat Indonesia
> mulai dirasakan pentingnya sejak 1998. "Para
> psikolog yang turun ke
> lapangan menemukan bahwa instrumen teori atau
> paradigma yang selama
> ini digunakan tidak pas untuk mengatasi masalah di
> Indonesia," tutur
> Sarlito.
> 
> Psikologi terorisme
> 
> Kongres pertama APsyA di Bali dijadwalkan suatu
> simposium tentang
> psikologi terorisme di Asia. Simposium menampilkan
> tim Sarlito
> Wirawan Sarwono dan Komandan Detasemen Khusus 88
> Anti Teror, Bekto
> Suprapto. Bekto akan menguraikan bagaimana Densus 88
> berhasil
> menangani berbagai kasus terorisme di Indonesia.
> 
> Sarlito beserta timnya akan memaparkan temuannya
> tentang skema
> kognitif pelaku teror di Indonesia hingga mampu
> memunculkan
> pembelajaran untuk melakukan kekerasan dan bahkan
> bom bunuh diri.
> (LAM)
> 
> --- End forwarded message ---
> 
> 
> 
> 
> 
> 


Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke