Yesi Elsandra writes:

Berdakwahlah dimana saja, kapan saja, kalau kita bisanya cuma dakwah di tingkat ibu2 ya monggo, kalo kita dakwahnya untuk manusia berpendidikan master silahkan, dakwah di warung kopi tidak salah, walaupun di warung kopi juga banyak maksiatnya.....

Tentunya dakwah bisa dengan berbagai bentuk (selama syar'i tentunya) termasuk dengan meninggalkan tempat yang di dalamnya terjadi maksiat.


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)." (QS. al-An'aam 6:68)


Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda (yang artinya):
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah ia duduk di atas hidangan tempat minum khamr." (HR. Ahmad dari Umar bin Khaththab, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwaaâul Ghaliil hadits nomor 1949)


Allahu berfirman (yang artinya):
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. al-Furqaan 25:72)


Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan : "Maksudnya, mereka tidak menghadiri majelis-majelis batil. Apabila mereka melewati apa yang tidak berfaedah, baik kata-kata atau perbuatan, mereka menjaga diri mereka dari menemani dan cenderung kepadanya. Dan termasuk di dalamnya adalah hari-hari besar orang-orang musyrik --sebagaimana para Salaf menafsirkannya--, nyanyian, dan segala macam kebatilan."

Salah satu teladan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam dalam dakwahnya adalah ketika beliau ditawari kekuasaan bahkan menjadi raja oleh orang-orang kafir Quraisy, Rasulullah menolak. Padahal jika Rasulullah berkuasa tentunya gerakan dakwah bisa lebih 'leluasa'.

Tugas kita adalah memberi nasihat dan menghentikan kemungkaran jika mampu tentunya tanpa menimbulkan mudharat yang lebih besar. Hanya Allah-lah yang bisa memberi petunjuk.

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. al-Qashash 28:56)

Semoga Allah menetapkan para juru dakwah kami pada manhaj yang ditempuh Rasulullah dan salafush shalih.

Allahu a'lam.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke