Waalaikumsalam.Wr.Wb.

Bagus juga cerita da Syahril mengenai orang yang
meninggal.

Kalau saya hanya dapat cerita dari kakak -kakak saya
,saat mereka menunggu almarhum ayahanda saya yang
tercinta,karena sudah satu tahun menderita sakit
kanker.Sudah diobati segala macam namun memang sudah
ajal beliau dalam usia 60 thn beliau menghembuskan
nafas beliau.

Saat itu saya berada di Mesir ( baru satu tahun
),tetapi keluarga tidak menyampaikan pada saya bahwa
ayahanda saya sakit parah sudah selama satu tahun
itu,yaitu semenjak keberangkatan saya.

Ayah saya sangat terpukul sekali dengan kepergian saya
yang begitu jauh,walaupun kepergian saya itu adalah
keinginan beliau ( bukan keinginan saya sendiri,karena
pada dasarnya jurusan saya adalah IPA,bagian
Farmasi,bukan agama,meski saya dari pesantren namun
sekolah saya dua SMU juga ).

Dari 9 orang anaknya ngak ada satupun yang sekolah
agama,semua umum,sehingga saya satu-satunya lagi yang
diharapkan untuk sekolah agama.Makanya saya di
masukkan ke sekolah agama.

Semenjak dari kecil,memang saya sangat penurut sama
orang tua saya.Tak ada satu katapun saya bantah,selalu
saya turuti kemauan mereka.Ada dua hal yang tak pernah
saya lupakan dan menjadi darah daging dalam hidup
saya." Jangan pada melawan orang tua dan suami ". Dua
hal itu saya dapatkan dari pengajian saya sejak dari
SD,dan sangat terpatri dalam hidup saya sampai saat
ini.


Sehingga wajar saja saya memang dari 9 anak beliau
hanya saya sendiri yang tidak pernah kena pukul sama
sekali,beda dengan kakak saya yang 7 orang dan satu
adik,hampir semua mereka sudah puas dengan tangan ayah
saya yang sangat keras pendidikannya itu ( kami ngak
boleh sama sekali pacaran,kalau pacaran sudah kuliyah
itupun di rumah dan waktunya dibatasi,serta memang
benar2 untuk menikah ,inilah kekerasan ayahanda saya
itu ).

Berbeda dengan sikap saya terhadap kakak - kakak
saya,saya mewarisi sikap ayah saya itu,sangat
keras.saya ngak bisa di atur begitu saja oleh
kakak-kakak saya.saya pernah di sodorkan jodoh yang
kaya raya dan tampan oleh kakak- kakak saya,dan saya
tolak mentah-mentah,karena saya ngak mau masalah jodoh
mereka yang mengatur,yang tahu kemaslahatan dan
kebahagiaan saya dalam masalah ini hanyalah saya.itu
salah satu kekerasan saya dalam mempertahankan apa
yang saya ingini.

Singkat cerita.Saat ayah saya sakit,yang selalu beliau
panggil hanya nama saya " Ima..ima..tolong ambilkan
Bapak ini...tolong ambilkan Bapak  itu..! ".Padahal
yang ada di sekeliling beliau adalah kakak - kakak dan
adik saya.

Sehingga kakak saya bilang " Pak..si Ima ngak ada di
sini,si Ima di kairo,.apa perlu ima kita suruh pulang
saja ? ".Ngak ngak usah,biarkan dia belajar dan jangan
beritahu kalau bapak lagi sakit.Bapak sangat
merindukannya."Jawab ayah saya.

Sewaktu saya belum ke mesir dan bersama beliau yang
semenjak dari kecil , memang saya lah yang menjaga dan
melayani ayah saya itu.Pulang dari kantor saya yang
menunggu beliau makan,sampai jam 2 siang saya ngak
makan hanya karena menunggu ayah saya makan,sementara
kakak saya yang lain terpaksa makan lebih dahulu
karena mereka akan pergi kuliyah dan kursus lagi.Bukan
mereka tidak sayang,sangat sayang,tapi kakak-kakak
saya sibuk belajar.

Pulang ayah saya dari kantor ,saya yang sediakan makan
( yang masak tetap ibu saya,saya kala itu belum pandai
masak,ngak tahu mana yang merica,ketumbar,jahe
lengkuas dsbgnya itu ,pikiran dan kerja saya kala itu
hanya belajar saja ) ,namun meletakkannya di atas meja
tetap saya ,dan makan ayah  bersama saya.


Selesai makan,sorenya saya suka pijitin badan beliau ,
bahkan tak jarang saya membersihkan telinga dan
kuku-kuku beliau,mencabuti uban rambut beliau,kadang
wajah beliu saya bersihkan ( dan semua hal diatas
setelah saya bersuami saya lakukan untuk suami saya
).Bahkan  saya sering ketiduran di siang hari itu di
kamar orang tua saya.

Kebiasaan saya melayani ayah saya,rupanya sudah
menjadi darah daging pula bagi almarhum ayah
saya,sehingga tatkala saya di mesir beliau sangat
kehilangan dan sangat terpukul sekali.wajar saja
tatkala sakit yang selalu di sebut belia hanyalah nama
saya.

Tiba saat sakratul maut.kakak-kakak dan seorang adik
saya itu termasuk ibu saya berada disamping
beliau.Saat itulah beliau berpesan untuk mewasiatkan
seluruh buku-buku beliau yang banyaknya masyaAllah itu
untuk saya semuanya.( Ayah saya rajin baca dan sangat
pintar kalau berdebat ).


Juga beliau mengatakan saat sakratul maut itu,beliau
diganggu oleh empat ekor ular,agar tidak membaca
kalimah Laailaahaillallaah..".Tapi semua itu dapat
diatasi beliau,sehingga akhir kata
beliau,alhamdulillah  tetap mengucapkan
Laailaahaillaallaah juga.Dan pesan beliau terakhir
pada keluarga saya dengan mengatakan " Tirulah jalan
si Ima,..jalannya yang benar ".Akhirnya setelah
mengucapkan laailaahaillalaah beliaupun menghembuskan
nafasnya terakhir sekali.

Semenjak itu hampir semua keluarga saya menyekolahkan
anaknya sekolah agama,meski sekolah umum juga.Dan
hampir semua kakak saya pakai jilbab,termasuk adik
saya yang sempat bekerja di Bank BII,dengan pakai rok
Mini tersebut,namun sekarang dia sudah pakai
Jilbab,begitu juga semua kakak saya kecuali hanya
seorang lagi yang berada di Jakarta ( bidan ),tapi
niatnya pakai jilbab juga nantiknya,wallhua'lam kapan
itu terjadi padanya.


Inilah hikmah dan kisah saat sakratul maut ayahanda
saya yang tercinta.Karena mereka menyaksikan sendiri
saat ayah saya sakratulmaut dan perkataan beliau saat
itu,yang jelas beliau sudah melihat hal-hal yang
benar,sebelum beliau menghembuskan nafasnya terakhir
sekali.hanya saya seoranglah yang tidak menghadiri
saat terakhir beliau.sangat menyedihkan sekali,kalau
di kenang semua itu.Saya anak kesayangan beliau,malah
saya yang tidak berada bersama beliau,saat
meninggal.SEmpat pingsan saya tatkala berita
meninggalnya ayah saya kala itu,saya tidak duga sama
sekali,karena tidak ada berita,kalau beliau sakit
sudah satu tahun lamanya.

Tapi perasaan tidak enak ada , kala tepat hari beliau
meninggal,Kebiasaan tiap habis shalat saya berdo'a
untuk kedua orang tua saya,biasanya wajah kedua orang
tua saya selalu ada ,entah kenapa hari itu,wajah ayah
saya koq ngak kelihatan.Saya heran,dan selalu berfikir
terus,sampai sore harinya saya mendapat telpon tentang
berita itu,saya langsung pingsan dan sadar setelah
beberapa menit kemudian.Saya tidak berani menangis
meraung-raung,karena takut hal itu akan menyiksa
beliau,tapi air mata kesedihan jelas tidak dapat di
bendung lagi.Saya berusaha untuk tenang dan tetap
belajar.

Saya ingin saja kembali ketanah air,kalau tidaklah
karena hambatan dan dorongan dari teman dekat saya ini
( yang sekarang jadi suami saya ),mungkin saya ngak
sanggup menyelesaikan kuliyah saya,karena sangat
terpukul dengan kepergian ayah saya yang tidak saya
duga sama sekali.

Setelah setahun ayah saya meninggal saya menunaikan
ibadah haji.Dan setelah menikah saya kembali
menunaikan ibadah haji lagi,saya membadalkan umrah
untuk ayah saya juga berkali-kali.Dalam sehari dua
kali saya umrah selama satu bulan itu,dan semuanya
saya niatkan ibadah itu untuk almarhum ayah saya.Saya
sering bermimpi ketemu beliau,betapa tenangnya hidup
beliau dengan senyumnya yang manis memandang saya.

Ayah...aku merindukanmu lagi...belaian kasih dan
cintamu,.tak pernah lepas dari bayanganku.

Wassalam.Rahima.

NB.Oh yah,untuk pertanyaan da Syahril mengenai uang
Timteng macam-macam,diantaranya Real Saudi Pound mesir
( LE ).

Saya kira teman-teman dari Timteng lainnya sudah ikut
menyumbang untuk korban bencana alam di Sumbar,hanya
saja mungkin dengan jalan lain,yang tidak via RN
sebagaimana yang sudah kita baca bersama.Begitupun
dari Mesir,bantuan itu sudah diterima langsung oleh
korban bencana alam di Sumbar.Alhamdulillah amanah
sudah sampai ke yang berhak menerimanya.Meski uang
timteng berupa real,atau Pound,namun kami tetap
mengirimkannya dengan US$ dollar Amerika.

Untuk hal-hal kesosialan teman-teman saya di Mesir
sangat tinggi sekali sikap mereka dalam hal
ini,jangankan pada rakyat Indonesia,anak yatim di
Mesir saja setiap tahun kita memberikan sumbangan duit
dan juga makanan ,pakaian dan sebagainya itu ( tiap
tahun sekali atau dua kali ).Apalagi kalau Indonesia
yang terkena bencana alam.jangan khawatir dalam
masalah ini,bantuan selalu ada,hanya saja jelas ngak 
via dunia maya ini,langsung saja ada yang antarkan ke
Indonesia.


Teman yang kena musibah
kebakaran,melahirkan,meninggal,juga kalau ada
tasyakuran,semua ikut membantu,apakah itu membawakan
ini dan itu,juga membantu kerja di rumah dan
sebagainya,sangat-sangat tinggi sekali sikap
kesosialan di kairo itu dari daerah tempat saya
tinggal sekarang, dan sebagainya selalu saja berjalan
dengan lancar atas bantuan itu.

Kita yang berada di LN,rasa kebangsaan kita cukup
tinggi,mungkin karena kita jauh dari tanah
air,sehingga rasa persaudaraan dan rindu serta cinta
sesama bangsa sendiri alhamdulillah cukup tinggi.Saya
kira hal ini pasti dirasakan oleh semua kita yang
berada di LN dimana sajapun berada

 
--- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Ass. WW,
> 
> Lamak juo ba nostalgia ruponyo, untuak manambah
> cinto jo kampuang.
> Tahun 1998 ambo mandapek kasanangan karano adiak
> padusi baralek, bersamaan jo itu ambo kahilangan
> nenek yang kami sayangi. Nenek kami ko waktu
> maningga umua beliau +/- 96 tahun (banyak labiah nyo
> dari pado umua yang rato2).
> Mandanga carito dari adiak ibu yang manunggu saat
> beliau sakik (di pagaruyuang) sampai maningga ambo
> pribadi sangek salut. Beliau walaupun alah tuo tapi
> sumbahyang tapek waktu dan mangapak kayu indak
> katinggalan do, karano manuruik beliau awakko hiduik
> harus bakarajo dan sumbahyang.
> 
> Saat beliau akan maninggakan dunia fana ko, beliau
> terakhir sholat zuhur (sembari lalok) karano indak
> talok lai tagak untuak baruduak, saat ka sholat tu
> dibantu untuak malipekkan tangan dan marapikan kaki
> beliau, setelah rapi manuruik adiak ibu, tibo2
> beliau marubah baliak posisi yang alah rapi tu.
> Tangan dikambangkan baliak dan malipek sorang
> seperti urang sumbahyang, baitu juo kaki beliau
> dirapikan juo baliak, akhirnya beliau maningga dalam
> malakukan sholat tu.
> 
> Wassalam, syahril.
> NB: Ruponyo urang minangko sangek kompak manuruik
> ambo (dari dulu memang juo alah), islam alah malakek
> kadiri beliau2 ko, tabukti tangan yang sakik anggota
> badan lainnyo juo marasokan.
> Dicaliak dari laporan, alah banyak pitih yang masuk
> baiak Rp. $, EUR ? untuak timur tangah aaaa lambang
> pitih nyo ko indak ado di computer do. Kalau baitu
> arwah nenek moyang awak akan sanang mancaliaknyo dan
> akan bangga beliau di akherat
> Maaf untuak salah kato dan kato yang alah
> talongsong.
> Salamaik libur


__________________________________
Do you Yahoo!?
Get better spam protection with Yahoo! Mail.
http://antispam.yahoo.com/tools
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke