Mencermati Kualitas Lingkungan Perkotaan di Sumatera Barat (2/habis) * Batusangkar dan Padang " By padangekspres, Selasa, 11-Mei-2004, 04:54:06 WIB
Penanganan masalah Kebersihan, Ketertiban dan Keindahan (K3) di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar, masih saja menghadapi berbagai kendala. Di antara masalah yang mengemuka adalah, masih kurangnya kesadaran masyarakat dan pedagang tentang pentingnya menjaga lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Laporan Oktaveri - Padang Kabupaten Tanahdatar, memang identik dengan kota wisata sejarah dan budaya. Daerah berpenduduk 328.686 jiwa yang tersebar di 14 kecamatan dan 75 nagari ini memiliki potensi wisata yang cukup besar. Mengingat hal itu, daerah ini mesti tampil "cantik" setiap harinya. Salah satu cara mempercantik kota adalah dengan memperhatikan K3. Sayang, upaya Pemkab setempat masih terbentur berbagai kendala. Terutama terkait dengan komitmen masyarakat. Wakil Bupati Tanahdatar, Masnefi dalam eksposenya di hadapan tim kota bersih provinsi, Jumat pekan lalu menyebutkan, dalam penanganan masalah lingkungn di Kabupaten Tanahdatar telah dilakukan secara bertahap dan terpadu. Wilayah penanganan K3 di pusat Kota Batusangkar melingkupi Nagari Limo Kaum, Nagari Baringin, Nagari Pagaruyung dan Nagari Simpurut dengan jumlah penduduk sekitar 35.140 jiwa. "Kita mempunyai perhatian serius terhadap masalah-masalah lingkungan di Kabupaten Tanahdatar," terang Wabup. Dalam pantuan tim kota bersih provinsi ke lapangan, Istano Pagaruyung yang menjadi objek wisata utama di daerah itu, tampak bersih dan indah. Namun, di belakang Istano, tepatnya di dekat WC, masih terlihat ada tempat penumpukan sampah, akibat terbatasnya layanan mobil angkutan sampah. Hal lain yang jadi temuan tim adalah ketika berkunjung ke Rumah Sakit Dr M A Hanafiah SM. Meski sistem IPAL dan incenarator (mesin pembakar sampah) kini sudah berfungsi baik, namun terlalu dekatnya dapur tempat memasak dengan incenarator agaknya perlu mendapat perhatian pihak RS. "Kita harapkan perlu diatur jarak dapur dengan incenerator, karena bagaimanapun juga, bisa berdampak buruk bagi kesehatan," saran Nurmalawati, anggota tim kota bersih dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. Sementara dalam tinjauan tim ke Pasar Batusangkar, tim masih menemui sejumlah permasalahan. Di antaranya, berserakannya sampah di sekitar TPS (dipo). Namun, menurut Mujiono, dari Kantor Kebersihan Pasar, dipo tersebut nantinya akan dibikin tembok, sehingga sampah tidak berserakan ke luar. Di Kota Batusangkar, tim provinsi berkunjung ke terminal bus, bengkel, perumahan dan TPA. Ketika berkunjung ke TPA, tim mendapati belum ada perubahan berarti sistem penanganan sampah di TPA yang memakai sistem open dumping tersebut. Sebab, air lindi di TPA tampaknya dengan bebas merembes ke areal persawahan penduduk. Demikian pula dengan intensitas nyamuk, justru masih cukup tinggi. Hal ini barangkali akibat jarangnya dilakukan penyemprotan di TPA tersebut. Padang Sementara itu, sejumlah temuan perlu mendapat perhatian Pemko Padang dan pihak terkait, ketika tim kota bersih berkunjung ke Kota Padang, Sabtu hingga Senin kemarin. Temuan tersebut masing-masing, perlunya penataan pedagang di Terminal Regional Bingkuang. Kemudian, bobolnya saluran lindi LPA Aie Dingin. Apabila kasus ini tidak cepat ditangani, akan berakibat fatal bagi masyarakat yang memanfaatkan air Sungai Batang Kandih. Di samping itu, ketika tim evaluasi kota bersih berkunjung ke RS M Djamil dan RS Yos Sudarso, ditemukan masih tingginya angka parameter zat air limbah pada outlet IPAL, dari hasil pemeriksaan terakhir. Di RS Yos Sudarso misalnya, senyawa amoniak bebas (NH3) yang seharusnya memiliki baku mutu 0,1, namun pada outlet justru jauh di atas ambang batas yakni 28. Hal yang sama juga terjadi di RS M Djamil, angka amoniak bebas (NH3) pada outlet tercatat 8,7. Hasil tersebut merupakan hasil pemeriksaan Labkes Gunung Pangilun Padang. Temuan lain, di RS M Djamil, air limbah dari ruang poli, justru tidak masuk ke IPAL, namun langsung ke bandar. Permasalahan lain yang ditemukan tim di Padang adalah, masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke Banjir Kanal. Hal tersebut dapat dibuktikan sepanjang jalur hijau mulai dari banjir kanal di kawasan Simpang Haru. Kondisi yang tak jauh beda juga terjadi di sekitar Batang Arau. Tak heran, ketika tim meninjau ke kawasan Berok Padang, tumpukan sampah berserakan di tepi pantai. Diduga, tumpukan sampah tersebut berasal dari sampah-sampah yang dihempaskan ombak ketika terjadi badai, baru-baru ini. Menurut salah seorang pedagang di kawasan itu, pada Minggu (10/5), dinas terkait di Pemko Padang sudah melakukan goro membersihkan sampah. Namun, karena banyaknya jumlah sampah, maka tidak seluruhnya yang berhasil diangkat. Tim kota bersih provinsi juga meninjau sejumlah sekolah, kawasan wisata, hotel berbintang, hotel melati, pelabuhan, pabrik karet (Teluk Luas), UNP dan Universitas Bung Hatta, perumahan mewah, perumnas, pasar pembantu, pasar raya Padang serta fasilitas umum kota. (***) Padang Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/ Versi online: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2656 0 ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________