Assalamu'alaikum wr. wb.

Dik Ronal dan dik Aulia...serta warga RN yth.

Dari pertemuan singkat dan obrolan2 ringan sesama
warga RN selama saya di Jakarta, saya bisa merasakan
keakraban dan rasa persaudaraan yang kental diantara
kita walaupun secara notabene kita bukanlah siapa2
apalagi ada ikatan tali persaudaraan.

Namun jalinan kekeluargaan ini tetap terasa dan tak
berkurang sedikitpun walaupun baru berjumpa beberapa
saat saja.

Team work adalah salah satu yang sering terlontar
dalam pertemuan2 tersebut dan juga komitment.
Ini adalah salah satu yang menjadi salah satu yang
menjadi tertuduh mengapa kita sebagai bangsa/suku
minang ketinggalan dari suku yang lain.
Kita yang minim sumber alam dan tidak mempunyai apa2
memang cuma mempunyai SDM saja yang bisa ditawarkan 
ditengah bangsa ini. Namun faktanya sdm kita ini tetap
sulit untuk menjadi sebuah team yang solid dalam
banyak hal.

Sehingga tidak jarang orang2 minang ini menjadi ragu
untuk membuat sebuah team yang berisi cuma orang2
minang saja.
Alangkah anehnya...., secara logika latar belakang
kultur yang sama seharusnya mempermudah terbentuknya
sebuah team yang solid.

Seminar yang akan adik Aulia selenggarakan adalah
suatu ide yang baik dan tidak ada salahnya..., namun
seiring dengan ide tersebut obrolan2 dilapau seperti
ini ataupun kongkow2 sesama orang minang dimana saja
bagus juga untuk mengangkat isue ini agar kita bisa
menyadari kelemahan dan kelebihan kita. Mudah2an
dengan wacana2 yang kita kemukakan akan membuat kita
menyadari apa faktor yang menyebabkan suku kita
menjadi seperti ini, mudah2an setelah teridentifikasi
penyebabnya, kita kelak akan bisa memutus rantai yang
membelenggu kita tersebut.

Wacana2 yang mengangkat cerita kenapa warung padang
lebih berhasil bila pegawainya orang jawa perlu kita
bicarakan..., apakah yang membuat orang minang merasa
begitu tinggi harga dirinya...? walaupun katakanlah
(maaf) dirantau mereka jadi gembel atau cuma buruh
kecil, namun kalau pulang kampung harus bergaya bagai
boss ataupun pengusaha sukses.

Banyak sekali alasan yang membuat kita orang minang
yang dirantau jadi begitu, namun hal2 semu seperti ini
seharusnya sudah mulai kita kikis dari diri suku kita
jauh2.
Kita mesti bangga dengan apa2 yang sudah kita capai,
dan kita juga harus bangga dengan pencapaian saudara2
kita yang menurut kita mungkin tidak ada apa2nya.
Dengan saling menghargai pencapaian dari masing2
saudara kita, insya allah akan tertanam kepercayaan
diri masing2 bahwa kita memang bangsa yang luar biasa,
yang pantang menyerah dan bisa exist ditengah bangsa2
yang lain.

wassalam
adr  


--- aulia postiera <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamu alaikum wr wb Bang Ronal dan warga RN
> semua...:)

> The Great Team, yah... memang kita butuh itu untuk
> membuat ranah minang lebih baik dari saat ini...
> Kami,
> dari kalangan mahasiswa sudah sering membahas
> masalah
> tersebut... Dan beberapa waktu lalu, sewaktu kami
> berkumpul di Ciputat, kami "konsent" membahas hal
> tersebut, yang akhirnya bermuara pada suatu
> kesepakatan untuk mengadakan "Temu Nasional Angkatan
> Mudo Minang Indonesia" yang menurut rencana akan
> dilaksanakan pada tanggal 22-23 Mei 2004.
> Proposalnya
> sudah jadi, dan sudah di tanda tangani oleh
> perwakilan
> organisasi mahasiswa minang dan di setujui oleh
> Ketua
> GEBU Minang, Bpk Fasli Djalal. Saat ini, kawan2 di
> jakarta dan daerah lainnya sedang jalan untuk
> mempersiapkan acara tersebut.
> 
> Untuk sekedar bocoran, acara ini nantinya berupa
> Seminar ==> dengan target peserta pelajar,
> mahasiswa,
> "rang mudo minang" (uda/uni kito yang sudah bukan
> mahasiswa atau pelajar lagi...), dan Lokakarya yang
> akan membahas gagasan-gagasan dan langkah nyata apa
> yang dapat kita lakukan sebagai "angkatan mudo
> minang"...

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke