Sheikh Ahmed Yassin, Pemimpin Spiritual Hamas

SHEIKH  Ahmed  Yassin,  pendiri  dan  pemimpin spiritual Hamas, adalah
seorang  yang  tampak  lemah  secara  fisik,  lumpuh  keempat  anggota
tubuhnya, dengan suara yang bergetar. Namun, dia mempunyai kekuatan di
kalangan orang-orang Palestina.

Ia  memiliki  tempat  istimewa,  baik secara politis maupun psikologis dalam
barisan gerakan perlawanan Palestina, khususnya faksi Hamas. Itu membuat  ia
menjadi  salah  satu  simbol  perjuangan rakyat Palestina selama empat
dekade terakhir ini.

Wartawan  Kompas  di  Cairo  Musthafa  Abd  Rahman pernah mewawancarai
Sheikh  Ahmed Yassin, Oktober 1997, setelah ia dibebaskan dari penjara
Israel.  Sheikh  Yassin  saat  itu terkesan bersahaja dan sangat tidak
birokratis. Ia sangat menghormati tamu, termasuk wartawan, yang datang ke
rumahnya.

Sheikh  Yassin dilahirkan di Desa Joura-Ashkelon (kini wilayah Israel) pada
bulan  Juni  1936.  Pada  usia 12 tahun ia menyaksikan kekalahan bangsa
Arab dari Israel dalam perang Arab-Israel. Kekalahan itu telah membentuk
cara  berpikir Yassin muda. Ia berprinsip, rakyat Palestina harus
mengandalkan  diri  mereka  sendiri  dengan cara mempersenjatai
diri,  bukan  berpangku  pada  bangsa lain, baik pada bangsa Arab lain
maupun masyarakat internasional.

Yassin  bersekolah hingga kelas 5 Ibtidaiyah di Desa Joura. Meletusnya
perang  Arab-Israel  pada  tahun  1948  membuat  dia  dan  keluarganya
mengungsi  ke  Jalur  Gaza.  Seusai  sekolah  menengah pada 1957-1958,
Yassin  yang  lumpuh keempat anggota tubuhnya akibat kecelakaan semasa kecil
langsung memperoleh pekerjaan sebagai guru.

Aktivitas   politik   Yassin   dimulai   ketika  ia  pada  usia  20-an
berpartisipasi  dalam  unjuk  rasa di Jalur Gaza menentang invasi segi tiga
Israel, Inggris, dan Perancis terhadap Mesir pada tahun 1956.

Menurut  BBC  News,  Yassin  belajar  di  Universitas Al Azhar, Cairo,
tempat kelahiran Ikhwanul Muslimin. Di sanalah dia membentuk keyakinan bahwa
tanah Palestina-wilayah Palestina dan Israel-adalah tanah wakaf milik
Muslim  seluruh  dunia  dan bahwa tak seorang pemimpin Arab pun mempunyai
hak untuk menyerahkan bagian apa pun dari wilayah ini.

Sheikh  Yassin  menjadi  aktif terlibat dalam Ikhwanul Muslimin cabang
Palestina,  namun  dia  baru  dikenal  luas setelah Intifada Palestina
pertama tahun 1987.

Pemerintah  pendudukan  Israel menangkap Sheikh Yassin pada tahun 1982
dengan  tuduhan memimpin gerakan perlawanan rahasia dan menyembunyikan
senjata.  Ia  dijatuhi hukuman 13 tahun penjara, namun dibebaskan pada 1985
melalui  transaksi tukar-menukar tawanan antara Israel dan Front Rakyat
untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Pada  akhir  1987  Sheikh  Yassin  bersama  pemimpin Palestina lainnya
mendirikan  Hamas yang kemudian sangat berperan dalam intifada pertama
(1987-1993).  Ia  menjadi  pemimpin  spiritual gerakan perlawanan itu.
Tahun 1989 Sheikh Yassin bersama tokoh Hamas lainnya ditangkap pasukan
pendudukan Israel dan mendapat vonis hukuman seumur hidup.

Pada tahun 1997 Sheikh Yassin dibebaskan atas permintaan Almarhum Raja
Hussein dari Jordania sebagai kompensasi atas
gagalnya percobaan pembunuhan oleh Mossad terhadap Kepala Biro Politik Hamas
Khaled Meshal di Amman.

Ia  mencoba  membina  hubungan baik dengan Otoritas Palestina dan para
pemimpin   lain   di  dunia  Arab,  namun  pendiriannya  mengenai  isu
perdamaian   tidak  mau  dikompromikan.  Menurut  BBC,  Sheikh  Yassin
berulang  kali  mengatakan,  "Apa  yang  disebut jalan damai itu bukan
perdamaian dan itu bukanlah pengganti bagi jihad dan perlawanan."

Dalam  wawancara  dengan  United  Press International bulan Juni tahun lalu,
ketika  ditanya  apakah  ia  akan  menerima hudna atau gencatan senjata
dengan  Israel,  Yassin  mengatakan  Hamas  siap tetapi hanya dengan
syarat-syarat khusus. Hudna menurut dia tak sekadar diakhirinya kekerasan
di  kedua  pihak,  tetapi harus menyebabkan orang Palestina mendapatkan
haknya.

Sheikh  Yassin  menjadi  ilham  yang kuat bagi ana-anak muda Palestina yang
kecewa  oleh  runtuhnya harapan perdamaian. Ia mengilhami mereka untuk
memberikan nyawa.
Terbunuhnya  pemimpin  spiritual itu menimbulkan kemarahan di kalangan
pendukungnya. Ini dikhawatirkan akan meningkatkan kekerasan yang telah
berlangsung lebih dari tiga tahun itu. (AP/di)
=================================================

23 Mar 04 07:52 WIB
Kejam, Israel Rudal Sheikh Yassin

Jalur Gaza, WASPADA Online

Israel menunjukkan kekejamannya ketika membunuh pemimpin dan sekaligus
pendiri  Hamas,  Syekh Ahmed Yassin, dalam satu serangan misil di luar
sebuah masjid di Kota Gaza, Senin (22/3). Tubuh dan sebagian tempurung
kepalanya  hancur,  membuat  marah  kelompok militan Palestina, bahkan
kalangan Arab, untuk melakukan pembalasan terhadap Israel dan AS.

Yassin,  berusia 67 tahun, merupakan pemimpin tertinggi Palestina yang
terbunuh  oleh  Israel  dalam  waktu  lebih dari tiga tahun pergolakan
intifada  dan  pembunuhannya  juga  terlihat  mengundang  kutukan dari
berbagai penjuru masyarakat internasional dan Arab.

Senin subuh itu, Yassin dengan kursi rodanya keluar dari masjid seusai
shalat  Subuh  bersama puluhan pengawalnya dan warga Palestina di Kota Gaza.
Helikopter  Israel  kemudian  melepaskan  tiga  missil  ke arah target.
Yassin  dan  tujuh  orang  lainnya  tewas,  termasuk sejumlah pengawal
pribadinya.  Tujuhbelas  orang lainnya dinyatakan cedera, di antaranya dua
putra Yassin.

"Kursi rodanya porak-poranda. Dua atau tiga orang terkapar di dekatnya di
tanah.  Salah  satunya  tanpa  kaki," kata seorang pengemudi taksi Yousef
Haddad,  yang  bergegas  keluar dari satu toko pengecer ketika mendengar
suara misil mengguncang daerah di dekat kemp pengungsi Sabra itu.

Tiga  lagi  warga  Palestina  tewas  di Kota Gaza beberapa jam sesudah
serangan  itu  Senin.  Salah  seorang di antaranya tewas saat memegang bahan
peledak  dan  dua  orang lainnya akibat tembakan tentara Israel pada saat
aksi unjukrasa memprotes pembunuhan Yassin, demikian menurut para pejabat RS
Palestina.

Di kemp pengungsi di Tepi Barat, seorang wartawan radio Palestina yang
meliput  bentrok  antara  tentara  Israel  dan  warga Palestina --yang
melempari  mereka  dengan  batu--  ditembak  mati  oleh tentara Israel
sesaat  setelah  dia  menyelesaikan siarannya, kata kalangan penduduk.
Tentara  Israel mengatakan, pihaknya hanya menembak seorang bersenjata
setelah  melakukan serangan terhadap mereka, namun tidak ada informasi
tentang wartawan yang ditembak itu.

Israel  mengklaim  Yassin  lah  yang  bertanggungjawab  atas  kematian
ratusan  orang Israel. PM Ariel Sharon, seorang mantan jenderal berada di
sebuah  peternakan  saat  terjadi serangan misil itu. Dia kemudian menerima
pemberitahuan tentang operasi yang menewaskan Yassin. Menteri Pertahanan
Israel  kemudian mengomentari bahwa "Yassin adalah (Osama) bin  Ladennya
Palestina."  Israel  juga  menyebut Yassin sebagai "the godfather of the
suicide bombers" (bapak pembom bunuhdiri).

Pembunuhan  Yassin  terlihat  sebagai  perjudian  besar yang dimainkan
Sharon,  yang  berusaha  untuk  mencatat  serangkaian kemenangan besar
terhadap  Hamas  sebelum  kemungkinan  penarikan  mundurnya dari Gaza, namun
risiko  itu  mengundang  peningkatan dramatik pertumpahan darah yang dapat
mengubah perasaan publik di Israel berbalik melawannya.

Prosesi pemakaman
Puluhan  ribu  orang  yang  berduka  mengantar  jenazah Yassin. Mereka
melakukan  perjalanan  melalui  jalan-jalan  di  negara bagian penting
Palestina itu dengan keranda yang dihiasi bendera hijau.

Prosesi  itu  meninggalkan rumah sakit ash-Shifa di Jalur Gaza, menuju
pertama-tama  ke  arah rumah Yassin di Gaza. Upacara pemakaman singkat
kemudian diadakan di sebuah masjid di pusat kota itu.

Tokoh  berusia  67 tahun itu dimakamkan di "pemakaman syuhada" di kota
tersebut.  Puluhan  ribu  warga  Palestina  membawa  mayat Yassin yang
dibalut  dengan  bendera  hijau  Hamas, sementara kaum wanita meratapi
kematian  Yassin dan mereka melemparkan bunga saat mengiring kepergian
pemimpin Hamas tersebut.

Dua helikopter Israel terbang di atas wilayah Kota Gaza dan tidak lama
kemudian  terlihat  asap hitam tebal dari ban-ban yang dibakar sebagai
protes.  Ribuan warga Palestina juga turun ke jalan di seluruh wilayah Tepi
Barat.

Yang  tersisa  di  tempat kejadian itu hanyalah kursi roda Yassin yang
berlumuran-darah. Menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz berjanji bahwa
'perang  terhadap  Hamas  akan  berlanjut,'  mengisyaratkan bahwa akan terus
dilakukan  aksi serangan terhadap kelompok militan itu. Amerika Serikat
mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.

Israel tutup Tepi Barat

Jurubicara  tentara Israel mengatakan, pihaknya menutup Tepi Barat dan Jalur
Gaza hari Senin menyusul pembunuhan Yassin.

"Menyusul  serangan itu, satu penutupan menyeluruh diterapkan di Jalur Gaza
dan Tepi Barat," kata Mayor Sharon Feingold.

Dinas keamanan Israel, termasuk polisi, ditempatkan   dalam kesiapsiagaan
tinggi  di  seluruh  negara  itu setelah Hamas berjanji untuk membalas
dendam terperinci atas pembunuhan Yassin.

Satu  sumber keamanan Israel menegaskan bahwa Yassin merupakan sasaran
serangan tersebut, sama dengan terhadap sejumlah tokoh kekerasan lain, yang
meletus  setelah  pembicaraan  damai antara Israel dan Palestina terlantar
pada tahun 2000.

Kedua   belah   pihak  berupaya  menumpahkan  darah  sebanyak  mungkin
menjelang  kemungkinan penarikan Israel dari Jalur Gaza yang diusulkan oleh
Perdana Menteri Israel Ariel Sharon.

"Sheik  Yassin  istirahat  lah  dalam  damai. Mereka (Israel) tak akan
pernah menikmati istirahat. Kami akan mengirim kematian ke tiap rumah, tiap
kota,  tiap  jalan  di  Israel,"  kata  gerilyawan  berteriak di pengeras
suara pada saat prosesi pemakaman Yassin.

Tindakan gila dan berbahaya
PM   Palestina   Ahmad  Qorei  mengatakan,  pembunuhan  itu  merupakan
"tindakan  gila  dan  sangat berbahaya. Tindakan itu akan membuka luas pintu
pada kerusuhan."

Seorang  menteri  Israel  mengatakan,  Yassin  telah  "ditandai dengan
kematian".  "Yassin  dan  sejumlah  tokoh yang lain berada di belakang
kerangka  kerja  teror,"  kata Wakil Menteri Pertahanan Zeev Boim pada Radio
Israel.

Yassin,  67, berada di kursi roda sejak kecelakaan pada masa anak-anak yang
membuatnya lumpuh. Ia juga sebagian buta.

Yassin  dijatuhi  hukuman  seumur  hidup  oleh Israel pada 1989 karena
mendirikan   Hamas   dan  dituduh  menghasut  rakyat  Palestina  untuk
menyerang Israel.

Namun  Israel  membebaskan  dia  sebagai  isyarat kemauan baik setelah upaya
Israel untuk membunuh pemimpin Hamas Khaled Mshal gagal.

"Semua  orang Palestina akan berubah menjadi sebuah gunung berapi yang akan
membakar musuh itu," kata Syeikh Ismael Hamiyah pada wartawan di luar  kamar
mayat  setelah melihat jenazah Yassin. "Perasaan kami ...
sekarang   penuh  kemarahan  dan  keinginan  untuk  membalas  dendam."
(ap/ant/afp/reuters/m11) (am)



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke