Kembali ke Surau Jangan Sebatas Konsep
By padangekspres, Selasa, 01-Juni-2004, 06:30:02 WIB

Pariaman, Padek-Pemprov Sumbar telah mencanangkan program kembali ke surau.
Di kabupaten Padangpariaman kegiatan tersebut telah dilaksanakan semenjak
tiga tahun lalu. Untuk mendukungnya dibantu dengan anggaran berupa honor
garin dan guru mengaji, serta ditunjuk penyuluh agama di setiap kecamatan.

Menanggapi relalisasi pogram itu, pemerhati masalah nagari, Drs Zulfikar
Amar yang juga pengajar di STIA BNM mengatakan untuk mengukur
keberhasilannya perlu dipikirkan bagaimana indikator yang bisa dinilai.

"Kembali ke surau baru dalam bentuk fisik. Di mana-mana didirikan surau baru
dan merehab surau-surau lama menjadi lebih baik, tetapi bagaimana dengan
kegiatan yang ada di surau tersebut,?

Ia menilai Padangpariaman bisa disebut dengan negeri seribu surau, karena
banyaknya surau. Setiap kaum mempunyai surau, sehingga antara surau yang
bangunannya berdekatan.

Di bulan Rabiul Awal ini orang mengadakan Maulud nabi di surau-surau dengan
badikie sampai pagi, di bulan Ramadhan diadakan Shalat Tarwih berjamaah
walaupun imam dan makmunya hanya beberapa orang saja dan setelah itu tidak
ada lagi kegiatan di surau. Bahkan yang paling buruk surau dijadikan gudang
padi karena berdekatan dengan sawah.

Barangkali pemandangan ini bisa dilihat hampir di setiap nagari di. Untuk
itu ia menyampaikan saran dalam bentuk wacana kembali ke surau yang dimotori
tenaga penyuluh agama di setiap kecamatan. Pertama yang harus di ketahui
sebagai data basis adalah berapa jumlah surau yang pasti di dan apa kegiatan
di surau tersebut yang telah ada, serta potensi yang bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan surau tersebut (misalnya pengurus, guru mengaji, guru silat,
guru budaya dan lain-lain yang dirasa perlu). Baru kemudian ditetapka
kegiatan yang dikehendaki di setiap surau dan dilaporkan dalam bentuk
angka-angka kepada penyuluh agama dan penyuluh agama melanjutkan kepada KUA
yang ada di setiap kecamatan dan rekapnya baru dikirim ke departemen agama
kabupaten.

Sehingga setiap bulan dapat di analisa keberhasilan seberapa jauh program
kembali ke surau bisa dijalankan. Jangan seperti sekarang para penyuluh
agama disuruh melaporkan berapa kali dia khotbah sebulan, berapa dan di mana
mengajar mengaji dan lain-lain tetapi diharapkan penyuluh agama menggerakkan
surau dengan koordinasi kepada seluruh pengurus surau. Sehingga surau
bergerak sendiri oleh masyarakat.

"Kita contohkan penyuluh keluarga berencana, mereka tidak mungkin mendatangi
semua keluarga yang ada di sebuah kecamatan tetapi dengan menggunakan kader
yang ada di setiap dusun dan kampung mereka mampu menggerakkan masyarakat
untuk mengikuti program KB. Dalam hal ini tokoh masyarakat dijadikan kader
kembali ke surau. Kelau program yang dibuat jelas dan terukur kita bisa
berbicara apakah kita telah kembali ke surau atau tidak," ulasnya.

Selain itu dalam rapat-rapat dengan lembaga legislatif dapat dikemukakan
bagaimana memecahkan masalah kekurangan guru mengaji, kekurangan dana. Dan
bisa mengajak perantau memikirkan secara bersama. (dam)

Padang Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/
Versi online:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2756
3



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke