Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim
Segala pujian yang tepat adalah kepada Allah, Tuhan yang Mencipta dan 
Memelihara seluruh 'alam dengan Kasih dan Sayang yang tiada batas. Dia 
pulalah yang patut memberikan penilaian terhadap hasil akhir dari suatu 
diin (prosedur dan peraturan).

At 08:57 2001-02-21, "Hamzah Sukma" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Assalamu'alaikum wr. wb.

Semoga keselamatan, kesehatan dan keafiatan selalu dilimpahkan Allah kepada 
Saudaraku Hamzah sukma dan kepada kita semua di mana saja berada.

>Salam kenal buat Pak Syaifuddin, sebenarnya sudah lama saya ingin kontak 
>dengan
>Bapak setelah melihat posting-posting anda. Terakhir saya mendapat posting 
>anda
>mengenai "Qurban" dan kebetulan saya untuk beberapa tahun terakhir aktif di
>kepanitiaan Idul Adha & Qurban di masjid kompleks perumahan. Kalau sesuai
>dengan uraian anda dimana diharapkan melalui hewan qurban ini terbentuk
>keakraban silaturahim antara pengqurban dan penerima daging qurban, nampaknya
>untuk hewan qurban yang dikelola oleh suatu kepanitian yang biasanya jumlahnya
>banyak (berarti pengqurbannya juga banyak) dan penerima daging qurbannya juga
>banyak, rasanya sulit untuk 'mempertemukan' antara si pengqurban dengan
>penerima daging qurban. Berqurban melalui suatu kepanitiaan berarti pengqurban
>sudah mempercayakan hewan qurbannya itu untuk dibagikan kepada mereka yang
>berhak menerimanya, sedangkan bagi si penerima daging qurban yang mereka tahu
>daging qurban tersebut berasal dari panitia suatu masjid dan hewan qurban
>berasal dari jamaah masjid tersebut.

Ya, betul. Anda menyampaikan fakta yang sebenarnya terjadi di tempat Anda, 
yang juga terjadi di lingkungan kami di Aceh. Kepanitiaan dibentuk memang 
untuk memudahkan kelancaran acara "pengurbanan". Dalam hal ini panitia 
bertindak sebagai pengelola (manajerial) dan fasilitator dengan membantu 
para pengqurban untuk hal-hal :
(1). Membeli hewan qurban yang terbaik dengan wajar.
(2). Mengatur pelaksanaan penyembelihan hewan qurban, petugas 
penyembelih/pemotong hewan (bagi pengqurban yang tidak dapat menyembelih 
hewan qurbannya sendiri), mengenai penerima qurban, tempat dan waktu 
pelaksanaannya.
(3). Mengatur dan menyelenggarakan acara yang berkhaitan dengan itu : 
Shalat idul adha, pesta hari raya (kalau ada) dan lain sebagainya.

Demikian jugakah tugas-tugas panitia qurban di tempat Anda, Saudaraku Hamzah ?

>Namun kalau memang makna Idul Qurban
>adalah seperti yang diuraikan oleh anda yaitu menumbuhkan silaturahim antara
>pengqurban dan penerima qurban, berarti sebagai panitia pengelolan hewan 
>qurban
>harus membuat suatu sistem kerja sedemikian rupa sehingga hasilnya bisa
>tercipta keakraban antara pengqurban dan penerima daging qurban.

Ya, betul. Kata kunci dalam pelaksanaan ibadah adha adalah "KEAQRABAN", 
yaitu membangun keakraban dengan Allah (Khaliq) dan juga membangun 
keakraban dengan manusia lain (makhluq). Sayangnya, kepanitiaan idul adha 
sekarang sepertinya mengabaikan hal ini. Panitia lebih memfokuskan kepada 
masalah "berapa orang yang berqurban dan berapa orang yang akan memperoleh 
distribusi daging qurban, cukup nggak dan lain sebagainya". Bahkan ada 
panitia yang pusing tujuh keliling mendapati kenyataan bahwa orang yang 
berqurban saat ini hanya 23 ekor kambing sedangkan orang yang ditargetkan 
akan menerima daging qurban sebanyak misalnya 3000 orang!

Benarkah panitia harus pusing memikirkannya ?
Tidak ! Panitia bukanlah Pengqurban, mereka hanyalah penolong para 
pengqurban ! Kalau mau kreatif sedikit agar tidak pusing-pusing, jika 
memang keadaannya seperti itu : kita buat acara pesta makan bersama seluruh 
3000 orang target penerima qurban. Dalam ini perlu ada tambahan dana untuk 
beli Nasi, Sayuran dan lain sebagainya.

>Satu hal yang masih dipermasalahkan yaitu 'sasaran yang berhak menerima daging
>qurban ini', sebagian berpendapat bahwa daging hewan qurban diperuntukkan
>selain bagi si pengqurban sendiri, sisanya dibagikan ke fakir 
>miskin.  Sebagian
>lagi berpendapat daging qurban selain untuk si pengqurban, juga diberikan
>kepada para tetangga dan fakir miskin.

Menurut beberapa hadits yang ada satu per tiga bagian diambil sendiri untuk 
pengqurban dan dua per tiga bagian lainnya dibagikan kepada orang fakir dan 
miskin. Satu per tiga bagian yang diambil sendiri oleh pengqurban bukanlah 
untuk dimakan sendiri, melainkan untuk dia masak di rumahnya sendiri untuk 
menjamu semua tetangga dan kenalannya termasuk orang fakir/miskin yang 
telah menerima daging qurban itu.

Pengurban menyerahkan sendiri daging qurban yang dibagikan kepada orang 
fakir dan miskin. Mereka saling mengenal dan bersalaman/berpelukan. Yang 
memberi tahu siapa yang diberi dan yang menerima tahu siapa yang memberi. 
Jika baru kenal, mereka bisa berkenalan. Jika sudah kenal menjadi lebih 
akrab. Jika sudah akrab menjadi bersaudara. Jika sudah bersaudara menjadi 
saling perduli. Bila sudah perduli, maka tumbuhlah "tali kasih dan sayang" 
(silaturahmi) di antara mereka.

"Siapa saja yang menyayangi makhluk Allah akan disayangi juga oleh Allah", 
itulah prinsip dasarnya.

>Nah kalau di komplek perumahan kami
>(maaf) yang status sosialnya bisa dikatakan mapan yang tentunya untuk memakan
>daging kalau mau bisa dilakukan setiap hari, tapi bagi para fakir miskin 
>(warga
>di luar/sekitar komplek perumahan kami yang status sosialnya berada di bawah)
>daging hewan ini mungkin jarang mereka makan. Dari dua pendapat di atas 
>manakah
>sebenarnya yang benar menurut anda?

Menurut saya, ini bukan masalah "biasa makan daging atau tidak". Bukan 
masalah ada yang fakir/miskin atau ada yang kaya. Akan tetapi "bagaimana 
antara manusia yang ada ini bisa saling bersilaturahmi dan berakrab-akrab". 
Masalah inilah yang telah kita abaikan selama ini, sehingga kehidupan kita 
saat ini menjadi seperti amburadul "tidak ada saling menghargai", "tidak 
ada keramahan", "tidak tumbuh akhlak mulia", "di mana-mana terjadi 
pelecehan" dan kita saksikan akur itu sulit diatur.

Nah menurut saya, jika Panita Idul Adha dapat mengambil hikmah ini, insya 
Allah, keberadaan panitia akan sungguh-sungguh diharapkan oleh seluruh 
umat. Insya Allah, panitia tidak akan kepusingan lagi karena tidak ada 
orang yang mau menyalurkan hewan qurban kepada mereka.
Dapatkah panitia idul adha benar-benar menjadi fasilitator dalam membangun 
keakraban umat ini ?
Itulah sebuah tantangan untuk Anda seluruh panitia idul qurban.

>Wassalamu'alaikum wr. wb.
>Hamzah Sukma

Bagaimana pun saya mohon maaf kepada seluruh Panitia Idul Adha di mana pun 
Anda berada karena telah menyampaikan ide yang berani ini. Semoga Allah 
mengampuni saya dan mengampuni kita semua dari segala macam kesalahan, 
kebodohan dan kelalaian.

Alaikum salaam wa rahmatullahi wa barakatuh.
Syaifuddin Ma'rifatullah - Lhokseumawe.


RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke