Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim

Dewasa, sering diartikan apabila manusia telah mencapai usia 17 tahun atau 
lebih. Ada juga yang menyatakan tanda kedewasaan seseorang apabila dia 
telah mengalami mimpi "mengeluarkan air mani". Konon ini pun mulainya pada 
usia 17 tahun ke atas. Dalam menghendaki Surat Izin Mengemudi kendaraan, 
salah satu syaratnya adalah "sudah berusia 17 tahun atau sudah dewasa". 
Benarkah kedewasaan itu cukup diukur dengan usia lahir di bumi ini ?

Agama Islam adalah agama yang benar - agama yang haq. Manusia yang 
di"wajib"kan melaksanakan jalan Islam adalah manusia "mukhalaf", yaitu 
manusia yang dewasa, yang ukurannya ialah telah mampu menggunakan aqalnya. 
Salah satu ciri khas Orang yang mampu menggunakan aqalnya adalah ketika dia 
"mampu membedakan antara yang benar dan yang salah".

Jadi kedewasaan dalam terminologi Islam bukanlah diukur dari panjangnya 
usia manusia di bumi ini, melainkan kemampuannya dalam menggunakan aqalnya, 
yang ukurannya ditentukan seberapa dia bisa membedakan antara yang benar 
dan yang salah. Ini adalah ukuran universal tentang kedewasaan di dalam 
Islam : "dewasa adalah mampu membedakan yang benar dan yang salah". Orang 
dalam keadaan mabuk, gila dan tidur bukanlah orang yang dewasa, karena 
mereka tidak mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Mereka 
lepas dari kewajibannya melaksanakan "peraturan Islam".

Antara Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama adalah 
ukuran yang sesuai spesifikasi sedangkan yang kedua ukuran yang berbeda 
dengan spesifikasi. Bila kita mampu memenuhi spesifikasi kita dikatakan 
memenuhi kebutuhan dan pada kita bolehlah kita berikan sebutan "orang yang 
benar". Sedangkan bila kita bekerja dengan hasil yang "melebihi kebutuhan" 
- mungkin kita dapat disebut sebagai "orang yang dapat mencapai keinginan".

Akan tetapi haruslah kita camkan bahwa "melebihi kebutuhan bisa berakibat 
fatal". Selain hal itu karena telah melakukan pemaksaan kehendak, hal itu 
juga berarti "membebani sesuatu di luar kemampuannya". Maka yang disebut 
dengan "sesuai kebutuhan, itu berarti juga sesuai kemampuan".

Ada sebuah contoh yang menarik untuk simak. Dalam suatu jamuan makan 
walimahan, tuan rumah menyediakan hidangan 'ala perancis. Semua jenis 
makanan tersedia dan setiap tamu dipersilahkan mengambil sendiri-sendiri. 
Maukah Anda memperhatikan suasana kesibukan orang mengambil makanan, ketika 
mereka makan dan ketika meletakkan piring-piring kotor dari para tamu ? 
Sungguh membuat kita geleng-geleng kepala.

Hampir pada semua piring-piring kotor terlihat sejumlah makanan tersisa. 
Ada yang lebih separuhnya, ada yang separuhnya, ada yang seperempatnya dan 
lain sebagainya. Apakah yang sebenarnya sedang terjadi di situ ? Yang 
terjadi adalah "banyaknya orang-orang tidak dewasa yang makan di pesta itu 
!". Bukankah usia mereka sudah tua-tua ? Sekali lagi, usia bukan menentukan 
kedewasaan. Kedewasaan itu adalah apabila mampu mengendalikan atau 
menyesuaikan antara kebutuhan dan keinginan.

Bukankah yang kita butuhkan itulah yang mestinya kita inginkan ? Jikalah 
yang dibutuhkan yang diinginkan dan yang dipenuhi, tentulah tidak akan kita 
lihat makanan yang menjadi  kotor dan terbuang.

Kebenaran Rumus Islam

Keinginan yang berlebihan atau yang melebihi kebutuhan adalah suatu tanda 
tidak dewasa. Islam adalah sebuah jalan hidup. Islam adalah sebuah rumus 
hidup di bumi. Karena jalan dan rumus itu dibuat oleh yang Maha Membuat 
manusia dan khusus untuk bangsa manusia dan bangsa jin, maka Islam "dapat 
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia dan jin". Ukuran memenuhi kebutuhan 
tentulah masih dapat kita debat, karena tidak semua manusia memiliki 
kebutuhan yang sama. Akan tetapi yakinlah Anda bahwa adanya perbedaan 
kebutuhan itulah yang justera paling benar karena setiap orang juga memang 
berbeda terutama dalam kegiatan-kegiatan (amalan) mereka.

Misalnya saja, Islam melarang manusia meminum minuman keras. Dengan semakin 
tingginya ilmu manusia di bidang biologi dan tingkah laku, sekarang dapat 
difahami bahwa pengaruh minuman keras itu memberikan akibat buruk yang 
tidak dibutuhkan manusia. Di sini, Islam memenuhi kebutuhan manusia dengan 
melarang meminum minuman keras. Contoh lain bisa kita kemukakan lebih 
banyak lagi.

Orang yang mampu memahami dan mengelola kebutuhan dan keinginannya itulah 
yang disebut orang dewasa. Islam mengajar dan melatih manusia untuk menjadi 
dewasa dan tetap hidup dalam kedewasaan. Dengan kedewasaan itu juga mampu 
merasakan betapa Allah sebagai Tuhan yang menciptakan manusia itu 
sungguh-sungguh sayang dan bijaksana telah menyediakan satu bulan untuk 
melaksanakan puasa. Merekalah yang disebut-sebut sebagai orang-orang 
beruntung karena mampu menggunakan aqalnya. Dengan aqalnya inilah, Allah 
menurunkan keburuntungan-keberuntungan kepada mereka.

Marilah kita menjadi orang  yang dewasa dan beraqal karena dengan demikian 
terbukalah kesempatan bagi kita untuk menerima keberuntungan-keberuntungan 
dari kasih sayang Allah.

Mohon maaf, terima kasih dan selamat dan sukseslah berpuasanya.

As-Salaamun alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Syaifuddin Ma'rifatullah - Aceh.


RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

Atau kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke