Ass, wr, wb.
 
Dunsanak Netter RN, akankah kampuang kito, nagari kito akan seperti nan tajadi di Objek Wisata Bukit Lawang Bahorok Langkat Sumut ko. Ambo dek Mintuo ambo berdomisili di Binjai, mako tampek wisata ko ambo tahu persis dan hapa jalan ka sinan. Ambo salah seorang member milis grup Binjai Kota Rambutan.
 
Sudahkah urang kampuang kito manjago hutan2 nan ado, mungkin ini paralu jadi pikiran kito dari kini. Jaan lah tajadi, baru kito mancari kambiang hitam, sebab kampuang kito berpotensi untuak terjadi banjir bandang saroman itu, banyak bukik dan lurah nan bilo kito liek alah mulai gundul kini. Banyak tajadi penebangan lia.
 
Mari kito inok2-i musibah ko, apo gerangan penyebabnyo, apo Tuhan alah bangih ka kito nan indak mensyukuri nikmat Nyo ko.
 
Wassalam,
Mulyadi St.Bangsawan
 
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, November 04, 2003 9:48 AM
Subject: [Binjai_Kota_Rambutan] Bahorok Diterjang Banjir, 75 Orang Tewas 100 Hilang

Objek Wisata Bukit Lawang Bahorok Langkat musnah porakporanda diterjang banjir bandang disertai lumpur dan kayu balok yang berlangsung sekitar empat jam sejak Minggu (2/11) sekitar Pukul 22.00 WIB . Akibat kejadian itu menewaskan 75 korban jiwa dan 420 bangunan lebih yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari Hotel, Bungalow, rumah makan dan tempat rekreasi lainnya hancur diterjang pohon serta kerugian ditaksir mencapai ratusan Miliar rupiah.

Sedangkan 100 jiwa lebih lainnya yang hilang akibat hanyut kini masih dalam pencaharian Tim SAR dari TNI, Brimob Polda Sumut dan Polres Langkat serta Pemkab Langkat. Dari 75 mayat yang berhasil dievakuasi ke Posko Bencana Alam terbesar kedua setelah Tahun 1968, 5 mayat tewas diketahui sebagai turis masing -masing bernama Mathias warga Swiss dan Lucy warga Amerika Serikat, Elly (20) Warga Negara Jerman, Tankeita (60) dari negara Singapura dan Florarian Luf asal Austria yang sedang asyik menginap menikmati panorama objek wisata Bukit lawang.

Beberapa saksi mata ketika ditemui menjelaskan, air bandang datang secara tiba-tiba disertai ratusan ton kayu balok gelondongan dengan diameter mengakibatkan ratusan rumah yang berada di sekitar DSA Bahorok dengan radius sekitar 3 Km dari Bahorok River (Penyebrangan Orangutan) hingga kolam penangkaran jurung, hancur lebur rata dengan tanah. Bahkan, turut jadi sasaran empat unit kendaraan yang sedang parkir, masing-masing Bus penumpang Pembangunan Semesta, Taft Rocky BK 1415 LZ, L300 BB 1020 FA dan Suzuki Carry BK 8095 EA.

Data nama-nama korban yang berhasil dikumpulkan wartawan dari Posko Penanggulangan Bencana Alam Bukit Lawang sebagian besarnya penduduk yang bermukim di sekitar DAS Bukit Lawang yang tertimbun diantara tumpukan kayu balok, lumpur dan sampah yang hanyut terbawa arus air bah hingga puluham meter itu, masing-masing, Yusma (Guest House), Syaiful, Alda, Emi, Mak Tini, Dea, Abdul Gani, Sutrisno Tarigan, Tobi (Anak dari Tumin), Intan (anak Hardi), Dewi (anak Kardi), Awi, Tumiran dan istrinya Arih, Pahrul (anak Bahri), Nuria Ginting.

Selanjutnya, Nova (anak Niar), Samini (istri Sudar), Samsidar, Eli, Biah Boru Keliat, Milda, Unjuk, dua orang adik Tondi, Lina Br Sibayang, Anela, Dani Haryono, Reka (anak Ucok), Mama Rulin, Kasum, An, Rasin, dua anak Fijer Kaban, Sukma (istri Bambang), Olik (anak Tambi), Heri, Pipi, Niel, Bibi, Tambi, Horta Kaban, Nita (Anak Ipul), Lupi.

Epin (anak Rahmat), Tobi (anak Hendri), Rina Br Regar, Sabdan Siregar, Edi, Istri Miszal, Desi (anak Gani), Aswaliah (52), Suryani, Erwan (42), Donas (18), Ros (Waria), Siti (anak Kardi warga Kuala), Yuni (istri Ahyar Bahorok) dan Prapti. Suasana duka jelas terlihat sepanjang jalan menuju kawasan wisata terkenal di Langkat itu, ini terlihat dari barisan puluhan bendera merah yang dipasang keluarga yang tertimpa musibah paling tragis di minggu pertama bulan suci Ramadhan itu.

Beberapa keluarga korban, sempat menjerit histeris saat Gubernur Sumut H. T. Rizal Nurdin didampingi Bupati Langkat H Syamsul Arifin,SE ,Kapolres Langkat AKBP Drs Arman Depari, anggota DPRD Langkat mengunjungi lokasi itu. Bupati dalam kesempatan itu menyebutkan, bagi korban yang telah diketahui identitasnya diperbolehkan untuk dibawa pulang keluarga yang bersangkutan, sedang korban yang tidak diketahui identitasnya setelah dievakuasi ke RS Haji Adam Malik Medan untuk keperluan otopsi dan Senin sore (3/11) dikebumikan secara massal di Desa Bukit Lawang.

Sedangkan bagi turis mancanegara setelah didata di Imigrasi akan dikembalikan melalui Konsulat Negara. Sementara itu, sampai berita ini diturunkan jumlah mayat dilaporkan terus bertambah setelah Tim SAR membongkar tumpukan sampah, namun sejauh ini belum diketahui jumlah pastinya.

Mattheas (45) wisatawan warga negara Swiss berhasil ditemukan Tim Basarnas yang melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Bahorok dekat lokasi Objek Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat,Sumatera Utara (Sumut).

Wartawan LKBN ANTARA melaporkan dari lokasi kejadian, Senin, tim petugas sedikit agak mengalami kesulitan dalam mengevakuasi orang asing tersebut, karena situasi sungai Bahorok dalam keadaan masih meluap mencapai 10 meter dan belum surut.

Namun berkat kerja keras aparat Tim SAR yang terlatih dan biasa menghadapi medan cukup berat tersebut, berhasil mengangkat korban wisatawan asing itu.

Korban yang ditemukan tersebut, kelihatan masih utuh dan hanya mengalami luka memar karena terendam air sungai Bahorok.

Saat petugas SAR dibantu aparat Pemkab Langkat dan sejumlah organisasi kepemudaan mencari korban belum ditemukan, cuaca di Sungai Bahorok kelihatan mendung dan "gelap" serta diperkirakan banjir susulan akan terjadi lagi.

Sekitar puluhan orang penduduk yang terseret banjir bandang di daerah aliran Sungai (Sungai) Bahorok hari Minggu malam (2/11), hingga Senin siang masih belum ditemukan di sekitar lokasi bencana.

Informasi yang dihimpun ANTARA dari lokasi kejadian Senin, puluhan penduduk termasuk wisatawan asing diperkirakan masih ada yang hilang terseret banjir bandang, dan pencaharian terhadap korban banjir tampak terus dilakukan oleh para anggota tim Badan SAR Nasional bekerjasama dengan berbagai instansi terkait.

Kondisi arus air di DAS Bahorok yang cukup deras dan berlumpur ikut menyulitkan upaya pencaharian terhadap penduduk yang belum ditemukan karena diperkirakan terseret banjir bandang yang dilaporkan setinggi 10 hingga 12 meter itu.

Jumlah sementara korban meninggal dunia dilaporkan sebanyak 67 orang termasuk empat orang diantaranya warga negara asing antara lain dari Jerman, Austria, Singapura dan Swiss.

Sebagian mayat korban yang diantaranya mulai dari usia anak-anak hingga usia orang tua tampak disemayamkan sementara di masjid Baiturrahman Bahorok.

Sementara, di Posko Musibah Banjir Bahorok yang terletak di depan masjid Baiturrahman, Bukit Lawang tampak ratusan penduduk silih berganti mendatangi Posko tersebut untuk mengetahui apakah diantara 67 korban meninggal dunia yang ditemukan itu terdapat keluarga atau kerabat mereka.

SEBAGIAN BESAR JENAZAH KEADAAN TULANG REMUK

Sebagian besar jenazah dalam keadaan tulang remuk yang diduga akibat benturan batu kali saat mereka terseret arus. Dari 69 jenazah yang ditemukan itu baru 48 jenazah yang dapat diidentifikasi. Sebagian besar jenazah merupakan warga setempat, yaitu desa Bukit Lawang Kec Bahorok Kab Langkat Sumatera Utara.

Sementara itu menurut TPI, Senin (3/11) sore, suasana di lokasi kejadian terlihat sangat mengharukan. Ribuan warga Desa Bukit Lawang menghadiri persemayaman puluhan jenazah yang sudah berhasil dievakuasi.

 

Kuat dugaan jumlah korban mencapai ratusan orang karena banjir bandang terjadi sejak Minggu malam saat sebagian warga baru saja melakukan solat tarawih. Menurut warga, air bah yang datang dari hulu sungai Bahorok terjadi sangat tiba-tiba dan membawa ribuan balok kayu, sehingga warga tidak sempat menyelamatkan diri. Satu pleton personil Polri ditambah TNI AD, Tim Badan SAR Nasional dan sedikitnya 500-an warga masih terus melakukan pencarian sepanjang jalur sungai Bahorok hingga radius 30 km.

TIM SAR MASIH TERUS CARI KORBAN

Tim SAR gabungan dibantu warga hingga Senin (3/11) masih mencari para korban banjir bandang di Desa Bukit Lawang Kab Langkat sekitar 90 km sebelah barat kota Medan Sumatera Utara. Hingga Senin siang, telah menemukan 69 korban tewas diperkirakan masih ada puluhan korban lainnya yang belum ditemukan.

Lokasi yang dilanda banjir merupakan salah satu daerah tujuan wisata andalan di Sumatera Utara. Banjir dari sungai Bahorok ini terjadi Minggu (2/11) malam pukul 21.00 WIB dan menghancurkan puluhan penginapan kecil yang berada di lereng sungai.

Korban tewas sebagian adalah wisatawan yang menginap dan warga setempat. 5 di antara korban adalah warga negara asing, masing-masing seorang dari Austria, Singapura dan Amerika Serikat, sementara dua lainnya belum diketahui identitasnya.

Bupati Langkat Syamsul Arifin mengatakan, korban yang sudah dikenali akan diserahkan kepada keluarganya untuk dikuburkan, namun jika keluarganya berhalangan para korban akan dikuburkan secara massal. Korban yang belum bisa dikenali termasuk seorang wisatawan asing akan dikirim ke Medan.

11 ORANG DIRAWAT DI RSU Dr DJOELHAM

Mayat yang diduga pemilik Losmen Anggrek Bukit Lawang, Langkat Usman, Senin (3/11) di temukan warga terapung di Sungai Wampu daerah Selayang Langkat. Mayat yang awalnya belum diketahui identitasnya tersebut diamankan Polsek Selesai dipimpin Kapolseknya AKP S Ginting bersama anggota.

Dengan dibungkus plastik mayat tersebut dibawa ke rumah sakit Dr Djoelham Binjai dan sampai satu malam, belum ada keluarga yang mengambil mayat tersebut.

Menurut keterangan yang diperoleh SIB, Usman yang mudah dikenal dengan melihat kepalanya karena sebagian botak disebutkan adalah korban yang terbawa air bah yang melanda Bukit Lawang.

Sementara itu di RSU Dr Djoelham Binjai sampai Senin malam jumlah yang dirawat di RSU Djoelham Binjai menjadi 11 orang yang sebagian luka terkena benturan kayu dan batu.

Sementara itu satu mayat yang belum dikenal juga dijumpai di Stabat Langkat.

Mayat yang diduga kiriman dari banjir Bukit Lawang, saat ini diamankan di RSU Umum dan beberapa warga berusaha mencari identitas korban.

Selain mayat, masyarakat Stabat yang tinggal di sekitar Sei Wampu juga ketiban ikan-ikan besar yang berasal dari kolam-kolam ikan di alur Sungai Wampu yang mendapat banjir bandang tersebut.

Mengantisipasi mengalirnya jumlah keluarga korban yang mencari informasi di RSU Umum Dr Djoelham Binjai, pihak RSU membuat pengumuman nama-nama korban di papan pengumuman. Sementara ratusan warga secara bergantian mencari informasi kerumah sakit tersebut.

SEJUMLAH SUNGAI DI LANGKAT MELUAP, 1.915 RUMAH PENDUDUK TERGENANG

Musibah yang hampir bersamaan terjadi dengan Bukit Lawang, rupanya juga menimpa warga masyarakat yang berada di Kecamatan Batang Serangan, Sawit Sebrang, dan Tanjung Pura, air yang datang ke perkampungan mereka terjadi sekitar pukul 03.00 Wib, Senin dini hari (3/11) mengakibatkan 1.915 rumah terendam air.

Dari data yang dikumpulkan Wartawan SIB di lapangan, akibat meluapnya Sungai Musam dan Sungai Batang Serangan mengakibatkan 1.915 KK rumah penduduk digenangi air setinggi 0,8 m - 1,5 m di antaranya 250 KK di Kecamatan Batang Serangan dan 1.175 KK di kecamatan Sawit Sebrang serta 490 KK warga Desa Pematang Cengal Kecamatan Tanjung Pura.

Air yang meluap dan menggenangi pemukiman penduduk di Sungai Musam tersebut mencapai ketinggian 1, 5 meter di Dusun Karyajadi, Bamban dan Dusun Sami Trisno Desa Bamban, Dusun Tanah Timbul, Dusun Pahlawan Desa Batang Serangan.

Sementara itu, luapan air Sungai Batang Serangan juga menggenangi 1.175 KK pemukiman penduduk Desa Sawit Sebrang dan Desa Sei Litur Tasik serta Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Sebrang. Rumah penduduk yang digenangi air bah di antaranya 500 KK, warga Dusun Vak XVIII , 495 KK warga Dusun Pondok XIII , 55 KK warga Dusun Grogolan Kebun Sayur. Sedangkan 100 KK warga Dusun II Kampung Tempel dan 25 KK warga Dusun II Alur Gadung.

Selain menggenangi lokasi pemukiman penduduk juga menenggelamkan ribuan hektar areal pertanian. Banjir juga memporakporandakan jembatan dusun Titi Mangga Desa Namu Sialang, mengakibatkan sarana perhubungan dari Batang Serangan menuju Desa Sei Serdang dan Namu Sialang putus total.

1 Orang Mayat Tak Dikenal

Peristiwa meluapnya Sungai Batang Serangan dilaporkan belum ada korban jiwa, tetapi di kawasan Sei Wampu yang mulai meluap Senin pagi ini, masyarakat setempat menemukan satu mayat lelaki berusia sekitar 50 tahun, tersangkut di semak-semak pinggiran sungai tidak jauh dari getek penyeberangan Dusun Petumbukan Desa Bingai dengan Desa Bukit Melintang Kecamatan Wampu.

Dari pengamatan sementara, meluapnya air Sungai Wampu hanya menggenangi kawasan bantaran sungai, sementara pemukiman penduduk luput dari genangan air karena mereka memiliki rumah panggung.

Bupati Langkat H Syamsul Arifin SE tidak mampu menahan rasa haru dan sempat menitikkan air mata, menyaksikan korban yang sudah dievakuasi di masjid PTPN II Kebun Marike / Bukitlawang.

Gubsu HT Rizal Nurdin menyusuri lokasi musibah, didampingi anggota DPRD Sumut H Nailul Amali.


Kirim email ke