MERANCANG
ZIONIS RAYA Oleh
: Zulharbi Salim Sulit memang, jika
tidak dapat disebut mustahil, pendapat umum internasional akan sepakat dapat
menyelesaikan peperangan dengan berbagai jenis senjata. Perang yang kita saksikan abad ini, adalah
invasi sekutu AS ke Irak, sebelumnya invasi ke Opini dunia memberikan tanggapan saling berbeda,
tidak sama. Apabila ada perang berkecamuk dibelahan dunia ini, tentu akan
membawa malapetaka yang sangat hebat terhadap pengorbanan manusia dan itu dapat
terjadi kapan dan dimana saja. Bangsa Arab sudah
terpecah belah setelah Irak bertekuk lutut kepada Zionis dan berakhir sudah
hikayat 1001 malam. Tidak ada lagi peran Shahrazad dan Shahrayar mendongeng
menghibur sang Raja ditengah malam. Tidak ada orang yang tergelak lagi melihat
tingkah polah Abu Nawas. Tamat sudah riwayat pusat peradaban dunia di Timur
Tengah. Yang tinggal hanya puing-puing berserakan… Sepanjang lorong
jalan-jalan Keadaan di Baghdad
menjadi sangat mengharukan, tidak lebih kurang seperti yang diperbuat tentara
Minggu pertama setelah
Konon 2000 tentara
Zionis Sejak tembakan rudal
Scud Irak dalam perang Teluk I, Ungkapan sombong Ariel
Sharon itu menjadi kenyataan dan kemudian akan meneruskan invasinya dengan mudah
ke Negara Arab lainnya untuk memulai era baru Zionis Raya sebagai Greater
Zionist Israel Planned, yang dimulai dari Herzliya dan Haifa dipantai Laut
Tengah menuju Beirut di Lebanon, terus ke Allepo, Homs, Palmyra terus ke Der
Al-Zour di Suriah, tiba di Baghdad (meliputi sungai Tigris dan Efurat) ke
selatan Irak tiba di Basra menuju ke Kuwait termasuk pelabuhan Om Kasr, Pulau
Bobyan dan Teluk Parsi sampai ke Dammam di Saudi Arabia, melalui Hafar Batin,
Hail, Medinah, Tabuk, dan Teluk Aqabah, berakhir di Semenanjung Sinai. Wilayah
inilah yang meliputi wilayah Zionis Raya yang sudah masuk dalam master plan
Zionis Internasional. (lihat peta). Demikian juga halnya
dengan pembangunan pipa
minyak yang disebut sebagai Trans Pipa Minyak Arab (Trans Arabian
Pipeline atau Tapline). Saluran pipa itu menghubungkan mulai kota Dammam di
Saudi Arabia sampai ke Sidon di Palestina. Pengaliran minyak Irak akan
disambungkan dari Mosul melalui Suriah dan Jordania dan berakhir di
Haifa. Tujuan invasi AS ke
Irak adalah untuk mengujudkan impian Israel Raya, disamping menjadikan minyak
sebagai komoditi terbesar.
Negara-negara Arab yang menjadi target berikutnya tentu Suriah dan
Lebanon. Jordania pada hakikatnya sudah tidak masalah karena negara ini sudah
lama dibawah pengaruh Amerika dan Inggris dan tentu saja Israel berada
dibelakangnya. Untuk menjinakkan
Suriah dan Lebanon AS dan sekutunya tidak perlu tergesa-gesa, tidak perlu dalam
bentuk invasi militer, cukup dengan gertak diplomasi. PM Ariel Sharon secara
terang-terangan meminta segera AS menginvasi Suriah dan Lebanon, karena
menganggap Suriah pusat pelatihan pejuang-pejuang Palestina menentang Israel
(Israel menyebutnya teroris). Di Suriah dan Lebanon terdapat pasukan Hizbullah
sempalan Syi'ah pro Iran yang anti Israel. Apabila Suriah tidak diserang, bahaya
laten akan datang menghantam Isarel dari High Golan dan Lebanon Selatan. Israel
juga menuduh Suriah mempunyai
senjata pemusnah massal seperti Irak. Nyatanya sampai saat ini tidak
terbukti. Pemerintahan
boneka Pejabat AS mengatakan
bahwa kader-kader Irak akan menerima jabatan pemerintahan sementara dari
Gubernur Jenderal (GJ) AS sebagai kaki
tangan Presiden Bush, Jenderal Jay Garner. Jay Garner dijuluki
sebagai Sheriff of Baghdad, juga disebut sebagai Gubernur Jenderal
model penjajahan Inggris dan Raja atau Presiden Irak yang
baru. Garner akan membawahi beberapa jenderal sebagai penguasa baru. Garner
sangat dekat dengan The Jewish
Institute for National Security Affairs (JINSA), seorang pengagum
militer Israel. Pentagon memulai
tugasnya mengirimkan tim warga Irak
yang menetap dipengasingan ke
Baghdad untuk dipersiapkan menjadi pemimpin sementara (baca : boneka) AS. Menurut pejabat AS
mereka adalah pejabat berpengalaman dalam memimpin administrasi yang akan
ditempatkan di 23 departemen untuk memulai tugasnya sebagai orang-orang
terpercaya AS dan Inggris dibawah komando Jay Garner, seorang pensiunan jenderal
yang kini ditunjuk menyelesaikan masalah-masalah sipil setelah jatuhnya
Irak. Mereka adalah
kader-kader teknokrat yang sudah dibina sejak lama di wilayah Virginia AS untuk
siap dikirim ke Irak begitu selesai direbut dari rezim Saddam
Huusein. Setelah tiba di
Baghdad Yay Garner langsung melobi tokoh-tokoh Irak anti Saddam Hussein yang
akan dipromosikan sebagai batu loncatan mendirikan pemeritahan boneka sementara
di Irak akhir bulan April ini, lebih cepat dari rencana semula. Pembentukan
pemerintahan ini lebih dititik beratkan kepada kader-kader Irak yang sudah
digembleng di pengasingan, ketimbang mengambil pemimpin oposan dari dalam negeri
Irak yang belum tentu berdidekasi baik. Lobi Garner ini mencakupi juga mendekati
tokoh Syi'ah yang selama ini dibelenggu Saddam, tapi pro
Amerika. Ketua Partai Kongres
Nasional Irak, Ahmad Chalabi merupakan calon kuat untuk memimpin Irak. Chalabi
selama ini mengungsi di London dan mendapat kepercayaan AS dan Inggris. Ia adalah binaan CIA dan didukung oleh
JINSA. Chalabi didukung Pentagon, tapi ditentang oleh Menlu Collin Powel karena
dipandang tidak bersih. Berkat hubungannya yang kuat dengan lobi Zionis, ia
mempunyai peluang cukup besar. Chalabi ketika Perang Teluk I pernah menerima
bantuan dari AS sebesar 12,5 juta dolar untuk membantu rakyat Irak
dipengasingan, tapi di korupnya untuk kepentingan pribadi.
Calon lain yang
diorbitkan AS adalah Zalmay Khalizad. Ia adalah orang kepercayaan Presiden Bush
yang menjadi duta dalam Pasca perang Irak, dan sebelumnya menjadi duta dalam
perang Afghanistan. Lobinya terkenal kuat dengan para mullah dan kaum Syi'ah.
Dukungannya tentu diberikan oleh JINSA dan sebagai arsitek ekonomi membangun pipa minyak di Afghanistan, ia
termasuk salah seorang anggota perancang Trans Arabian Pipeline (Tapline)
yang menghubungkan Sidon (Haifa) di Palestina menuju Dammam di Saudi Arabia.
(lihat peta). Khalizad berperan mengalirkan minyak Irak Mosul-Haifa
melalui Trans Jordania Pipeline dan dalam waktu dekat akan beroperasi. Jika
aliran minyak ini mengalir, biaya
minyak Israel dapat dihemat 25%. Selain itu Khalizad
bersama Paul Wolfowitz (mantan Dubes AS di Jakarta, 1980) kini Wakil Menhan AS
adalah seorang tokoh Zionis yang menjadi arsitek invasi AS ke Irak, pernah
menulis makalah yang disampaikan kepada Kongres berjudul Overthrow Him.
Khalizad salah seorang arsitek yang
berencana menggulingkan Saddam Hussein dengan bantuan Iran, tapi
gagal. Dengan munculnya
nama-nama yang selama ini tidak pernah dikenal rakyat Irak akan menimbulkan
kontroversi, pro dan kontra. Barisan teknokrat anti Saddam ini, sepenuhnya
mendapat dukungan dari Zionis Israel dan AS akan membentuk penguasa baru yang
diberi nama Dewan Pembangunan Kembali Irak. Belum
diketahui secara pasti bagaimana bentuk pemerintahan boneka yang baru tersebut.
Disebut-sebut nama Eng. Imad Diya
yang lari dari Irak 21 tahun yang lalu sebagai penasehat Jay Garner akan
menjadi pemimpin dalam menyusun penmerintahan sementara, semuanya ada 150 orang
kader dan tenaga ahli tempaan Amerika yang segera menuju Baghdad dalam waktu
dekat ini. Diantara mereka itu terdapat pakar perekonomian dan pertambangan yang
pernah diusir Saddam atau melarikan diri ke luar negeri. Ir.
Imad Diya ketika meninggalkan AS menuju ke Kuwait dan terus ke Baghdad
menyatakan kepada pers bahwa "apa yang akan terjadi di Irak adalah impian kami
sejak lama yaitu membangun kembali Irak baru dalam demokrasi rakyat yang selama
34 tahun yang lalu diharamkan oleh rezim Saddam yang diktator". Suriah
menanti giliran Pengamat
politik Lebanon George Fersakh menyebutkan jika Suriah ditinggalkan sendirian
menghadapi tuduhan AS dan Zionis, bakal menjadi bahaya besar Negara-negara Arab.
Suriah dituduh bersekongkol dengan Irak dan mempunyai senjata pemusnah massal,
oleh karena itu perlu di invasi seperti Irak untuk mencapai cita-cita Zionis
Raya. Republik
Arab Suriah yang luasnya mencapai 185.180 km2 mempunyai kekayaan minyak mentah
dan gas alam yang cukup besar, sebagai komoditi ekspor utama. Berpenduduk 18
juta jiwa, Presiden sekarang Dr. Bashar
Al-Assad. Menhan
AS Donald Rumsfeld menyatakan bahwa senjata pemusnah massal Irak dilarikan ke
Suriah dan konon kabarnya Saddam Hussein dan keluarganya juga berhijrah ke
Suriah. Tuduhan ini tentu membuat
Presiden Bashar Al Assad kupingnya menjadi merah. "Tidak benar itu", ucap jubir
Kemlu Suriah Mdm. Buthaina Sya'ban. "Tuduhan itu tidak beralasan, silahkan lihat
sendiri, Suriah tidak memiliki apa yang dituduhkan itu. Suriah bersedia
bekerjasama dengan Amerika". Soal
akan diutupnya aliran minyak ke Suriah dari Irak menurut Buthania bukanlah
masalah ensesial, namun perlu dipertimbangkan bahwa Suriah telah membeli minyak
Irak setiap tahunnya seharga 1,2 milyar dolar AS. (Teshreen.com,
25/4) Bermula
dari ocehan PM Isarel Ariel Sharon, setelah Irak diserbu kini AS harus
memberikan tekanan kepada Damaskus, tapi untuk saat ini belum perlu memberikan
tekanan dengan invasi bersenjata. "Oh tidak dengan senjata dulu, cukup dengan
jalur diplomasi dan tekanan ekonomi kepada Suriah", ucap
Ucapan
Sharon ini ternyata melunak setelah di bujuk AS untuk tidak bertindak drastis,
berbeda dengan ucapannya seperti yang disebutkan diatas. Seperti
sudah di rekayasa Menhan Isarel yang baru, Shauul Mofazd menyulut kesombongan
Tidak
heran Penulis
ketika berkunjung ke Puncak Golan tahun 2001 yang bersuhu 10 derjat dimusim
dingin dapat melihat dengan mata kepala kendaraan Israel yang lalu lalang
diseberangnya, tidak jauh dari pusat radar pengintai dini (inzar
mubakir) yang dipasang Israel di puncak Golan yang hanya berjarak 1500 meter
dari Qunetra wilayah Suriah. Penduduk Palestina dan Suriah disana tetap
menjalankan aktifitasnya dan mundar mandir lewat pos penyekat PBB antara puncak
Golan di Suriah
kini hanya menanti waktu saja dan ini jangan dibiarkan, jika Suriah diserang
terwujudlah impian Zionis Raya
|