" -- (*o*) --" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


----- Original Message -----
From: "Rahima" <[EMAIL PROTECTED]>


Assalamualaikum.Wr.Wb.


Hehehe...Dek, orang2 dari negara yang dikau sebutkan itu sudah sejahtera tingkat ekonominya, jadi mereka tidak perlu mencuri untuk mendapatkan satu atau dua liter beras. Tapi satu atau dua orang, pasti masih adalah, emang nggak sebanyak di negara penduduknya yang Islamnya paling besar di dunia.

Dinegara maju dan luar ini tidak ada pencuri ?, Korupsi ? KKN ?.   He he...ketipu lah kita-kita ini... pekerjaan mereka tentang ini sangat halus... memang tidak untuk /di negara mereka... tetapi dengan negara seperti negara kita, yang merasa sangat banga dan senang merek produk luar. Lihat bagaimana mereka memberikan bantuan ke negara kita. Konsultan proyek harus dari mereka, alat-alat operasional dari mereka, tenaga kerja untuk level-level pengambil keputusan sebagian dari mereka dimana tenaga kerja yang dipakai adalah orang-orang yang di negaranya sebagai pengangur. Selanjutnya...?...komisi he..he..he.. mereka saja selalu bilang "time is money"..dan tidak ada sesuatu pemberian yang gratis.

Dan mengapa mereka kelihatan islami oleh taat aturan tsb, menurut asumsiku begini: Mereka individualis. Karena individualis mereka punya waktu banyak untuk memikirkan kesejahteraan diri sendiri. Karena sejahtera mereka mempunyai segala sarana untuk membuat hidup semakin nyaman. Karena hidup mereka nyaman mereka punya peluang untuk lebih memperhalus peradaban melalui keindahan . Karena peradaban semakin halus, mereka semakin punya waktu untuk mengembangkan logika. Karena logika mereka berjalan lurus sesuai harkat logika itu sendiri, mereka bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Singkatnya mereka tidak punya waktu ngurusin urusan orang.

Memang betul seperti yang kita lihat dan pandang kehidupan mereka senang dan sejahterah... sama seperti seolah-olah mereka ini lembut penuh kasih sayang...bahkan sangat menyayangi hewan (anjing, kucing dan hewan-hewan rumah lainnya), lebih heboh lagi ada juga loh... mobil ambulan dan rumah sakit gawat darurat untuk hewan. Yang paling syahdu adalah prosesi pemakaman kematian hewan.  Tapi apakah semua ini benar begitu ?. Entahlah... (ini pendapat pribadi dan juga pengakuan dari beberapa ibu-ibu serta bapak-bapak yang sudah oma-oma dan opa-opa di negara tempat saya menumpang hidup sekarang, yang sering ditemui sendirian di taman-taman kota lagi duduk mengaso)... ini merupakan kekeringan hati mereka karena tidak adanya kasih sayang di antara mereka sesama manusia. Karena anak sendiripun jika sudah mulai besar tidak ada lagi hak orang tua mereka untuk mengatur, memarahi dan mengasihi.  Yah.. pelampiasannya ya..melalui hewan inilah.. Tidak jarang kita menemui seorang ibu atau bapak yang tua renta berjalan dengan kereta dorong sendirian pergi berbelanja untuk keperluan hidup mereka, yang bahkan kadang-kadang terguling di jalan.... "aduuuh... ingat emak di tanah air nih."..

Juga tidak mengherankan seorang ibu-ibu atau bapak-bapak yang meninggal ketahuannya setelah satu minggu. Itupun ketahuan kalau box-box surat mereka sudah penuh tidak diambil-ambil. Atau kecurigaan tukang koran, tukang pos, atau penjaga rumah yang melihat si beliau tidak pernah keluar lagi, atau lebih ..."oh my God"... melalui bau yang sudah menyengat. Kemana si anak atau saudara?.. yah ... semua sudah dibawa perutungan masing-masing. Kemudian bagaimana kalau si anak diberi tahu oleh pegawai pemerintahan bagian pengurusan kematian, si anak tinggal bilang tolong dikuburkan saja secara baik-baik dan nanti setelah itu tolong kirimkan billing pembayaranya serta nomor rekening anda. Sianak transfer uang... so.... beres semua....Pada hal jarak kota dia dengan si ortu hanya 6 jam perjalanan mobil via tol, atau setengah jam perjalanan dengan kereta ICE (kereta tercepat mereka).

Suatu pengalaman yang membuat hati ini teriris-iris.(ya Allah....Nauzubillah).. tatkala baru pulang dari kota Berlin menuju kota Kiel (Sabtu dua minggu kemaren), se kereta dengan seorang ibu (dari Indonesia) yang bersuamikan orang Jerman, sambil menangis tersedu-sedu beliau bercerita bahwa dia baru kalah gugatan di pengadilan, yang notabene digugat oleh anak perempuan sendiri. Si anak menggugat ibunya karena melarang dia ingin hidup (maaf) kumpul kebo dengan se orang teman lelakinya. Pihak pengadilan Jerman memenangkan si anak, karena si anak mempunyai HAM untuk menentukan hidupnya karena dia sudah dewasa, dan si ibu tidak berhak untuk melarang ini. Sungguh tragis si ibu malah disuruh bayar denda perkara....Inikah yang dinamakan manusia ini mahkluk sosial ?.

Kemudian  fasilitas hidup dan kesejah teraan ?. Ada uang baru dapat sejah terah... kalau enggak ada uang jangan harap. Jadi kita juga tidak heran melihat adanya gepeng (gelandang dan pengemis) di negara maju ini.

Banyak lagi sebernarnya persoalan-persoalan sosial di negara maju ini. Sangat panjang untuk diuraikan di sini. Jadi yah... sami mawon juga dengan negara kita...Tapi diakui juga, begitu-begitu pemerintah mereka di awasi oleh rakyat mereka...dan mereka takut kepada rakyat mereka, serta hukum yang berlaku. Tidak seperti di negara kita....TST sajalah kita.

Kalau kita kan kebalik, kita kan hidup didalam masyarakat yang sangat mementingkan musyawarah dan mufakat.

Dari pengalaman bergaul dan bertinteraksi dengan orang luar, mereka juga sering menerapkan sikap musyawarah dan mufakat, bahkan dalam mengambil keputusanpun mereka terlebih dahulu dengan musyawarah, kalau tidak ada juga kemufakatan baru dilakukan dengan voting. Biasanya mereka melakukan musyawarah ini sekali seminggu, ada yang setiap hari Senin atau hari Rabu atau kapan waktu yang mereka sepakati, ini terjadi di kantor-kantor pemerintah dan swasta atau instansi lainnya. Diakui kelebihan mereka adalah menghargai perbedaan pendapat jika didukung dengan argumentasi yang tepat dan benar atau tidak asbun. Disamping itu juga mereka menerima kritikan dan saran dan tidak merasa direndahkan kalau dikritik atau tidak tersinggung diberi nasehat yang baik....:-)

Lebih suka mikirin bagaimana caranya agar perempuan taat, berjilbab,

Suatu keanehan, kita merasa keberatan jika ada orang lain mengingat dan mengajak kita untuk taat dan mematuhi ajaran agama yang kita anut. Seharusnya rasa syukur dan berterima kasih kita kepada orang tersebut, masih mau memperhatikan kita dan tidak membiarkan kita terjerumus ke jalan yang salah. Toh ini juga rezeki kita juga (rezeki ini kan tidak saja hanya harta, tetapi ilmu pengetahuan, ktirikan, saran dan nasehat). Saya sangat berterima kasih sekali kepada Prof. saya yang selalu mengingatkan saya untuk shalat Jumat setiap hari Jumat kendatipun beliau bukan seorang muslim.

ketimbang mikirin bagaimana agar posisi negara kita bisa sejajar dengan negara2 maju.

Kita selalu memandang negara diluar lebih hebat dan maju (kadang memang demikian adanya :-( ) Tapi sering kita tidak sadar majunya mereka bukan karena mereka sendiri, tetapi adalah memanfaatkan putra-putra terbaik dari beberapa negara di dunia ini dengan memberi mereka beasiswa untuk study kemudian mereka peras kemampuan inteligensi dan intelektual (yah... apa boleh buat termasuk kita-kita yang menerima beasiswa ini...:-) ...:-(. ). Fasilitas laboratorium, buku, uang saku (ukuran mereka ala kadarnya... tapi buat kita-kita cukuplah...:-)..... mereka kasih, kemudian ilmu pengetahuan ?...oh... no.!!... nein..!!.mereka sangat menunggu dari hasil kerja si mahasiswa-mahasiwa ini menemukan hal-hal yang baru, yang kemudian siap ditulis dan dipatenkan serta dijual ke perusahan-perusahan mereka (diakui juga pengusaha-pengusaha mereka sangat nasionalis...tidak sama dengan pengusaha-pengusaha kita...yang cuma hanya untuk mengeruk uang dengan cara "kong kali kong" dengan rezim pemerintah.. terus kemudian kabur keluar). Hasil kerja mahasiswa ini nanti dijual ke negara-negara seperti negara kita dengan harga yang mahal...Yah....karena kita enggak/belum mampu membuatnya secara besar-besaran atau sebagian sifat dari rakyat kita yang bangga dengan produk luar (terutama ibu-ibu atau bapak-bapak kita yang shoping sambil liburan keluar negeri)....Yah... kita ini kan negara "Indo"... enggak jelas jati dirinya... separoh.. bentuk lokal ...pikiran kadang-kadang di luar...sekali lagi namanya Indo.......

Salam

Indra JZ



Salam manis,

Uni




RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke:
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================


Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke