PEMIMPIN MENURUT ADAT MINANGKABAU
Seorang pemimpin menurut Adat Minangkabau,
adalah seseorang yang didahulukan selangkah ditinggikan seranting,
didahulukan selangkah jaraknya tungkai-tungkai, salompek ambualah tibo,
tingginyo jambo-jamboan sarangguik jamboalah sampai, artinya jarak antaro
nan dipimpin dengan yang memimpin hanyoah selangkah atau seranting, baitu
kato angku Dt. Parpatiah Guguak dalam kasetnya yang berjudul Baringin
Bonsai. Tujuannya adalah agar antara yang dipimpin dengan yang memimpin
terjalin hubungan baik secara lahir atau secara batin, sehingga apabila
ada persoalan kok karuah kadi janiahkan kok kusuik kadisalasaikan dapat
terlaksana dengan baik. Dan sebaliknya jika pemimpin tersebut tersesat
atau salah dalam bertindak dapat pula diingatkan oleh anak kemanakan, kok
lupo-lupo maingekan takalok-kalok manjagokan. Dan pemimpin itu harus
selalu bertindak adil. meimbang samo barek, maukua samo panjang, kok mauji
samo merah. Diharapkan terjauh dari sifat-sifat, pangguntiang dalam
lipatan, panuhauk kawan sairing, panahan jarek dimuko pintu, palakak
kuciang di dapua, mako itulah yang dimaksud baju panghulu indak basaku
kiri, kanan yaitu indak buliah KKN. Jelasnya pemimpin itu harus babuek
baik dan melarang babuek mungkar, kok bajalan, bajalanlah dinan luruih,
kok kabakato bakatolah dinan bana, jikok tagak, tagaklah dinan data. Jikok
bajalan indak lai luruih, bakato indal lai dinan bana, tagak indak lai
dinan data, silahkan angku bagajua suruik banyak nan lain kagantinyo,
baibaratkan bunyi buah pantun.
Patitiah pamenan andaiGurindam pamenan
katoJadi pemimpin kok indak pandaiKampuang kusuik nagari kan
binaso
Tagak rumah karano sandiSandi rusak rumah
binasoTagak Nagari karano budiBudi rusak nagari
binaso
Manijau dilingka bukikSabalik bajalan
otoDalam daerah Tanjung RayaBulan risau Matohari
sakikKamalah Bintang minta TawaKalam bakabuik Alam
Nangko
Menurut istilah adat Minangkabau, raja 'adil
raja disambah, raja zalim disanggah, artinya jika raja tersebut 'adil dia
akan dihormati oleh hambo rakyatnya, tetapi jika dia tidak 'adil dia akan
disanggah oleh hamba rakyatnya, sedangkan yang dikatakan raja itu adalah
kata mufakat, yang benar aadalah kata seiya. Hal ini sesuai pula dengan
kisah sewaktu Abu Bakar r.a sewaktu menyampaikan pidato pada pelantikan
menjadi Khalifah yang pertama dalam Islam sebagai berikut: Wahai manusia,
sesunggunhnya aku telah dijadikan penguasa atas kalian, bukan aku yang
paling baik diantara kalian, maka jika aku melakukan kebaikan, tolonglah
aku, Dan jika aku kelakukan penyimpangan, cegahlah aku. Kejujuran itu
merupakan amanat dan kebohongan adalah khana. Dan ditegaskan lagi. Taatlah
kepadaKu selama aku mentaati Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila aku
menentang Allah tidak ada kewajiban kalian mematuhiku" (Itmamul-Wafa'
fie Sieratil-Khulafa' Hal 16.)Konon kabarnya dahulu seorang pemimpin
yaitu Penghulu sewaktu akan diangkat atau akan dinobatkan jadi Penghulu
harus mengucapkan sumpah yang berbunyi, yaitu kateh indak ba pucuak
kabawah indak ba urek dan ditangah-tangah digiriak kumbang. Artinya
menurut Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah adalah; Jika
seorang pemimpin atau penghulu yang diangkat tadi tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai dengan apa yang semestinya, maka yang pertama
putus hubungannya dengan Allah karena dia rtidak mempertanggungjawabkan
kempemimpinnya, yang kedua putus hubungan dengan masyarakat yang dia
pimpin karena dia tidak dapat memenuhi harapan dari pada masyarakatnya
sendiri, yang ketiga dia tidak dihargai oleh pemimpin lainnya dan tidak
dibawa duduak samorandah dan tagak samo tinggi disebabkan dia tidak
menjalankan tugasnya menurut mestinya. (Singgalang. 27
Mei 2001)
visit.gif?1027479889
Description: Binary data
serv?s=76001084=1027479889
Description: Binary data