Kapan bangsa kita bisa bersikap tegas seperti ini.

wassalam,
harman

Balas sikap AS, Nigeria Menghentikan Penjualan Minyak ke Amerika
Publikasi 28/03/2003 09:57 WIB

eramuslim - Aksi militer AS atas Irak, membangkitkan keberanian negara dunia
yang selama ini berada di bawah hegemoni AS, untuk berbalik menentang AS.
Nigeria, sebuah negara di Afrika Barat berpenduduk lebih dari 120 juta
orang, bahkan berani bersikap tegas terhadap AS. Setelah AS memutuskan
bantuan militernya kepada Nigeria, karena tolak perang atas Irak. Pemerintah
Nigeria akan membalas sikap Washington itu dengan menghentikan penjualan
minyak ke AS. 

Parlemen Nigeria akan mengevaluasi kembali hubungan diplomatiknya dengan
Amerika Serikat. Kamis (27/3/2003) mereka menyatakan tengah mempelajari
kemungkinan menghentikan penjualan minyak ke negeri paman Sam tersebut
karena agresi militer AS ke Irak. Nigeria sebenarnya adalah negara kaya,
yang setiap hari memproduksi dua juta barrel minyak mentah. Jauh di atas
Indonesia yang hanya 1,3 juta barrel. Belum lagi gas alam yang melimpah.
Sikap pemutusan penjualan minyak Nigeria itu, merupakan penolakan terhadap
keputusan Washington terakhir yang menyetop bantuan militer bagi Nigeria,
setelah Nigeria menyatakan sikap menentang perang atas Irak. 

Haj Shadiq Abu Bakar Yaradaw, kepala Lembaga Urusan Luar Negeri di Parlemen
Nigeria dalam konferensi persnya menyebuntukan, "Parlemen saat ini tengah
mempelajari sejumlah pemikiran dan langkah untuk menolak sikap Washington,
terkait keputusannya terakhir menghentikan bantuan militernya ke Nigeria,
penutupan kantor kedutaan besarnya dan seluruh utusannya di Nigeria." 

Menurut Yaradaw, di antara reaksi yang akan dilakukan untuk menentang
Washington adalah menghentikan penjualan minyak Nigeria kepada Washington
dan memberlakukan sikap politik yang sama sebagaimana Washington menyikapi
Nigeria. Usulan tentang hal itu, bakal diajukan ke pemerintah untuk
ditindaklanjuti, setelah mendapat persetujuan anggota parlemen. 

Parlemen Nigeria, menurut Yarodow, mendukung sikap yang diambil oleh kepala
pemerintah Nigeria Olosigon Obasanjo yang menolak perang atas Irak. Sikap
itu dianggap sebagai sikap yang bijak dan benar sesuai dengan kemaslahatan
nasional. 

Sementara itu, Parlemen Nigeria juga akan mengajukan usulan untuk tidak
memulangkan diplomat Irak di Nigeria, dan tidak akan menarik diplomatnya
dari Irak. Geri Ghana, Menteri Informasi Nigeria, usai pertemuan dengan
Dewan Eksekutif Federal di Aboga (27/3/2003) mengatakan, "Kedutaan besar
Nigeria akan tetap terbuka di Baghdad dan Nigeria takkan menolak diplomat
Irak seperti yang diinginkan Washington."

Kerenggangan hubungan diplomatik antara Nigeria dan Amerika sebenarnya sudah
bermula saat Presiden Nigeria Obasanjo, Presiden Afrika Selatan Tsato
Mabeki, tokoh Sinagal Abdullah Wad (14/3/2003), mengirimkan surat bersama
kepada Presiden AS George W. Bush. Dalam surat itu mereka menolak secara
tegas operasi militer terhadap Irak dan menyerukan keharusan AS untuk
bersikap di bawah restu PBB. Atas surat itu, kemudian AS menyatakan
pemutusan bantuan militernya ke Nigeria. (na/iol)

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke