Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-----Original Message-----
From: DPC Katapang Kab. Bandung
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, December 11, 2003 9:57 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [pks-bandung] Membangun Peradaban Dengan Menegakan Keadilan

Assalamu'alaikum wr.wb
Membangun Peradaban Dengan Menegakan Keadilan
Rabu, 16 Syawal 1424 | 10 Desember 2003 - 21:22

Oleh : DR. Hidayat Nurwahid, MA
PK Sejahtera Jaksel : Penyelewengan amanah para pemegang kekuasaan selama
empat dekade yang lalu telah memporak-porandakan sendi-sendi peradaban yang
ditandai dengan terpuruknya kondisi moral, ekonomi, politik dan sosial.
Mimpi semu tentang kehebatan negeri yang melaksanakan dan melambungkan
angan-angan kita telah berakhir sudah. Tidak ada lagi negeri ajaib
sebagaimana yang dikatakan Neisbeit. Sekarang kita justru berhadapan dengan
kenyataan gamblang bahwa kita adalah bangsa yang dikenal tidak memiliki
integritas moral di tengah-tengah ketinggian sistem nilai dari agama yang
dianut meyoritas penduduknya. Kita adalah bangsa teratas dalam tingkah laku
korupnya di antara negara-negara lain di dunia.

Kenyataan di atas begitu pahit dan sakit, tetapi hanya dengan kenyataan
itulah kita baru bisa sadar dan berupaya memahami kesalahan-kesalahan kita.
Dengan kenyatan pahit itulah kita berupaya meletakan harapan-harapan baru di
atas bangunan lama yang pada kenyataannya masih meninggalkan keropos dan
rayap-rayapnya.

Reformasi nasional yang dicanangkan pada Mei 1998 adalah sebuah upaya untuk
memperbaiki kondisi bangsa. Reformasi ini telah di bayar dengan harga yang
amat mahal dalam bentuk lemahnya sistem kenegaraan. Hutang luar negeri yang
bertumpuk, pengangguran dan kemiskinan lebih dari 50 juta penduduk serta
kefrustasian sebagian masyarakat menatap masa depan mereka. Oleh karena itu
tidak bisa tidak, kita harus mempertahankan proyek reformasi ini dan jangan
sampai kita merusaknya kembali bahkan ketika kita belum mencapai keadaan
yang kita cita-citakan. Ingatlah pesan Allah Swt, "... Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman.: (QS Al-A'
raf : 85).

Kita menyadari bahwa membangun sebuah peradaban yang baik dan kuat yang
didasari oleh nilai-nilai Islam bukanlah pekerjaan sederhana yang dapat
dilakukan dalam sekali ayunan langkah. Kekuatan-kekuatan kelompok setan
pasti akan berusaha menghancurkan tatanan masyarakat itu sebelum ia menjadai
kuat dan kemudian berkuasa. Oleh karena itu, kita menyaksikan terbentuknya
masyarakat Madinah yang menandai berpadunya kekuatan kelompok Anshar dan
Muhajirin justru merupakan awal bagi terjadinya perang-perang besar dalam
sejarah Islam, seperti Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang
Mut'tah, dan Perang Tabuk. Tetapi Rasulullah Saw dan kaum muslimin berhasil
melampaui masa-masa kritis tersebut dan dapat meletakkan dasar-dasar
kehidupan yang kokoh yang menjadi sumber kekuatan pada masa-masa berikutnya.

Sejarah memperlihatkan bawa tidak semua reformasi, revolusi dan peradaban
sosial lainnya otomatis dapat berjalan dengan mulus dan senantiasa
menghasilkan kehidupan yang lebih baik lagi. Revolusi perancis yang meletus
tahun 1787 memerlukan waktu 13 tahun untuk mengalami berbagai prosesnya
sehingga mencapai kondisi politik yang stabil. Majelis Nasional pasca
revolusi yang dibentuk pada 1789 masih diwarnai oleh orang-orang yang tidak
membawa aspirasi perubahan dan 43 % terdiri dari pejabat-pejabat yang bisa
disuap.

Rakyat Jerman mengalami kesulitan yang berat sebelum tahun 1933 akibat
kekalahan pada Perang Dunia I. Negara harus membayar pampasan perang yang
tinggi, kehilangan wilayah kekuasaan, dan harga-harga melonjak akibat
inflasi yang tak terkendali. Oleh karena itulah mereka menaruh harapan yang
besar pada Nazi pimpinan Hitler yang memenangkan pemilu 30 Januari 1933.
Tetapi dunia mencatat bahwa kemenangan partai Nazi dan keberhasilan Hilter
memegang tumpuk kekuasaan tertinggi justru menjadi lonceng kematian dari
demokrasi. Jerman mengalami bencana besar pada perang dunia II yang
menyebabkan pecahnya negara tersebut menjadi dua pada 1945.

Kita juga tidak boleh melupakan revolusi Indonesia yang dibayar oleh ribuan
nyawa dan jumlah harta yang tak terhingga. Peristiwa yang ditandai oleh
proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1954 itu ternyata bukanlah sebuah
jaminan bahwa manusia Indonesia akan selamanya terbebas dari penindasan. 

Kezaliman bukanlah watak khas dari imperialisme Belanda, Portugis, Jepang
atau Inggris saja, akan tetapi ia adalah watak dari semua orang yang hatinya
tidak tergantung pada iman dan keadilan. Sejak lahir tahun 1950-an ternyata
muncul dua periode rezim otoriter yang kontroversi, yakni orde lama dan orde
baru. Padahal kedua rezim itu tumbuh sebagai hasil sebuah gerakan yang pada
dasarnya bercita-cita menegakkan asasi manusia Indonesia.

Peradaban Islam pada hakikatnya adalah pengembangan watak manusia dari
tingkat individu masyarakat, dan akhirnya negara dari zaman ke zaman. Fitrah
adalah titik tolak kemuliaan manusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak
lahir atau sebagai hasil pensucian diri (tazkiyatun nafs). Oleh karena itu,
peradaban Islam pada hakikatnya adalah peradaban fitrah.

Dalam QS Quraisy : 1-4, Allah Swt mnggambarkan tiga pilar utama bagi
terbentuknya peradaban Islam yang kokoh. Pertama, penyembahan hanya kepada
Allah Swt. Kedua, pembebasan dari kelaparan. Ketiga, pembebasan dari
ketakutan. Pilar ke empat yang tak kalah pentingnya adalah pilar yang
menghubungkan ketiga pilar tersebut, yaitu keadilan. Allah Swt berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah kamu, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan" (QS Al-Maidah: 8).

Sesungguhnya masalah besar yang dihadapi kaum muslimin dalam membentuk
peradaban mereka adalah bagaimana keadilan bisa ditegakkan dalam suatu
sistem negara yang bersendikan keimanan, kemakmuran dan keamanan. 

Keadilan keimanan terjadi apabila warga negara berkewajiban menjalankan
ajaran agamanya dalam seluruh aspek kehidupan. Agama apapun tidak ada yang
menghendaki ajarannya hanya untuk dijadikan simbol-simbol atau label-label
belaka yang hanya cukup bekerja di lapangan pengakuan. Kalau ada, maka agama
itu lebih rendah dari aturan sebuah perusahaan.

Keadilan kemakmuran terjadi apabila seluruh warga negara mendapatkan hak-hak
sandang, pangan, papan dan pendidikan, yang dengan itu mereka mampu
membahagiakan dirinya dari aspek keturunan, kelas ekonomi, tingkat
pendidikan, dan lainnya tidak boleh membuat sekelompok orang menjadi
kelaparan lantaran diskriminasi struktural penstrataan tersebut.

Keadilan keamanan terjadi apabila seluruh warganegara mendapat jaminan nyawa
dan kehormatannya dari penindasan pihak-pihak lain sehingga tidak ada
seorang pun yang boleh bertindak sewenang-wenang karena kedudukan sosial
politik maupun ekonominya. Bahkan Islam memandang penghilangan nyawa
seseorang secara batil sama dengan penghilangan nyawa seluruh manusia.

Keadilan peradaban adalah suatu keadilan bagi pemenuhan ketiga pilar
tersebut dalam kehidupan masyarakat dalam sebuah negara. Keimanan,
kemakmuran, dan keamanan harus berada dalam posisi seimbang menurut situasi
dan kondisi yang berlaku pada suatu masyarakat. Dalam kaitan ini, setidaknya
ada dua bentuk kezaliman peradaban di muka bumi ini yang tercermin dalam
model-model negara yang dikembangkan manusia, yaitu kezaliman peradaban yang
tercermin dalam model negara otoriter yang lebih mementingkan kemakmuran
material semata, dan kezaliman peradaban yang tercermin dalam model negara
liberal-kapitalis-individualis yang lebih mementingkan kebebasan hak
individu.

Indonesia harus mengambil pelajaran dari kedua bentuk kezaliman peradaban
tersebut. Kebangkrutan ekonomi yang kita rasakan saat ini memberi pengalaman
bahwa otoritarisme yang merajalela sejak 1959 tidak boleh terulang lagi pada
masa mendatang. Keamanan dan pangan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Tetapi masalah yang dihadapi Indonesia adalah bukanlah bermula
dari ketiadaan pangan. Indonesia adalah negara kaya raya dalam sumber daya
alam. Masalah yang dihadapi bangsa kita dalah ketiadaan keadilan keimanan,
keadilan kemakmuran dan keadilan keamanan.

Jika misi keadilan tidak dijunjung tinggi dalam proses reformasi yang
sekarang tengah digulirkan, maka kezaliman peradaban di Indonesia tidak
pernah akan hilang. Sebaliknya kesengsaraan peradaban akan terus berlangsung
bahkan dalam kondisi yang lebih parah dibandingkan pada masa lampau.

kita cukup bersedih bahwa tanda-tanda inilah yang tampak mengemuka
akhir-akhir ini. Kekuatan-kekuatan politik yang diharapakan mampu mengubah
keadaan justru banyak mengulangi kesalahan-kealahan masa lalu, terutama
dalam persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Padahal persoalan
pemperantasan KKN terus menerus dikukuhkan melalui ketetapan-ketetapan MPR. 

Kita khawatir jika masyarakat putus asa terhadap kekuatan-kekuatan politik
yang ada karena berlaku culas, maka akan menyebabkan situasi menjadi tidak
terkendali dan akhirnya proses perubahan yang radikal dan memakan banyak
korban akan terjadi lagi. Na'udzubillahi min dzaalik.
wassalamu'alaikum wr.wb

(di-ambiak dari milis [EMAIL PROTECTED] - sakadar man-jago2kan nan
takalok, bak kecek urang "lalok makanan jago"
salam dari
makmalin
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com 
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
----------------------------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
========================================

Kirim email ke