FYI

________________________________

From: manhaj-sa...@yahoogroups.com [mailto:manhaj-sa...@yahoogroups.com]
On Behalf Of abu aisyah alinda
Sent: Sunday, December 30, 2007 8:55 AM
To: manhaj-sa...@yahoogroups.com
Subject: [manhaj salaf] Selamanya Tahun Baru



Selamanya Tahun Baru
 
Ada rutinitas ritual 365 hari (kadang-kadang 366) sekali pada saat jarum
jam mendekati pukul 24.00 di sebagian besar belahan bumi ini. Orang
banyak menyebutkannya sebagai tahun baru dan menobatkan tanggal 1
Januari sebagai permulaannya.
Banyak cara untuk merayakan ritual ini. Orang biasa membeli terompet
kertas atau plastic untuk kemudian bersiap-siap meniupnya jika jarum jam
mendekati pukul 24.00 tanggal 31 Desember tahun lama -yang konon juga
berarti pukul 00.00 tanggal 1 Januari tahun baru. Orang sangat beragam
dalam cara dan acara perayaannya. Yang berjiwa bisnis memanfaatkan momen
ini dengan menjual terompet tersebut. Yang berjiwa bisnis lebih serakah
biasanya menggelar acara-acara khusus menyambut tahun baru di hotel,
klub malam, atau Cuma sekedar dipertontonkan kepada pemirsa layar kaca.
Yang sekedar senang hura-hura cukup buat acara sendiri dengan sesama
teman, atau anak dan istri.
 
Relativitas Tahun Baru
 
Apa artinya tahun baru? Secara mudah, perayaan tahun baru adalah
perayaan habisnya 1 periode tahun yang lalu dan datangnya periode tahun
yang setelahnya. Jadi, hari ini bisa tahun baru, besok juga bisa tahun
baru, bahkan sebulan yang lalu bisa juga tahun baru. Hal ini disebabkan
karena I periode tahun bagi suatau komunitas -entah yang berdasarkan
etnis atau kepercayaan tertentu- bisa berbeda dengan komunitas yang
lain, baik dalam hal durasi I tahun ataupun kapan mulainya. Dan
perbedaan ini sah-sah saja.
< div align="justify">Hanya saja, yang beruntung di dunia internasional
atau di planet bumi ini adalah Julius Cesar. Kalender buatannyalah yang
kita tahu sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Dan perayaan tahun
baru yang dirayakan adalah tahun baru untuk penanggalan yang ia buat.
Kalender made ini Julius Cesar merupakan kalender yang dibuat
berdasarkan perputaran bumi bumi menggelilingi matahari. Konon kalender
ini dihitung sejak hari Kristus lahir. Walaupun Kristus dipercayai oleh
umat Nasrani lahir pada tanggal 25 Desember, tapi mereka baru merayakan
tahun baru 6 hari setelahnya. Wallahu a'lam, mengapa jadi seperti ini.
Namanya buatan manusia, kalender ini pernah keliru juga. Gara-gara tidak
memperhitungkan seperempat hari terakhir dari waktu keliling bumi
terhadap matahari, kalender Julius Cesar pernah mengalami 'pemotongan'
beberapa hari p a da zaman  Paus Gregorius. Duniapun kalang kabut.
Bayangkan saja jika Anda berjanji untuk rapat antar pemegang saham pada,
misalnya 12 Februari, dan tiba-tiba intruksi 'suci' dari Vatikan
menghapus hal tersebut, dan tahu-tahu esok hari sudah 27 Februari.
Orang Cina tidak begitu beruntung dengan penanggalannya, tapi kalender
mereka masih dipegang teguh di Cina daratan maupun kepulauan. Bahkan
yang sudah imigrasi ke kepulauan Indonesia pun masih sering memakainya.
Coba lihat beberapa cetakan kalender di negeri kita ini. Setelah
reformasi, mereka pun mendapat angin segar untuk merayakan Imlek secara
lebih terbuka. Berbeda dengan kalender Masehi yang baru 2007, orang Cina
sudah merayakan pergantian millennium III-nya beberapa ratus tahun lebih
awal daripada pengguna kalender Masehi.
Kaum muslimin masih bisa berbangga dengan penanggalan Hijriyah yang
ditetapkan oleh Umar bin Khattab. Kalender ini dihitung sejak hari
Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah. Karena Nabi Muhammad adalah
nabi yang diutus setelah Nabi Isa, wajar saja jika kalender Hijriyah
lenih muda sekitar 580 tahun daripada kalender Masehi.
Berbeda dengan kalender lain yang perhitungan tiap bulannya pasti, tidak
begitu dengan kalender muslim. Penentuan awal bulan dilakukan dengan
melihat hilal pada akhir hari ke-29. Jika hilal terlihat, besok berarti
tanggal I bulan baru. Jika tidak, besok masih merupakan hari ke-30.
bahkan mendung yang menutup hilal pun bisa jadi penyebab ditetapkannya
hari ke-30.
Sebagian kaum muslim berusaha 'memastikan' durasi tiap bulan dengan ilmu
hisab dan falak. Tapi ini tidak bisa jadi patokan karena mnyelisihi
sunnah Rasulullah. Selain itu, perhitungan dengan hisab malah
menimbulkan kebinggungan kaum muslim negeri ini. Mending kita patuh
kepad a ulil amri yang walaupun kadang memakai hisab, tapi masih
menghargai sunnah Nabi untuk kepastiannya.
Orang Jawa lain lagi, dalam masalah hitungan jumlah hari pun mereka
sudah berbeda. Jika orang Nasrani masihbisa kompromi dengan kaum muslim
dalam hal jumlah hari, tidak demikian dengan orang Jawa. Orang Jawa
cukup beraktivitas dalam 5 hari dan tidak tujuh hari sebagaimana
penanggalan lainnya. Memang aneh, tapi ini cukup bermanfaat bagi takmir
masjid yang membuat jadwal khatib Jum'at di masjid-masjid pulau Jawa.
Jika mereka menjadwal khatib berdasarkan Jum'at I, II, III dan IV, maka
kadang-kadang khatib pada Jum'at IV bisa tidak kebagian jatah karena
bulan Februari mungkin cukup tiga minggu saja. Sebaliknya, jika ada
Jum'at V, pihak takmir masjid kebinggungan mencari khatib baru.
Alih-alih dengan system di atas, sitem Jum'at Pon, Jum'at Wage, dan
seterusnya tidak menimbulkan kekacauan di atas.
Dari empat komunitas di atas saja sudah cukup berbeda durasi tahun dan
starting point tahunnya. Tak menutup kemungkinan penduduk asli Timbuktu,
orang Eskimo, suku Mohican dan Indian Maya atau Aztec punya tahun
sendiri-sendiri yang sangat berbeda dengan apa yang telah kita ketahui.
 
Sekedar Jadi Bebek
 
Lalu jika tahun baru bisa berbeda-beda, mengapa kita begitu hangar
binger merayakan tahun baru?
Inilah hasil hegemoni barat. Dari situ tampak ketidakpercayaandiri kaum
muslim untuk bangga menggunakan kalender Hijriyahnya.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa kalender Hijriyah su l it digunakan.
Misalnya saja, untuk penjadwalan rapat perusahaan dan perencanaan
kurikulum beberapa bulan ke depan akan sulit jika untuk bulan ini saja
kita tidak tahu akan terdapat 29 hari atau 30 hari. Tapi keyantaannya,
Kerajaan Arab Saudi, yang tentunya membutuhkan rapat kementrian dan
penyusunan kurikulum sekolah, bisa berjalan dengan penanggalan
berdasarkan Sunnah Nabi. Mungkin kita perlu membuka hubungan lebih dalam
ke Negara-negara muslim daripada membebek ke negara kuffar.
Kalau pun alas an penggunaan kalender Masehi demi kemudahan bisa
dibenarkan, toh kita bisa mengatasi penggunaannya sekedar untuk
alasan-alasan di atas. Dan itu berarti, tak perlu merayakannya dengan
hingar bingar.
Ikut merayakan tahun baru Masehi hanya akan menambah daftar masalah kita
di akhirat nanti. Pertama, hal tersebut berarti tasyabbuh, meiru-niru
kaum kafir, sedangkan kita dilarang dengan keras oleh Rasulullah
terhadap hal itu. Sabda beliau, "Barangsiapa yang meniru-niru suatu kaum
maka ia termasuk kaum tersebut." (HR. Abu Dawud)
Kebanyakan perayaan tahun baru juga merupakan hura-hura. Alangkah
baiknya jika harta yang dihamburkan hanya untuk kesenangan itu digunakan
untuk membantu orang yang tak punya sehingga bisa jadi tabungan kita di
akhirat nanti. Lebih-lebih lagi, orang yang mubadzir sudah dinyatakan
Allah sebagai saudara setan, "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada
Rabbnya."(Al-Isra':27)
 
Ritual Kontemplasi
 
Sebagian aktivis muslim menanggapi tahun baru Masehi dengan acar a yang
menurut mereka lebih sejuk. Yaitu dengan menggelar muhasabah tahunan
pada malam tahun baru. Rame-rame mereka merenungi apa yang telah
dilakukan pada hari-hari kemarin dan apa yang musti direncanakan tahun
depan.
Boleh-boleh saja kita melakukan muhasabah, bahkan hal itu dianjurkan.
Umar bin Khattab pernah berkata, "Hisablah diri kalian sebelum dihisab.
Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan berhiaslah untuk
menghadapi hari penampakan yang agung." Walaupun konteks muhasabah
dianjurkan untuk menghisab persiapan di akhirat, tak mengapalah
muhasabah dilakukan untuk melihat amalan setahun lalu. Toh, hakikatnya
tetaplah menghitung amalan untuk bekal ke akhirat nanti.
Walaupun muhasabah dianjurkan, kegitan berbentuk seperti di atas perlu
dikritisi. Karena mnegkhususkan dan merutinkan muhasabah setiap
pergantian tahun Masehi dengan rame-rame memerlukan dalil khusus.
Jangan-ja ngan perbuatan ini merupakan amalan baru yang tidak ada
contohnya dari Rasulullah. Jelas bukan kebaikan jika maksiat dilawan
dengan bid'ah.
Yang terbaik adalah yang melakukan muhasabah setiap waktu, setiap ia
merasa telah melakukan kesalahan sekecil apapun dan setiap kali ia telah
selesai melakukan amal kebajikan. Tak perlu menunggu satu tahun, apalagi
menunggu adanya acara muhasabah tahunan.
 
Setiap Hari adalah 'Tahun Baru'
 
Jika masalahnya 'hanya sekedar' muhasabah, ingat pentingnya waktu, sejak
dulu Islam seudah memperingatkan hal itu. Allah sendiri bersumpah dengan
waktu, dan jika Allah bersumpah dengan sesuatu berarti sesuatu tersebut
mempunyai nilai yang sangat penting. Orang Arab sendiri berkata, "Waktu
adalah pedang." Artinya jika kita tidak hati-hati menggunakan waktu,
kita sendiri yang akan binasa.
Hal ini karena karakteristik waktu itu sendiri. Yang pertam adalah cepat
berlalu, sehingga seakan kita baru beraktivitas sebentar di pagi hari,
ternyata kita sudah menemui sore hari. Hal ini dinyatakan sendiri oleh
Allah dlam firman-Nya yang artinya, "Pada hari mereka melihat hari
berbagkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia)
melainkan (sebentar saja seperti di suatu waktu) di waktu sore atau pagi
hari." (An-Naziat:46)
Kedua, waktu mustahil kembali. Sebagaimana kata Hasan Al basri, "Tiada
hari tanpa menyeru, "Hai, anak Adam, aku adalah mahluk baru, dan aku
menjadi saksi terhadap amalmu. Maka berbekallah denganku, sebab jika aku
sudah lewat, tak mungkin bisa kembali sampai hari kiamat."
Ketiga, waktu itulah kehidupan yang sebenarnya. Masih kata Hasan
Al-Basri, "Hai anak Adam, sesungguhnya hidup kamu adalah himpunan
hari-hari. Setiap hari milikmu itu pergi, berarti pergilah sebagian
darimu."
Tidak ragu lagi, setiap hari adalah modal keselamatan setiap anak
manusia. Tak bijak jika dilewatkan dengan hura-hura. Kata lainnya,
setiap hari harus dipersiapkan dengan baik. Setiap hari butuh semangat
baru untuk hidup barau yang lebih baik. Setiap hari yang berlalu harus
dihisab setiap hari. Untuk kemudian memperbaiki kesalahan hari ini agar
hari esok lebih baik. Tak perlu menunggu tahun baru.
 
Sumber : - Majalah Nikah edisi 10/I/2002, hal. 20-22
           &n b sp; - Pustaka Aisyah http://safuan.wordpress.com
<http://safuan.wordpress.com> 

________________________________

Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo!
Search.
<http://us.rd.yahoo.com/evt=51734/*http://tools.search.yahoo.com/newsear
ch/category.php?category=shopping>  

The above message is for the intended recipient only and may contain
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If
you are not the intended recipient, you are hereby notified that any
dissemination, distribution, or copying of this message, or any
attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error
please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the
charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it
contains the original message) thereafter. Thank you. 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke