Kalo ga salah Pak Wali dulu pernah mewacanakan pembangunan waduk untuk menampung danmengatur aliran sungai-sungai yang melewati kota padang. Disamping sebagai pengatur air, pengairan sawah/irigasi, wisata juga untuk pembangkit listrik. Sampai dimawa ya wacana tersebut. Sebenarnya Belanda sudah memperhitungkan hal tersebut dengan membangun Kanal Banda Bakali dari Tanah Sirah sampai ke Padang Baru. Dimana banda bakali ini dibangun guna engurani kapasitas air yang menghujam muaro batang harau yang merupakan komplek vital belanda di Sumatera Tengah. Agaknya, hal serupa perlu dilakukan, misalnya dengan membangun bajir kanal alternatif atau waduk-waduk penampungan sementara di beberapa titik sehingga air tidak terkonsentrasi di beberapa titik. Memang sebaiknya untuk kota padang sistem Zoning harus ditegakkan. Jadi tidak harus semua lahan di bangun dan di semen. Mungkin ada batas-batas perizinan pembangunan. Seperti kawasan TAHURA Bunga Hatta, sebaiknay tetap di biarkan menjadi kawasan konservasi. Kalaupun ada pusat rekreasi, harus di atur sedemikian rupa sehingga tidak menguras lahan tangkapan air di kawasan tersebut. Begitu juga dengan kawsan Limau Manis, Bukit Gado2, Bukit Pegambiran, dan BUkit2 disekitar kota Padang. Perlu ada pendidikan ke masyarkaat dan konsistensi pihak PEMDA untuk membatas perijinan. Mungkin kawasan Kuranji, Gunung sarik, Koto Tangah, Kampuang Jua tetap menjadi buffer zone dengan sawah2 yang terjaga, tidak ikut2an menjadi komplek perumahan. Namun tanggung jawab pemd ajuga juga untuk memastikan jalur trasportasi ke daerah tersebut lancar. Terakhir ke padang, di daerah lubuk minturun sudah banyak sawah yang hilang berganti komplek perumahan.
Sekedar sumbang saran. salam Bot Sosani Piliang Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream www.botsosani.wordpress.com Hp. 08123885300 --- On Tue, 8/11/09, Muzirman -- <muzir...@gmail.com> wrote: From: Muzirman -- <muzir...@gmail.com> Subject: [...@ntau-net] DISKUSI PEMBANGUNAN KOTA PADANG,"BANJIR BESAR MENGANCAM KOTA PADANG"?? To: "rantaunet" <RantauNet@googlegroups.com> Date: Tuesday, August 11, 2009, 5:40 PM ASSwRwB, REKAN KITA Indara Catri membuka peluang utk berdiskusi ttg pembangunan kota Padang, spt apa yg di gurisnya pada phrase postingan nya spt kutipan dbwh ini ": "Harapan ambo, tetaplah manulih, tetaplah "manciracau", tetaplah kritis, karano itulah nan manjadi idealisme awak salamoko"(Indra Catri). Sebagai public figure saya sgt menghargai ide2 brillian Indra Catri ini, ini lah yg namanya melibatkan rakyat badarai dalam proses kehidupan bernegara (berkota Padang). Sebgai warga kota Padang saya mencoba utk berdiskusi dgn warga kota Padang lainnya, ttg Kota Tercinta kita. mari kita buka "Forum Diskusi di Udara Kota Padang (Forum DUKOPAD).Silahkan rekan Indra Catri utk memoderatornya dan menyebarluaskan kegiatan ini. Kita harapankan warga Kota Padang bisa berpastisipasi dlm hal ini, termasuk sanak2 di rantau. Dibawah ini artikel saya ttg : "Banjir Mengancam Kota Padang, dan Usaha2 Pencegahannya". Rekan2 mohon memasukakn input lainnya, sangat saya hargai. Prinsip kita dalam berdiskusi adalah sepakat utk tidak sepakat.ALL opinions will be highly appreciated, InsyaAllah. (Note : walaupun kita sedang menghadapi ancaman El Nino, izinkah saya dgn artikel ini) BANJIR BESAR MENGANCAM KOTA PADANG ?, USAHA-USAHA PENCEGAHAN MENGURANGI BANJIR . Oleh : Muzirman , warga tepi batang Arau, Sebr.Padang, pengamat SDA/Pertanian. muzir...@gmail.com Apakah banjir besar(badang) akan mengancam Kota Padang, atau apakah potensi dan frekwensi nya banjir akan bertambah? Tulisan ini merupakan sedikit masukan atas inisiatif dan mendukung Seminar sehari yang diadakan Yayasan AFTA (alumni Fak.Pertanian, UNAND), Kantor Kementrian Lingkungan Jkt.dan Pemeritahan Kota Padang pada akhir Juni yang lalu. Salah satu usaha yang significant dalam mengurangi /mencegah banjir kota Padang adalah menangulangi dan mengelola lingkungan disekitar aliran sungai (DAS) dan bukit-bukit yang berkaitan dengan sungai-sungai tersebut. Sebaliknya adanya Rencana Pengurangan Status Hutan Raya Lindung BUNG HATTA. Berita Kompas October 31, 2007 memberitakan "Status Hutan Lindung akan diturunkan" seluas 245 Hektar dan akan ditambang oleh PT Semen Padang. Diberitakan Sekda Kota Padang menyampaikan :"Keputusan itu merupakan hasil rapat tingkat Menteri Koordinator Ekonomi dan Industri(Menkoekuin)". Dalam suatu kunjungan kerja Komisi VI DPR ke Balai Kota PADANG.Hutan Lindung Bung Hatta yang merupakan kawasan perlindungan dan penyerapan air untuk Kota Padang. Pertanyaan : Apakah pengurangan Hutan Lindung Bung hatta tersebut akan meningkatkan potensi banjir? Dan,mengambil pelajaran dari banjir di Ibukota Jakarta yang mengenangi 80% area dan mendatangkan kerugian besar yang harusnya menjadikan cambukan bagi kita warga Kota Padang umumnya dan Pemerintah Kota Padang khususnya. Apalagi berita akhir-akhir ini banjir dimana-mana menerjang Semarang, JawaTimur dengan Bengawan Solo nya, Kalimantan dll. yang merupakan bencana tahunan rutin yang sangat merugikan. Terlihat nyata bahwa, pusat Kota Padang yang dikepung dan dilalui tiga sungai besar Batang Arau, Bandar Bekali dan Sungai melalui Air Tawar/Siteba merupakan sungai–sungai berpotensial untuk sumber banjir dan belum terhitung lapangan terbuka untuk penyerapan air yang telah dirobah jadi bangunan permanent, sehingga air hujan yang melebihi kapasitas daya tampung (carrying capacity) akan terlampaui. Kerugian besar akan dapat kita bayangkan mengancam warga Kota Padang dan produktivitasnya. Serta wabah penyakit yang ditinggalkanya setelah banjir. Belum lagi kita berbicara tentang perawatan dan pemulihan kembali jalur-jalur penyaluran dan got-got air di perumahan rakyat di perkotaan yang mampat mungkin karena kurang rapinya warga kota untuk urusan persampahan. Berapa energy dan dana pembangunan/perawatan yang tersedot karenanya?. Banjir adalah Konsekwensi Keputusan Politik. Mencermati tulisan tentang "Banjir Adalah Keputusan Politik", bukan fenomena alam saja, seperti apa yang ditulis Transtoto Handadhari , Dosen Pasca sarjana, rasanya kita setuju saja. Bukankah para politisi yang diberikan wewenang untuk menciptakan policy dan pengelolaan dana pembangunan tentang arah dan impaknya pembangunan tersebut. Siapa mendapat apa, apa yang diprioritaskan dibangun dan porsinya berapa ?. Dikatakan pembangunan yang tanpa memperhatikan keseimbangan alam sebagaimana konsekwensi keputusan keputusan politik dan sayangnya belum ditemukannya pemecahan yang fundamental dalam penyelesaiannya dan telah berlansung begitu lama. Juga terlihat sebagai apa yang ditulis Nuwirman di PadangEkpres, bahwa APBD 2009 Kota Padang terkuras lebih kurang 68 percent untuk BelanjaTidak Lansung (BLT)kepegawaian dan direspon oleh Kepala Dinas Dikominfo Kota Padang sebagai bantahannya. Dan pertanyaan nya, : Berapa percent kah dialokasikan untuk pencegahan dan pengendalaian banjir tersebut? Walaupun Pak WaliKota telah menetapkan jalur-jalur penyelamatan akan bencana Tsunami, secara comprehensive , pertanyaannya: Apakah Kota Padang telah mempunyai "cetak biru" " Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana ? ,seperti yang telah diratifikasikan168 negara didunia termasuk Indonesia pada Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-2015. Meskipun Badan Nasional Penangulangan Bencana sudah terbentuk, Apakah sudah ditindak lanjutkan pada tingkat propinsi/kota/kabupaten ? Sedangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk penangulangan bencana bersifat sporadis sewaktu terjadinya bencana, sedangkan usaha-usaha kelanjutannya sangat diragukaan dan perlunya uluran tangan Pemda. Masalah nya apakah bisa diskusi kita ini diangkat sampai tingkat perwakilan rakyat, DPRD Kota Padang, dan institusi2 terkait lainnya, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat terkait sendiri dan menemukan solusi-solusinya serta bagaimana implementasikannya ?. Warga Kota Padang harus proaktif mendesak Pemda dan institusi terkait dalam menghadapi bencana tahunan ini yang sudah berjangkit begitu lama dirasakan masyarakt Kota Padang. Ada beberapa kusutnya benang merah birokrasi dalam sistim kita berkota ria yang perlu kita diskusi kan bersama dalam usaha-usaha menghadapi banjir: 1.Ketidak Seimbangan Institusional, yang berakibat pada rakyat sebagai calon penderita banjir dengan keputusan di tingkat atas sana. Terbaca, pengalihan Hutan Lindung Bung Hatta yang merupakan penyangga /penyimpan air dimana keputusan tersebut telah di ambil di tingkat Menkoekuin, dan terlihat tanpa adanya melibatkan Propinsi, apa lagi melibatkan rakyat badarai Lubuk Kilangan, Indarung ,Lubuk Begalung dan sekitarnya.(Belajar dari pengalihan status"pemilikan PT Semen Padang ke Semen Gersik, dgn transaction cost nya yang tinggi). UNAND mengadakan Seminar untuk meningkatkan kesadaran dan untuk mempertahankan biodiversity (keragaman hayati)di Hutan Lindung Bung Hatta baru-baru ini yang sangat di perlukan untuk generasi mendatang serta melindungi sumber genetic yang belum di manfaatkan supaya jangan habis terkuras. Untuk tingkat Kota, berapa sebenarnya APBD di gunakan untuk konservasia atau pelestarian lingkungan bukit di sekitar Kota Padang. Apakah pernah di minta masukkan-masukkan dari rakyat badarai? Apakah itu yang kita namakan "demokrasi setengah hati", pemilihan pemimpin OK Pilkada-demokrasi, setelah itu habis berlalu tidak lagi melibat kan rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat banyak. Seperti hasil penelitian USAID (Lembaga Pembangunan Inernatinal Amerika) menyimpulkan, dana pembangunan sering terkuras ditingkat perkotaan saja dan mengabaikan pembangunan ditingkat pedesaan. 2.Pendekatan integrasi terhadap konservasi kawasan DAS : Pendekatan konseravsi kawasan DAS harus secara terintegrasi, karena saling ketergantungan/keterkaitan beberapa elemen yang melekat dalam penangulannya, pendekatan biophysical dan socioecopol (biologis,phisik, sosial, ekonomi dan politik)harus dilakukan karena multidimensional nya permasalahan-permasalahan yang di hadapi. Apakah perlu di buat kan Perda, bahwa 10-25 meter dari pinggir sungai tidak boleh didirikan bangunan, atau rakyat setempat di wajibkan menanam pepohonan dimana diberikan bibit nya dan pengelolaan nya sebagai incentive. Upaya –upaya ini harus merupakan swadaya masyarakat sebagai dorongan pemerintah untuk kesejahteraan/kenyamanan bersama. Bahwa incentive berupa bibit tanaman di sekitar lokasi konservasi diharapkan merupakan tanaman-tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehigga warga masyarakt bergairah untuk menanam dan memiliharanya sebagai tambahan pendapatan nantinya. Disinilah perlunya melibatkan Dinas Pertanian Kota serat Dinas terkait lainnya. Bagaimana mendesak PT.Semen Indarung untuk lebih mengunakan dana CSR (Corporate Social Responsibilty)nya untuk usaha-usaha program Penghijauan disekitar perbukitan Indarung yang kelihatannya gundul. Bahwa meningkatkan dana CSR ini akan meningkat image PT SEMEN sebagai perusahaan yang peduli lingkungan. Disinilah perlunya pendekatan-pendekatan institutional Pemko dan kita bersama. 3.Konservasi dan Tanah Ulayat. Usaha-usaha konservasi di tanah ulayat perlu di pikirkan secara cermat bersama komunitasnya, karena diperkirakan akan susahnya menemukan titik temu untuk berunding diantara komunitasnya. Usaha-usaha yang paling utama kita lakukan Konservasi DAS (istilah lain : daerah penangkapan air,catchment area, watershed area). Konservasi DAS kita maksudkan adalah mempertahankan pertumbuhan vegetasi yang masih ada dan menanam kembali, revegetasi, reforestation, reboisasi atau menghutan kankembali daerah yang bervegatasi kurang atau gundul ditanah ulayat dan tanah-tanah lainnya. Usaha-usaha konservasi adalah bertujuan untuk menangkap/menyerap air hujan yang jatuh atau memperlambat terjadi nya pengikisan/pengaliran air di DAS ke sungai. Penangkapan air kita maksudkan terjadinya infiltrasi(terserap nya )air kedalam tanah. Pada DAS yang bervegetasi rapat, akan terbentuk nya bahan organik tanah yang berperanan menyerap/menyimpan air tinggi. Apakah Pemda perlu membeli bukit tanah ulayat tersebut ?, seperti yang akan dilakukan Pemda Bandung untuk membeli bukit di sekitar. Atau diberikan sertifikat gratis bagi pemilik tanah ulayat yang bersedia menanam perbukitan tanah ulayat nya. Atau bentuk incentive –incentive lainnya demi konservasi jangka panjang yang sangat mendesak diperlukan.. 4.Penyerapn air di perkotaan dan Tata ruang. Disamping merapikan bandar-bandar kecil/got-got yang tersumbat sampah secara berkelanjutan, dan melibatkan rakyat dengan segala macam Peraturan dan law enforcement nya. Apakah perlu juga di buat kan Perda untuk masing- masing rumah diwajibkan membuar pori-pori penyerapan air disekitar perumahan, seperti yang dilakukaan Pemda Bogor. Yang lebih penting adalah adanya pengaturan Tata Ruang yang memadai antara ruang terbuka, ruang hijau dan bagunan-bangunanyang akan didirikan dan jaga ketat pelaksanaannya sesuia dengan UU No.26/2007. Dan jangan lupa Pemda dengan dana Peransang Pembangunan nya menransang Swadaya Masyarakat untuk membagun kotak2 sampah permanen berbeton, dan dibarengi dengan Peraturan dan Implementasinya yang ketat untuk para warga yang membuang sampah sembaranagn. Kita harapkan sampah-sampah tersebut tidak menyumbat pori-pori penyerapan air dan got-got perkotaan. Demikianlah beberapa coretan kecil penulis semoga dapat memberikan masukan awal diskusi bagi pihak-pihak terkait dan yang berwenang, semoga Kota Padang selalu memberikan ke nyamanan bagi warga nya. InsyaAllah. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---