Tips utk ibuk2

Salam 

Nofiardi 

........................................................................
..

Bisnis Rendang Orang Kantoran

 

<http://www.kompas.com/data/photo/2008/07/18/131210p.JPG> 

NOVA/ADRIANUS ADRIANTO
<http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/18/1316039/bisnis.rendang.orang.
kantoran##> 

Pasangan Alevieryzal Julias (42) dan Henny Sondari (45).

Jumat, 18 Juli 2008 | 13:16 WIB

Ada banyak cara menambah penghasilan sekaligus menyiapkan hari tua.
Contohlah pasangan Alevieryzal Julias (42) dan Henny Sondari (45). Meski
pasangan ini sama-sama kerja kantoran, meraka punya keinginan kuat punya
usaha.

"Bekerja di perusahaan swasta kan tidak selalu menjanjikan masa depan
yang aman," kisah Ical panggilan Alevieryzal yang kini dipekerjakan di
PPA setelah tempat kerja sebelumnya, BPPN dibubarkan. Sementara sang
istri masih menjadi karyawan bank swasta. "Namun, saya punya rencana
pensiun dini," tandas ibu tiga anak ini.

Punya usaha sampingan menjadi solusinya. Setelah menimang-nimang
beberapa usaha, akhirnya jatuh ke bisnis rendang. Alasanya, "Usaha ini
belum banyak dilirik orang, tetapi banyak peminatnya," kata Henny yang
memulai usaha ini sejak tahun 2006.

Lantaran keduanya masih sebagai pegawai kantor, model pemasaran yang
ditawarkan lewat pesanan. "Kami menawarkan pesanan ke teman-teman
kantor." Nah, pesanan itu dimasak hari Sabtu dan Minggu. Senin baru
diantar," tambah Ical yang juga pernah bekerja di sebuah bank swasta
ini.

Dalam perkembangannya, ternyata pesanan tidak hanya datang dari
teman-teman kantornya dan juga teman istrinya. Pasangan ini menduga,
selain promosi lewat internet, orang di luar kantornya tahu dari mulut
ke mulut. "Kalau masih seputar Sudirman dan Gatot Subroto, saya masih
bisa antar sendiri," jelas Ical yang kini berkantor di Jalan Gatot
Subroto.

Pelanggan di luar kawasan itu disarankan mengambil sendiri pesanannya di
rumah ibunya di Bendungan Hilir atau bisa diantar dengan ojek atau bisa
mengambil di kios. Ya, selain menerima pesanan rendang lewat telepon,
pasangan ini juga membuka warung makan di Plaza Cordoba, BSD City.

Kursus ke ibu

Jangan mengira pasangan ini mulanya jago masak rendang. "Saya belajar
masak rendang dari ibu saya," kata Ical yang mengaku tertarik memulai
bisnis ini lantaran melihat penjaja rendang keliling. "Larisnya bukan
main. Padahal, rasanya sih flat saja," tambah Henny yang kini tiap
minggu bisa menerima pesanan 20 boks rendang. "Masing-masing boks berisi
1 kg daging rendang."

Ia lalu teringat kepandaian Ibu Asmy, sang bunda soal masak rendang yang
sudah banyak orang membuktikannya. "Makanya sebelum memulai usaha ini
saya belajar dulu masak rendang ke ibu." Semula Ical dan Henny harus
"tandem" dengan ibunya memasak rendang. "Pokoknya ibu benar-benar
mendampingi kami, sampai kami bisa masak rendang yang rasanya persis
seperti masakan Ibu." Nah, setelah ia bisa memasak rendang yang pas,
sang ibu baru melepaskan.

Ada cara unik dalam berpromosi yang dilakukan Ical dan Henny. Ia sengaja
memasak rendang di kiosnya di Plaza Caordoba. Kios itu memang khusus
menjual rendang dan biasanya pengunjung tak makan di tempat, tetapi
dibawa pulang.

Rupanya aroma rendang yang menebar dari kios itu cukup menarik perhatian
pengunjung yang lewat atau pembeli bakso di depan kiosnya. "Setelah
tahu, mereka biasanya membeli rendang di kios kami. Lumayan sih, bisa
promosi gratis," tandas Henny yang sengaja mendesain kiosnya sebagai
warung makan, tetapi lebih banyak yang membawa pulang. "Itu lebih
ringan. Jadi, begitu kami selesai masak, bisa langsung pulang," ujar
Ical yang mengaku hasil usaha rendangnya itu bisa untuk biaya sekolah
tiga anaknya plus untuk senang-senang.

Diaduk dengan hati 

Lalu, apa sih kelebihan rendang buatan Ical dan Henny? Henny mengklaim
rendang bikinannya beda dengan rendang yang ada. "Rendang kami juga
lebih gurih." Pasalnya, setiap kilo daging mentah dimasak dengan santan
empat butir kelapa. "Bumbunya lebih lengkap dan khas Padang. Warnanya
juga cokelat tua agak kehitaman."

Rendang olahannya itu kata Henny terbuat dari daging has dalam. Dibuat
tanpa cabai. Untuk mendapatkan rasa pedas, Henny membuat sambal cabe
hijaunya yang terpisah. Sambal ini disertakan dalam setiap kemasan
rendang.

Selain membuat rendang daging, Henny juga membuat rendang dari limpa
sapi. Daging dan limpa itu dibeli di pasar tradisional dalam kondisi
segar dan sudah terpotong-potong kecil. "Rendang saya jual per kilo Rp
150.000." Hanya, Henny juga melayani pesanan ukuran setengah kilo.

Nah, untuk membuat rendang nan lezat, Ical dan Henny pun tak keberatan
membagi tekniknya. Mula-mula, daging dicuci bersih lalu dicampur dengan
aneka bumbu rendang yang sudah dihaluskan. Kemudian panaskan di atas api
kecil hingga airnya agak mengering.

Lalu, masak air santan (diambil intinya saja) hingga kecokelatan.
Masukkan daging dan aduk terus selama tujuh jam hingga matang. "Ingat
apinya kecil saja supaya dagingnya tidak kaku. Cara mengaduknya pakai
irama hati, ya. Kalau asal mengaduk bisa-bisa dagingnya hancur seperti
abon. Rasanya akan lezat bila saat mengaduk hati kita tenang."

Soal pengadukan memang menjadi hal yang penting dalam memasak rendang.
"Pernah saat suasana hati tak enak, saya mengaduk asal-asalan. Percaya
atau tidak, hasilnya beda dari biasanya," kata Henny.

Dalam perkembangannya, Henny juga mengakomodasi pesanan pelanggan yang
beda-beda selera. "Ada yang pesan agak asin, saya bikin asin. Ada yang
mau agak manis, saya bikin agak manis. Kalau ada yang mau pedas, saya
bikin pedas. Pokoknya apa yang diamui pelanggan deh," tambah Henny.

Puncak pesanan biasanya datang pada awal Ramadhan dan Lebaran. "Pesanan
pasti melonjak. Mau tak mau kami harus cuti. Cuti saya habis gara-gara
membuat rendang," tandas Henny sambil terkekeh.


Rini Sulistyati 
Sumber : NOVA

-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

(c) 2008 Kompas Gramedia. All rights reserved


The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

<<inline: image001.jpg>>

Kirim email ke