Fw:
    Saya loncat dulu lanjutannya untuk bangsa Bali dan Sasak:
     
  “Bangsa Bali
  Bangsa Bali berdiam di pulau Bali dan di sebagian kecil (barat) pulau Lombok.
   
  Bangsa Bali adalah bangsa yang kuat, bentuk tubuhnya lebih besar dan lebih 
kuat daripada bangsa Jawa, bersikap laki-laki dan badannya ‘sasa’ serta 
berurat. Mereka adalah ringan kepala, sibuk dan megah. Pendirian mereka ialah 
lebih baik mati daripada badannya disiksa. Mereka sangat mempermulia dirinya 
sendiri. Terhadap kepala-kepalanya mereka menunjukkan kerendahan hatinya, 
kepatuhannya dan kesetiaannya. Walaupun demikian telah sering terjadi, bahwa 
tiap-tiap penindasan keras terhadap mereka, dibalas dengan pemberontakan rakyat 
dan yang berdosa selalu menjadi korbannya.
   
  Pada umumnya mereka bersifat gagah berani dan menurut Jenderal Weitzel, 
bangsa Bali itu harus dihitung sebagai suku bangsa Indonesia yang paling 
berani. Dalam pertempuran mereka setia sekali kepada pemimpinnya. Selama 
pemimpinnya itu tetap tegak, seorangpun tak ada yang akan mundur. Beberapa kali 
telah terjadi, bahwa mereka mengorbankan jiwanya untuk menyelamatkan 
pemimpinnya dari bahaya atau untuk melindungi mundurnya pemimpinnya.
   
  Apabila disemuai, raja-rajanya, yang biasanya dalam pertempuran hanya 
menonton saja, turut serta juga dalam perkelahian dan dalam hal demikian mereka 
berjuang mati-matian. Kalau sudah mulai berkelahi, mereka pantang melarikan 
diri, karena hal ini dianggap olehnya sebagai perkosaan kehormatan raja-raja 
dan pemimpin-pemimpinnya.
   
  Sebagaimana telah maklum, bangsa Bali itu beragama Hindu. Dipandang dari 
sudut rohani, pengaruh padanda-padanda (paderi) adalah besar sekali. Walaupun 
demikian mereka itu pada umumnya bersifat baik hati sabar dan kebanyakan tak 
ingin merajai. Sebaliknya mereka dapat membakar hati rakyat, sehingga dengan 
sukarela rakyat ingin mati dalam pertempuran, agar supaya dapat memperoleh 
kemuliaan sorga.
   
  Dalam hal demikian bangsa Bali menjalankan ‘puputan’, yaitu perkelahian 
mati-matian. Dengan berpakaian baju putih yang panjangnya melewati lututnya dan 
didahului oleh pemimpinnya yang telah memotongkan batang tombaknya supaya lebih 
mudah menggunakannya, mereka yang menjalankan puputan itu menyerang dengan 
semangat dan keberanian yang hebat sekali. Acap kali sebelumnya itu, mereka 
membunuh anak-anak dan istri-istrinya dahulu. Sering kali juga terjadi 
pemimpin-pemimpinnya mendahului anak-buahnya sambil dipikul dalam tandu 
upacara. Dalam perkelahian itu tidak ada pengampunan, tujuannya ialah menang 
atau mati. Juga para wanita tidak ragu-ragu untuk mati seperti itu, bilamana 
terlihat olehnya suaminya gugur dalam perkelahian itu.
   
  Seorang penulis lain (W. Cool) mengatakan, bahwa tidap pada tempatnya untuk 
memuji-muji keberanian bangsa Bali. Katanya, jangan dilupakan bahwa sifat yang 
luhur itu tentu merosot, karena sifat-sifat jasmani dan rohaninya dapat 
dipengaruhi oleh hawa nafsu yang tak dapat dicegah, seperti suka main judi, 
menyabung ayam dan mengisap madat. Perlawanan yang bersifat degil terhadap 
Belanda (1848-1848) harus dipandang sebagai akibat dari kesalahan-kesalahan 
yang dibuat oleh Belanda sendiri.
   
  Bangsa Sasak
  Catatan tentang sifat bangsa Sasak adalah sangat sedikit. Tempat tinggalnya 
di Pulau Lombok (kecuali sebagian yang didiami oleh bangsa Bali).
   
  Bangsa Sasak dilukiskan sebagai bangsa yang giat bekerja, rajin, sabar, suka 
menurut dan tidak bersemangat perang. Dalam peperangan di Lombok (1894) mereka 
tidak menunjukkan keberaniannya terhadap bangsa Bali. “
   
-bersambung-


       
---------------------------------
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke