Mayor Makinuddin HS dan Peristiwa Situjuah 

 

Senin, 11 Agustus 2008 

Jika dapat diibaratkan sebuah film kolosal, Peristiwa Situjuah 15
Januari 1949 yang memiliki kaitan dengan keberadaan Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia (PDRI), memiliki sederet pemeran utama, pemeran
pendukung, pemeran pilihan, penyusun skenario, serta sutradara. Jika
tokoh utama diperankan Khatib Sulaiman, Arisun Sutan Alamsyah, Dahlan
Ibrahim, Kamaluddin Tambiluak, Syofyan Ibrahim, Munir Latief, dan Kapten
Zainuddin Tembak. Untuk aksi pemeran pilihan tentu dimainkan oleh
tokoh-tokoh sekelas Mayor A. Thalib, Kapten Syafei, Sidi Abu Bakar,
Kapten Thantowi, dan sebagiannya. 

Sedangkan untuk pemeran pembantu, diperagakan dengan semangat tinggi
oleh ratusan anggota BPNK, opsir, rakyat dan tentu saja serdadu dari
negeri Kincir Angin Belanda, yang menggempur Lurah Kincia.

Kalau sudah begitu, siapakah yang layak disebut sebagai penulis skenario
serta sutradara di balik peristiwa Situjuah itu? Jawabannya, kemungkinan
besar adalah Gubernur Militer Sumatra Tengah, Mr. Sutan Muhammad Rasyid,
dan Wedana Militer Payakumbuh Selatan Mayor Makinuddin HS.

Karena Sutan Muhammad Rasyid adalah tokoh yang meminta diadakan rapat
penting di Situjuah. Rapat tersebut bertujuan untuk mencari solusi upaya
perjuangan bangsa dalam mempertahankan Pemerintahan Darurat Republik
Indinesia (PDRI), dari gempuran Belanda.

"Setelah 'skenario' ditulis Sutan Muhammad Rasyid, tentu saja dengan
sepengetahuan sang "produser" bernama Mr. Syafruddin Prawiranegara
(Presiden PDRI). Maka, ditunjuklah seorang sutradara untuk mengatur.
Sutradara itu bernama Mayor Makinuddin HS. Dialah yang mempersiapkan
segala sesuatu untuk kebutuhan rapat di Situjuah," ujar Fajar Rillah
Vesky, wartawan yang tengah menggarap Buku "Tambiluak: Secuil Tentang
PDRI dan Peristiwa Situjuah". 

Mayor Makinuddin pulalah yang meyakinkan Dahlan Ibrahim, kalau rapat di
Lurah Kincia aman, karena di sekeliling ada banyak pembantu sekuriti
yang menjadi pengawas. Walau kemudian, mujur tak dapat diraih, malang
sekejap mata, Lurah Kincia justru diserang serdadu Belanda dari Padang
Panjang dan Bukittingi.

Perjuangan Makinuddin
Ketika pulang kampung, setelah merantau ke Singapura, Makinuddin kembali
ke tanah air. Dia menjadi guru agama di Lubuak Jambi, dalam wilayah
Riau. Tak lama kemudian, dia meninggalkan bumi Lancang Kuning dengan
menjadi guru agama di Situjuah Batua (1942).

Makinuddin melihat perjuangan pergerakan bangsa waktu itu sedang
hangat-hangatnya. Sebagai seorang berpendidikan, cinta bangsa, keras,
suka tantangan dan berani, hatinya kecilnya ikut terpanggil untuk
bergabung dengan pergerakan di Payakumbuh/Limapuluh Kota.

Panggilan hati itu kemudian dibuktikan Makinuddin dengan masuk menjadi
anggota Gyu Gun di Payakumbuh. Selama di Gyu Gun bentukan Jepang ini,
dia mulai ditempa jiwa mileter. Rasa sebangsa dan setanah air, makin
bergelora di jiwanya. Makinudin pun makin aktif di berbagai kegiatan
perjuangan.

Ketika Indonesia telah Merdeka, Makinuddin dipercaya sebagai Komandan
Batalyon III/Singa Harau. Dialah Komandan Batalyon pertama di wilayah
Payakumbuh/Limapuluh Kota setelah NKRI ada dan menikmati alam merdeka.

Dua tahun Indonesia merdeka atau sekitar tahun 1947, Makinuddin
mengalami perpindahan tugas. Dia dipercaya memimpin Batalyon Istimewa
Galanggang di Payakumbuh. Namun jabatan tersebut tidak bertahan lama di
tangannya, karena ibukota RI di Jogyakarta pada tahun 1948 mulai
digempur Agresi Militer II Belanda. Gempuran serupa juga dirasakan di
Bukittingi dan daerah lainnya dalam wilayah Sumatra Tengah.

Karena agresi Belanda semakin mengancam, para pejabat militer dan
pemerintah RI ambil ancang-ancang. Mayor Makinuddin yang sedang menjabat
sebagai Danyon Istimewa Galanggang, ditujujuk menjadi Komandemen Kepala
Perlengkapan Sumatra Tengah pada tahun 1948-1949. 

Semasa bertugas di sini, Makinuddin pernah dua kali pindah kantor.
Pertama, di gedung Gudang Garam kampung Cina Payakumbuh. Kedua, ke
lantai dua Toko Tokra Jalan Kampung Cina. Diantara anak buahnya waktu
itu adalah Syamsul Bahri, Junahar, Amiruddin KR dan Kamaluddin
Tambiluak.

Saat Divisi III mengalami perubahan menjadi Divisi IX Banteng, jabatan
Kepala P & P diserahterimakan dari Mayor Makinuddin HS kepada Kapten
Chatib Salim. Sedangkan Makinuddin diangkat menjadi Wedana Militer
Payakumbuh Selatan.

Ketika menjadi Wedana Militer inilah, Makinuddin dipercaya untuk
mempersiapkan rapat penting pejuang pemerintahan dan militer Sumatra
Tengah di Lurah Kincia, Situjuah Batua, 15 Januari 1949. Namun apalah
daya, tidak lama setelah rapat tersebut ditutup sekiatr pukul 04.30 dini
hari, Belanda datang menyerang. Akibatnya, para pahlawan berguguran satu
persatu. Mereka yang meninggal pada hari itu diperkirakan mencapai 69
orang. Namun masih bersyukur, Makinuddin HS dapat selamat.

Namun setidaknya, usaha dan kerja keras Makinuddin HS, layak untuk
dihargai, diapresiasi, sekaligus dijadikan keteladanan bagi generasi
muda sekarang dan masa mendatang. Wedana militer itu telah
memperlihatkan kalau seorang 'anak kampung' dari lereng Gunung Sago juga
mampu memberi sumbangsih besar untuk negeri bernama Indonesia!

Tiap tahun Peristiwa Situjuah diperingati. Mayor Makinuddin HS, memiliki
peranan penting dalam peristiwa tersebut. Makinuddin HS wafat di Jakarta
tahun 1974 dan dimakamkan TPU Karet. oJeffrey Ricardo Magno 

Copyright (c) 2007 - 2008 Harian Singgalang

 



The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke