Sekedar tambahan

Induak bako ambo di Pagambiran kota Padang adalah kaum
suku Chaniago yang merupakan balahan suku dari
Chaniago Sumani Solok. Carito rang Gaek ambo di
Minangkabau koh ado duo pacahan suku Chaniago tp ambo
lupo namonyo, salah satunyo yg di Sumani koh.

Wakatu tuh ado acara Baralek Gadang Tagak Gala Pangulu
di Sumani tuh, Rombongan kaum di Pagambiran rami-rami
datang ka sinan. 

Kunjungan itu pernah pulo dibaleh dek urang Sumani
dengan mangunjungi Pagambiran, wlaupun hanya untuk
silaturrahim. Jadi sampai kini masih terjalin hubungan
yang sangat erat.

Kalau ambo sih basuku Tanjung, carito urang gaek sih
asal mulo tanjung kito koh barasal dari Batusangka.

Wassalam


--- "Nofend St. Mudo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Dima balahan suku/kampuang awak??
>
-------------------------------------------------------
> Oleh : Marthias Pandoe, Wartawan Senior
> 
> HAMPIR setiap nagari di Sumatera Barat, satu kaum
> dari suku Tanjung
> misalnya punya balahan di nagari lain. Bisa saja
> dalam satu wilayah
> kecamatan, atau satu wilayah kabupaten, atau satu
> wilayah propinsi.
> Contohnya orang Tanjuang Saba atau Banda Buek turun
> dari Solok. Orang
> sekitar Lubuk Minturun dan Sungai Lareh Keamatan
> Koto Tangah Padang,
> konon sebagian berasal dari Koto Sani, juga di
> daerah Solok.
> 
> Sebagian orang sekitar Kampung Dalam–Pariaman,
> kabarnya berasal dari
> Bukittinggi/Agam. Di Sicincin ada pepatah yang
> menyatakan: Ikua darek
> kapalo rantau. Orang dari kawasan Batusangkar
> babalahan ke Payakumbuh.
> Beberapa kaum dari Kayu Tanam datang dari Jao
> Padangpanjang. Dari
> Kecamatan Matur berbagi ke salingka Danau Maninjau
> dan Palembayan.
> Balahan adalah pecahan satu kaum yang mendiami satu
> kampung, yang
> tempo doeloe sudah padat dan sawah ladang yang
> mereka garap makin
> sempit. Kaum ini mengambil putusan untuk berbagi
> menyebar ke tempat
> lain, yang masih tersedia tanah garapan. Sekarang
> namanya mungkin
> transmigrasi lokal-spontan.
> 
> Karena masih luasnya tanah yang menganggur,
> pemerintah yang berkuasa
> masa itu tidak mengatur berapa luas tanah yang mau
> ditaruko para
> pendatang baru. Tentu semampu tenaga mereka. Namun
> agar tidak terjadi
> sengketa kelak, lebih dini mereka buat
> batas-batasnya, sawah
> bapimatang, ladang bintalak (sempadan). Sekarang
> untuk transmigrasi
> dari Pulau Jawa yang padat penduduknya ke wilayah
> yang jarang
> penduduknya seperti di Sumatera dan Kalimantan,
> diatur oleh Pemerintah
> liwat Departermen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
> (Nakertrans). Bagi
> mereka ditentukan luas tanah garapan. Biasanya
> masing-masing KK
> (kepala keluarga) beroleh dua hektar, yakni untuk
> perumahan dan
> pekarangan. Sebagian lagi untuk usaha tani. Mereka
> juga diberi rumah
> yang sudah pakai sumur dan jaminan pangan seperti
> beras, gula, ikan
> asin, dan minyak tanah untuk kebutuhan satu tahun,
> sampai tanah
> garapannya menghasilkan.
> 
> Transmigran lokal-spontan balahan tadi tidak beroleh
> sembako (sembilan
> bahan pokok) untuk jaminan hidup selama satu tahun
> menjelang tarukoan
> menghasilkan. Mereka pun tidak dibuatkan rumah, tapi
> membangun sendiri
> tempat kediaman berupa dangau ketek sekadar dapat
> berteduh. Alat-alat
> pertanian pun dibawa sendiri. Sekadar untuk
> identitas saat akan
> berpisah, dibagilah misalnya alat makan pecah belah
> atau pakaian
> pusaka yang masih bisa bertahan bertahun-tahun.
> Bagaikan burung tabang
> mambawo sarang, selain membawa alat pertanian dan
> bahan makanan,
> mereka pun membawa sukunya seperti Tanjung tadi. Di
> yang tempat baru
> ini mereka terus berkembang biak. Mereka
> berintergrasi dengan penduduk
> setempat, dan alkulturasi sosial-budaya dima langik
> dijujuang di sinan
> tanah dipijak, dima ranting dipatah, di sinan aia
> disauak.
> 
> Untuk mengatur organisasi dalam pasukuan, maka adait
> diisi limbago
> dituang. Ditagakanlah penghulu sebagai pemimpin kaum
> yang telah
> berkembang biak itu, dilengkapi perangkatnya,
> seperti panungkek,
> imam-katik, cadiak-pandai, dan sebagainya. Semuanya
> merupakan duplikat
> dari leluhur tempat asal nenek-moyang mereka. Gelar
> penghulu di tempat
> asal misalnya Datuk Rajo Pangulu, maka di tempat
> baru ditabalkan pula
> gelar yang sama. Demikian juga gelar yang lain-lain.
> Panungkeknya
> sama-sama memikul gelar Datuk Marajo, Imamnya
> sama-sama bergelar Imam
> Marajo. Bahkan nama-nama perempuan begitu juga. Di
> tempat asal ada
> nama Jawana, di tempat baru ada pula nama yang sama
> bernama Rayam di
> tempat asal, demikian pula nama seorang perempuan di
> tempat baru. Ada
> nama Basirun, maka di tempat baru ada fotokopinya.
> Bagai pinang
> dibalah duo. Pada mulanya dibangun satu-dua dangau
> terpencar letaknya
> guna mendakati sawah-ladang.
> 
> Jadilah dia taratak mulo babuek, kemudian jadi
> dusun. Dusun jadi koto.
> Kebersamaan waktu itu sangat mengemuka. Kian lama
> berangsur saling
> mendekati, lalu tercipta jiran (tetangga). Yang
> terpencar
> dikampuangkan. Mungkin ini asal kata kampuang.
> Setelah makin ramai,
> maka tercipta pulalah bakampuang dan banagari
> Dangau-dangau kini
> hampir tidak ada lagi, berganti dengan rumah
> semi-permanen, atau lebih
> permanen. Penduduknya pun kian berkembang biak. Guna
> memenuhi unsur
> lazimnya sebuah nagari di Minangkabau, mereka lalu
> marantang labuah,
> mambangun musajik atau surau, balairung. pakan
> (pasar), tapian mandi,
> pandam pakuburan, gotongroyong mambuek banda buatan,
> membangun
> galanggang untuk basilek atau pamedanan tempat
> berkumpul-kumpul, dan
> sebagainya.
> 
> Sebagian tanah garapan kaum pendatang tadi
> diciptakan menjadi ulayat
> kaum untuk diwariskan turun temurun kepada
> anak-kemenakan menurut
> garis keturunan ibu dalam sistem materilineal. Lahan
> ini dinamakan
> pusako tinggi. Atas kesepakatan pemuka masyarakat
> waktu itu disediakan
> pula tanah ulayat nagari. Hasilnya untuk biaya
> nagari dan petugas
> nagari. Namun dunia makin berkembang. Ada hubungan
> balahan itu yang
> masih utuh, Kedua pihak membangun jembatan batu, tak
> lakang dek paneh,
> tak lapuak dek hujan. Mereka masih saling
> kunjung-mengunjungi. Bila
> terjadi musibah kematian, atau kalau ada helat
> perkawinan. ataupun
> upacara adat lainnya.
> 
> Tapi tak bisa dimungkiri, sebagian besar balahan
> tersebut sudah kabur,
> bahkan terputus sama sekali Walau prasarana jalan
> sudah bagus dan
> tersedia alat transportasi, serta mudah
> berkomunikasi dengan telepon
> tangan yang terdapat hampir di tiap kantong orang
> saat sekarang ini,
> namun generasi muda sekarang tidak perduli lagi
> dengan balahan itu,
> sehingga akhirnya kekerabatan kehilangan jejak.
> Lambat laun yang
> mereka anggap kerabatnya cuma ibu-bapak dan
> anak-anak satu rumah
> saja.Bahkan akan bisa jarak hubungan dengan saudara
> sepupu. Apalagi
> se-kaum. (***)
> 
> Padang Ekspres ONLINE, Rabu, 12-Desember-2007
> 
>
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
>
===============================================================
> Website: http://www.rantaunet.org
>
===============================================================
> UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
> - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika
> melakukan reply.
> - Posting email besar dari >200KB akan di banned,
> sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan
> mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
> - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang
> berminat dan kirim melalui jalur pribadi.
>
===============================================================
> Berhenti, kirim email kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email,
> lihat di:
> 
=== message truncated ===



      
____________________________________________________________________________________
Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke