Assalaamualaaikum wr.wb.,
Bapak/ Ibu Keluarga besar Agam di Pekanbaru dan sekitarnya Yth (BCC
mail),

Ketua IKLA Pekanbaru, pak Ir. H. Marjoni Hendri kemaren menelpon saya,
bahwa ada undangan dari Bupati Agam, pak Aristo Munandar kepada sanak
keluarga Agam di Pakanbaru dan sekitarnya, bahwa Pak Bupati Agam
mangundang rang Agam di pekanbaru dan sekitarnya Riau Umumnya untuk
menghadiri peringatan Seabad Perang Kamang pada :

Hari / Tanggal  : Sabtu dan Minggu, 14 dan 15 Juni 2008
Tempat          : Kamang
Acara                   : Peringatan seabad Perang kamang.

Bagi bapak/ Ibu dan sanak yang akan ikut pulang, nanti kita kumpul di
rumah Bapak Yorfa Ahyar, di Perumahan Panorama Raya Rumbai, Pekanbaru ,
setelah acara yasinan langsung berangkat ke Bukittinggi
Silahkan hubungi Pak Marjoni Hendri di HP: 08127510422.
Atas bantuan dan perhatian bapak/ Ibu sadonyo diucapkan terimakasih,
Wassalam,
Elthaf

-----Original Message-----
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Nofend St. Mudo Marola
Sent: Thursday, June 12, 2008 6:08 PM
To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang


Rabu, 11 Juni 2008 
        
Catatan Khairul Jasmi di Singgalang OnLine

Sudahlah garak takdir Tuhan
Kepado Beliau Haji Abdul Manan
Kepalo Parang urang namokan
Ajalpun sampai sudahlah bayan
(dikutip dari Nazam Perang Kamang; H.Achmad Marzuki)

Kamang, dinihari 15 Juni 1908: Langit temaram, sinar rembulan berkabut.
Ribuan orang berpakaian putih sedang menggelegak darahnya. Seorang haji
bernama Haji Abdul Manan, menjadi pemimpin di antara mereka. Sayup-sayup
terdengar orang ratib, sayup pula bunyi kentongan dan tabuh terdengar.
Negeri akan perang. Anak-anak menyuruk di kamar mandehnya. Istri melepas
suami di pintu kamar, takut melepaskan genggaman. Junjungan badan diri
akan mengadu nasib membela negeri yang merasai

dihina penjajah. Malam itu hingga subuh, ratusan nagari lain di
Minangkabau sedang tidur. Tapi Kamang, negeri bertuah itu, bangun dengan
darah menggelegak. Kelawang tajam buatan Sungai Puar dipesang satu-satu.
"Kalau tak dia, saya yang mati!"

Inilah perang syahid, langkah pertama dengan Bismillah, diikuti ucapan
Allahuakbar! Dimana di Minangkabau ini rakyat mau berperang melawan
Belanda?
Tak banyak benar. Ada di Pasaman dengan Tuanku Imam Bonjol dan
tuanku-tuanku lainnya yang terkenal itu. Mandeh Sitti Manggopoh di
Manggopoh, seorang perempuan, tapi bagaknya Allahurobbi, tak tertandingi
oleh wanita Minangkabau manapun hingga detik ini! Lalu di Kamang. Dan
Kamang menyerahkan putra-putra terbaiknya malam hingga subuh itu.
Sebanyak 250 orang tewas bersimbah darah. "Dirikan di sini tugu tetesan
Perang Kamang!", tukas Jenderal AH Nasution saat berkunjung ke Kamang
beberapa tahun silam.

Tiap nagari punya episode yang bisa dibanggakannya. Tapi episode Kamang
menjadi kebangaan Ranah Minang. Orang-orang Kamang dan sekitarnya,
terutama di Agam Tuo menantang dengan keras penindasan melalui pajak
yang diterapkan penjajah Belanda.

Pajak
Di Bukittinggi pada 1 Maret 1908 diumumkanlah pemberlakuan pajak untuk
rakyat. Pajak pula yang mau dipungutnya oleh Belanda-belanda itu,
padahal hidup sedang marasai. Tak suka rakyat. Ini, himpit berhimpit,
sudahlah awak dijajahnya, dikutipnya pula.

Controlir Westenenk, kemudian mengeluarkan perintah untuk mendata ulang
kekayaan penduduk tertanggal 21 Maret 1908. Perangai meingkek-ingek
Belanda ini disambut protes dan tantangan hebat dari seluruh rakyat
Minangkabau.
Rakyat bergejolak. Di mana-mana suasana panas. Padahal sebelumnya telah
diterapkan kultur stelsel, paksaan menanam kopi. Kalau tak salah, 14
Juni
1908 adalah Hari Jumat. Rapat-rapat dan pembicaraan sudah berlangsung
sejak awal 1908, makin memanas pada bulan-bulan sesudahnya. Hari-hari
menjelang 15 Juni, adalah hari yang gelisah.

Lalu kenapa Kamang?
Mengutip catatan Ketua Bamus Nagari Kamang Ilia dan Sekretaris Panitia
Peringatan Seabad Perang Kamang 1908, Muhammad Razi,SE., jelas bahwa
Kamang adalah nagari yang maju. Nagari ini terletak bujuran Bukit
Barisan. Nagari dengan Kelarasan Koto Piliang ini, dicerminkan sebagai
sebuah nagari dengan yang mobilitasnya cukup tinggi.

Perang Kamang itu melibatkan semua tokoh tali tigo sapilin, Angku Lareh
A Wahid Kari Mudo dan M Saleh Dt Rajo Penghulu, H Abdul Manan. Di Kamang
memang ada satu lareh yang berkedudukan di Jalan Basimpang Jorong Pintu
Koto. Masih menurut Muhammad Razi, nama Kamang mulai dicatat menyusul
pemurnian agama di Minangkabau. Gerakan ini, katanya, dipimpin Tuaku Nan
Tuo dari Cangkiang, IV Angkek yang kemudian menjadi gerakan Pidari
setelah Tuanku Nan Renceh mendapat kawan sepaham yakni Haji Miskin dan
Haji Piobang.
Kamang, dicatat juga sebagai benteng yang kuat. Bahkan di sana aga goa
Perang Pidari yang bebatuannya tempo hari banyak diambil orang.

Pada 25 Oktober 1833 lahirlah ayang yang dikenal sebagai Plakat Panjang,
sebuah plakat yang menjerat Minangkabau kemudian hari. Masih sesuai
catatan Muhamamd Razi, pungutan pajak yang hendak diterapkan itu nyaris
diamini oleh laras-laras lainnya. Tapi Laras Kamang, Garang Dt Palindih
menantangnya.
Dalam rapat para laras dengan  Westenek 11 Maret 1908 di Bukittinggi,
sikapnya itu terlihat jelas.

Buntu, Belanda ingin memaksakan kehendaknya. Maka  Datuk Garang kita ini
bangkit keperpihakannya kepada rakyat. Ia bersama A.Wahid Kari Mudo,
H.Jamik. M Saleh Dt Rajo Penghulu serta tokoh masyarakat lainnya
mempersiapkan diri guna menghadapi kemungkinan terburuk. D Kamang Mudiak
Haji Abdul Manan, ulama hebat itu, telah mengambil sikap serupa pula.
Tak mau dia rakyat dibebani lagi. Abdul Manan punya banyak pengikut yang
setia.
Catatan sejarah lainnya menunjukkan, rumah Haji Abdul Manan dikepung
oleh Belanda. 

Pasukan Belanda dalam laporannya: Kemudian kami terus ke Kampung Tangah
dan di sana kami mengelilingi rumah kedua Haji Abdul Manan. Kedengaran
ribut ribut dalam rumah, lalu istri haji itu menjerit keras keras secara
mencurigakan. Begitu keras supaya didengar seluruh kampung. Semua kata
kata saya tidak berhasil "biar tuan kumandur, saya tidak akan buka
pintu."

Ulama ini akhirnya tertembak, sebagaimana laporan tulisan tangan
pimpinan pasukan Belanda pada atasannya. Dalam buku Rusli Aram tertulis:
Pihak kita 9 mati, 13 luka luka. Di pihak rakyat 90 mati. Tentara sangat
letih karena aksi selama 12 jam, 4 brigade marsuse dikirim dari Padang
Panjang ke Bukittinggi. 

Perang basosoh
Perang basosoh dilukiskan oleh Belanda sebagai sebuah perang yang hebat.
Orang-orang Kamang dilukiskan hadi siap mati dengan senjata tajam dan
jimat.
tapi yang dilawan adalah Belanda dengan senjata mutakhir. Tentu saja tak
berimbang. Tapi semagat membela tanah air orang Kamang ketika itu, tak
tertandingi, sekalipun oleh orang Kamang zaman sekarang.

Serangan terhadap Kamang dilakukan melalui tiga jurusan yaitu via Pauh
Kamang Mudiak, lewat Pulai Magek dan igo Lurah Magek. Pertempiran
berlangsung 10 ronde, ronde kesepuluh hanya satu orang yang gagah berani
maju. Pertempuran paling sengit terjadi pada ronde kedelapan. Banyak
pemuda berpakaian putih membentuk kelompok-kelompok maju menghadang, di
belakangnya ratusan pemuda lain melingkar dan berputar berkeliling.
Catatan Rusli Amran menyebutkan, pertempuran berakhir sekitar pukul
04.15 pagi, tatkala ayam kinantan hendak berkokok. Pertempiran paling
sengit itu sekitar pukul 3.30 WIB. Kamang Tangah, pukukl 02.00 pagi.
Pimpinan tentara Belanda L.C.
Westenenk menderap sepatu lars nya di Kampung Tangah. Sayup terdengar
bunyi ratib. "Laillah Hailallah...."

Menurut catatan Buchari Nurdin, akhirnya sekitar pukul 02.30 dinihari,
tanah Kamang berubah menjadi front pertempuran hebat, antara pasukan
Belanda dengan pasukan rakyat. Rakyat dipimpin antara lain oleh H Abdul
Manan, yang sebelumnya, telah bersiap-siap menghadang kedatangan pasukan
Belanda.
Sejumlah tokoh pejuang lainnya, yang juga telah siap dengan pasukan
mereka masing-masing. Seperti Dt Rajo Penghulu bersama istrinya, Siti
Aisiyah, Haji Jabang, Pado Intan, Tuanku Parit, Tuanku Pincuran, Dt
Marajo Tapi, Dt Marajo Kalung, Dt Perpatih Pauh, Sutan Bandaro Kaliru.
Begitu juga pasukan rakyat yang berada di Kamang Ilia. Dengan dipimpin
Kari Mudo, Dt Perpatiah

Magek, Dt Majo Indo di Koto Tangah, Dt Simajo Nan Gamuk berusaha bahu
membahu melawan pasukan Belanda. Pertempuran sengit berakhir sudah.
Pasukan Westenenk mundur menuju Pauh sembari membawa tawanan Dt
Perpatih. Subuh yang berembun, bersimbah darah. Darah anak nagari
Kamang, belum berhenti menetes, tatkala fajar menyingsing, tatkala beduk
subuh ditabuh, tatkala azan dikumandangkan subuh itu.

Pertempuran itu sendiri, menyebabkan berjatuhannya korban di kedua belah
pihak, baik di pihak rakyat maupun pasukan Belanda. Angka korban
simpangsiur. Koran-koran yang terbit di Padang menyebut angka 250 orang
rakyat Kamang tewas, belanda sendiri menyebut sekitar 90 orang atau
lebih.
Mereka yang kemudian ditangkap misalnya pada 19 Juni Lareh Garang Dt
Palindih dan kemenakannya Dt Siri Marajo, Penghulu Kepal Tanhag dan A.
Wahud Kari Mudo, ditahan di Bukittinggi. ada 21 Juni, Kari dipindah ke
Padang, disusul mamaknya dan meringkuk di penjara selama 10 bulan.
Bahkan dipindahkan pula ke Batavia. Tahun 1910, Dt Siri wafat di
penjara. Tak lama kemudian Dt Garang dibebaskan. Ia pulang ke Kamang.

Pejuang itu pula, ia kemudian meminta jasa Inyiak Djambek. Ulama
kharismatik ini mengadakan pengajian-pengajian di Kamang guna menolong
rakyat yang terus ketakutan. "Perang Kamang bukanlah peristiwa satu
malam saja," tulis Muhamad Razi. Satu malam saja orang Kamang bergerak,
sampai kini sejarahnya terus dibaca orang, apalagi kalau bermalam-malam
lamanya, berbulan-bulan. Untuk Tanah Air tercinta, tak perlu semalam
atau berbulan-bulan, sehari saja cukup. Sejarah penting seringkali
muncul dari daerah. *




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke