Assalamualaikum ww para sanak sapalanta,
 
Sekedar ingin tahu, adakah urang awak yang pernah terkena cuci otak a la NII di 
bawah ini ? Jika tidak ada, syukur alhamduliullah. Bagaimana mencegah dan 
menangkal adanya kegiatan golongan NII ini, yang kelihatannya masih aktif 
sampai saat sekarang ?


Wassalam,
Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo
(Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) 
Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.


Eks Camat NII  Cuci Otak Lian Persis Cara Perekrutan NII  
Ken Yunita – detikNews, Rabu, 13/04/2011 08:10 WIB


Jakarta - Lian Febriani diduga dicuci otak sehingga linglung dan tidak mengenal 
dirinya sendiri dan keluarganya. Siapa pelakunya? Masih misterius. Namun eks 
anggota gerakan Negara Islam Indonesia (NII) menduga, ibu muda beranak satu itu 
baru saja dibaiat untuk masuk Komandemen Wilayah (KW) 9 NII.

"Kalau dilihat dari ceritanya dia, itu model perekrutan NII. Karena dari dulu 
model perekrutan mereka sama," kata Ketua Tim Rehabilitasi NII Crisis Center 
Sukanto saat berbincang dengan detikcom, Rabu (13/4/2011). NII Crisis Center 
dibuat sebagai sarana informasi tentang maraknya korban KW9 NII.

Sukanto yang dulu bertahun-tahun berkecimpung di NII ini mengatakan, proses 
perekrutan NII normalnya dilakukan oleh satu orang. Namun dalam pelaksanaannya, 
si perekrut itu dibantu oleh anggota NII yang lain.

"Biasanya mereka membentuk semacam kelompok diskusi. Dan pertemuan awal itu 
biasanya tidak langsung berbicara soal agama tapi bisa soal topik apa saja yang 
membuat si target tertarik. Di tahap inilah proses doktrin sudah dimulai," kata 
pria yang akrab disapa Anto itu.

Setelah dua sampai tiga kali pertemuan, si target akan dipersiapkan untuk 
melakukan hijrah atau pindah ke suatu tempat. Namun sebelum itu dilakukan, si 
target harus memberi sedekah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa mereka 
selama ini.

"Besar sedekahnya bervariasi mulai Rp 100 ribu hingga Rp 10 juta. Tergantung 
perekonomian si target. Baru setelah itu, target akan diambil untuk hijrah," 
cerita Anto yang pernah menjabat sebagai camat di NII itu. Sekadar diketahui, 
organisasi NII adalah negara dalam negara, yang memiliki struktur mulai ketua 
RT, lurah, camat, hingga level atas.

Saat waktu hijrah tiba, si target akan dijemput di suatu tempat, bisa halte 
atau mal-mal. Mereka selanjutnya akan dibawa dengan mobil dengan mata tertutup 
namun tidak ditutup dengan kain.

"Target diminta menutup mata sehingga tidak mengetahui ke mana mobil itu pergi. 
Mobil yang membawa target biasanya berkaca gelap sehingga tidak terlihat dari 
luar," kata Anto.

Sesampainya di lokasi pertama biasanya sekitar pukul 04.00 dini hari. Si target 
akan langsung 'dibina' dan didoktrin sehingga menyatakan ingin masuk menjadi 
warga negara NII. "Itu ada dua segmen, biasanya satu kelompok itu diikuti oleh 
20 calon anggota," kata Anto.

Anto mengatakan, setelah 'pembinaan' itu selesai, si target akan dibawa ke 
suatu tempat yang lain lagi. Di tempat itulah mereka akan didoktrin 
sebanyak-banyaknya hingga mereka menyatakan ingin masuk ke NII. Doktrin ini 
dilakukan berjam-jam dan tanpa henti.

"Keesokan harinya sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB, target akan melakukan 
proses pelepasan kewarganegaraan. Mereka akan diminta memohon untuk diterima 
menjadi warga negara NII. Mereka berbicara di depan dua saksi Malik dan 
Ridwan," kata Anto.

Setelah proses itu, target akan dinyatakan diterima di NII. Lantas, mereka akan 
dibaiat (disumpah) dengan sembilan poin. Target tersebut juga akan berganti 
nama.

"Lalu setelah itu, mereka akan dipulangkan di tempat mereka dijemput tadinya. 
Dan biasanya di tempat penjemputan itu, anggota baru itu akan disambut oleh 
orang yang merekrutnya dan kembali mendapat pembinaan," kata Anto.

Tahapan-tahapan itu, menurut Anto, mirip dengan apa yang terjadi pada Lian. 
Karena itu Anto yakin Lian adalah satu satu dari korban NII. "Tahapan itu 
similar sekali dengan yang terjadi pada Lian kan," kata Anto.

Lian menghilang sejak Kamis 7 April lalu. Ibu muda beranak satu itu ditemukan 
petugas keamanan di Masjid Atta'awun, sebuah masjid terkenal yang ramai di 
Puncak, Bogor, pada Jumat 8 April dan dijemput keluarga pada Minggu (10/4). 
Saat ditemukan Lian linglung dan tidak ingat di mana rumah dan asal usulnya. 
Lian yang kala itu bercadar menyebut dirinya sebagai Maryam.


(ken/nrl)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke