Maaf batanyo saketek dunsanak, dek ambo biaso batanyo talabiah dahulu; 
"dima kampuang tapek no Dora ko,
dima kampuang ayah dan dima kampuang Bundo nyo".

Tarimo kasih
EBR (53,Jkt)




________________________________
Dari: Dewis Natra <is.sikumb...@rantaunet.org>
Kepada: RantauNet <RantauNet@googlegroups.com>
Terkirim: Rab, 1 Juni, 2011 08:10:05
Judul: [R@ntau-Net] Perang si Padang versi Dora padusi Minang.

Dear Doens,
Mungkin alah banyak juo nan mambaco dari Kompas, identik jo perang si padang 
pak 
Zulkarnaen Kahar, mungkin inyo alun manang dalam perangko lai, perjuang seorang 
padusi minang 


Gadis Perkasa Itu Masih Tergolek…
http://cetak.kompas.com/read/2011/05/30/05114322/gadis.perkasa.itu.masih.tergolek…
 
Oleh Ingki Rinaldi
Terlahir sebagai anak pertama, Dora Indriyanti Tri Murni (25) punya   tanggung 
jawab besar bagi dua adiknya. Sejak remaja, dia berjuang keras   bagi cita-cita 
dan menafkahi adik-adiknya. Pagi kuliah, sore sampai   malam jadi petugas 
satpam, dini hari mengojek. Kini, gadis perkasa itu   terbaring di rumah sakit.
Hingga Minggu (29/5) sore, jenis penyakit Dora belum juga diketahui.   Darah 
segar masih kerap mengucur dari balik kulit kepalanya. Selang   infus juga 
masih 
menembus punggung tangannya. Demikian pula selang   oksigen yang terpaksa 
dimasukkan lewat lubang hidungnya.
Salah seorang sahabatnya, Wiwin Purnamasari (20), menunggui Dora  dengan  
setia. 
“Selang oksigennya baru dipasang sore ini,” kata Wiwin.
Tim dokter yang menangani Dora baru sebatas menduga keluarnya darah   secara 
tiba-tiba dari kepala sebagai tanda gangguan pada fungsi   trombosit. Dalam 
khazanah kedokteran ini lazim disebut trombopati.
Sejauh ini memang ada tiga dugaan jenis penyakit yang diderita Dora.   
Masing-masing terkait dengan gangguan pada sistem vaskular atau  pembuluh  
darah, gangguan pada fungsi trombosit atau trombopati tadi,  dan  gangguan pada 
fungsi koagulasi atau pembekuan darah.
“Dari tiga kemungkinan itu, sekarang ini mengerucut pada gangguan  fungsi  
trombosit atau trombopati dan kerapuhan vaskular,” kata dokter  Irza  Wahid 
yang 
menangani Dora. Ia menambahkan, di dalamnya termasuk  pula  dugaan terjadinya 
inflamasi pembuluh darah atau vaskulitis.
Tulang punggung
Sejak diberitakan media beberapa waktu lalu, termasuk Kompas (25/5),   banyak 
simpati mengalir untuk Dora. Meski begitu, kondisi gadis   kelahiran 
Payakumbuh, 
22 September 1985, itu masih memprihatinkan.
Bersama orangtuanya, Dora menghabiskan masa kecil hingga remaja di   Medan, 
Sumatera Utara. Pada usia remaja, dia sudah mencari uang sendiri   dengan 
menjadi kernet angkutan kota.
Lulus SMA tahun 2003, Dora merantau ke Batam. Di kota ini ia menjadi   operator 
mesin di salah satu pabrik elektronik dan bekerja demikian   giatnya. Hingga 
suatu hari ia tumbang setelah menanggung keletihan luar   biasa. Dora terjatuh 
dari lantai dua dengan kepala membentur sejumlah   anak tangga.
Pengobatan saat itu tidak tuntas dilakukan karena keterbatasan biaya.   Namun, 
dokter Irza menampik bahwa peristiwa itu menjadi salah satu  sebab  penyakit 
Dora saat ini.
Terjatuh dari tangga tak membuat Dora kapok bekerja. Justru ia  semakin  
terpacu 
karena dua adiknya, Dwi Indosi Novia Timurni (23) dan  Doni  Nofitra Adi Putra 
(17), masih memerlukan dirinya.
Sebelum dirawat di RSUP Dr M Djamil, Dora tinggal di kontrakan  bersama  
adiknya, Doni, dan dua sepupu mereka di Padang, sementara Dwi  Indosi  berada 
di 
Medan.
Tanggung jawab pada adik-adiknya makin menjadi setelah kematian  ibunya  pada 
2007 dan keputusan ayahnya untuk pergi ke Duri, Riau. Dia  pun  berupaya keras 
melakoni pekerjaan apa pun demi membiayai  adik-adiknya,  terutama Doni yang 
kini masih sekolah di SMAN 15, Padang.
Sadar bahwa banyak hambatan untuk bekerja kasar jika berpenampilan   sebagai 
wanita, sejak pindah ke Padang, Dora sengaja mengubah   identitasnya menjadi 
“pria” dengan nama panggilan Adit. Dengan   penampilan pria itulah ia pernah 
bekerja sebagai petugas satpam, tukang   bersih-bersih, hingga mengojek. Semua 
dilakukan demi menggapai   cita-citanya menjadi sarjana,
Dora antara lain pernah menjadi petugas satpam di PLTD Pauh Limo,   Padang. 
“Saya juga merangkap sebagai petugas kebersihan di sana,”   katanya lirih saat 
ditemui di rumah sakit. Ia juga tidak malu menjadi   buruh bangunan dan tukang 
ojek.
Dari hasil kerjanya itu, dia sekarang tercatat sebagai mahasiswa   semester VI 
di Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang. Dari hasil   kerjanya itu 
pula, dia membiayai sekolah dan makan dua adiknya.
Kesulitan yang dialami dan banyak orang di sekelilingnya adalah   motivasinya 
ingin menjadi sarjana hukum. Kata Dora, ia ingin jadi   pengacara agar bisa 
membantu orang-orang susah seperti dirinya.
Sambil kuliah, gadis yang berpenampilan tomboi tetapi berwajah manis  itu  
tetap 
bekerja keras. Pagi hingga sore ia kuliah, sementara waktu   sisanya digunakan 
untuk melakoni pekerjaan apa saja yang halal.
Hanya sekitar dua jam dalam sehari ia menggunakan waktunya untuk  tidur.  Ia 
pun 
setia dengan penampilan ala laki-laki demi sejumlah  pekerjaan  yang dilakoni 
serta sempat membuat beberapa mahasiswi kecele.
“Ada beberapa mahasiswi yang sempat suka sama Dora. Mereka pikir Dora   itu 
lelaki. Setelah tahu bahwa Dora perempuan, akhirnya jadi sahabat,”   kata 
Adriani Safitri, salah seorang sahabat Dora di kampus.
Fajar Wahyudi, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bung  Hatta  
menambahkan, semangat Dora memang seperti baja. “Waktu ada  pendaftaran  korps 
sukarela Palang Merah Indonesia, ia ngotot ikut terus  semua  tahapan 
pelatihannya meski kami tahu kondisinya kurang sehat,”  kata  Fajar.
Akhirnya dibuatlah semacam perjanjian, Dora bisa ikut pelatihan itu,   tetapi 
harus segera berhenti bila ia kemudian sakit. Namun, rangkaian   pelatihan 
selama satu tahun itu dapat dilalui Dora.
Fajar mengatakan, selama mengikuti perkuliahan, Dora kerap terlihat pucat. Ia 
juga pernah pingsan di kampus.
Kini, Dora harus beristirahat di rumah sakit. Mengistirahatkan fisik   yang 
terus dipacu bertahun-tahun. Semoga lekas sembuh pejuang keluarga   yang 
tangguh..

-- 
http://www.cimbuak.net
Kampuang nan jauah dimato dakek dijari

http://urangminang.wordpress.com
http://palantaminang.wordpress.com

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke