Re: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-28 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Sebagai perbandingan di Amerika Serikat, yang telah sukses melaksanakan
Pilpres, Pileg, dan Pilgub serentak setiap 4 tahun sekali dan 2 tahun
sekali untuk anggota Congress, ternyata pada tahun ini ditengarai ada usaha
untuk mencuranginya. Yang dicurigai adalah negara pesaing, Russia, yang
konon berpihak kepada Donald Trump, salah satu kandidat capres.

Lihat:

http://www.cbsnews.com/

Cuplikan :

U.S.

*More state election databases hacked than previously thought*

279Comments

CBS NEWSSep 28, 2016 7:35 PM EDT

Multiple law enforcement sources tell CBS News homeland security
correspondent Jeff Pegues that more U.S. state election databases have been
hacked than previously thought.

*According to sources, a total of about 10 states have had their systems
probed or breached by hackers, similar to what happened in Arizona and
Illinois.*

CBS News has learned that government officials are increasingly concerned
about Russian efforts to disrupt or influence the 2016 presidential
election.

Arizona and Illinois have already experienced attempted hacks of their
voter databases and earlier this month, U.S. officials said they are
expanding their inquiry because investigators believe additional states
have also seen hackers successfully probe their election systems.

Etc

On Sep 24, 2016 16:43, "Maturidi Donsan" <maturid...@gmail.com> wrote:


Temuan masalah di pilkada, tak boleh diabaikan, perbaikan pilkada semua
mengingkan.

Mematuhi UU dan Prosedur yang benar dalam pilkada-pemilu adalah dambaan
anak bangsa.

Pak Palito sebagi pelaku pilkada sudah memberikan keterangan cukup panjang
lebar menambah wawasan di lapau RN, terima kasih.



Maturidi



Pada 24 September 2016 12.30, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Adaik urang hanyuik, jilatang pun nyo gapai juo. Banto sahalai nyo pacik
> an juo baru.
>
> Jaan lah pak maturidi merujuk yang ka takah itu.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 12:15:00 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan
> juga diikuti
>
>
> Saya kuatir kalau PPK,PPS, KPPS  orang setempat seperti Glodog di DKI,
> bagaimana kira-kira memasuki kalau kebetulan partai pengusung tak ada
> disitu, ada saja partai pengusung dengan menampikan saksi-saksi, masih saja
> terjadi masalah (terlampir)
>
> Yang disampaikan pak Palito mungkin kebetulan ditempat beliau pemilu
> berjalan sesuai prosedur dan UU yang berlaku, kalau ditempat lain berujung
> ke MK, pemilu pilpres 2014, pilkada surabaya , dan yang terlampir diatas.
>
> Mudah-mudahan kedepan kita bisa menyaksikan pilkada dan pilpres yang
> berjalan sesuai UU yang berlaku
>
>
> Maturidi
>
>
> Pada 24 September 2016 10.41, Fashridjal M. Noor <
> fashridjalmn...@gmail.com> menulis:
>
>> Kutipan
>>
>> "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. "
>>
>> Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional
>> Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa
>> sendiri
>> .
>> Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada
>>
>> On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" <
>> rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>>
>>> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak.
>>>
>>>
>>> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal
>>> pelaksanaan pemilu.
>>>
>>> Iko link nyo.
>>>
>>> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apres
>>> iasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia
>>>
>>> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak
>>> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan
>>> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek
>>> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp).
>>>
>>> Imran, tingga di padang, 40 +
>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> --
>>> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
>>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700
>>> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
>>> diikuti
>>>
>>> Kutipan
>>>
>>> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di du

Re: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-24 Terurut Topik Maturidi Donsan
Temuan masalah di pilkada, tak boleh diabaikan, perbaikan pilkada semua
mengingkan.

Mematuhi UU dan Prosedur yang benar dalam pilkada-pemilu adalah dambaan
anak bangsa.

Pak Palito sebagi pelaku pilkada sudah memberikan keterangan cukup panjang
lebar menambah wawasan di lapau RN, terima kasih.



Maturidi



Pada 24 September 2016 12.30, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Adaik urang hanyuik, jilatang pun nyo gapai juo. Banto sahalai nyo pacik
> an juo baru.
>
> Jaan lah pak maturidi merujuk yang ka takah itu.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 12:15:00 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan
> juga diikuti
>
>
> Saya kuatir kalau PPK,PPS, KPPS  orang setempat seperti Glodog di DKI,
> bagaimana kira-kira memasuki kalau kebetulan partai pengusung tak ada
> disitu, ada saja partai pengusung dengan menampikan saksi-saksi, masih saja
> terjadi masalah (terlampir)
>
> Yang disampaikan pak Palito mungkin kebetulan ditempat beliau pemilu
> berjalan sesuai prosedur dan UU yang berlaku, kalau ditempat lain berujung
> ke MK, pemilu pilpres 2014, pilkada surabaya , dan yang terlampir diatas.
>
> Mudah-mudahan kedepan kita bisa menyaksikan pilkada dan pilpres yang
> berjalan sesuai UU yang berlaku
>
>
> Maturidi
>
>
> Pada 24 September 2016 10.41, Fashridjal M. Noor <
> fashridjalmn...@gmail.com> menulis:
>
>> Kutipan
>>
>> "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. "
>>
>> Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional
>> Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa
>> sendiri
>> .
>> Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada
>>
>> On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" <
>> rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>>
>>> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak.
>>>
>>>
>>> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal
>>> pelaksanaan pemilu.
>>>
>>> Iko link nyo.
>>>
>>> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apres
>>> iasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia
>>>
>>> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak
>>> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan
>>> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek
>>> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp).
>>>
>>> Imran, tingga di padang, 40 +
>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> --
>>> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
>>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700
>>> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
>>> diikuti
>>>
>>> Kutipan
>>>
>>> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia."
>>>
>>> Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi
>>>
>>> Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja
>>>
>>> On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote:
>>>
>>>> Izin share, smoga ado manfaatnyo
>>>>
>>>> Assalamualaikum wr wb
>>>>
>>>> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN*
>>>>
>>>> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku
>>>> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku
>>>> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku
>>>> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku
>>>> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku
>>>> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi
>>>> perampok bangsa ini
>>>>
>>>> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih
>>>>
>>>> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan
>>>> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI*
>>>>
>>>> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan
>>>&g

Bls: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Adaik urang hanyuik, jilatang pun nyo gapai juo. Banto sahalai nyo pacik an juo 
baru. 

Jaan lah pak maturidi merujuk yang ka takah itu. 


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 24 Sep 2016 12:15:00 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga 
diikuti

Saya kuatir kalau PPK,PPS, KPPS  orang setempat seperti Glodog di DKI,
bagaimana kira-kira memasuki kalau kebetulan partai pengusung tak ada
disitu, ada saja partai pengusung dengan menampikan saksi-saksi, masih saja
terjadi masalah (terlampir)

Yang disampaikan pak Palito mungkin kebetulan ditempat beliau pemilu
berjalan sesuai prosedur dan UU yang berlaku, kalau ditempat lain berujung
ke MK, pemilu pilpres 2014, pilkada surabaya , dan yang terlampir diatas.

Mudah-mudahan kedepan kita bisa menyaksikan pilkada dan pilpres yang
berjalan sesuai UU yang berlaku


Maturidi


Pada 24 September 2016 10.41, Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com>
menulis:

> Kutipan
>
> "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. "
>
> Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional
> Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa
> sendiri
> .
> Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada
>
> On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" <
> rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>
>> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak.
>>
>>
>> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal
>> pelaksanaan pemilu.
>>
>> Iko link nyo.
>>
>> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apres
>> iasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia
>>
>> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak
>> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan
>> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek
>> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp).
>>
>> Imran, tingga di padang, 40 +
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700
>> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
>> diikuti
>>
>> Kutipan
>>
>> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia."
>>
>> Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi
>>
>> Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja
>>
>> On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote:
>>
>>> Izin share, smoga ado manfaatnyo
>>>
>>> Assalamualaikum wr wb
>>>
>>> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN*
>>>
>>> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku
>>> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku
>>> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku
>>> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku
>>> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku
>>> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi
>>> perampok bangsa ini
>>>
>>> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih
>>>
>>> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan
>>> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI*
>>>
>>> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan menjadi
>>> salah satu pasangan Sandi Uno  malah menjadi MC pengumuman pasangan Anies
>>> baswedan dan Sandi Uno malam ini. Bravo Mardani !!!
>>>
>>> 2.Pertanyaan  Pak Prabowo kepada para wartawan , sudah makan belum ?
>>> (sebelumnya memang disediakan makan dari dapur pak PS) ..bukti mengorangkan
>>> manusia walau sering diserang di media massa maupun di sosial media... Juga
>>> terima kasih tak terhingga dari beliau  kepada para wartawan telah bersedia
>>> menunggu..
>>>
>>> 3. Luasnya hati pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman bersedia mengusung
>>> salah satu “pencela  mereka“ terutama sikap Anies Baswedan yang pernah
>>> mencela habis habisan Pak PS, karena Anies Baswedan adalah salah satu Tim
>>> Pemenangan Jokowi JK...
>>>
>>> Pelajaran untuk 

Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Kutipan

"Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. "

Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional
Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa
sendiri
.
Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada

On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" <
rantaunet@googlegroups.com> wrote:

> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak.
>
>
> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal
> pelaksanaan pemilu.
>
> Iko link nyo.
>
> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apresiasi-kualitas-
> penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia
>
> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak
> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan
> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek
> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp).
>
> Imran, tingga di padang, 40 +
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700
> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
> diikuti
>
> Kutipan
>
> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia."
>
> Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi
>
> Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja
>
> On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote:
>
>> Izin share, smoga ado manfaatnyo
>>
>> Assalamualaikum wr wb
>>
>> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN*
>>
>> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku
>> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku
>> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku
>> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku
>> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku
>> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi perampok
>> bangsa ini
>>
>> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih
>>
>> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan
>> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI*
>>
>> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan menjadi
>> salah satu pasangan Sandi Uno  malah menjadi MC pengumuman pasangan Anies
>> baswedan dan Sandi Uno malam ini. Bravo Mardani !!!
>>
>> 2.Pertanyaan  Pak Prabowo kepada para wartawan , sudah makan belum ?
>> (sebelumnya memang disediakan makan dari dapur pak PS) ..bukti mengorangkan
>> manusia walau sering diserang di media massa maupun di sosial media... Juga
>> terima kasih tak terhingga dari beliau  kepada para wartawan telah bersedia
>> menunggu..
>>
>> 3. Luasnya hati pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman bersedia mengusung salah
>> satu “pencela  mereka“ terutama sikap Anies Baswedan yang pernah mencela
>> habis habisan Pak PS, karena Anies Baswedan adalah salah satu Tim
>> Pemenangan Jokowi JK...
>>
>> Pelajaran untuk Anies .. Pujian tak hingga untuk pak Prabowo Subianto...
>> sikap yang harus diteladani .. Sikap elegan, sikap tak dendam, sikap
>> melupakan...bahkan ketika Anies Baswedan tengah terpuruk, dibuang dan
>> berusaha dilupakan oleh rezim Jokowi JK. Anies Baswedan diambil oleh pak PS
>> dan dimuliakan menjadi calon Gubernur lagi, bukan sekedar calon wakil
>> Gubernur...Luar biasa khan
>>
>> .. Semoga membuka sikap nasionalis pak Anies menjadi makin
>> terbangun..Orang boleh pintar tapi nasionalisme bukan
>> dipelajari...nasionalisme itu ada di hati.  Semoga Anies  bisa  mengerti
>> dan berjuang bukan hanya cari jabatan, tapi berkorban untuk bangsa, makin
>> tahu membedakan siapa sebenarnya teman sejati...
>>
>> Sikap menang tanpa ngasorake.. menang tanpa merendahkan telah ditunjukan
>> oleh pak PS dan pak Sohibul Iman kepada Anies Baswedan.. Thumb !!!
>>
>> 4. Sikap Sandi Uno, bersedia menjadi calon Wagub DKI dan merelakan Pak
>> Anies sebagai Cagub..Padahal  secara finansial Sandi  jauh lebih kaya,
>> lebih berhasil, namun keberanian berkorban dan sikap militansi kepada pak
>> PS telah ditunjukan oleh  Sandi. Good Job..
>>
>> Contoh contoh kecil di atas yang mungkin tidak terbaca oleh sebagian
>> besar rakyat .. Cermin inilah yang dicontohkan pemimpin negeri , mungkin
>> juga mereka sendiri dengan tak sadar melakukannya , menjadi cermin diri
>> dalam upaya mengorang

Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. 


Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal pelaksanaan 
pemilu. 

Iko link nyo. 

http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apresiasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia
 

Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak almarhum 
ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan internasional yg 
didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek muhammad (ketua bawaslu ri) 
dan jimly ashidiqie (ketua dkpp). 

Imran, tingga di padang, 40 + 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 
To: Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Kutipan

"Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia."

Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi

Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja

On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote:

> Izin share, smoga ado manfaatnyo
>
> Assalamualaikum wr wb
>
> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN*
>
> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku
> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku
> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku
> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku
> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku
> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi perampok
> bangsa ini
>
> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih
>
> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan
> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI*
>
> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan menjadi
> salah satu pasangan Sandi Uno  malah menjadi MC pengumuman pasangan Anies
> baswedan dan Sandi Uno malam ini. Bravo Mardani !!!
>
> 2.Pertanyaan  Pak Prabowo kepada para wartawan , sudah makan belum ?
> (sebelumnya memang disediakan makan dari dapur pak PS) ..bukti mengorangkan
> manusia walau sering diserang di media massa maupun di sosial media... Juga
> terima kasih tak terhingga dari beliau  kepada para wartawan telah bersedia
> menunggu..
>
> 3. Luasnya hati pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman bersedia mengusung salah
> satu “pencela  mereka“ terutama sikap Anies Baswedan yang pernah mencela
> habis habisan Pak PS, karena Anies Baswedan adalah salah satu Tim
> Pemenangan Jokowi JK...
>
> Pelajaran untuk Anies .. Pujian tak hingga untuk pak Prabowo Subianto...
> sikap yang harus diteladani .. Sikap elegan, sikap tak dendam, sikap
> melupakan...bahkan ketika Anies Baswedan tengah terpuruk, dibuang dan
> berusaha dilupakan oleh rezim Jokowi JK. Anies Baswedan diambil oleh pak PS
> dan dimuliakan menjadi calon Gubernur lagi, bukan sekedar calon wakil
> Gubernur...Luar biasa khan
>
> .. Semoga membuka sikap nasionalis pak Anies menjadi makin
> terbangun..Orang boleh pintar tapi nasionalisme bukan
> dipelajari...nasionalisme itu ada di hati.  Semoga Anies  bisa  mengerti
> dan berjuang bukan hanya cari jabatan, tapi berkorban untuk bangsa, makin
> tahu membedakan siapa sebenarnya teman sejati...
>
> Sikap menang tanpa ngasorake.. menang tanpa merendahkan telah ditunjukan
> oleh pak PS dan pak Sohibul Iman kepada Anies Baswedan.. Thumb !!!
>
> 4. Sikap Sandi Uno, bersedia menjadi calon Wagub DKI dan merelakan Pak
> Anies sebagai Cagub..Padahal  secara finansial Sandi  jauh lebih kaya,
> lebih berhasil, namun keberanian berkorban dan sikap militansi kepada pak
> PS telah ditunjukan oleh  Sandi. Good Job..
>
> Contoh contoh kecil di atas yang mungkin tidak terbaca oleh sebagian besar
> rakyat .. Cermin inilah yang dicontohkan pemimpin negeri , mungkin juga
> mereka sendiri dengan tak sadar melakukannya , menjadi cermin diri dalam
> upaya mengorangkan manusia dan masyarakat Jakarta khusunya dan Indonesia
> pada umumnya.
>
> Pada tanggal 24 Sep 2016 06.27, "Maturidi Donsan" <maturid...@gmail.com>
> menulis:
>
>>
>> Untuki Pilkada DKI siapa  yang diusung asal Muslim dan punya pengalaman
>> tugas, tak ada masalah, timses harus kerja keras dari sekarang terutama
>> mencari data valid DPT maupun penduduk masing-masing RW di DKI. Kalau ini
>> terlambat, akan kecolongan. Memang ini makan biaya. Kemungkinan migran
>> masuk untuk menambah suara pihak sebelah harus diwaspadai.
>>
>> Maturidi
>>
>> Pada 23 September 2016 11.02, Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com>
>> menulis:
>>
>>> http://www.an

Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
uridi
>>>>
>>>>
>>>> Matuidi
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet <
>>>> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>>>>
>>>>> Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana
>>>>> juga jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo.
>>>>>
>>>>> Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan
>>>>> warganya banyak dari daerah hinterland.
>>>>>
>>>>> Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus
>>>>> memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP).
>>>>>
>>>>> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP)
>>>>> harus bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta.
>>>>>
>>>>> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU.
>>>>> Karena, pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh 
>>>>> penduduk
>>>>> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya.
>>>>>
>>>>> Dimana permainan curangnya?
>>>>>
>>>>> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari
>>>>> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan.
>>>>>
>>>>> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa
>>>>> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI.
>>>>>
>>>>> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main
>>>>> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk
>>>>> didaftarkan jadi pemilih.
>>>>>
>>>>> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun
>>>>> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka
>>>>> kedalam daftar pemilih.
>>>>>
>>>>> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan
>>>>> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika
>>>>> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos.
>>>>>
>>>>> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan
>>>>> secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan
>>>>> calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja 
>>>>> tidak,
>>>>> oleh para pihak.
>>>>>
>>>>> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang
>>>>> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah
>>>>> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017.
>>>>>
>>>>> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan
>>>>> dimulainya? Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data
>>>>> pemilih ini sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS.
>>>>>
>>>>> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam
>>>>> rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh
>>>>> masyarakat sekitar TPS.
>>>>>
>>>>> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta
>>>>> yang penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga.
>>>>>
>>>>> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk
>>>>> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang
>>>>> jadi pemenang.
>>>>>
>>>>>
>>>>> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN
>>>>> CURANG ini dilakukan.
>>>>>
>>>>> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk
>>>>> mencoblos calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai
>>>>> pemilih, dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan
>>>>>
>>>>>
>>>>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini?
>>>>>
>>>>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa
>>>>> mencapai 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per
>>>>> satu, apakah benar nama-nama ya

Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik Aryandi MM
artu keluarga dan/atau KTP).
>>>>
>>>> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus
>>>> bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta.
>>>>
>>>> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena,
>>>> pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk
>>>> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya.
>>>>
>>>> Dimana permainan curangnya?
>>>>
>>>> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari
>>>> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan.
>>>>
>>>> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa
>>>> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI.
>>>>
>>>> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main
>>>> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk
>>>> didaftarkan jadi pemilih.
>>>>
>>>> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun
>>>> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka
>>>> kedalam daftar pemilih.
>>>>
>>>> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan
>>>> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika
>>>> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos.
>>>>
>>>> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan
>>>> secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan
>>>> calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak,
>>>> oleh para pihak.
>>>>
>>>> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang
>>>> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah
>>>> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017.
>>>>
>>>> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan
>>>> dimulainya? Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data
>>>> pemilih ini sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS.
>>>>
>>>> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam
>>>> rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh
>>>> masyarakat sekitar TPS.
>>>>
>>>> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta
>>>> yang penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga.
>>>>
>>>> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk
>>>> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang
>>>> jadi pemenang.
>>>>
>>>>
>>>> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN
>>>> CURANG ini dilakukan.
>>>>
>>>> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos
>>>> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih,
>>>> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan
>>>>
>>>>
>>>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini?
>>>>
>>>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai
>>>> 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah
>>>> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat.
>>>>
>>>> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo
>>>> nyo lai. Lah tasorong mako ka tau..
>>>>
>>>> Semoga sharingnya bermanfaat.
>>>>
>>>> Imran, tingga di padang.
>>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>>> --
>>>> *From: * palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
>>>> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 +
>>>> *To: *mailing list<rantaunet@googlegroups.com>
>>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>>> *Subject: *Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
>>>> diikuti
>>>>
>>>> Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya
>>>> sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy
>>>> (pengalih perhatian) semata...
>>>>
>>>>
>>>> Sampai 

Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Kalau e-ktp nya sudah disiapkan berarti sudah jadi penduduk DKI Jakarta itu pak 
maturidi. Jangan lagi bapak berpikir penggelembungan..

Karena, utk bisa dapat KTP atau KK DKI Jakarta itu, syarat administrasi nya 
juga banyak. Tak bisa serta merta. 

Di dalam DPS maupun DPT itu, ada sekitar 17 data elemen kependudukan yang harus 
dilengkapi. Mulai dari nama, tempat lahir, tgl lahir, jenis kelamin, nomor NIK, 
nomor KK hingga RT dan RW tempat domisili penduduk yang bersangkutan. 

Perlu digaris bawahi, PEMILIH DI setiap TPS adalah PENDUDUK SETEMPAT yang 
elemen datanya bisa dilihat secara jelas dan rinci dalam DPS maupun DPT atau 
daftar pemilihan tambahan (DPT Tb). 

Jika ada PEMILIH dalam DPS / DPT yang elemen data kependudukannya kosong, yakin 
lah, pemilih tersebut potensi bodong alias bukan penduduk yang bermukim di 
sekitar TPS tersebut. 


Sistem pemilu maupun pilkada ini, sebenarnya sudah dirancang dengan sistem 
pengawasan melekat. 

Ini logikanya, 


1. pemilih harus merupakan warga sekitar TPS (dibuktikan dengan 17 data elemen 
kependudukan)

2. jumlah maksimal per TPS sebanyak 800 orang (pilkada), 500 orang (pemilu)

3. Penyelenggara di TPS (KPPS), haruslah tokoh masyarakat di TPS tersebut. 
Tujuannya, bisa mengidentifikasi secara dini, setiap pemilih yg datang. Jika 
tak kenal, tentu akan dikenali secara langsung. 

4. Masuk TPS saat Pencoblosan disertai absensi. Dimana data yang ada dalam 
surat pemberitahuan memilih, dicocokan dengan DPT

5. Di TPS ada saksi paslon dan pemantau serta masyarakat yang bisa jadi 
merupakan Timses. 

6.  Penghitungan suara dilakukan secara terbuka. 

7. Hasil penghitungan suara yang dirangkum dalam form C1, dipublish secara 
online di website KPU. 

8. Rekapitulasi penghitungan suara juga dilakukan dalam rapat terbuka yang 
menghadirkan tokoh masyarakat. 

Demikian pak maturidi dan warga palanta lainnya. Pemilu kita ini telah diakui 
yang terbaik di dunia. Jangan curiga namun mari kita kritisi setiap celah yang 
mungkin masih bisa jadi praktek culas. 

Semoga sharingnya bermanfaat. 

Imran, tingga di padang. 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 23 Sep 2016 10:12:59 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Kerja berat partai  koalisi menghadapi  Pilkada DKI 2017, ditambah lagi
kalau suara  pecah tiga.

Penggelembungan DPT...

Apa bisa ditembus daerah glodok dan konsentrasi non pri lainnya, disistu
PPK, PPS dan KPPS nya mereka semua. Apalagi  kalau EKTP nya sudah disiapka
lebih dulu.

Mudah-mudahan dimulai dari sekarang koalisi aktif ikut mendata
konsentrasi-konsentrasi yang rawan penggelembungan.

Selamat pilkada DKI 2017

Maturidi


Matuidi




Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana juga
> jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo.
>
> Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan
> warganya banyak dari daerah hinterland.
>
> Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus
> memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP).
>
> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus
> bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta.
>
> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena,
> pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk
> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya.
>
> Dimana permainan curangnya?
>
> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari
> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan.
>
> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa
> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI.
>
> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main
> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk
> didaftarkan jadi pemilih.
>
> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun
> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka
> kedalam daftar pemilih.
>
> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan
> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika
> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos.
>
> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan secara
> terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan calon
> apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, oleh
> para pihak.
>
> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU

Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-23 Terurut Topik Maturidi Donsan
lah dibayar utk mencoblos
>>> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih,
>>> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan
>>>
>>>
>>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini?
>>>
>>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai
>>> 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah
>>> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat.
>>>
>>> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo
>>> nyo lai. Lah tasorong mako ka tau..
>>>
>>> Semoga sharingnya bermanfaat.
>>>
>>> Imran, tingga di padang.
>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> --
>>> *From: * palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
>>> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 +
>>> *To: *mailing list<rantaunet@googlegroups.com>
>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Subject: *Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
>>> diikuti
>>>
>>> Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya
>>> sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy
>>> (pengalih perhatian) semata...
>>>
>>>
>>> Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan
>>> rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalnya secara rigit di
>>> UU Pilkada dan Peraturan KPU). saya lupa pasal berapanya.
>>>
>>> Lalu, kenapa kita masih ribut saja dengan sedot menyedot data itu.
>>> Padahal, itu tak dianggap.
>>>
>>> Pertanyaan skrg, Kenapa ditampilkan secara digital oleh KPU?
>>>
>>> 1. Itu diniatkan KPU untuk terbuka alias transparansi.
>>>
>>> 2. Kemudian, masyarakat punya alat ukur untuk membanding dan mengkoreksi
>>> jika ada indikasi permainan ditingkat penyelenggara. Minimal di TPS dia
>>> berdomisili.
>>>
>>> Jika setiap orang baik dan berintegritas di TPS melakukan cross check
>>> secara daring (online), tentu validitas nya akan makin teruji.
>>>
>>> 3. Selanjutnya, utk memberi kemudahan bagi masyarakat yang selalu tak
>>> sabaran menanti hasil akhir pemilu.
>>>
>>> Yang perlu digaris bawahi, yang dianggap SAH adalah penghitungan MANUAL.
>>>
>>> Penghitungan manual ini, dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang
>>> menghadirkan para pihak terkait sampai tokoh2 masyarakat.
>>>
>>> Demikian pak maturidi.
>>>
>>> Selain itu, yang saya yakini, sekarang ini proses pencoblosan dan
>>> penghitungan suara pilkada, sudah sedemikian terbuka dan transparan.
>>>
>>> Jangan lah kita terus terjebak isu murahan. Sekarang ini, ay kita
>>> pahami aturan main di pilkada.
>>>
>>> Bapak bisa sedot aturan main pilkada itu di website KPU dengan alamat
>>> www.kpu.go.id/jdih.
>>>
>>> Ayo kita kawal pemilu ini berjalan sesuai ketentuan.
>>>
>>> Imran
>>> Tingga di padang, pernah jadi PPK pilkada 2015.
>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> --
>>> *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
>>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 15:59:20 +0700
>>> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Subject: *Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
>>> diikuti
>>>
>>> Tk pak Palito.
>>>
>>> Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan
>>> malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2
>>> pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang
>>> cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS.
>>>
>>> Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak
>>> mungkin lagi karena sudah begitu ketat.
>>>
>>> Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini:
>>>
>>> *Saafroedin Bahar*
>>> <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1?hc_ref=NEWSFEED=nf>
>>>
>>> 20 jam
>>> <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1/posts/1443491782343934> ·
>>>
>>> [image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png]
>>>
>>> Mengingat pengalaman pahit 

Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik Fitrianto
http://www.antaranews.com/berita/166820/presiden-perwira-tni-polri-jangan-bercita-cita-jadi-gubernur



2016-09-22 23:12 GMT-04:00 Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>:

>
> Kerja berat partai  koalisi menghadapi  Pilkada DKI 2017, ditambah lagi
> kalau suara  pecah tiga.
>
> Penggelembungan DPT...
>
> Apa bisa ditembus daerah glodok dan konsentrasi non pri lainnya, disistu
> PPK, PPS dan KPPS nya mereka semua. Apalagi  kalau EKTP nya sudah disiapka
> lebih dulu.
>
> Mudah-mudahan dimulai dari sekarang koalisi aktif ikut mendata
> konsentrasi-konsentrasi yang rawan penggelembungan.
>
> Selamat pilkada DKI 2017
>
> Maturidi
>
>
> Matuidi
>
>
>
>
> Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>
>> Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana
>> juga jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo.
>>
>> Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan
>> warganya banyak dari daerah hinterland.
>>
>> Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus
>> memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP).
>>
>> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus
>> bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta.
>>
>> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena,
>> pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk
>> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya.
>>
>> Dimana permainan curangnya?
>>
>> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari
>> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan.
>>
>> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa
>> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI.
>>
>> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main
>> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk
>> didaftarkan jadi pemilih.
>>
>> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun
>> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka
>> kedalam daftar pemilih.
>>
>> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan
>> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika
>> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos.
>>
>> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan
>> secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan
>> calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak,
>> oleh para pihak.
>>
>> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang
>> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah
>> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017.
>>
>> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan dimulainya?
>> Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data pemilih ini
>> sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS.
>>
>> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam
>> rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh
>> masyarakat sekitar TPS.
>>
>> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta yang
>> penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga.
>>
>> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk
>> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang
>> jadi pemenang.
>>
>>
>> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN CURANG
>> ini dilakukan.
>>
>> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos
>> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih,
>> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan
>>
>>
>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini?
>>
>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai
>> 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah
>> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat.
>>
>> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo nyo
>> lai. Lah tasorong mako ka tau..
>>
>> Semoga sharingnya bermanfaat.
>>
>> Imran, tingga di padang.
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: * palit

Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik Maturidi Donsan
Kerja berat partai  koalisi menghadapi  Pilkada DKI 2017, ditambah lagi
kalau suara  pecah tiga.

Penggelembungan DPT...

Apa bisa ditembus daerah glodok dan konsentrasi non pri lainnya, disistu
PPK, PPS dan KPPS nya mereka semua. Apalagi  kalau EKTP nya sudah disiapka
lebih dulu.

Mudah-mudahan dimulai dari sekarang koalisi aktif ikut mendata
konsentrasi-konsentrasi yang rawan penggelembungan.

Selamat pilkada DKI 2017

Maturidi


Matuidi




Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana juga
> jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo.
>
> Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan
> warganya banyak dari daerah hinterland.
>
> Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus
> memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP).
>
> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus
> bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta.
>
> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena,
> pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk
> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya.
>
> Dimana permainan curangnya?
>
> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari
> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan.
>
> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa
> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI.
>
> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main
> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk
> didaftarkan jadi pemilih.
>
> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun
> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka
> kedalam daftar pemilih.
>
> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan
> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika
> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos.
>
> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan secara
> terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan calon
> apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, oleh
> para pihak.
>
> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang
> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah
> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017.
>
> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan dimulainya?
> Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data pemilih ini
> sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS.
>
> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam rapat
> yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh masyarakat
> sekitar TPS.
>
> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta yang
> penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga.
>
> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk
> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang
> jadi pemenang.
>
>
> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN CURANG
> ini dilakukan.
>
> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos
> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih,
> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan
>
>
> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini?
>
> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai 75
> persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah
> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat.
>
> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo nyo
> lai. Lah tasorong mako ka tau..
>
> Semoga sharingnya bermanfaat.
>
> Imran, tingga di padang.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --------------
> *From: * palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 +
> *To: *mailing list<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga
> diikuti
>
> Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya
> sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy
> (pengalih perhatian) semata...
>
>
> Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan
> rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalny

Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana juga jadi 
perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo. 

Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan warganya 
banyak dari daerah hinterland.   

Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus memiliki 
dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP). 

Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus bisa 
dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. 

Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena, pada 
2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk Indonesia telah 
menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. 

Dimana permainan curangnya? 

1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari elemen 
panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. 

2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa seseorang 
utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. 

3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main curang, 
memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk didaftarkan jadi 
pemilih. 

Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun telah 
dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka kedalam daftar 
pemilih. 

Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan mulus-mulus 
saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika telah terdaftar, 
maka mereka berhak ikut mencoblos. 

Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan secara 
terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan calon apalagi 
partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, oleh para pihak. 

Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang bisa 
diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah seseorang telah 
tercatat sebagai pemilih pilkada 2017. 

Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan dimulainya? 
Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data pemilih ini 
sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS. 

Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam rapat yang 
bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh masyarakat sekitar 
TPS.  

Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta yang 
penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga. 

Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk haram" 
ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang jadi 
pemenang. 


Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN CURANG ini 
dilakukan. 

Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos calon 
tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih, dihari 
pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan


Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini?  

Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai 75 
persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah benar 
nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat.

 Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo nyo lai. 
Lah tasorong mako ka tau..

Semoga sharingnya bermanfaat. 

Imran, tingga di padang. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
Date: Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 
To: mailing list<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya sebagian 
kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy (pengalih 
perhatian) semata... 


Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan 
rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalnya secara rigit di UU 
Pilkada dan Peraturan KPU). saya lupa pasal berapanya. 

Lalu, kenapa kita masih ribut saja dengan sedot menyedot data itu. Padahal, itu 
tak dianggap. 

Pertanyaan skrg, Kenapa ditampilkan secara digital oleh KPU? 

1. Itu diniatkan KPU untuk terbuka alias transparansi.

2. Kemudian, masyarakat punya alat ukur untuk membanding dan mengkoreksi jika 
ada indikasi permainan ditingkat penyelenggara. Minimal di TPS dia berdomisili. 

Jika setiap orang baik dan berintegritas di TPS melakukan cross check secara 
daring (online), tentu validitas nya akan makin teruji. 
 
3. Selanjutnya, utk memberi kemudahan bagi masyarakat yang selalu tak sabaran 
menanti hasil akhir pemilu.  

Yang perlu digaris bawahi, yang dianggap SAH adalah penghitungan MANUAL. 

Penghitungan manual ini, dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang menghadirkan 
para pihak terkait sampai tokoh2 masyarakat. 

Demikian pak maturidi. 

Selain itu, yang saya yakini, sek

Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Sebagian besar dari kita memang masih menaruh curiga ke penyelenggara pak RP 


Kenapa begitu? Karena, sebagian besar dari kita masih terpola pemikiran lama. 
Sementara, konteks kekinian, zaman sudah jauh berubah. Aturan telah banyak 
berganti jadi aturan yang lebih baik. 

Nan awak, masih curiga ka curiga se. 

Setiap kali bimbingan teknis ke penyelenggara baik itu KPPS, PPS, PPK maupun 
KPU, yang ditekankan itu pertama kali adalah sanksi PIDANA jika main-main. 
Kurungan 6 bulan atau denda jutaan rupiah, bagi yg terbukti bermain. 

Cukup banyak komisioner KPU dan panitia adhoc yang diberhentikan DKPP karena 
terbukti masih main curang. Sila di cek ke website www.dkpp.go.id

Sepanjang dilaksanakan transparan, yakin lah bakal tak ada permainan disitu. 

Demikian pak RP semoga sharing info nya bermanfaat. 

Imran, tingga di padang 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "'RAMADHANIL' via RantauNet" <rantaunet@googlegroups.com>
Date: Thu, 22 Sep 2016 11:21:29 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di 
tingkat TPS?Mungkin karena Pengemban amanah tidak  dipercayaiMungkin karena 
langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.Mungkin karena 
banyak orang yang tidak jujur.
Wassalam,RP. Palu- Sulawesi Tengah

 

Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> 
menulis:
 

 Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah 
saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah 
tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai 
dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak 
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini: 

SaafroedinBahar20 jam · Mengingatpengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah 
merupakan suatu hal yg mutlak utkmemperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk 
kecurangan. Perkirakanlah dengancermat, dan gagalkan.Top of 
FormSukaTunjukkanlebih banyak tanggapanKomentariBagikan50 Pelmi Dt Sati 
Mahadirajo dan 49 lainnyaKomentarBottom of FormPelmi Dt Sati Mahadirajo Agar 
tidak terulangPermainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik 
pemilu )setiapTPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader 
yang benar2 Mauberbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan 
lah kaderPartai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan 
Hasil TPS TPSnantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan 
Sementaracrosceklangsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS 
...? hati2 wargasiluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau 
pelaksanaan pemungutandan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah 
dan Kecamatan sertasampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan 
SIBUK SAAT KAMPANYEDAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 
Pilkada...(Y) (Y) (Y)kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai 
Pemantau Pemilu janganterulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI 
SUDAH MERASAKANPENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan 
Berbangsa danBernegara.
Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak 
Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet 
<rantaunet@googlegroups.com> menulis:

Pak maturidi. 
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil 
penghitungan suara. 

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai 
dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. 

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap 
tingkatan rekapitulasi. 

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi 
kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. 

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara 
maupun rekapitulasi berjenjang. 

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar 
lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara 
di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro 
itu. 

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. 

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya 
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan 
fajar. 

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi 
pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. 

Utk tambahan info, pemerintah juga tel

Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya sebagian 
kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy (pengalih 
perhatian) semata... 


Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan 
rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalnya secara rigit di UU 
Pilkada dan Peraturan KPU). saya lupa pasal berapanya. 

Lalu, kenapa kita masih ribut saja dengan sedot menyedot data itu. Padahal, itu 
tak dianggap. 

Pertanyaan skrg, Kenapa ditampilkan secara digital oleh KPU? 

1. Itu diniatkan KPU untuk terbuka alias transparansi.

2. Kemudian, masyarakat punya alat ukur untuk membanding dan mengkoreksi jika 
ada indikasi permainan ditingkat penyelenggara. Minimal di TPS dia berdomisili. 

Jika setiap orang baik dan berintegritas di TPS melakukan cross check secara 
daring (online), tentu validitas nya akan makin teruji. 
 
3. Selanjutnya, utk memberi kemudahan bagi masyarakat yang selalu tak sabaran 
menanti hasil akhir pemilu.  

Yang perlu digaris bawahi, yang dianggap SAH adalah penghitungan MANUAL. 

Penghitungan manual ini, dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang menghadirkan 
para pihak terkait sampai tokoh2 masyarakat. 

Demikian pak maturidi. 

Selain itu, yang saya yakini, sekarang ini proses pencoblosan dan penghitungan 
suara pilkada, sudah sedemikian terbuka dan transparan. 

Jangan lah kita terus terjebak isu murahan. Sekarang ini, ay kita pahami 
aturan main di pilkada. 

Bapak bisa sedot aturan main pilkada itu di website KPU dengan alamat 
www.kpu.go.id/jdih. 

Ayo kita kawal pemilu ini berjalan sesuai ketentuan. 

Imran
Tingga di padang, pernah jadi PPK pilkada 2015. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 22 Sep 2016 15:59:20 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan
malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2
pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang
cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini:

*Saafroedin Bahar*
<https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1?hc_ref=NEWSFEED=nf>

20 jam <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1/posts/1443491782343934>
·

[image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png]

Mengingat pengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal
yg mutlak utk memperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan.
Perkirakanlah dengan cermat, dan gagalkan.

Top of Form

Suka <https://www.facebook.com/>Tunjukkan lebih banyak tanggapan

Komentari <https://www.facebook.com/>Bagikan <https://www.facebook.com/>

50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnya
<https://www.facebook.com/ufi/reaction/profile/browser/?ft_ent_identifier=1443491782343934=15502673813>

*Komentar*

[image: Pelmi Dt Sati Mahadirajo]
<https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi>

Bottom of Form

Pelmi Dt Sati Mahadirajo
<https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi> Agar tidak
terulang Permainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik
pemilu )setiap TPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader
kader yang benar2 Mau berbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi ,
pergunakan lah kader Partai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam
pemantaauan Hasil TPS TPS nantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan
Sementaracroscek langsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu
TPS ...? hati2 warga siluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat
Lurah dan Kecamatan serta sampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA
KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYE DAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap
langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y) kalau bisa biayai para mahasiswa untuk
sebagai Pemantau Pemilu jangan terulang lagi kecolongan Pemilu
2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKAN PENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah
sangat susah kehidupan Berbangsa dan Bernegara.


Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin
pak Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Pak maturidi.
> Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
> penghitungan suara.
>
> Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS
>
> Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjan

Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
ga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
--
*From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
*Sender: * rantaunet@googlegroups.com
*Date: *Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700
*To: *rantaunet@googlegroups.com>
*ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
*Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti


Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h

Tk  infonya pak Imran.
Di TPS  yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1-
7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH
“WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah:


“4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..

5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat
sekitar..

6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya,
akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.”

Saksi maupun pemantau  sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini
tidak semua, masih banyak  penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik.

Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang  disetiap TPS, selama
ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak
ada pembanding.

Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data
autentik  oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman.

Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos,  kembali ketempat kerja
masing-masing.


Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik.

Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4,  yang
sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi
timses calon,   maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses
masing-masing.

Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan,
inilah yang bikin ramai di MK.

MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera
memberikan kepastian hukum.

Drama di MK  dalam kasus pemilu 2014  lalu, cukup jadi pelajaran.


Wass


Maturidi

Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com>
menulis:

Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta?

On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
wrote:

http://wartakota.tribunnews.co m/2016/09/19/breaking-news-kan
tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-ko car-kacir-buka-sepatu
<http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kantor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu>

On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto" <fitr.tanju...@gmail.com> wrote:

Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun ternyata
jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak bisa
mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada DKI.

Wassalam
fitr

2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com>:

alur kerja scan C1:
1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.

2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang
digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat
rangkap 8...

3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram.

4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..

5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat
sekitar..

6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya,
akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.

7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS
(kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor
KPU kota/kabupaten.

7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU...

pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada
penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan
dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait...

imran,
tingga di padang,
pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu...



Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
menulis:



Sanak dipalanta n.a.h

 Pilkada  DKI 2017 mengasyikan juga diikuti.

Ada juga baiknya  kita  bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu,
masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya  untuk
menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang.

Pada Pilpres 2014, di TPS  nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi
untuk menyaksikan  perhitungan suara, ini terlihat ada  pembantu rumah
tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara.

Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu
dapat honor 150 ribu.

Kemungkinan besar kecur

Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik 'RAMADHANIL' via RantauNet
Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di 
tingkat TPS?Mungkin karena Pengemban amanah tidak  dipercayaiMungkin karena 
langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.Mungkin karena 
banyak orang yang tidak jujur.
Wassalam,RP. Palu- Sulawesi Tengah

 

Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> 
menulis:
 

 Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah 
saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah 
tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai 
dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak 
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini: 

SaafroedinBahar20 jam · Mengingatpengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah 
merupakan suatu hal yg mutlak utkmemperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk 
kecurangan. Perkirakanlah dengancermat, dan gagalkan.Top of 
FormSukaTunjukkanlebih banyak tanggapanKomentariBagikan50 Pelmi Dt Sati 
Mahadirajo dan 49 lainnyaKomentarBottom of FormPelmi Dt Sati Mahadirajo Agar 
tidak terulangPermainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik 
pemilu )setiapTPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader 
yang benar2 Mauberbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan 
lah kaderPartai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan 
Hasil TPS TPSnantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan 
Sementaracrosceklangsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS 
...? hati2 wargasiluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau 
pelaksanaan pemungutandan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah 
dan Kecamatan sertasampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan 
SIBUK SAAT KAMPANYEDAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 
Pilkada...(Y) (Y) (Y)kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai 
Pemantau Pemilu janganterulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI 
SUDAH MERASAKANPENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan 
Berbangsa danBernegara.
Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak 
Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet 
<rantaunet@googlegroups.com> menulis:

Pak maturidi. 
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil 
penghitungan suara. 

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai 
dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. 

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap 
tingkatan rekapitulasi. 

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi 
kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. 

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara 
maupun rekapitulasi berjenjang. 

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar 
lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara 
di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro 
itu. 

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. 

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya 
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan 
fajar. 

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi 
pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. 

Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor penyelenggara 
panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji komisioner nya juga jauh 
lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka belasan juta rupiah. 


Demikian pak maturidi. 

Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. Powered by 
Telkomsel BlackBerry®From:  Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>Sender:  
rantaunet@googlegroups.comDate: Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700To: 
rantaunet@googlegroups.comReplyTo:  
rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 
mengasyikan juga diikuti

Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h
 Tk infonya pak Imran.Di TPS yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan 
seperti alur 1- 7, namundidaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI 
DIDAERAH “WANI PIRO”,alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah: 

 “4.usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 
plano,dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi 
pasangan calondan petugas KPPS serta pemantau.. 5.Biasanya proses penghitungan 
suara di TPS ini juga disaksikan masyarakatsekitar.. 6.Panwas lapangan, saksi 
paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akandi

Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik Maturidi Donsan
Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan
malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2
pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang
cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini:

*Saafroedin Bahar*
<https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1?hc_ref=NEWSFEED=nf>

20 jam <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1/posts/1443491782343934>
·

[image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png]

Mengingat pengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal
yg mutlak utk memperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan.
Perkirakanlah dengan cermat, dan gagalkan.

Top of Form

Suka <https://www.facebook.com/>Tunjukkan lebih banyak tanggapan

Komentari <https://www.facebook.com/>Bagikan <https://www.facebook.com/>

50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnya
<https://www.facebook.com/ufi/reaction/profile/browser/?ft_ent_identifier=1443491782343934=15502673813>

*Komentar*

[image: Pelmi Dt Sati Mahadirajo]
<https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi>

Bottom of Form

Pelmi Dt Sati Mahadirajo
<https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi> Agar tidak
terulang Permainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik
pemilu )setiap TPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader
kader yang benar2 Mau berbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi ,
pergunakan lah kader Partai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam
pemantaauan Hasil TPS TPS nantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan
Sementaracroscek langsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu
TPS ...? hati2 warga siluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat
Lurah dan Kecamatan serta sampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA
KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYE DAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap
langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y) kalau bisa biayai para mahasiswa untuk
sebagai Pemantau Pemilu jangan terulang lagi kecolongan Pemilu
2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKAN PENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah
sangat susah kehidupan Berbangsa dan Bernegara.


Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin
pak Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Pak maturidi.
> Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
> penghitungan suara.
>
> Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS
>
> Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang
> mulai dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi.
>
> Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap
> tingkatan rekapitulasi.
>
> Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka
> lagi kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali.
>
> Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara
> maupun rekapitulasi berjenjang.
>
> Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini.
> Biar lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi
> penyelenggara di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan
> dalam wani piro itu.
>
> Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro.
>
> Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih.
> Permainannya juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan
> bersama. Serangan fajar.
>
> untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat,
> sanksi pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu.
>
> Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor
> penyelenggara panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji
> komisioner nya juga jauh lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka
> belasan juta rupiah.
>
>
> Demikian pak maturidi.
>
> Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
>
>
> Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h
>
>
>
> Tk  infonya pak Imran.
>
> Di TPS  yang saranany

Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Pak maturidi. 
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil 
penghitungan suara. 

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai 
dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. 

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap 
tingkatan rekapitulasi. 

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi 
kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. 

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara 
maupun rekapitulasi berjenjang. 

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar 
lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara 
di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro 
itu. 

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. 

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya 
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan 
fajar. 

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi 
pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. 

Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor penyelenggara 
panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji komisioner nya juga jauh 
lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka belasan juta rupiah. 


Demikian pak maturidi. 

Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h



Tk  infonya pak Imran.

Di TPS  yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1-
7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH
“WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah:



“4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..



5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat
sekitar..



6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya,
akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.”



Saksi maupun pemantau  sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini
tidak semua, masih banyak  penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik.



Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang  disetiap TPS, selama
ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak
ada pembanding.



Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data
autentik  oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman.



Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos,  kembali ketempat kerja
masing-masing.





Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik.



Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4,  yang
sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi
timses calon,   maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses
masing-masing.



Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan,
inilah yang bikin ramai di MK.



MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera
memberikan kepastian hukum.



Drama di MK  dalam kasus pemilu 2014  lalu, cukup jadi pelajaran.





Wass





Maturidi

Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com>
menulis:

> Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta?
>
> On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com>
> wrote:
>
>> http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kan
>> tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu
>>
>> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto" <fitr.tanju...@gmail.com> wrote:
>>
>>> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun
>>> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak
>>> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada
>>> DKI.
>>>
>>> Wassalam
>>> fitr
>>>
>>> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
>>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>>
>>>> alur kerja scan C1:
>>>> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.
>>>>
>>>> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar
>>>&

Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-21 Terurut Topik Maturidi Donsan
Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h



Tk  infonya pak Imran.

Di TPS  yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1-
7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH
“WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah:



“4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..



5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat
sekitar..



6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya,
akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.”



Saksi maupun pemantau  sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini
tidak semua, masih banyak  penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik.



Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang  disetiap TPS, selama
ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak
ada pembanding.



Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data
autentik  oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman.



Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos,  kembali ketempat kerja
masing-masing.





Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik.



Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4,  yang
sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi
timses calon,   maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses
masing-masing.



Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan,
inilah yang bikin ramai di MK.



MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera
memberikan kepastian hukum.



Drama di MK  dalam kasus pemilu 2014  lalu, cukup jadi pelajaran.





Wass





Maturidi

Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noor 
menulis:

> Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta?
>
> On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" 
> wrote:
>
>> http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kan
>> tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu
>>
>> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto"  wrote:
>>
>>> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun
>>> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak
>>> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada
>>> DKI.
>>>
>>> Wassalam
>>> fitr
>>>
>>> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
>>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>>
 alur kerja scan C1:
 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.

 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar
 yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang
 dibuat rangkap 8...

 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram.

 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
 pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..

 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan
 masyarakat sekitar..

 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak
 lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.

 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS
 (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor
 KPU kota/kabupaten.

 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU...

 pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada
 penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan
 dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait...

 imran,
 tingga di padang,
 pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu...



 Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan <
 maturid...@gmail.com> menulis:



 Sanak dipalanta n.a.h

  Pilkada  DKI 2017 mengasyikan juga diikuti.

 Ada juga baiknya  kita  bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu,
 masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya  untuk
 menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang.

 Pada Pilpres 2014, di TPS  nampaknya ada team pemenang kekurangan
 saksi untuk menyaksikan  perhitungan suara, ini terlihat ada  pembantu
 rumah tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara.

 Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah
 itu dapat honor 150 ribu.

 Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya.
 Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi  dari TPS.

 Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat  penscan formulir C1
 yang sudah ditanda tangani 

Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-21 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta?

On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" 
wrote:

> http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-
> kantor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu
>
> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto"  wrote:
>
>> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun
>> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak
>> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada
>> DKI.
>>
>> Wassalam
>> fitr
>>
>> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>
>>> alur kerja scan C1:
>>> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.
>>>
>>> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar
>>> yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang
>>> dibuat rangkap 8...
>>>
>>> 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram.
>>>
>>> 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
>>> plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
>>> pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..
>>>
>>> 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan
>>> masyarakat sekitar..
>>>
>>> 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak
>>> lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.
>>>
>>> 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS
>>> (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor
>>> KPU kota/kabupaten.
>>>
>>> 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU...
>>>
>>> pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada
>>> penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan
>>> dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait...
>>>
>>> imran,
>>> tingga di padang,
>>> pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu...
>>>
>>>
>>>
>>> Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan <
>>> maturid...@gmail.com> menulis:
>>>
>>>
>>>
>>> Sanak dipalanta n.a.h
>>>
>>>  Pilkada  DKI 2017 mengasyikan juga diikuti.
>>>
>>> Ada juga baiknya  kita  bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu,
>>> masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya  untuk
>>> menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang.
>>>
>>> Pada Pilpres 2014, di TPS  nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi
>>> untuk menyaksikan  perhitungan suara, ini terlihat ada  pembantu rumah
>>> tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara.
>>>
>>> Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah
>>> itu dapat honor 150 ribu.
>>>
>>> Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya.
>>> Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi  dari TPS.
>>>
>>> Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat  penscan formulir C1 yang
>>> sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung
>>> kirim ke Pusat. Kalau  menscan  harus izin KPU pusat, seharusnya izin
>>> tsb diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU.
>>>
>>> Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini  yang menjadi
>>> kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK.
>>>
>>> Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin
>>> rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi.
>>>
>>> Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi,
>>> kecurangan-kecurangan mungkin akan berlanjut.
>>>
>>> Umat Islam Jkt harus all out -  up to date untuk mendapatkan scan
>>> formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling
>>> tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib)
>>> harus ada  dilengkapi alat scan
>>>
>>> Lebih baik lagi kalau ada   INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf.
>>>
>>> Umat islam JKT yang akan mati-matian  untuk mengalahkan AHOK, kalau
>>> kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat.
>>>
>>> Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang
>>> mengamankan data.  Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin
>>> Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data
>>> tidak diamankan.
>>>
>>> Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan
>>> door to door demi memenangkan Ahok.
>>>
>>> Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data
>>> ?.
>>>
>>> Wass,
>>>
>>>  Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau
>>>
>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim 

Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-21 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kantor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu

On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto"  wrote:

> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun
> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak
> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada
> DKI.
>
> Wassalam
> fitr
>
> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com>:
>
>> alur kerja scan C1:
>> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.
>>
>> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar
>> yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang
>> dibuat rangkap 8...
>>
>> 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram.
>>
>> 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
>> plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
>> pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..
>>
>> 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan
>> masyarakat sekitar..
>>
>> 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak
>> lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.
>>
>> 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS
>> (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor
>> KPU kota/kabupaten.
>>
>> 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU...
>>
>> pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada
>> penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan
>> dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait...
>>
>> imran,
>> tingga di padang,
>> pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu...
>>
>>
>>
>> Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan 
>> menulis:
>>
>>
>>
>> Sanak dipalanta n.a.h
>>
>>  Pilkada  DKI 2017 mengasyikan juga diikuti.
>>
>> Ada juga baiknya  kita  bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu,
>> masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya  untuk
>> menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang.
>>
>> Pada Pilpres 2014, di TPS  nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi
>> untuk menyaksikan  perhitungan suara, ini terlihat ada  pembantu rumah
>> tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara.
>>
>> Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu
>> dapat honor 150 ribu.
>>
>> Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya.
>> Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi  dari TPS.
>>
>> Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat  penscan formulir C1 yang
>> sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung
>> kirim ke Pusat. Kalau  menscan  harus izin KPU pusat, seharusnya izin
>> tsb diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU.
>>
>> Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini  yang menjadi
>> kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK.
>>
>> Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin
>> rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi.
>>
>> Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, kecurangan-kecurangan
>> mungkin akan berlanjut.
>>
>> Umat Islam Jkt harus all out -  up to date untuk mendapatkan scan
>> formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling
>> tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib)
>> harus ada  dilengkapi alat scan
>>
>> Lebih baik lagi kalau ada   INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf.
>>
>> Umat islam JKT yang akan mati-matian  untuk mengalahkan AHOK, kalau
>> kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat.
>>
>> Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang
>> mengamankan data.  Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin
>> Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data
>> tidak diamankan.
>>
>> Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan door
>> to door demi memenangkan Ahok.
>>
>> Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data
>> ?.
>>
>> Wass,
>>
>>  Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau
>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * 

Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-21 Terurut Topik Fitrianto
Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun ternyata
jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak bisa
mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada DKI.

Wassalam
fitr

2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com>:

> alur kerja scan C1:
> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.
>
> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang
> digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat
> rangkap 8...
>
> 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram.
>
> 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
> plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
> pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..
>
> 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan
> masyarakat sekitar..
>
> 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak
> lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.
>
> 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS
> (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor
> KPU kota/kabupaten.
>
> 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU...
>
> pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada
> penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan
> dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait...
>
> imran,
> tingga di padang,
> pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu...
>
>
>
> Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan 
> menulis:
>
>
>
> Sanak dipalanta n.a.h
>
>  Pilkada  DKI 2017 mengasyikan juga diikuti.
>
> Ada juga baiknya  kita  bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu,
> masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya  untuk
> menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang.
>
> Pada Pilpres 2014, di TPS  nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi
> untuk menyaksikan  perhitungan suara, ini terlihat ada  pembantu rumah
> tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara.
>
> Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu
> dapat honor 150 ribu.
>
> Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya.
> Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi  dari TPS.
>
> Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat  penscan formulir C1 yang
> sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung
> kirim ke Pusat. Kalau  menscan  harus izin KPU pusat, seharusnya izin tsb
> diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU.
>
> Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini  yang menjadi
> kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK.
>
> Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin
> rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi.
>
> Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, kecurangan-kecurangan
> mungkin akan berlanjut.
>
> Umat Islam Jkt harus all out -  up to date untuk mendapatkan scan
> formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling
> tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib)
> harus ada  dilengkapi alat scan
>
> Lebih baik lagi kalau ada   INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf.
>
> Umat islam JKT yang akan mati-matian  untuk mengalahkan AHOK, kalau
> kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat.
>
> Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang
> mengamankan data.  Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin
> Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data  
> tidak
> diamankan.
>
> Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan door
> to door demi memenangkan Ahok.
>
> Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data ?.
>
> Wass,
>
>  Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena 

Bls: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-21 Terurut Topik 'Imran Al' via RantauNet
alur kerja scan C1:1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara 
ditingkat TPS. 

2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang 
digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat 
rangkap 8... 

3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. 

4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, 
dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan 
calon dan petugas KPPS serta pemantau..
5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat 
sekitar..
6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, 
akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.

7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS (kelurahan), 
PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor KPU 
kota/kabupaten. 

7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... 

pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada 
penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan 
dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait...
imran, 
tingga di padang, 
pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu...

 

Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan  
menulis:
 

 
Sanak dipalanta n.a.h

 Pilkada  DKI 2017mengasyikan juga diikuti. Ada juga baiknya  kita bincang 
Pilkada maupun Pilpres yang lalu, masing-masing kita mungkinmenyaksikan. 
Mudah-mudahan ada gunanya untuk menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. 
Pada Pilpres 2014, diTPS  nampaknya ada team pemenang kekurangansaksi untuk 
menyaksikan  perhitungansuara, ini terlihat ada  pembantu rumahtangga yang 
direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. Apalah yang bisa 
dilakukanPRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu dapat honor 150 ribu. 
Kemungkinan besar kecuranganitu dimulai dari TPS dan seterusnya. Isi formulir 
C1 itu sudahmulai di manipulasi  dari TPS. Seandainya saksi calondilengkapi 
dengan alat  penscan formulirC1 yang sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk 
saksi, begitu discanlangsung kirim ke Pusat. Kalau  menscan  harus izin KPU 
pusat, seharusnya izin tsbdiurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam 
UU/peraturan KPU. Pada 2014 yang lalu saksi TPSuntuk salah satu calon ini  yang 
menjadi kelemahan. Inikelihatan waktu disidangkan di MK. Selanjutnya penyedotan 
data,bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin rang lapau ada yang tahu, mari 
kitaberbagi. Kalau Formulir C1 itu tidak bisadiscan oleh saksi, 
kecurangan-kecurangan mungkin akan berlanjut. Umat Islam Jkt harus all out - up 
to date untuk mendapatkan scanformulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya 
besar, disetiap TPS palingtidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan 
suara sampai magrib) harusada  dilengkapi alat scan  Lebih baik lagi kalau ada  
 INVESTIGATIVEREPORTER seperti ide Pak Saaf. Umat islam JKT yang 
akanmati-matian  untuk mengalahkan AHOK,kalau kurang melengkapi dengan alat 
yang cukup, rasanya berat. Selama ini umat islam mungkinterlalu mengandalkan 
tokoh tapi kurang mengamankan data.  Meskipun kemaren di Istiqlal sudah 
ngumpulPak Amin Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin 
kalaudata  tidak diamankan.  Pengusung Ahok juga akan allout dengan peralatan 
cangih dari taipan door to door demi memenangkan Ahok. Mohon kalau ada yang 
punyadata, bagaimana pula kerjanya penyedotan data ?. Wass,   Maturidi (L/78) 
Talang SolokKutianyia, Duri Riau
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


   

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK 

[R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-21 Terurut Topik Maturidi Donsan
Sanak dipalanta n.a.h

 Pilkada  DKI 2017 mengasyikan juga diikuti.



Ada juga baiknya  kita  bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu,
masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya  untuk
menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang.



Pada Pilpres 2014, di TPS  nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi
untuk menyaksikan  perhitungan suara, ini terlihat ada  pembantu rumah
tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara.



Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu
dapat honor 150 ribu.



Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya.

Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi  dari TPS.



Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat  penscan formulir C1 yang
sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung
kirim ke Pusat. Kalau  menscan  harus izin KPU pusat, seharusnya izin tsb
diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU.



Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini  yang menjadi
kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK.



Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin rang
lapau ada yang tahu, mari kita berbagi.



Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, kecurangan-kecurangan
mungkin akan berlanjut.



Umat Islam Jkt harus all out -  up to date untuk mendapatkan scan formulir
C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling tidak 2
orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib) harus
ada  dilengkapi
alat scan



Lebih baik lagi kalau ada   INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf.



Umat islam JKT yang akan mati-matian  untuk mengalahkan AHOK, kalau kurang
melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat.



Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang
mengamankan data.  Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin
Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data  tidak
diamankan.



Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan door
to door demi memenangkan Ahok.



Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data ?.



Wass,



 Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.