Re: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Sebagai perbandingan di Amerika Serikat, yang telah sukses melaksanakan Pilpres, Pileg, dan Pilgub serentak setiap 4 tahun sekali dan 2 tahun sekali untuk anggota Congress, ternyata pada tahun ini ditengarai ada usaha untuk mencuranginya. Yang dicurigai adalah negara pesaing, Russia, yang konon berpihak kepada Donald Trump, salah satu kandidat capres. Lihat: http://www.cbsnews.com/ Cuplikan : U.S. *More state election databases hacked than previously thought* 279Comments CBS NEWSSep 28, 2016 7:35 PM EDT Multiple law enforcement sources tell CBS News homeland security correspondent Jeff Pegues that more U.S. state election databases have been hacked than previously thought. *According to sources, a total of about 10 states have had their systems probed or breached by hackers, similar to what happened in Arizona and Illinois.* CBS News has learned that government officials are increasingly concerned about Russian efforts to disrupt or influence the 2016 presidential election. Arizona and Illinois have already experienced attempted hacks of their voter databases and earlier this month, U.S. officials said they are expanding their inquiry because investigators believe additional states have also seen hackers successfully probe their election systems. Etc On Sep 24, 2016 16:43, "Maturidi Donsan" <maturid...@gmail.com> wrote: Temuan masalah di pilkada, tak boleh diabaikan, perbaikan pilkada semua mengingkan. Mematuhi UU dan Prosedur yang benar dalam pilkada-pemilu adalah dambaan anak bangsa. Pak Palito sebagi pelaku pilkada sudah memberikan keterangan cukup panjang lebar menambah wawasan di lapau RN, terima kasih. Maturidi Pada 24 September 2016 12.30, palito_kato via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > Adaik urang hanyuik, jilatang pun nyo gapai juo. Banto sahalai nyo pacik > an juo baru. > > Jaan lah pak maturidi merujuk yang ka takah itu. > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Sat, 24 Sep 2016 12:15:00 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan > juga diikuti > > > Saya kuatir kalau PPK,PPS, KPPS orang setempat seperti Glodog di DKI, > bagaimana kira-kira memasuki kalau kebetulan partai pengusung tak ada > disitu, ada saja partai pengusung dengan menampikan saksi-saksi, masih saja > terjadi masalah (terlampir) > > Yang disampaikan pak Palito mungkin kebetulan ditempat beliau pemilu > berjalan sesuai prosedur dan UU yang berlaku, kalau ditempat lain berujung > ke MK, pemilu pilpres 2014, pilkada surabaya , dan yang terlampir diatas. > > Mudah-mudahan kedepan kita bisa menyaksikan pilkada dan pilpres yang > berjalan sesuai UU yang berlaku > > > Maturidi > > > Pada 24 September 2016 10.41, Fashridjal M. Noor < > fashridjalmn...@gmail.com> menulis: > >> Kutipan >> >> "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. " >> >> Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional >> Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa >> sendiri >> . >> Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada >> >> On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" < >> rantaunet@googlegroups.com> wrote: >> >>> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. >>> >>> >>> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal >>> pelaksanaan pemilu. >>> >>> Iko link nyo. >>> >>> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apres >>> iasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia >>> >>> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak >>> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan >>> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek >>> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp). >>> >>> Imran, tingga di padang, 40 + >>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>> -- >>> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> >>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700 >>> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com> >>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga >>> diikuti >>> >>> Kutipan >>> >>> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di du
Re: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Temuan masalah di pilkada, tak boleh diabaikan, perbaikan pilkada semua mengingkan. Mematuhi UU dan Prosedur yang benar dalam pilkada-pemilu adalah dambaan anak bangsa. Pak Palito sebagi pelaku pilkada sudah memberikan keterangan cukup panjang lebar menambah wawasan di lapau RN, terima kasih. Maturidi Pada 24 September 2016 12.30, palito_kato via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > Adaik urang hanyuik, jilatang pun nyo gapai juo. Banto sahalai nyo pacik > an juo baru. > > Jaan lah pak maturidi merujuk yang ka takah itu. > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Sat, 24 Sep 2016 12:15:00 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan > juga diikuti > > > Saya kuatir kalau PPK,PPS, KPPS orang setempat seperti Glodog di DKI, > bagaimana kira-kira memasuki kalau kebetulan partai pengusung tak ada > disitu, ada saja partai pengusung dengan menampikan saksi-saksi, masih saja > terjadi masalah (terlampir) > > Yang disampaikan pak Palito mungkin kebetulan ditempat beliau pemilu > berjalan sesuai prosedur dan UU yang berlaku, kalau ditempat lain berujung > ke MK, pemilu pilpres 2014, pilkada surabaya , dan yang terlampir diatas. > > Mudah-mudahan kedepan kita bisa menyaksikan pilkada dan pilpres yang > berjalan sesuai UU yang berlaku > > > Maturidi > > > Pada 24 September 2016 10.41, Fashridjal M. Noor < > fashridjalmn...@gmail.com> menulis: > >> Kutipan >> >> "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. " >> >> Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional >> Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa >> sendiri >> . >> Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada >> >> On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" < >> rantaunet@googlegroups.com> wrote: >> >>> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. >>> >>> >>> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal >>> pelaksanaan pemilu. >>> >>> Iko link nyo. >>> >>> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apres >>> iasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia >>> >>> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak >>> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan >>> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek >>> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp). >>> >>> Imran, tingga di padang, 40 + >>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>> -- >>> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> >>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700 >>> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com> >>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga >>> diikuti >>> >>> Kutipan >>> >>> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia." >>> >>> Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi >>> >>> Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja >>> >>> On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote: >>> >>>> Izin share, smoga ado manfaatnyo >>>> >>>> Assalamualaikum wr wb >>>> >>>> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN* >>>> >>>> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku >>>> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku >>>> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku >>>> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku >>>> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku >>>> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi >>>> perampok bangsa ini >>>> >>>> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih >>>> >>>> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan >>>> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI* >>>> >>>> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan >>>&g
Bls: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Adaik urang hanyuik, jilatang pun nyo gapai juo. Banto sahalai nyo pacik an juo baru. Jaan lah pak maturidi merujuk yang ka takah itu. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 24 Sep 2016 12:15:00 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Saya kuatir kalau PPK,PPS, KPPS orang setempat seperti Glodog di DKI, bagaimana kira-kira memasuki kalau kebetulan partai pengusung tak ada disitu, ada saja partai pengusung dengan menampikan saksi-saksi, masih saja terjadi masalah (terlampir) Yang disampaikan pak Palito mungkin kebetulan ditempat beliau pemilu berjalan sesuai prosedur dan UU yang berlaku, kalau ditempat lain berujung ke MK, pemilu pilpres 2014, pilkada surabaya , dan yang terlampir diatas. Mudah-mudahan kedepan kita bisa menyaksikan pilkada dan pilpres yang berjalan sesuai UU yang berlaku Maturidi Pada 24 September 2016 10.41, Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com> menulis: > Kutipan > > "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. " > > Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional > Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa > sendiri > . > Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada > > On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" < > rantaunet@googlegroups.com> wrote: > >> Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. >> >> >> Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal >> pelaksanaan pemilu. >> >> Iko link nyo. >> >> http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apres >> iasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia >> >> Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak >> almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan >> internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek >> muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp). >> >> Imran, tingga di padang, 40 + >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> -- >> *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> >> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >> *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700 >> *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com> >> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >> *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga >> diikuti >> >> Kutipan >> >> "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia." >> >> Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi >> >> Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja >> >> On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote: >> >>> Izin share, smoga ado manfaatnyo >>> >>> Assalamualaikum wr wb >>> >>> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN* >>> >>> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku >>> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku >>> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku >>> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku >>> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku >>> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi >>> perampok bangsa ini >>> >>> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih >>> >>> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan >>> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI* >>> >>> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan menjadi >>> salah satu pasangan Sandi Uno malah menjadi MC pengumuman pasangan Anies >>> baswedan dan Sandi Uno malam ini. Bravo Mardani !!! >>> >>> 2.Pertanyaan Pak Prabowo kepada para wartawan , sudah makan belum ? >>> (sebelumnya memang disediakan makan dari dapur pak PS) ..bukti mengorangkan >>> manusia walau sering diserang di media massa maupun di sosial media... Juga >>> terima kasih tak terhingga dari beliau kepada para wartawan telah bersedia >>> menunggu.. >>> >>> 3. Luasnya hati pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman bersedia mengusung >>> salah satu “pencela mereka“ terutama sikap Anies Baswedan yang pernah >>> mencela habis habisan Pak PS, karena Anies Baswedan adalah salah satu Tim >>> Pemenangan Jokowi JK... >>> >>> Pelajaran untuk
Re: Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Kutipan "Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. " Perlu belajar MEMBACA dengan cermat dan rasional Sama sekali tidak ada bagian dari tulisan saya yang merendahkan bangsa sendiri . Silahkan tunjukkan atau kutip kalau me ada On Sep 24, 2016 10:21, "palito_kato via RantauNet" < rantaunet@googlegroups.com> wrote: > Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. > > > Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal > pelaksanaan pemilu. > > Iko link nyo. > > http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apresiasi-kualitas- > penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia > > Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak > almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan > internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek > muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp). > > Imran, tingga di padang, 40 + > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 +0700 > *To: *Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga > diikuti > > Kutipan > > "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia." > > Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi > > Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja > > On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote: > >> Izin share, smoga ado manfaatnyo >> >> Assalamualaikum wr wb >> >> *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN* >> >> Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku >> Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku >> Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku >> Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku >> Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku >> Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi perampok >> bangsa ini >> >> Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih >> >> *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan >> Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI* >> >> 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan menjadi >> salah satu pasangan Sandi Uno malah menjadi MC pengumuman pasangan Anies >> baswedan dan Sandi Uno malam ini. Bravo Mardani !!! >> >> 2.Pertanyaan Pak Prabowo kepada para wartawan , sudah makan belum ? >> (sebelumnya memang disediakan makan dari dapur pak PS) ..bukti mengorangkan >> manusia walau sering diserang di media massa maupun di sosial media... Juga >> terima kasih tak terhingga dari beliau kepada para wartawan telah bersedia >> menunggu.. >> >> 3. Luasnya hati pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman bersedia mengusung salah >> satu “pencela mereka“ terutama sikap Anies Baswedan yang pernah mencela >> habis habisan Pak PS, karena Anies Baswedan adalah salah satu Tim >> Pemenangan Jokowi JK... >> >> Pelajaran untuk Anies .. Pujian tak hingga untuk pak Prabowo Subianto... >> sikap yang harus diteladani .. Sikap elegan, sikap tak dendam, sikap >> melupakan...bahkan ketika Anies Baswedan tengah terpuruk, dibuang dan >> berusaha dilupakan oleh rezim Jokowi JK. Anies Baswedan diambil oleh pak PS >> dan dimuliakan menjadi calon Gubernur lagi, bukan sekedar calon wakil >> Gubernur...Luar biasa khan >> >> .. Semoga membuka sikap nasionalis pak Anies menjadi makin >> terbangun..Orang boleh pintar tapi nasionalisme bukan >> dipelajari...nasionalisme itu ada di hati. Semoga Anies bisa mengerti >> dan berjuang bukan hanya cari jabatan, tapi berkorban untuk bangsa, makin >> tahu membedakan siapa sebenarnya teman sejati... >> >> Sikap menang tanpa ngasorake.. menang tanpa merendahkan telah ditunjukan >> oleh pak PS dan pak Sohibul Iman kepada Anies Baswedan.. Thumb !!! >> >> 4. Sikap Sandi Uno, bersedia menjadi calon Wagub DKI dan merelakan Pak >> Anies sebagai Cagub..Padahal secara finansial Sandi jauh lebih kaya, >> lebih berhasil, namun keberanian berkorban dan sikap militansi kepada pak >> PS telah ditunjukan oleh Sandi. Good Job.. >> >> Contoh contoh kecil di atas yang mungkin tidak terbaca oleh sebagian >> besar rakyat .. Cermin inilah yang dicontohkan pemimpin negeri , mungkin >> juga mereka sendiri dengan tak sadar melakukannya , menjadi cermin diri >> dalam upaya mengorang
Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Jaan marendahkan bangsa surang juo lai pak. Lah banyak anak bangsa yg berhasil jadi terbaik salah satunya soal pelaksanaan pemilu. Iko link nyo. http://www.bawaslu.go.id/id/berita/dunia-internasional-apresiasi-kualitas-penyelenggaraan-pemilu-di-indonesia Kalau apak tanyo semacam sertifikat, buliah apak silau rekam jejak almarhum ketua kpu ri, husni kamil manik dengan deretan penghargaan internasional yg didapeknyo dek pemilu atau penghargaan yang didapek muhammad (ketua bawaslu ri) dan jimly ashidiqie (ketua dkpp). Imran, tingga di padang, 40 + Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 24 Sep 2016 09:30:52 To: Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Kutipan "Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia." Tolong pernyataan ini diberi rujukan/referensi Kalau tidak bisa dibilang jual kecap atau membodohi rakyat saja On Sep 24, 2016 08:27, "Aryandi MM" <aryandi...@gmail.com> wrote: > Izin share, smoga ado manfaatnyo > > Assalamualaikum wr wb > > *POLITIK SANTUN SANG NEGARAWAN* > > Sekeras halilintar pun genderang perang yang kau tabuhkan padaku > Sebusuk bangkai pun sumpah serapah yang kalian semburkan padaku > Setajam sembilu pun pedang yang kalian huluskan padaku > Sedalam palung pun kuburan yang kau siapkan untukku > Aku tidak akan berperang dengan kalian karena kalian adalah saudaraku > Aku hanya berperang, jika kalian menjadi pengkhianat dan menjadi perampok > bangsa ini > > Salam Prabowo Subianto, Terima Kasih > > *Hal kecil yang mencerminkan sikap dan kepribadian pribadi Pak PS dan > Partai Gerindra juga PKS dalam pengumuman calon Gubernur dan Wagub DKI* > > 1.Luasnya hati Mardani Ali Sera kader PKS yang pernah dicalonkan menjadi > salah satu pasangan Sandi Uno malah menjadi MC pengumuman pasangan Anies > baswedan dan Sandi Uno malam ini. Bravo Mardani !!! > > 2.Pertanyaan Pak Prabowo kepada para wartawan , sudah makan belum ? > (sebelumnya memang disediakan makan dari dapur pak PS) ..bukti mengorangkan > manusia walau sering diserang di media massa maupun di sosial media... Juga > terima kasih tak terhingga dari beliau kepada para wartawan telah bersedia > menunggu.. > > 3. Luasnya hati pak Prabowo dan Pak Sohibul Iman bersedia mengusung salah > satu “pencela mereka“ terutama sikap Anies Baswedan yang pernah mencela > habis habisan Pak PS, karena Anies Baswedan adalah salah satu Tim > Pemenangan Jokowi JK... > > Pelajaran untuk Anies .. Pujian tak hingga untuk pak Prabowo Subianto... > sikap yang harus diteladani .. Sikap elegan, sikap tak dendam, sikap > melupakan...bahkan ketika Anies Baswedan tengah terpuruk, dibuang dan > berusaha dilupakan oleh rezim Jokowi JK. Anies Baswedan diambil oleh pak PS > dan dimuliakan menjadi calon Gubernur lagi, bukan sekedar calon wakil > Gubernur...Luar biasa khan > > .. Semoga membuka sikap nasionalis pak Anies menjadi makin > terbangun..Orang boleh pintar tapi nasionalisme bukan > dipelajari...nasionalisme itu ada di hati. Semoga Anies bisa mengerti > dan berjuang bukan hanya cari jabatan, tapi berkorban untuk bangsa, makin > tahu membedakan siapa sebenarnya teman sejati... > > Sikap menang tanpa ngasorake.. menang tanpa merendahkan telah ditunjukan > oleh pak PS dan pak Sohibul Iman kepada Anies Baswedan.. Thumb !!! > > 4. Sikap Sandi Uno, bersedia menjadi calon Wagub DKI dan merelakan Pak > Anies sebagai Cagub..Padahal secara finansial Sandi jauh lebih kaya, > lebih berhasil, namun keberanian berkorban dan sikap militansi kepada pak > PS telah ditunjukan oleh Sandi. Good Job.. > > Contoh contoh kecil di atas yang mungkin tidak terbaca oleh sebagian besar > rakyat .. Cermin inilah yang dicontohkan pemimpin negeri , mungkin juga > mereka sendiri dengan tak sadar melakukannya , menjadi cermin diri dalam > upaya mengorangkan manusia dan masyarakat Jakarta khusunya dan Indonesia > pada umumnya. > > Pada tanggal 24 Sep 2016 06.27, "Maturidi Donsan" <maturid...@gmail.com> > menulis: > >> >> Untuki Pilkada DKI siapa yang diusung asal Muslim dan punya pengalaman >> tugas, tak ada masalah, timses harus kerja keras dari sekarang terutama >> mencari data valid DPT maupun penduduk masing-masing RW di DKI. Kalau ini >> terlambat, akan kecolongan. Memang ini makan biaya. Kemungkinan migran >> masuk untuk menambah suara pihak sebelah harus diwaspadai. >> >> Maturidi >> >> Pada 23 September 2016 11.02, Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> >> menulis: >> >>> http://www.an
Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
uridi >>>> >>>> >>>> Matuidi >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet < >>>> rantaunet@googlegroups.com> menulis: >>>> >>>>> Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana >>>>> juga jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo. >>>>> >>>>> Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan >>>>> warganya banyak dari daerah hinterland. >>>>> >>>>> Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus >>>>> memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP). >>>>> >>>>> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) >>>>> harus bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. >>>>> >>>>> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. >>>>> Karena, pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh >>>>> penduduk >>>>> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. >>>>> >>>>> Dimana permainan curangnya? >>>>> >>>>> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari >>>>> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. >>>>> >>>>> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa >>>>> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. >>>>> >>>>> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main >>>>> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk >>>>> didaftarkan jadi pemilih. >>>>> >>>>> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun >>>>> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka >>>>> kedalam daftar pemilih. >>>>> >>>>> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan >>>>> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika >>>>> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos. >>>>> >>>>> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan >>>>> secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan >>>>> calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja >>>>> tidak, >>>>> oleh para pihak. >>>>> >>>>> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang >>>>> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah >>>>> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017. >>>>> >>>>> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan >>>>> dimulainya? Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data >>>>> pemilih ini sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS. >>>>> >>>>> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam >>>>> rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh >>>>> masyarakat sekitar TPS. >>>>> >>>>> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta >>>>> yang penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga. >>>>> >>>>> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk >>>>> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang >>>>> jadi pemenang. >>>>> >>>>> >>>>> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN >>>>> CURANG ini dilakukan. >>>>> >>>>> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk >>>>> mencoblos calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai >>>>> pemilih, dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan >>>>> >>>>> >>>>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini? >>>>> >>>>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa >>>>> mencapai 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per >>>>> satu, apakah benar nama-nama ya
Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
artu keluarga dan/atau KTP). >>>> >>>> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus >>>> bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. >>>> >>>> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena, >>>> pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk >>>> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. >>>> >>>> Dimana permainan curangnya? >>>> >>>> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari >>>> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. >>>> >>>> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa >>>> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. >>>> >>>> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main >>>> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk >>>> didaftarkan jadi pemilih. >>>> >>>> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun >>>> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka >>>> kedalam daftar pemilih. >>>> >>>> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan >>>> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika >>>> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos. >>>> >>>> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan >>>> secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan >>>> calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, >>>> oleh para pihak. >>>> >>>> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang >>>> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah >>>> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017. >>>> >>>> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan >>>> dimulainya? Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data >>>> pemilih ini sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS. >>>> >>>> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam >>>> rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh >>>> masyarakat sekitar TPS. >>>> >>>> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta >>>> yang penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga. >>>> >>>> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk >>>> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang >>>> jadi pemenang. >>>> >>>> >>>> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN >>>> CURANG ini dilakukan. >>>> >>>> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos >>>> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih, >>>> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan >>>> >>>> >>>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini? >>>> >>>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai >>>> 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah >>>> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat. >>>> >>>> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo >>>> nyo lai. Lah tasorong mako ka tau.. >>>> >>>> Semoga sharingnya bermanfaat. >>>> >>>> Imran, tingga di padang. >>>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>>> -- >>>> *From: * palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> >>>> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 + >>>> *To: *mailing list<rantaunet@googlegroups.com> >>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>>> *Subject: *Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga >>>> diikuti >>>> >>>> Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya >>>> sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy >>>> (pengalih perhatian) semata... >>>> >>>> >>>> Sampai
Bls: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Kalau e-ktp nya sudah disiapkan berarti sudah jadi penduduk DKI Jakarta itu pak maturidi. Jangan lagi bapak berpikir penggelembungan.. Karena, utk bisa dapat KTP atau KK DKI Jakarta itu, syarat administrasi nya juga banyak. Tak bisa serta merta. Di dalam DPS maupun DPT itu, ada sekitar 17 data elemen kependudukan yang harus dilengkapi. Mulai dari nama, tempat lahir, tgl lahir, jenis kelamin, nomor NIK, nomor KK hingga RT dan RW tempat domisili penduduk yang bersangkutan. Perlu digaris bawahi, PEMILIH DI setiap TPS adalah PENDUDUK SETEMPAT yang elemen datanya bisa dilihat secara jelas dan rinci dalam DPS maupun DPT atau daftar pemilihan tambahan (DPT Tb). Jika ada PEMILIH dalam DPS / DPT yang elemen data kependudukannya kosong, yakin lah, pemilih tersebut potensi bodong alias bukan penduduk yang bermukim di sekitar TPS tersebut. Sistem pemilu maupun pilkada ini, sebenarnya sudah dirancang dengan sistem pengawasan melekat. Ini logikanya, 1. pemilih harus merupakan warga sekitar TPS (dibuktikan dengan 17 data elemen kependudukan) 2. jumlah maksimal per TPS sebanyak 800 orang (pilkada), 500 orang (pemilu) 3. Penyelenggara di TPS (KPPS), haruslah tokoh masyarakat di TPS tersebut. Tujuannya, bisa mengidentifikasi secara dini, setiap pemilih yg datang. Jika tak kenal, tentu akan dikenali secara langsung. 4. Masuk TPS saat Pencoblosan disertai absensi. Dimana data yang ada dalam surat pemberitahuan memilih, dicocokan dengan DPT 5. Di TPS ada saksi paslon dan pemantau serta masyarakat yang bisa jadi merupakan Timses. 6. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka. 7. Hasil penghitungan suara yang dirangkum dalam form C1, dipublish secara online di website KPU. 8. Rekapitulasi penghitungan suara juga dilakukan dalam rapat terbuka yang menghadirkan tokoh masyarakat. Demikian pak maturidi dan warga palanta lainnya. Pemilu kita ini telah diakui yang terbaik di dunia. Jangan curiga namun mari kita kritisi setiap celah yang mungkin masih bisa jadi praktek culas. Semoga sharingnya bermanfaat. Imran, tingga di padang. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 23 Sep 2016 10:12:59 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Kerja berat partai koalisi menghadapi Pilkada DKI 2017, ditambah lagi kalau suara pecah tiga. Penggelembungan DPT... Apa bisa ditembus daerah glodok dan konsentrasi non pri lainnya, disistu PPK, PPS dan KPPS nya mereka semua. Apalagi kalau EKTP nya sudah disiapka lebih dulu. Mudah-mudahan dimulai dari sekarang koalisi aktif ikut mendata konsentrasi-konsentrasi yang rawan penggelembungan. Selamat pilkada DKI 2017 Maturidi Matuidi Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana juga > jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo. > > Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan > warganya banyak dari daerah hinterland. > > Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus > memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP). > > Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus > bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. > > Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena, > pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk > Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. > > Dimana permainan curangnya? > > 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari > elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. > > 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa > seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. > > 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main > curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk > didaftarkan jadi pemilih. > > Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun > telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka > kedalam daftar pemilih. > > Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan > mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika > telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos. > > Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan secara > terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan calon > apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, oleh > para pihak. > > Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU
Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
lah dibayar utk mencoblos >>> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih, >>> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan >>> >>> >>> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini? >>> >>> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai >>> 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah >>> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat. >>> >>> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo >>> nyo lai. Lah tasorong mako ka tau.. >>> >>> Semoga sharingnya bermanfaat. >>> >>> Imran, tingga di padang. >>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>> -- >>> *From: * palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> >>> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 + >>> *To: *mailing list<rantaunet@googlegroups.com> >>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Subject: *Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga >>> diikuti >>> >>> Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya >>> sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy >>> (pengalih perhatian) semata... >>> >>> >>> Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan >>> rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalnya secara rigit di >>> UU Pilkada dan Peraturan KPU). saya lupa pasal berapanya. >>> >>> Lalu, kenapa kita masih ribut saja dengan sedot menyedot data itu. >>> Padahal, itu tak dianggap. >>> >>> Pertanyaan skrg, Kenapa ditampilkan secara digital oleh KPU? >>> >>> 1. Itu diniatkan KPU untuk terbuka alias transparansi. >>> >>> 2. Kemudian, masyarakat punya alat ukur untuk membanding dan mengkoreksi >>> jika ada indikasi permainan ditingkat penyelenggara. Minimal di TPS dia >>> berdomisili. >>> >>> Jika setiap orang baik dan berintegritas di TPS melakukan cross check >>> secara daring (online), tentu validitas nya akan makin teruji. >>> >>> 3. Selanjutnya, utk memberi kemudahan bagi masyarakat yang selalu tak >>> sabaran menanti hasil akhir pemilu. >>> >>> Yang perlu digaris bawahi, yang dianggap SAH adalah penghitungan MANUAL. >>> >>> Penghitungan manual ini, dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang >>> menghadirkan para pihak terkait sampai tokoh2 masyarakat. >>> >>> Demikian pak maturidi. >>> >>> Selain itu, yang saya yakini, sekarang ini proses pencoblosan dan >>> penghitungan suara pilkada, sudah sedemikian terbuka dan transparan. >>> >>> Jangan lah kita terus terjebak isu murahan. Sekarang ini, ay kita >>> pahami aturan main di pilkada. >>> >>> Bapak bisa sedot aturan main pilkada itu di website KPU dengan alamat >>> www.kpu.go.id/jdih. >>> >>> Ayo kita kawal pemilu ini berjalan sesuai ketentuan. >>> >>> Imran >>> Tingga di padang, pernah jadi PPK pilkada 2015. >>> Powered by Telkomsel BlackBerry® >>> -- >>> *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> >>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Date: *Thu, 22 Sep 2016 15:59:20 +0700 >>> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> >>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Subject: *Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga >>> diikuti >>> >>> Tk pak Palito. >>> >>> Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan >>> malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 >>> pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang >>> cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS. >>> >>> Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak >>> mungkin lagi karena sudah begitu ketat. >>> >>> Kalau begitu bagaimana keluhan yang disuarakan halaman sebelah ini: >>> >>> *Saafroedin Bahar* >>> <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1?hc_ref=NEWSFEED=nf> >>> >>> 20 jam >>> <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1/posts/1443491782343934> · >>> >>> [image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png] >>> >>> Mengingat pengalaman pahit
Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
http://www.antaranews.com/berita/166820/presiden-perwira-tni-polri-jangan-bercita-cita-jadi-gubernur 2016-09-22 23:12 GMT-04:00 Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>: > > Kerja berat partai koalisi menghadapi Pilkada DKI 2017, ditambah lagi > kalau suara pecah tiga. > > Penggelembungan DPT... > > Apa bisa ditembus daerah glodok dan konsentrasi non pri lainnya, disistu > PPK, PPS dan KPPS nya mereka semua. Apalagi kalau EKTP nya sudah disiapka > lebih dulu. > > Mudah-mudahan dimulai dari sekarang koalisi aktif ikut mendata > konsentrasi-konsentrasi yang rawan penggelembungan. > > Selamat pilkada DKI 2017 > > Maturidi > > > Matuidi > > > > > Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet < > rantaunet@googlegroups.com> menulis: > >> Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana >> juga jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo. >> >> Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan >> warganya banyak dari daerah hinterland. >> >> Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus >> memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP). >> >> Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus >> bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. >> >> Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena, >> pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk >> Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. >> >> Dimana permainan curangnya? >> >> 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari >> elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. >> >> 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa >> seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. >> >> 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main >> curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk >> didaftarkan jadi pemilih. >> >> Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun >> telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka >> kedalam daftar pemilih. >> >> Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan >> mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika >> telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos. >> >> Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan >> secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan >> calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, >> oleh para pihak. >> >> Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang >> bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah >> seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017. >> >> Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan dimulainya? >> Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data pemilih ini >> sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS. >> >> Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam >> rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh >> masyarakat sekitar TPS. >> >> Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta yang >> penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga. >> >> Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk >> haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang >> jadi pemenang. >> >> >> Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN CURANG >> ini dilakukan. >> >> Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos >> calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih, >> dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan >> >> >> Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini? >> >> Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai >> 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah >> benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat. >> >> Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo nyo >> lai. Lah tasorong mako ka tau.. >> >> Semoga sharingnya bermanfaat. >> >> Imran, tingga di padang. >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> -- >> *From: * palit
Re: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Kerja berat partai koalisi menghadapi Pilkada DKI 2017, ditambah lagi kalau suara pecah tiga. Penggelembungan DPT... Apa bisa ditembus daerah glodok dan konsentrasi non pri lainnya, disistu PPK, PPS dan KPPS nya mereka semua. Apalagi kalau EKTP nya sudah disiapka lebih dulu. Mudah-mudahan dimulai dari sekarang koalisi aktif ikut mendata konsentrasi-konsentrasi yang rawan penggelembungan. Selamat pilkada DKI 2017 Maturidi Matuidi Pada 22 September 2016 20.12, palito_kato via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana juga > jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo. > > Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan > warganya banyak dari daerah hinterland. > > Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus > memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP). > > Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus > bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. > > Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena, > pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk > Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. > > Dimana permainan curangnya? > > 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari > elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. > > 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa > seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. > > 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main > curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk > didaftarkan jadi pemilih. > > Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun > telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka > kedalam daftar pemilih. > > Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan > mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika > telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos. > > Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan secara > terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan calon > apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, oleh > para pihak. > > Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang > bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah > seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017. > > Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan dimulainya? > Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data pemilih ini > sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS. > > Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam rapat > yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh masyarakat > sekitar TPS. > > Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta yang > penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga. > > Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk > haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang > jadi pemenang. > > > Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN CURANG > ini dilakukan. > > Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos > calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih, > dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan > > > Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini? > > Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai 75 > persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah > benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat. > > Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo nyo > lai. Lah tasorong mako ka tau.. > > Semoga sharingnya bermanfaat. > > Imran, tingga di padang. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -------------- > *From: * palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> > *Date: *Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 + > *To: *mailing list<rantaunet@googlegroups.com> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga > diikuti > > Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya > sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy > (pengalih perhatian) semata... > > > Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan > rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalny
Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Kekhawatiran saya pribadi disini adalah pendataan pemilih sebagaimana juga jadi perhatian pak Pelmi Dt Sati Mahadirajo. Jakarta itu kota urban yg sudah metropolitan. Dokumen kependudukan warganya banyak dari daerah hinterland. Pendataan pemilih ini rujukannya adalah penduduk DKI. Artinya, harus memiliki dokumen kependudukan DKI Jakarta (kartu keluarga dan/atau KTP). Pemilih yang didata oleh petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) harus bisa dibuktikan dengan memiliki KK/KTP DKI Jakarta. Harus berKTP/KK DKI ini, juga rigid diatur dalam Peraturan KPU. Karena, pada 2015 lalu, Mendagri Tjahyo Kumolo menegaskan, seluruh penduduk Indonesia telah menjalani proses rekam elektronik dokumen kependudukannya. Dimana permainan curangnya? 1 Rekruitmen PPDP ini tersendiri dan merupakan rekrutan perdana dari elemen panitia adhoc pilkada. Biasanya minim pengawasan. 2. Kerja PPDP ini juga tak jadi perhatian padahal, ini adalah nyawa seseorang utk dinyatakan berhak jadi pemilih pilkada DKI. 3. Disini lah permainan WANI PIRO itu pak maturidi. Pihak yg mau main curang, memaksa sekelompok warga (jumlahnya potensi jutaan orang) utk didaftarkan jadi pemilih. Alasannya bisa macam2. Mereka sudah lama di jakarta, baru datang namun telah dilengkapi surat pindah dll. Dengan fulus, maka masuk lah mereka kedalam daftar pemilih. Karena minus pengawasan pihak terkait, maka praktek culas ini akan mulus-mulus saja. Penduduk haram itu akan masuk dalam daftar pemilih. Jika telah terdaftar, maka mereka berhak ikut mencoblos. Walau pengumuman DPS sebelum ditetapkan jadi DPT, juga dilaksanakan secara terbuka, biasanya nyaris tak pernah dapat koreksi dari pasangan calon apalagi partai pendukungnya. Jangankan dikoreksi, dilihat saja tidak, oleh para pihak. Sementara, Untuk memudahkan warga, KPU telah meluncurkan aplikasi yang bisa diakses secara online melalui desktop atau smartphone, apakah seseorang telah tercatat sebagai pemilih pilkada 2017. Maka, ayo cermati proses pemutakhiran data pemilih ini. Kapan dimulainya? Tengah berlangsung saat ini. Biasanya, waktu pemutakhiran data pemilih ini sampai 40 hari sebelum ditetapkan jadi DPS. Proses penetapan DPS ini sebenarnya juga transparan. Dilakukan dalam rapat yang bersifat terbuka dengan menghadirkan ketua RT, RW dan tokoh masyarakat sekitar TPS. Di proses ini, banyak orang-orang baik yang acuh, apalagi di jakarta yang penduduknya kerap tak kenal dengan tetangga. Jika ini berjalan mulus, maka orang2 yang berhasil memasukan "penduduk haram" ini kedalam daftar pemilih, sudah bisa dipastikan, akan melenggang jadi pemenang. Ayo kawal proses pendataan pemilih ini. Karena disinilah PERMAINAN CURANG ini dilakukan. Kenapa begitu, orang2 yang masuk curang ini telah dibayar utk mencoblos calon tertentu. Sementara, warga asli yang terdaftar sebagai pemilih, dihari pencoblosan malah berpikir utk pergi liburan Lalu, bagaimana mengidentifikasi di suatu TPS ada "pemilih haram" ini? Jawabnya gampang saja, jika ada partisipasi pemilkih yang bisa mencapai 75 persen lebih, maka segera lah periksa DPT. Teliti satu per satu, apakah benar nama-nama yang tercantum disana adalah warga setempat. Jika jawabannya memang bukan warga setempat, cimporong balau lah namo nyo lai. Lah tasorong mako ka tau.. Semoga sharingnya bermanfaat. Imran, tingga di padang. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> Date: Thu, 22 Sep 2016 11:30:27 To: mailing list<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy (pengalih perhatian) semata... Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalnya secara rigit di UU Pilkada dan Peraturan KPU). saya lupa pasal berapanya. Lalu, kenapa kita masih ribut saja dengan sedot menyedot data itu. Padahal, itu tak dianggap. Pertanyaan skrg, Kenapa ditampilkan secara digital oleh KPU? 1. Itu diniatkan KPU untuk terbuka alias transparansi. 2. Kemudian, masyarakat punya alat ukur untuk membanding dan mengkoreksi jika ada indikasi permainan ditingkat penyelenggara. Minimal di TPS dia berdomisili. Jika setiap orang baik dan berintegritas di TPS melakukan cross check secara daring (online), tentu validitas nya akan makin teruji. 3. Selanjutnya, utk memberi kemudahan bagi masyarakat yang selalu tak sabaran menanti hasil akhir pemilu. Yang perlu digaris bawahi, yang dianggap SAH adalah penghitungan MANUAL. Penghitungan manual ini, dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang menghadirkan para pihak terkait sampai tokoh2 masyarakat. Demikian pak maturidi. Selain itu, yang saya yakini, sek
Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Sebagian besar dari kita memang masih menaruh curiga ke penyelenggara pak RP Kenapa begitu? Karena, sebagian besar dari kita masih terpola pemikiran lama. Sementara, konteks kekinian, zaman sudah jauh berubah. Aturan telah banyak berganti jadi aturan yang lebih baik. Nan awak, masih curiga ka curiga se. Setiap kali bimbingan teknis ke penyelenggara baik itu KPPS, PPS, PPK maupun KPU, yang ditekankan itu pertama kali adalah sanksi PIDANA jika main-main. Kurungan 6 bulan atau denda jutaan rupiah, bagi yg terbukti bermain. Cukup banyak komisioner KPU dan panitia adhoc yang diberhentikan DKPP karena terbukti masih main curang. Sila di cek ke website www.dkpp.go.id Sepanjang dilaksanakan transparan, yakin lah bakal tak ada permainan disitu. Demikian pak RP semoga sharing info nya bermanfaat. Imran, tingga di padang Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "'RAMADHANIL' via RantauNet" <rantaunet@googlegroups.com> Date: Thu, 22 Sep 2016 11:21:29 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di tingkat TPS?Mungkin karena Pengemban amanah tidak dipercayaiMungkin karena langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.Mungkin karena banyak orang yang tidak jujur. Wassalam,RP. Palu- Sulawesi Tengah Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> menulis: Tk pak Palito. Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS. Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak mungkin lagi karena sudah begitu ketat. Kalau begitu bagaimana keluhan yang disuarakan halaman sebelah ini: SaafroedinBahar20 jam · Mengingatpengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal yg mutlak utkmemperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Perkirakanlah dengancermat, dan gagalkan.Top of FormSukaTunjukkanlebih banyak tanggapanKomentariBagikan50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnyaKomentarBottom of FormPelmi Dt Sati Mahadirajo Agar tidak terulangPermainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik pemilu )setiapTPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader yang benar2 Mauberbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan lah kaderPartai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan Hasil TPS TPSnantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan Sementaracrosceklangsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS ...? hati2 wargasiluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau pelaksanaan pemungutandan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah dan Kecamatan sertasampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYEDAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y)kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai Pemantau Pemilu janganterulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKANPENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan Berbangsa danBernegara. Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak Palito ada infonya , terima kasih Maturidi Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> menulis: Pak maturidi. Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap tingkatan rekapitulasi. Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara maupun rekapitulasi berjenjang. Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro itu. Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan fajar. untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. Utk tambahan info, pemerintah juga tel
Bls: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Sedot data ini cerita yg dimainkan terus sepanjang pemilu. Agaknya sebagian kita termakan isu ini. Padahal, itu saya pikir dijadikan decoy (pengalih perhatian) semata... Sampai detik ini, Yang dianggap sah itu adalah proses penghitungan dan rekapitulasi perolehan suara secara manual. (Ada pasalnya secara rigit di UU Pilkada dan Peraturan KPU). saya lupa pasal berapanya. Lalu, kenapa kita masih ribut saja dengan sedot menyedot data itu. Padahal, itu tak dianggap. Pertanyaan skrg, Kenapa ditampilkan secara digital oleh KPU? 1. Itu diniatkan KPU untuk terbuka alias transparansi. 2. Kemudian, masyarakat punya alat ukur untuk membanding dan mengkoreksi jika ada indikasi permainan ditingkat penyelenggara. Minimal di TPS dia berdomisili. Jika setiap orang baik dan berintegritas di TPS melakukan cross check secara daring (online), tentu validitas nya akan makin teruji. 3. Selanjutnya, utk memberi kemudahan bagi masyarakat yang selalu tak sabaran menanti hasil akhir pemilu. Yang perlu digaris bawahi, yang dianggap SAH adalah penghitungan MANUAL. Penghitungan manual ini, dilakukan dalam rapat pleno terbuka yang menghadirkan para pihak terkait sampai tokoh2 masyarakat. Demikian pak maturidi. Selain itu, yang saya yakini, sekarang ini proses pencoblosan dan penghitungan suara pilkada, sudah sedemikian terbuka dan transparan. Jangan lah kita terus terjebak isu murahan. Sekarang ini, ay kita pahami aturan main di pilkada. Bapak bisa sedot aturan main pilkada itu di website KPU dengan alamat www.kpu.go.id/jdih. Ayo kita kawal pemilu ini berjalan sesuai ketentuan. Imran Tingga di padang, pernah jadi PPK pilkada 2015. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 22 Sep 2016 15:59:20 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Tk pak Palito. Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS. Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak mungkin lagi karena sudah begitu ketat. Kalau begitu bagaimana keluhan yang disuarakan halaman sebelah ini: *Saafroedin Bahar* <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1?hc_ref=NEWSFEED=nf> 20 jam <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1/posts/1443491782343934> · [image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png] Mengingat pengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal yg mutlak utk memperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Perkirakanlah dengan cermat, dan gagalkan. Top of Form Suka <https://www.facebook.com/>Tunjukkan lebih banyak tanggapan Komentari <https://www.facebook.com/>Bagikan <https://www.facebook.com/> 50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnya <https://www.facebook.com/ufi/reaction/profile/browser/?ft_ent_identifier=1443491782343934=15502673813> *Komentar* [image: Pelmi Dt Sati Mahadirajo] <https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi> Bottom of Form Pelmi Dt Sati Mahadirajo <https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi> Agar tidak terulang Permainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik pemilu )setiap TPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader yang benar2 Mau berbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan lah kader Partai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan Hasil TPS TPS nantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan Sementaracroscek langsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS ...? hati2 warga siluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah dan Kecamatan serta sampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYE DAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y) kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai Pemantau Pemilu jangan terulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKAN PENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak Palito ada infonya , terima kasih Maturidi Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > Pak maturidi. > Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil > penghitungan suara. > > Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS > > Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjan
Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
ga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com *Date: *Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700 *To: *rantaunet@googlegroups.com> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h Tk infonya pak Imran. Di TPS yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1- 7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH “WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah: “4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat sekitar.. 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.” Saksi maupun pemantau sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini tidak semua, masih banyak penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik. Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang disetiap TPS, selama ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak ada pembanding. Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data autentik oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman. Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos, kembali ketempat kerja masing-masing. Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik. Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4, yang sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi timses calon, maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses masing-masing. Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan, inilah yang bikin ramai di MK. MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera memberikan kepastian hukum. Drama di MK dalam kasus pemilu 2014 lalu, cukup jadi pelajaran. Wass Maturidi Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com> menulis: Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta? On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> wrote: http://wartakota.tribunnews.co m/2016/09/19/breaking-news-kan tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-ko car-kacir-buka-sepatu <http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kantor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto" <fitr.tanju...@gmail.com> wrote: Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada DKI. Wassalam fitr 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com>: alur kerja scan C1: 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat rangkap 8... 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat sekitar.. 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS. 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor KPU kota/kabupaten. 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait... imran, tingga di padang, pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu... Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> menulis: Sanak dipalanta n.a.h Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti. Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. Pada Pilpres 2014, di TPS nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi untuk menyaksikan perhitungan suara, ini terlihat ada pembantu rumah tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu dapat honor 150 ribu. Kemungkinan besar kecur
Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di tingkat TPS?Mungkin karena Pengemban amanah tidak dipercayaiMungkin karena langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.Mungkin karena banyak orang yang tidak jujur. Wassalam,RP. Palu- Sulawesi Tengah Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> menulis: Tk pak Palito. Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS. Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak mungkin lagi karena sudah begitu ketat. Kalau begitu bagaimana keluhan yang disuarakan halaman sebelah ini: SaafroedinBahar20 jam · Mengingatpengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal yg mutlak utkmemperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Perkirakanlah dengancermat, dan gagalkan.Top of FormSukaTunjukkanlebih banyak tanggapanKomentariBagikan50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnyaKomentarBottom of FormPelmi Dt Sati Mahadirajo Agar tidak terulangPermainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik pemilu )setiapTPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader yang benar2 Mauberbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan lah kaderPartai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan Hasil TPS TPSnantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan Sementaracrosceklangsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS ...? hati2 wargasiluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau pelaksanaan pemungutandan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah dan Kecamatan sertasampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYEDAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y)kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai Pemantau Pemilu janganterulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKANPENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan Berbangsa danBernegara. Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak Palito ada infonya , terima kasih Maturidi Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> menulis: Pak maturidi. Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap tingkatan rekapitulasi. Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara maupun rekapitulasi berjenjang. Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro itu. Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan fajar. untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor penyelenggara panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji komisioner nya juga jauh lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka belasan juta rupiah. Demikian pak maturidi. Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com>Sender: rantaunet@googlegroups.comDate: Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700To: rantaunet@googlegroups.comReplyTo: rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h Tk infonya pak Imran.Di TPS yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1- 7, namundidaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH “WANI PIRO”,alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah: “4.usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano,dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calondan petugas KPPS serta pemantau.. 5.Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakatsekitar.. 6.Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akandi
Re: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Tk pak Palito. Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS. Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak mungkin lagi karena sudah begitu ketat. Kalau begitu bagaimana keluhan yang disuarakan halaman sebelah ini: *Saafroedin Bahar* <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1?hc_ref=NEWSFEED=nf> 20 jam <https://www.facebook.com/saafroedin.bahar1/posts/1443491782343934> · [image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png] Mengingat pengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal yg mutlak utk memperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Perkirakanlah dengan cermat, dan gagalkan. Top of Form Suka <https://www.facebook.com/>Tunjukkan lebih banyak tanggapan Komentari <https://www.facebook.com/>Bagikan <https://www.facebook.com/> 50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnya <https://www.facebook.com/ufi/reaction/profile/browser/?ft_ent_identifier=1443491782343934=15502673813> *Komentar* [image: Pelmi Dt Sati Mahadirajo] <https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi> Bottom of Form Pelmi Dt Sati Mahadirajo <https://www.facebook.com/pelmi.dtsatimahadirajo.9?fref=ufi> Agar tidak terulang Permainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik pemilu )setiap TPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader yang benar2 Mau berbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan lah kader Partai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan Hasil TPS TPS nantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan Sementaracroscek langsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS ...? hati2 warga siluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah dan Kecamatan serta sampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYE DAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y) kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai Pemantau Pemilu jangan terulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKAN PENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak Palito ada infonya , terima kasih Maturidi Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > Pak maturidi. > Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil > penghitungan suara. > > Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS > > Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang > mulai dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. > > Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap > tingkatan rekapitulasi. > > Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka > lagi kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. > > Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara > maupun rekapitulasi berjenjang. > > Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. > Biar lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi > penyelenggara di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan > dalam wani piro itu. > > Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. > > Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. > Permainannya juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan > bersama. Serangan fajar. > > untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, > sanksi pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. > > Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor > penyelenggara panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji > komisioner nya juga jauh lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka > belasan juta rupiah. > > > Demikian pak maturidi. > > Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti > > > Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h > > > > Tk infonya pak Imran. > > Di TPS yang saranany
Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Pak maturidi. Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap tingkatan rekapitulasi. Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara maupun rekapitulasi berjenjang. Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro itu. Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan fajar. untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor penyelenggara panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji komisioner nya juga jauh lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka belasan juta rupiah. Demikian pak maturidi. Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h Tk infonya pak Imran. Di TPS yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1- 7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH “WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah: “4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat sekitar.. 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.” Saksi maupun pemantau sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini tidak semua, masih banyak penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik. Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang disetiap TPS, selama ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak ada pembanding. Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data autentik oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman. Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos, kembali ketempat kerja masing-masing. Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik. Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4, yang sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi timses calon, maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses masing-masing. Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan, inilah yang bikin ramai di MK. MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera memberikan kepastian hukum. Drama di MK dalam kasus pemilu 2014 lalu, cukup jadi pelajaran. Wass Maturidi Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com> menulis: > Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta? > > On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" <fashridjalmn...@gmail.com> > wrote: > >> http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kan >> tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu >> >> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto" <fitr.tanju...@gmail.com> wrote: >> >>> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun >>> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak >>> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada >>> DKI. >>> >>> Wassalam >>> fitr >>> >>> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet < >>> rantaunet@googlegroups.com>: >>> >>>> alur kerja scan C1: >>>> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. >>>> >>>> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar >>>&
Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h Tk infonya pak Imran. Di TPS yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1- 7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH “WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah: “4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat sekitar.. 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.” Saksi maupun pemantau sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini tidak semua, masih banyak penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik. Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang disetiap TPS, selama ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak ada pembanding. Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data autentik oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman. Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos, kembali ketempat kerja masing-masing. Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik. Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4, yang sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi timses calon, maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses masing-masing. Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan, inilah yang bikin ramai di MK. MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera memberikan kepastian hukum. Drama di MK dalam kasus pemilu 2014 lalu, cukup jadi pelajaran. Wass Maturidi Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noormenulis: > Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta? > > On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" > wrote: > >> http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kan >> tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu >> >> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto" wrote: >> >>> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun >>> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak >>> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada >>> DKI. >>> >>> Wassalam >>> fitr >>> >>> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet < >>> rantaunet@googlegroups.com>: >>> alur kerja scan C1: 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat rangkap 8... 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat sekitar.. 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS. 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor KPU kota/kabupaten. 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait... imran, tingga di padang, pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu... Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan < maturid...@gmail.com> menulis: Sanak dipalanta n.a.h Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti. Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. Pada Pilpres 2014, di TPS nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi untuk menyaksikan perhitungan suara, ini terlihat ada pembantu rumah tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu dapat honor 150 ribu. Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya. Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi dari TPS. Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat penscan formulir C1 yang sudah ditanda tangani
Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta? On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor"wrote: > http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news- > kantor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu > > On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto" wrote: > >> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun >> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak >> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada >> DKI. >> >> Wassalam >> fitr >> >> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet < >> rantaunet@googlegroups.com>: >> >>> alur kerja scan C1: >>> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. >>> >>> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar >>> yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang >>> dibuat rangkap 8... >>> >>> 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. >>> >>> 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 >>> plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi >>> pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. >>> >>> 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan >>> masyarakat sekitar.. >>> >>> 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak >>> lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS. >>> >>> 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS >>> (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor >>> KPU kota/kabupaten. >>> >>> 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... >>> >>> pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada >>> penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan >>> dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait... >>> >>> imran, >>> tingga di padang, >>> pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu... >>> >>> >>> >>> Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan < >>> maturid...@gmail.com> menulis: >>> >>> >>> >>> Sanak dipalanta n.a.h >>> >>> Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti. >>> >>> Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, >>> masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk >>> menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. >>> >>> Pada Pilpres 2014, di TPS nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi >>> untuk menyaksikan perhitungan suara, ini terlihat ada pembantu rumah >>> tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. >>> >>> Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah >>> itu dapat honor 150 ribu. >>> >>> Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya. >>> Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi dari TPS. >>> >>> Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat penscan formulir C1 yang >>> sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung >>> kirim ke Pusat. Kalau menscan harus izin KPU pusat, seharusnya izin >>> tsb diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU. >>> >>> Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini yang menjadi >>> kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK. >>> >>> Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin >>> rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi. >>> >>> Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, >>> kecurangan-kecurangan mungkin akan berlanjut. >>> >>> Umat Islam Jkt harus all out - up to date untuk mendapatkan scan >>> formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling >>> tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib) >>> harus ada dilengkapi alat scan >>> >>> Lebih baik lagi kalau ada INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf. >>> >>> Umat islam JKT yang akan mati-matian untuk mengalahkan AHOK, kalau >>> kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat. >>> >>> Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang >>> mengamankan data. Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin >>> Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data >>> tidak diamankan. >>> >>> Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan >>> door to door demi memenangkan Ahok. >>> >>> Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data >>> ?. >>> >>> Wass, >>> >>> Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau >>> >>> -- >>> . >>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >>> === >>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >>> * DILARANG: >>> 1. Email besar dari 200KB; >>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim
Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kantor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto"wrote: > Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun > ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak > bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada > DKI. > > Wassalam > fitr > > 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet < > rantaunet@googlegroups.com>: > >> alur kerja scan C1: >> 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. >> >> 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar >> yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang >> dibuat rangkap 8... >> >> 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. >> >> 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 >> plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi >> pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. >> >> 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan >> masyarakat sekitar.. >> >> 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak >> lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS. >> >> 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS >> (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor >> KPU kota/kabupaten. >> >> 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... >> >> pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada >> penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan >> dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait... >> >> imran, >> tingga di padang, >> pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu... >> >> >> >> Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan >> menulis: >> >> >> >> Sanak dipalanta n.a.h >> >> Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti. >> >> Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, >> masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk >> menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. >> >> Pada Pilpres 2014, di TPS nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi >> untuk menyaksikan perhitungan suara, ini terlihat ada pembantu rumah >> tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. >> >> Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu >> dapat honor 150 ribu. >> >> Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya. >> Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi dari TPS. >> >> Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat penscan formulir C1 yang >> sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung >> kirim ke Pusat. Kalau menscan harus izin KPU pusat, seharusnya izin >> tsb diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU. >> >> Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini yang menjadi >> kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK. >> >> Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin >> rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi. >> >> Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, kecurangan-kecurangan >> mungkin akan berlanjut. >> >> Umat Islam Jkt harus all out - up to date untuk mendapatkan scan >> formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling >> tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib) >> harus ada dilengkapi alat scan >> >> Lebih baik lagi kalau ada INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf. >> >> Umat islam JKT yang akan mati-matian untuk mengalahkan AHOK, kalau >> kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat. >> >> Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang >> mengamankan data. Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin >> Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data >> tidak diamankan. >> >> Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan door >> to door demi memenangkan Ahok. >> >> Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data >> ?. >> >> Wass, >> >> Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> === >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> *
Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada DKI. Wassalam fitr 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com>: > alur kerja scan C1: > 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. > > 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang > digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat > rangkap 8... > > 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. > > 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 > plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi > pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. > > 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan > masyarakat sekitar.. > > 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak > lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS. > > 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS > (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor > KPU kota/kabupaten. > > 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... > > pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada > penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan > dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait... > > imran, > tingga di padang, > pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu... > > > > Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsan> menulis: > > > > Sanak dipalanta n.a.h > > Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti. > > Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, > masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk > menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. > > Pada Pilpres 2014, di TPS nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi > untuk menyaksikan perhitungan suara, ini terlihat ada pembantu rumah > tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. > > Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu > dapat honor 150 ribu. > > Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya. > Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi dari TPS. > > Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat penscan formulir C1 yang > sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung > kirim ke Pusat. Kalau menscan harus izin KPU pusat, seharusnya izin tsb > diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU. > > Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini yang menjadi > kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK. > > Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin > rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi. > > Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, kecurangan-kecurangan > mungkin akan berlanjut. > > Umat Islam Jkt harus all out - up to date untuk mendapatkan scan > formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling > tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib) > harus ada dilengkapi alat scan > > Lebih baik lagi kalau ada INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf. > > Umat islam JKT yang akan mati-matian untuk mengalahkan AHOK, kalau > kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat. > > Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang > mengamankan data. Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin > Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data > tidak > diamankan. > > Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan door > to door demi memenangkan Ahok. > > Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data ?. > > Wass, > > Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena
Bls: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
alur kerja scan C1:1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS. 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang dibuat rangkap 8... 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram. 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau.. 5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat sekitar.. 6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS. 7. C1 berhologram ini kemudian dikirim secara berjenjang ke PPS (kelurahan), PPK (kecamatan) untuk kemudian menjalani proses scan di kantor KPU kota/kabupaten. 7. Usai di scan, langsung diaplod ke website KPU... pertanyaan saya ke bapak maturidi, kenapa masih ada kecurigaan pada penghitungan suara di tingkat TPS dengan proses yang begitu transparan dan dokumennya dimiliki oleh banyak pihak terkait... imran, tingga di padang, pernah jadi penyelenggara pilkada di tingkat kecamatan pada 2015 lalu... Pada Rabu, 21 September 2016 13:48, Maturidi Donsanmenulis: Sanak dipalanta n.a.h Pilkada DKI 2017mengasyikan juga diikuti. Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, masing-masing kita mungkinmenyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. Pada Pilpres 2014, diTPS nampaknya ada team pemenang kekurangansaksi untuk menyaksikan perhitungansuara, ini terlihat ada pembantu rumahtangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. Apalah yang bisa dilakukanPRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu dapat honor 150 ribu. Kemungkinan besar kecuranganitu dimulai dari TPS dan seterusnya. Isi formulir C1 itu sudahmulai di manipulasi dari TPS. Seandainya saksi calondilengkapi dengan alat penscan formulirC1 yang sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discanlangsung kirim ke Pusat. Kalau menscan harus izin KPU pusat, seharusnya izin tsbdiurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU. Pada 2014 yang lalu saksi TPSuntuk salah satu calon ini yang menjadi kelemahan. Inikelihatan waktu disidangkan di MK. Selanjutnya penyedotan data,bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin rang lapau ada yang tahu, mari kitaberbagi. Kalau Formulir C1 itu tidak bisadiscan oleh saksi, kecurangan-kecurangan mungkin akan berlanjut. Umat Islam Jkt harus all out - up to date untuk mendapatkan scanformulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS palingtidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib) harusada dilengkapi alat scan Lebih baik lagi kalau ada INVESTIGATIVEREPORTER seperti ide Pak Saaf. Umat islam JKT yang akanmati-matian untuk mengalahkan AHOK,kalau kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat. Selama ini umat islam mungkinterlalu mengandalkan tokoh tapi kurang mengamankan data. Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpulPak Amin Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalaudata tidak diamankan. Pengusung Ahok juga akan allout dengan peralatan cangih dari taipan door to door demi memenangkan Ahok. Mohon kalau ada yang punyadata, bagaimana pula kerjanya penyedotan data ?. Wass, Maturidi (L/78) Talang SolokKutianyia, Duri Riau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK
[R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti
Sanak dipalanta n.a.h Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti. Ada juga baiknya kita bincang Pilkada maupun Pilpres yang lalu, masing-masing kita mungkin menyaksikan. Mudah-mudahan ada gunanya untuk menghadapi pemilu/pilkada yang akan datang. Pada Pilpres 2014, di TPS nampaknya ada team pemenang kekurangan saksi untuk menyaksikan perhitungan suara, ini terlihat ada pembantu rumah tangga yang direkrut untuk menyaksikan perhitungan hasil suara. Apalah yang bisa dilakukan PRT, mungkin hanya sekedar mlihat, setelah itu dapat honor 150 ribu. Kemungkinan besar kecurangan itu dimulai dari TPS dan seterusnya. Isi formulir C1 itu sudah mulai di manipulasi dari TPS. Seandainya saksi calon dilengkapi dengan alat penscan formulir C1 yang sudah ditanda tangani petugas TPS termasuk saksi, begitu discan langsung kirim ke Pusat. Kalau menscan harus izin KPU pusat, seharusnya izin tsb diurus dari sekarang atau mungkin sudah ada dalam UU/peraturan KPU. Pada 2014 yang lalu saksi TPS untuk salah satu calon ini yang menjadi kelemahan. Ini kelihatan waktu disidangkan di MK. Selanjutnya penyedotan data, bagaimana pula kerjanya alat ini, mungkin rang lapau ada yang tahu, mari kita berbagi. Kalau Formulir C1 itu tidak bisa discan oleh saksi, kecurangan-kecurangan mungkin akan berlanjut. Umat Islam Jkt harus all out - up to date untuk mendapatkan scan formulir C1 itu disetiap TPS. Memang perlu biaya besar, disetiap TPS paling tidak 2 orang saksi (2 shift – kadang penghitungan suara sampai magrib) harus ada dilengkapi alat scan Lebih baik lagi kalau ada INVESTIGATIVE REPORTER seperti ide Pak Saaf. Umat islam JKT yang akan mati-matian untuk mengalahkan AHOK, kalau kurang melengkapi dengan alat yang cukup, rasanya berat. Selama ini umat islam mungkin terlalu mengandalkan tokoh tapi kurang mengamankan data. Meskipun kemaren di Istiqlal sudah ngumpul Pak Amin Rais, Hidayat Nurwahid, Didin Haifiduddin dst, belum menjamin kalau data tidak diamankan. Pengusung Ahok juga akan all out dengan peralatan cangih dari taipan door to door demi memenangkan Ahok. Mohon kalau ada yang punya data, bagaimana pula kerjanya penyedotan data ?. Wass, Maturidi (L/78) Talang Solok Kutianyia, Duri Riau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.