dikirim Rinaldi lewat email saya, mita difowardkan ke Rantau Net.



-------- Forwarded Message --------
Subject:        Re: [R@ntau-Net] Jeffrie Geovanie, PSI dan Jokowi
Date:   Tue, 6 Mar 2018 12:47:51 +0700
From:   Rinaldi Munir <rina...@informatika.org>
To:     Isna Huriati <i...@pacific.net.id>



Saya tidak bisa balas ke RantauNet. Mohon di-forward-kan ke sana Bu Isna.

~~~~~~~~~~~~

Jeffrey ini politikus yang berkelana dari partai ke partai: Golkar,
PAN, Nasdem, sekarang PSI.
Bisa disimpulkan sendiri konditenya seperti apa.
Tentang PSI, ini partai ahoker alias pendukung Ahok, jadi nggak cocok
dengan mainstream orang Minang

salam
Aldi - Bandung



Pada 6 Maret 2018 10.02, Isna Huriati <i...@pacific.net.id> menulis:
Terima kasih telah mengirimkan data data mengenai Jeffrie Geovanie. Sudah
lama saya kepingin tahu dengan orang ini. namun keterangan dibawah ini

Meski dididik secara fanatik keagamaan oleh ibunya, Jeffrie termasuk tipe
yang memiliki toleransi tinggi dalam beragama, terbukti ketika ia tidak
memaksakan pelaksanaan ritual keagamaannya kepada keluarganya termasuk
terhadap istrinya yang mualaf dan anak-anak.

Telah membuat saya berpikir dia kurang pantas mewakili orang  Minangkabau.
Pengakuannya sama dengan pengakuan Prabowo.  Saya yakin buya Hamka tidak
merestui ini.

Bagi saya pemimpin Minang hendaknya seperti Tariq Ramadhan, fanatik dalam
ritual keagamaan tetapi progressif dalam mengelola dunia.

sekian ,terima kasih

On 06-Mar-18 3:15 AM, Alec Sutaryo wrote:

Jeffrie Geovanie, PSI & Jokowi
5 March 2018Edit        

Lama tak muncul ke permukaan, tahu-tahu nama Jeffrie Geovanie, pengusaha
muda berdarah Minang, muncul di sebuah partai baru, Partai Solidaritas
Indonesia (PSI), yang bernomor urut 11, atau lebih dikenal sebagai partainya
generasi milenial alias kawula muda. Di situ ia duduk sebagai Ketua Dewan
Pembina.

Mungkin banyak yang belum tahu siapa pria yang kini duduk sebagai Anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia periode 2014–2019
setelah terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari daerah
pemilihan Provinsi Sumatera Barat pada Pemilu Legislatif 2014 ini.

Jeffrie tercatat sebagai alumnus lulusan dua perguruan tinggi di Jakarta
yaitu jurusan Sastra Indonesia, Universitas Nasional serta Program
Pascasarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama),
Jakarta.

Kedua orang tuanya berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Ayahnya
merupakan seorang profesional dengan tugas terakhir di Yayasan milik PBB
yang mengurus soal pengungsi Vietnam di Pulau Galang yang wafat ketika
Jeffrie masih kecil sementara ibunya bekerja sebagai seorang PNS.

Tentang ibunya ini, Jeffrie pernah bercerita ketika diwawancarai oleh M
Guntur Romli dari Islamlib.com sebagai tipikal perempuan Minang yang fanatik
soal agama Islam dalam mendidik anak-anaknya.

“…Saya dari kecil memang diasuh oleh ibu karena ayah sudah almarhum. Jadi
bagi kami apapun kata ibu harus dilaksanakan.”

Sebelum menekuni usahanya sendiri di bidang properti dan perhotelan, Jeffrie
pernah bekerja di American Express Bank Ltd Jakarta, Direktur Trego Holdings
Ltd Singapore, serta Direktur Bank Artha Prima Jakarta.

Pada tahun 2002, Jeffrie mendirikan Syafii Maarif Foundation atau lebih
dikenal sebagai Maarif Institute, sebuah LSM yang aktif mengkaji masalah
kebudayaan dan kemanusiaan di mana ia duduk sebagai Ketua Yayasan.
jeffrie jakartasatucom

foto: jakartasatu.com

Jeffrie juga aktif sebagai salah seorang Dewan Penasehat Center for
Strategic and International Studies (CSIS). JG, begitu dia dikenal, pernah
menjadi Ketua Umum PB. Percasi, dan menjadi salah seorang anggota Dewan
Redaktur Penerbitan Balai Pustaka.

Dikutip dari situs pribadinya Jeffriegeovanie.id, disebutkan bahwa karier
politik Jeffrie dimulai ketika ia menjadi anggota Muhammadiyah dan kemudian
bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

Pada tahun 2005, karier politiknya menanjak saat dicalonkan sebagai kandidat
Gubernur Sumatera Barat oleh Koalisi Sakato yang berisikan 16 partai
politik, berpasangan dengan Dasman Lanin sebagai wakilnya.

Dalam Pilkada tersebut, meski belum berhasil menjadi yang pertama, namun
Jeffrie berhasil menduduki peringkat ketiga di bawah pasangan Gamawan
Fauzi-Marlis Rahman serta Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid.

Pada musim pemilihan 2009, Jeffrie berkampanye di bawah naungan Partai
Golkar. Kali ini kiprahnya bersama Golkar menuai sukses dengan terpilihnya
Jeffrie sebagai anggota DPR periode 2009 – 2014.

Namun pada Maret 2012, Jeffrie mengejutkan publik melalui pernyataan
pengunduran dirinya dari Golkar. Beberapa sinyalemen media mengungkap kaitan
pengunduran diri ini dengan rencananya berkonsentrasi di organisasi
masyarakat, yakni Nasional Demokrat (Nasdem).

Karier politik  Jeffrie berlanjut pada Pemilu 2014. Dia berhasil terpilih
sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dari daerah
pemilihan Provinsi Sumatera Barat dengan raihan 195.930 suara, terbanyak
ketiga setelah Irman Gusman dan Emma Yohana.
harianpijakdotcom

foto: harianpijar.com

Meski dididik secara fanatik keagamaan oleh ibunya, Jeffrie termasuk tipe
yang memiliki toleransi tinggi dalam beragama, terbukti ketika ia tidak
memaksakan pelaksanaan ritual keagamaannya kepada keluarganya termasuk
terhadap istrinya yang mualaf dan anak-anak.

Dalam naskah yang ia tulis berjudul “Melawan Politik Kebencian”  di situsnya
itu Jeffrie dengan sangat gamblang menentang politisasi agama yang terlalu
berlebihan, termasuk cara-cara kotor seperti memproduksi fitnah dan
kabar-kabar bohong (hoax).

Di PSI, partai berlambang bunga mawar, Jeffrie seperti berada di habitat
alaminya di mana banyak bergabung orang-orang yang masuk dalam kategori
kelompok yang “sudah selesai dengan dirinya sendiri.”
jeffrie_pinterest_couk

foto: pinterest.co.uk

Kelompok orang-orang seperti itu diyakini tidak akan mudah tergiur dengan
godaan korupsi dan akan lebih banyak meluangkan sisa umurnya untuk
aktualisasi diri dan pengabdian kepada kepentingan orang banyak.

Selain itu, dalam laporan wawancara berjudul: Jeffrie Geovanie: “Tuhan Dapat
Diajak Dialog” itu dapat disimpulkan bagaimana kedalaman pengalaman
spiritual Jeffrie dalam mencari ‘wujud’ Tuhannya.

Dia menjadikan keseharian hidupnya sebagai wacana dialog dengan Sang
Pencipta, semacam pengalaman spiritual ini oleh Buya Hamka disebut sebagai
“tasawuf” yang mana tiap orang boleh jadi menjalani perjalanan spiritual
yang berbeda-beda pula.

Bagaimanapun, kehadiran Jeffrie di PSI lebih pas diletakkan sebagai
formalitas struktural semata, tanda apresiasi kepada dia karena telah
memberi dukungan penuh bagi PSI, sebagai salah seorang donatur utamanya.

Hal itu penting, mengingat di tubuh PSI berlaku aturan main yang ketat bahwa
pengurus harian partai atau orang-orang yang mengelola segala kepentingan
partai dalam day-to-day basis (skala harian) mesti bebas dari partai lama
manapun.

Karena itu, bisa dimaklumi jika nama Jeffrie Geovanie tidak dimunculkan
dalam struktur pengurusan harian partai di situs resminya http://www.psi.id,
kecuali dalam dokumen arsip di KPU dan Kemenkumdang.
kaskus

foto: kaskus.co.id

Karena memang Jeffrie tidak memiliki kendali langsung apapun terhadap
partai, selain sebagai pembina atau lebih tepatnya penasehat semata.

Sebetulnya, ketokohan Jeffrie yang sudah malang melintang di sejumlah partai
memiliki nilai tambah tersendiri.

Ini penting mengingat kondisi perpolitikan di Tanah Air yang kini tengah
dilanda kevakuman tokoh berintegritas, selain Jokowi, untuk berlaga di
Pemilu 2019.

Bukan tak mungkin, kehadiran Ketua Umum PSI, Grace Natali, beserta Sekjen
Raja Juli Antoni dan  Ketua Tsamara Amany di Istana Negara belum lama ini
sempat menyinggung masalah siapa cawapres ideal pendamping Jokowi.

Kenapa Jeffrie adalah figur yang pas untuk pasangan Jokowi maju di Pemilu
2019?

Beberapa poin berikut menjadi bahan pertimbangan strategis:

Satu. Jeffrie terhitung sebagai tokoh muda yang berintegritas tinggi, bisa
diterima oleh beragam kalangan termasuk elite-elite politik dan ormas-ormas.
ali cestar psi

foto: cestarweb.wordpress.com

Dua. PDIP tidak mungkin mencalonkan cawapres dari partainya sendiri setelah
Jokowi, kalau tidak ingin dinilai ‘rakus’ dan ditentang oleh partai-partai
lain dalam koalisi.

Tiga. Sejak pasangan Bung Karno dan Bung Hatta, orang Minang punya
pengalaman traumatis pasca PRRI dan menghindari jadi orang nomor satu karena
dianggap sebagai ‘umpan peluru’ dan cenderung menjadikan nomor dua sebagai
karir tertinggi di negeri ini.

Artinya, Jeffrie tidak punya ambisi untuk menjadi RI 1 pada pemilu 2024
seperti yang dikhawatirkan jika jabatan cawapres dipegang oleh tokoh-tokoh
muda lain yang lebih ambisius.

Empat. Jeffrie dikenal memiliki kedekatan hubungan dengan sejumlah pengusaha
keturunan, sehingga kehadirannya diharapkan bisa mengikis habis potensi
menguatnya dikotomi dan sentimen SARA di tengah masyarakat.

Lima. Jeffrie menjadi simbol perlawanan terhadap kelompok oposisi yang
notabene dikomandoi oleh orang sekampungnya sama-sama dari Sumbar, Fadli Zon
bersama Partai Gerinda-nya.

Kehadiran Jeffrie di kubu Jokowi diperkirakan akan bisa menarik kelompok
milenial dari Gerindra untuk berpaling mendukung Jokowi.

Hal itu bukanlah sesuatu mustahil terjadi. Contoh terbaru akhir-akhir ini
adalah dirilisnya tulisan gubernur Sumbar Irwan Prayitno, seorang kader PKS,
yang mengelu-elukan Jokowi sebagai tokoh ideal, hanya karena takjub dengan
ketulusan Jokowi berbuat untuk rakyatnya, setelah seharian menemani Presiden
blusukan ke beberapa tempat.

Dalam artikel berjudul “Blusukan Presiden Jokowi” yang dimuat di Harian
Singgalang, 15/2, Irwan dengan tegas mengatakan apa yang dilakukan Jokowi
sama sekali bukan pencitraan, tapi layaknya kerja seorang pemimpin yang
mengayomi rakyat.

Karena itu, bisa disimpulkan bahwa Jeffrie sebagai pasangan untuk cawapres
Jokowi pada pemilu 2019 adalah pilihan yang sangat logis.

Ali Cestar
(Penulis adalah pemerhati masalah sosial politik untuk sementara berdomisili
di Hambalang, Bogor)

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke