Dear All:

Bagi yang berminat mendapatkan e-book  "Jaringan Wireless di Dunia
Berkembang" sebagaimana yang disebut dalam artikel dibawah ini ,
silahkan download langsung di:

http://opensource.telkomspeedy.com:5432/furusato/files/wndw-id-ebook.pdf

Semoga Bermanfaat,

Salam,

Imam Budi


[rumahilmu] Hadiah dari Pak Onno : Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Hadiah dari Pak Onno : Pembangkit Listrik Tenaga Surya
oleh : Reza Ervani *)

Bismilahirrahmanirrahiim


Di Rembang kemarin dalam acara peluncuran "Rembang Kabupaten Open
Source", penulis mendapatkan kehormatan menerima langsung sebuah buku
berjudul "Jaringan Wireless di Dunia Berkembang" dari idola sekaligus
guru kami, Onno W. Purbo.

Buku yang tidak diterbitkan di pasaran tetapi dibagikan secara bebas
dan memiliki lisensi Creative Commons ini berisikan Panduan Praktis
Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Komunikasi yang Rendah
Biaya. Diterjemahkan dari naskah aslinya oleh 4 orang praktisi : Onno
W. Purbo, Protus Tanuhandaru, Nurlina Noertam dan M. Reza Djajadikara.

Ada bab yang menarik perhatian penulis, yakni tentang Pembangkit
Listrik Tenaga Surya.  Naskah aslinya juga ternyata dibuka secara
terbuka (Open Source) lengkap dengan konsep perancangan dari nol
hingga selesai. (Disini penulis semakin merasakan betapa luar biasanya
filosofi Open Source). Materi-materi seputar Tenaga Surya ini
dikembangkan oleh Alberto Escudero-Pascual.

Luar biasa, ternyata proyek besar membangun kesempatan mengakses
informasi bagi seluruh rakyat itu benar-benar (harus) dilakukan secara
integral. Permasalahan ketersediaan listrik tidak hanya terjadi di
negeri "gemah ripah loh jinawi", tapi juga di banyak negara
berkembang. Sebuah permasalahan "pre-requisited" yang harus
diselesaikan sebelum kita berbicara tentang Internet dan segala
aplikasinya.

Dari literasi awal ini, penulis mencoba mencari informasi di dunia
maya. Ternyata untuk menghasilkan 50 watt peak tenaga listrik dari
panel surya dibutuhkan dana sekitar Rp. 3.000.000,- (harga Jakarta)
dan menurut informasi-informasi tersebut harga ini akan terus turun
karena beberapa alasan. Sebuah alternatif yang mungkin bisa kita
wujudkan dengan keringat di lapangan sebagai solusi permasalahan
listrik masuk desa yang tak kunjung beres.

Penulis juga teringat, di kesempatan sosialisasi Open Source di
Universitas Bangka Belitung bulan Maret yang lalu, penulis sempat
berbincang dengan Pak Tjatur H Susanto, Dekan Fakultas Teknik UBB,
yang juga lulusan PENS Surabaya dan dosen di Politeknik Manufaktur
Timah, Bangka. Beliau bercerita tentang proyek penelitian yang pernah
beliau kerjakan bersama rekan-rekan di POLMAN Timah berkaitan dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Asyik sekali mendengarkan paparan
beliau, karena saat itu kami hanya berdua saja di ruangannya, menunggu
kedatangan Pak Satria Dharma. Penulis yakin, masih banyak ilmuwan yang
tersembunyi dari hingar bingar gemerlap media, yang sebenarnya
memiliki daya manfaat yang luar biasa untuk masa depan negeri ini.

Everything has a purpose. Tidak ada yang kebetulan. Sebelum membaca
buku hadiah Pak Onno tadi di Bandung, sepulang dari Rembang penulis
dan Kang Rangga dari Yayasan Rumah Ilmu Indonesia berbincang ringan
ketika melihat banyak baling-baling di tambak garam sepanjang Pantai
Utara. Kita berpikir, seandainya di sepanjang pantai itu berdiri
menara-menara pembangkit listrik tenaga angin, rasa-rasanya beban PLN
bisa sedikit berkurang. Entah kapan mimpi itu bisa menjadi nyata ...

Di tengah-tengah ketidak pedulian pemerintah, kesempatan masyarakat
untuk berdikari ternyata terus dirintis oleh para praktisi dan
ilmuwan. Mereka ini ternyata seakan tidak tersentuh oleh
gonjang-ganjing perpolitikan yang memabukkan banyak orang.

Entah mengapa, usai membaca Hadiah Pak Onno ini, tiba-tiba teringat
penulis dengan jabatan baru di SAGUMUTU Klub Guru Indonesia itu :
Pimpinan Penelitian dan Pengembangan SAGUMUTU Klub Guru Indonesia.
Ternyata peluang untuk belajar dan berkembang itu justru harus
dimanfaatkan optimal untuk mewujudkan mimpi yang belum usai.

Mungkinkah mimpi kita mewujudkan kemudahan bagi dunia pendidikan
Indonesia dan guru di berbagai daerah dengan berbagai inovasi bisa
kita rajut tanpa lelah disini.

Kata kuncinya ada beberapa, diantaranya adalah Kemauan Belajar dan Bekerja.

Semoga Allah menguatkan ... Amin

*) Penulis adalah Direktur Penelitian dan Pengembangan SAGUMUTU Klub
Guru Indonesia dan Pembina Yayasan Rumah Ilmu Indonesia

Kirim email ke