Rekan-rekan milis yang dikasihi Kristus... Berikut ini saya kirimkan dua buah berita dari Keuskupan Atambua. Yang pertama mengenai, Peringatan 25 tahun tahbisan uskup Atambua Mgr Anton Pain Ratu SVD, peringatan ini hanya dua hari sebelum penahbisan uskup Atambua yang baru Mgr. Dominikus Saku, Pr. Dan yang kedua mengenai peristiwa penahbisan uskup Atambua yang baru Mgr. Dominikus Saku Pr menggantikan Mgr. Anton Pain Ratu SVD yang telah mengundurkan diri pada 2 Juni yang lalu. Peristiwa penahbisan ini di hadiri oleh 28 uskup di Indonesia termasuk sekretaris Dubes Vatikan Untuk Indonesia, Dirjen Bimas Katolik, Wakil Gubernur NTT, berbagai angota DPR dan tokoh masyrakat sekabupaten Belu. Para imam bruder dan suster serta puluhan ribuan umat sekeuskupan Atambua. Berita selengkapnya mengenai kedua peristiwa ini silakan rekan-rekan baca pada berita yang saya lampirkan ini. Selamat membaca, kasih dan berkat Tuhan menyertai selalu. Syalom Vitalis ================================================= USKUP RAYAKAN 25 TAHUN TAHBISAN USKUP SEBELUM TAHBISAN PENGGANTINYA ATAMBUA, NTT (UCAN, 25/9/07) - Uskup Atambua Mgr Antonius Pain Ratu SVD merayakan peringatan 25 tahun tahbisan uskup hanya dua hari sebelum penahbisan penggantinya. Uskup pensiunan itu dan Uskup Atambua Dominikus Saku, prelatus yang menggantikannya, kini memiliki tanggal penahbisan yang sama. Uskup Pain Ratu, 78, ditahbiskan sebagai uskup auksilier Atambua pada 21 September 1982, dan mulai berkarya sebagai uskup pada 3 Februari 1984. Paus Benediktus XVI menerima pengunduran dirinya pada 2 Juni, tapi Uskup Pain Ratu tetap menjadi administrator keuskupan hingga penahbisan Uskup Saku. Uskup Pain Ratu mengatakan pada awal liturgi pesta perak tahbisan uskup tanggal 19 September: "Hari ini saya merasa sangat bahagia dan terharu atas rahmat dan karunia Tuhan yang diberikan kepada saya selama 25 tahun menjadi uskup. Saya juga sangat terkesan dengan cinta dan penghargaan yang diberikan umat sekalian kepada saya dalam perayaan syukur ini. Sekitar 8.000 umat Katolik datang ke Gereja Katedral St. Maria Immakulata untuk mengikuti Misa pesta perak bertema "Maranatha: Syukur-Puji Tuhan" itu, tapi banyak umat tidak bisa duduk di dalam gereja katedral di Atambua itu. Mereka berusaha melihat 21 konselebran, termasuk Uskup Agung Jakarta Mgr Julius Kardinal Darmaatmadja SJ dan Uskup Padang Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap, ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Di antara umat adalah ratusan kaum religius dan pejabat pemerintah beragama Katolik, seperti Fransiskus Lebu Raya, wakil gubernur Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); Joachim Lopes, bupati Belu; dan Gabriel Manek, bupati Timor Tengah Utara (TTU). Keuskupan Atambua mencakup kedua kabupaten yang mayoritas berpenduduk Katolik tersebut. Uskup Pain Ratu mengingatkan semua umat yang menghadiri Misa, Ada kedukaan, ada kesukaan. Akan tetapi kasih dan kerahiman Tuhan selalu datang untuk menyelamatkan manusia, makanya sebagai ciptaan-Nya manusia harus selalu bersyukur dalam setiap kesukaan dan kemalangan. Ia berterima kasih kepada umat Katolik setempat "atas segala kerja sama yang selama ini terjalin dengan baik," dan mengatakan bahwa selama dia menjadi uskup, jumlah umat Katolik meningkat dan iman mereka semakin kokoh, yang disebutnya sebagai "tanda-tanda yang baik." Menurut data keuskupan, umat Katolik berjumlah sekitar 300.000 tahun 1980-an tapi mencapai 475.775 pada tahun 2003. Dalam homilinya, Uskup Saku menyinggung bacaan pertama yang diambil dari Kitab Tobit dan mengatakan, "Ibarat Tobit, Uskup Pain Ratu dikenal sebagai pelayan Tuhan yang tangguh dan setia." Uskup baru Atambua itu menggambarkan pendahulunya sebagai "seorang pejuang yang tangguh yang gebrakan-gebrakannya berhasil memajukan iman umat Katolik." Sebelum berkat penutup, Lebu Raya menyampaikan ucapan selamat kepada Uskup Pain Ratu atas nama pemerintah dan masyarakat setempat yang sudah 25 tahun memimpin keuskupan ini. Ia mengatakan bahwa uskup sering menyampaikan kritik sosial dan serius terhadap masalah lingkungan. Ia juga menyampaikan terima kasih atas pengabdian uskup sebagai ketua Forum Kerjasama Pimpinan Agama (FKPA) Kabupaten Belu dan Kabupaten TTU, yang membantu masyarakat di kedua kabupaten itu hidup damai dan harmonis. Sebelum Misa berakhir, Lopes, ketua panitia penyelenggara perayaan, berterima kasih kepada Uskup Pain Ratu atas ide, waktu, tenaga dan semua sumbangan yang telah diberikan. Lopes mengatakan, Kehadiran ribuan umat pada perayaan ini merupakan bukti bahwa umat tetap mencintai Uskup Pain Ratu meski sudah hampir menunaikan tugas penggembalaan selama 25 tahun di keuskupan ini. Sebuah resepsi di Aula Balai Nazareth, sebelah gereja katedral, diadakan seusai Misa. Uskup Pain Ratu datang ke gereja katedral untuk menghadiri Misa tersebut dengan sebuah mobil pickup dari kediamannya di Lalian Tolu, 10 kilometer selatan Atambua. Sekitar 100 meter sebelum tiba di gereja katedral, ia berhenti di gedung Yayasan Regina Angelorum. Dengan mengenakan jubah putih dan selendang tenun tradisional, ia tersenyum dan melambaikan tangan kepada orang-orang yang berdiri di sepanjang jalan. Ia dan uskup-uskup lain kemudian berjalan menuju gereja katedral, dengan diiringi tarian likurai, tari tradisional Timor. Tari helong menyambut prosesi di gereja katedral. Dalam sebuah surat yang dibacakan pada Misa-Misa Minggu di semua paroki di Keuskupan Atambua pada 25 Agustus, Uskup Pain Ratu mengatakan bahwa ia akan menghabiskan masa pensiunnya di sebuah kapel kecil dekat Tempat Ziarah Bitauni di Paroki St. Maria di Kiupukan. Di sana saya berharap dapat menggunakan sisa hidup saya sebaik mungkin dengan berdoa, menulis dan membantu Keuskupan Atambua sejauh kemampuan dalam bidang pelayanan. Surat tertanggal 31 Juli itu ditutup dengan sebuah permintaan kepada umat Katolik setempat untuk saling memperhatikan satu sama lain. -END- ============================================================= KATA-KATA IBUNDA DAN SAUDARA-SAUDARI BEKAL BAGI USKUP BARU ATAMBUA, NTT (UCAN, 26/9/07) -- Uskup purnabakti Atambua mengatakan kepada uskup penggantinya bahwa kata-kata ibunda dan saudara-saudarinya dapat menjadi bekal baginya dalam melaksanakan tugas kepemimpinan dan pelayanan sebagai uskup. Dalam kotbah pada Misa penahbisan Uskup Dominikus Saku, penggantinya, Jumat pagi 21 September, Uskup Anton Pain Ratu SVD bercerita tentang pertemuan dan percakapannya dengan ibunda dan saudara-saudari uskup terpilih itu pada 19 Agustus. Saya bertanya kepada sang ibu: Bagaimana perasaan ibu ketika mendengar berita bahwa anakmu diangkat Sri Paus menjadi Uskup Atambua? Ia menjawab dalam Bahasa Dawan: Nane Usi neon es Atol -- Itu Tuhan yang atur, kata uskup itu. Kemudian saudara-saudarinya menambahkan: Hai atoin ana, hai mnen ha, hai mituin ha -- Kami orang kecil, kami dengar saja, kami ikut saja. Uskup Pain Ratu, 78, mengatakan dalam homilinya, sebelum upacara penahbisan itu: "Kata-kata itu dapat menjadi bekal bagi uskup terpilih dan kita yang lain, karena seorang dapat menjadi sahabat Yesus jika ia melakukan apa yang diperintahkan Yesus kepadanya." Ia menyinggung motto uskup penggantinya, Vos Amici Mei Estis (Kamu adalah sahabatku). Sekitar 20.000 umat Katolik menghadiri upacara penahbisan Uskup Saku di lapangan sepak bola di Atambua, kota pusat pemerintahan Kabupaten Belu sekaligus pusat keuskupan. Uskup Pain Ratu, yang menjabat sebagai administrator keuskupan setelah pengunduran dirinya pada bulan Juni, bertindak sebagai penahbis utama. Ia didampingi Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang dan Uskup Weetebula Mgr Gerulfus Kherubim Pareira SVD sebagai penahbis bersama. Hadir 28 uskup termasuk Monsignor Andrew Vissano, sekretaris Duta Besar Vatikan untuk Indonesia. Juga hadir para pejabat pemerintah dan militer, para pemimpin agama-agama Buddha, Hindu, Islam dan Protestan. Uskup Pain Ratu menjelaskan bahwa penggantinya seorang imam yang sederhana, rendah hati, berasal dari keluarga yang sangat sederhana di Taekas, sebuah kampung di Kabupaten Timor Tengah Utara. "Tuhan itu adil karena Dia mengangkat orang kecil menjadi uskup," katanya. Pemimpin Gereja yang purnabakti itu mendesak seluruh umat Katolik mendukung uskup baru mereka. Di bawah motto uskup baru ini, saya minta kepada semua para imam, biarawan-biarawati, dan awam agar selalu bekerja sama dalam melaksanakan karya kerasulan dengan semangat saling mengasihi dan persaudaraan, katanya. Kehadiran para uskup dari keuskupan-keuskupan lain menunjukkan kesatuan dan kebersamaan seluruh Gereja serta dukungan doa dari seluruh umat Katolik di Indonesia, tambahnya. Uskup Saku, 47, mengatakan dalam sambutan sebelum Berkat Penutup Misa bahwa jabatan barunya itu sebuah tugas yang mulia tapi berat. Namun, lanjutnya, Tuhan tahu kekuatan dan kelemahanku. Pasti Ia akan selalu membimbing dan menuntun saya dalam tugas kepemimpinan dan pelayanan di keuskupan ini. Sebagai sahabat Yesus, lanjutnya, merujuk mottonya, kita dipanggil untuk bersuka cita (Yoh 15,11), untuk mencintai orang lain (Yoh 15,12), untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15,15), dan untuk menjadi utusan-utusan atau rasul-rasul ke segala penjuru untuk mewartakan berita keselamatan (Yoh 15,16)." Ia mengajak umat agar hidup, bergerak, dan ada dalam Tuhan agar ia menjadikan kita layak menyandang gelar sahabat Allah. Uskup Padang Mgr Martinus Dogma Situmorang OFM Cap, ketua presidium Konferensi Waligereja Indonesia, mengucapkan selamat kepada uskup baru dan umat Katolik setempat. Ia memuji Keuskupan Atambua karena menjadi model dalam hidup menggereja dan menjalin keharmonisan dalam hubungan antaragama. Kunjungan Monsignor Vissano ke Atambua adalah misinya yang pertama ke luar Jakarta. Dalam sambutannya ia mengatakan, Saya merasa terharu dan bahagia menyaksikan semangat umat beriman yang begitu tinggi. Ini pertanda umat menyadari bahwa Mgr Dominikus Saku adalah uskup pilihan Allah." Ia mengucapkan terima kasih kepada Uskup Pain Ratu atas pengabdiannya selama 25 tahun sebagai uskup, dan mengatakan kepada hadirin, "Sekarang (Mgr Pain Ratu) mempunyai banyak waktu untuk berdoa." Dengan iringan paduan suara beranggota 2.500 orang, tarian-tarian liturgis yang dibawakan oleh 300 gadis remaja, dan ditutup berbagai sambutan sebelum Berkat Penutup, upacara penahbisan yang dimulai pukul 9:30 pagi itu baru berakhir pukul 15:00 sore. Selanjutnya acara Resepsi diadakan di Gedung DPRD kabupaten, yang diiringi tarian dan lagu-lagu tradisional. Stefanus Agus, Dirjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia, menyatakan kagum melihat ribuan umat Katolik yang tetap khusuk mengikuti upacara berjam-jam di bawah terik matahari. Ini perayaan paling akbar dan luar biasa yang baru kualami di Atambua ini, katanya. Keuskupan Atambua mencakup Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara, menurut statistik terbaru, mempunyai jumlah umat Katolik 478.475 jiwa, atau sekitar 95 persen dari total penduduk 503.508 jiwa. Keuskupan ini memiliki 54 paroki dan 1.048 stasi misi, dilayani oleh 104 imam diosesan, 31 imam religius, 218 biarawati, 19 bruder dan 456 katekis. Dari jumlah katekis itu 416 adalah relawan. Uskup Saku adalah uskup keempat Atambua, namun ia adalah imam diosesan pertama asal keuskupan ini yang diangkat untuk memimpin Keuskupan Atambua. -End- --------------------------------- Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!