Precedence: bulk OTONOMI DISEPAKATI, ABRI DAN MILISI KASAK-KUSUK DILI (MateBEAN, 25/4/99), Kesepakatan paket otonomi di New York antara Portugal dan Indonesia, membuat para pejabat intel Indonesia dan milisi binaaannya di Timor Timur mulai kasak-kasuk menyusun modus operandi baru untuk mengintimidasi dan meneror masyarakat Timor Timur. Tujuan operasi paramiliter adalah untuk mengantisipasi penandatanganan oleh pihak Portugal dan Indonesia atas kesepakatan paket otonomi dan mekanisme pelaksanaan pemungutan suara di bulan Juli mendatang. Menurut sumber MateBEAN di Timor Timur, kelompok pro-integrasi dan milisi-milisinya akan berkumpul di Balibo untuk sebuah apel akbar minggu ini. Operasi mereka akan mencapai puncaknya pada 5 Mei mendatang, bertepatan dengan tanggal penandatangan kesepakatan paket otonomi. Untuk mendukung operasi tersebut aksi-aksi teror dan perampasan terhadap berbagai fasilitas angkutan darat sudah mulai dilakukan oleh kelompok paramili- ter seperti misalnya, Besi Merah Putih (BMP). Kelompok BMP, pada sabtu (24/4) kemarin menyerang dan merampas sebuah truk di daerah Tibar, sekitar 8 kilometer sebelah barat kota Dili. Pemilik truk tersebut bernama Afonso Lobato. Sopir truk bersama anak Afonso berhasil menyelamatkan diri. Menurut sumber yang sama, truk "Nunulau" tersebut di bawa ke Liquica untuk mengangkut para milisi. Pada Minggu (25/4), kelompok milisi juga menghadang dan merampas sebuah truk di Tasi Tolu, sekitar 3 kilometer arah barat Dili. Truk dengan nama Wehali itu adalah milik Jeronimo Santos, penduduk asal Leorema, Bazartete. Selain itu, kelompok BMP juga merampas 2 angkutan umum, sejenis mikrolet. Satu dirampas di Tibar, semntara yang satu lagi di wilayah Tasi Tolu. Semua kendaraan yang dirampas itu dibawa ke Liquica. Sementara itu, pihak pro-integrasi yang didukung ABRI mulai meningkatkan intimidasinya terhadap para pegawai negeri sipil Timor Timur. Selain melalui ancaman tertulis beberapa minggu lalu, kini mereka dengan tegas akan memecat para pegawai negeri sipil yang menolak memberi tandatangan atas pernyataan dukungan terhadap integrasi Timor Timur ke dalam RI. Para pegawai yang dicurigai pro-kemerdekaan diminta untuk mengembalikan semua fasilitas yang diterima dari pemerintah seperti mobil dan angkutan dinas lain. Bahkan di Ermera 5 orang PNS sudah mendapat ancamam untuk dipecat. Ancaman itu mereka terima bersamaan dengan kunjungan Jenderal Wiranto ke wilayah itu pada Jumat (23/5) lalu. Kelima pegawai negeri itu adalah Jermenino Amaral, anggota DPRD Tingkat II Ermera, Jacob, camat Hatulia, Eduardo Barreto, pegawai Dinas Kesehatan Tingkat II Ermera, Vitor de Deus, pegawai dinas kabupaten dan Paulino Monteiro, pegawai dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat II Ermera. Sumber MateBEAN di Talimoro, Ermera melaporkan bahwa 6 mayat ditemukan di wilayah itu. Keenam mayat itu hingga kini belum dapat diidentifikasi, karena sudah hancur dan susah dikenali lagi. Namun, menurut penduduk setempat keenam korban itu diduga adalah para pelajar SMA 17 Ermera yang dibunuh seminggu sebelumnya oleh kelompok paramiliter. Tampaknya, berbagai kesepakatan, baik kesepakatan damai di Timor Timur maupun kesepakatan politik di New York, tidak cukup kuat untuk menghambat laju rekayasa TNI untuk mempertahankan status quo-nya di Timor Timur.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html