Precedence: bulk


DI ACEH 7 ANGGOTA ABRI TEWAS DIBANTAI

        BANDA ACEH (MeunaSAH, 30/12/98), Sebanyak 7 anggota ABRI dari kesatuan
Yonif 113 Bireun tewas dibantai sekitar 200 orang bersenjata tajam di Desa
Lhok Nibung (dekat Langsa), Kecamatan Simpang Lima, Kabupaten Aceh Timur,
Selasa (29/12) pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. 

        Hingga berita ini diturunkan, ketujuh mayat anggota ABRI tersebut belum
ditemukan, meski pihak ABRI sejak Selasa malam telah menerjunkan sebanyak 1
SSK (100 orang) dari Yonif 111 Medan untuk memburu pelaku dan untuk
menemukan mayat rekan-rekannya, demikian koresponden SiaR melaporkan dari
Banda Aceh.

        Peristiwa itu bermula dari adanya pencegatan oleh ratusan orang tersebut
terhadap Bis Setia yang meluncur di Desa Lhok Nibung. Ratusan orang "tak
dikenal" itu kemudian memeriksa satu per satu identitas diri penumpang bis,
apakah ada diantara penumpang yang merupakan anggota ABRI. Malang tak dapat
ditolak, 7 anggota ABRI itu digelandang massa, sedangkan seorang lainnya
berhasil melarikan diri, hingga selamat dari amukan ratusan orang tersebut.

        Terhadap peristiwa yang menimpa anggotanya pihak Mabes ABRI, Selasa malam
itu juga mengeluarkan siaran pers yang menyebutkan ke-7 anggotanya itu telah
tewas dianiaya massa. Namun, mayatnya belum ditemukan. Malam itu juga aparat
menahan puluhan warga setempat yang dinilai mengetahui jalannya peristiwa.

        Seorang tokoh masyarakat setempat yang dihubungi SiaR membantah bahwa
pelaku pengeroyokan adalah penduduk Desa Lhok Nibung. Menurut dia,
berdasarkan keterangan penduduk Lhok Nibung, ratusan orang itu bukan berasal
dari wilayah setempat, dan tidak teridentifikasi asal-usulnya. Ia malah
menduga ada rekayasa di balik peristiwa pembantaian itu.

        "Kalau begitu di mana mayatnya, mengapa harus dibawa kabur?" katanya
setengah bertanya. 

        Memang setelah kejadian tersebut, Danrem 001/Lilawangsa Kolonel Inf Johny
Wahab kepada para wartawan setempat menegaskan bahwa, situasi di Aceh belum
aman hingga kehadiran pasukan ABRI masih diperlukan untuk menjaga keamanan
wilayah Aceh.

        Sementara itu, seorang staf pengajar Universitas Syah Kuala melihat jika
pun pelakunya benar penduduk sipil Aceh, maka hal ini sebenarnya merupakan
ekspresi rasa frustrasi dan kemarahan mereka atas sikap pemerintah yang
tidak pernah jelas dalam menyikapi pelanggaran hukum dan kemanusiaan akibat
pemberlakukan status Daerah Operasi Militer (DOM) Aceh. "Tingkat kesabaran
mereka sudah melewati ambang batasnya. Akibat DOM kan ada 3000 anak yatim di
Aceh," ujarnya.

        Hampir bersamaan dengan peristiwa itu, di Jakarta, kelompok masyarakat Aceh
dari Taman Iskandar Muda (TIM) kembali menagih janji kepada Presiden BJ
Habibie yang berjanji akan menyelesaikan persoalan DOM di Aceh secara hukum,
disamping memberikan  reparasi, restitusi dan kompensasi terhadap semua
korban pelanggaran HAM yang terjadi akibat pelaksanaan DOM di Aceh.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke