Precedence: bulk TEROR SUSUL ISU KERUSUHAN 27 JANUARI JAKARTA (SiaR, 27/1/99), Isu akan terjadi kerusuhan pada Rabu 27 Januari yang menyebar di beberapa kota seperti Jakarta, Solo dan beberapa kota Besar di Jawa seperti pertengahan Mei 98 lalu, disusul teror terhadap sejumlah aktifis mahasiswa yang kerap bikin aksi di Jakarta. Desas-desus bahwa beberapa kelompok mahasiswa akan melakukan aksi besar- besaran Rabu 27 Januari 1999 di Jakarta ternyata dibantah sejumlah kelompok seperti Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (FAMRED) dan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) . Setelah mengadakan beberapa training di saat bulan Ramadhan kemarin baik Famred dan FKSMJ mengatakan bahwa mereka belum ada rencana untuk turun secara besar-besaran seperti yang dilansir di beberapa tabloid minggu ini. Menurut Bayu seorang aktifis FKSMJ yang berhasil dihubungi SiaR mengatakan bahwa mereka belum ada rencana aksi, malah mereka lebih memprio- ritaskan persiapan konsolidasi antarelemen gerakan mahasiswa di Jakarta. Menurutnya suara suara yang mengatakan bahwa mahasiswa akan turun pada Rabu 27 Januari bisa jadi merupakan hasil kerja intelejen untuk memunculkan ketakutan di massa rakyat. Ketakutan itu berkaitan dengan akan munculnya kerusuhan susulan seperti kerusuhan Mei 98. Namun ada teror yang disampaikan lewat radio panggil/penyeranta ke banyak aktifis mahasisiwa yang isinya ancaman untuk berhati hati menjelang 27 Januari ini. Ancaman tersebut biasanya dilanjutkan dengan teror akan ada sweeping di tiap kampus gerakan di Jakarta. Menurut Bayu teror ini dilakukan secara sistematis dan terorganisir sekali sampai tahu nomer radio panggil para aktifis tersebut dan hal ini terjadi pada banyak aktifis. "Mungkin pihak tertentu memantau lalu-lintas komunikasi radio panggil di Jakarta ini," ujarnya. Kalangan aktifis Famred sendiri menganggap isu tersebut tidak perlu dihiraukan. "Famred belum ada rencana aksi tanggal itu," kata M Syafiq. Saat ditanya apa kah ada teror susulan yang menimpa aktifis Famred belakangan ini seorang aktifis lain berinitial KK mengatakan, "Memang sejak bulan Ramadhan kemarin kami mendengar bahwa akan banyak aktifis yang terlibat kasus Semanggi akan dilenyapkan. Namun, sampai saat ini kami coba mengantisipasi hal itu." "Di Famred, menurut informan Bakorstanas yang berhasil membelot dan dikorek informasinya memberi tahu bahwa di Famred ada 3 orang kawan kami yang akan dilenyapkan pasca Lebaran ini," demikan ujarnya menutup pembicaraan. Awal bulan puasa kemarin Famred memang sempat menangkap 1 orang intel yang akhirnya mengaku dari Bakorstanas bernama Pepi dan 3 orang informan yang selama ini digunakan petugas untuk mencari informasi di organ tersebut. Sementara itu di beberapa kampus seperti IKIP Jakarta beredar teror bahwa aparat akan menggunakan preman Pemuda Pancasila (PP) untuk melakukan sweeping dan penculikan di kalangan aktifis mahasiswa. Setelah dibentuk tim khusus intern aktifis Famred yang bertugas melakukan investigasi tentang kebenaran isu tersebut, hasilnya menampakkan 75% dari isu tersebut valid. Beberapa aktifis yang terlibat pada operasi kontra-intelejen mahasiswa itu, menerangkan bahwa mereka mendapat data tersebut dari seorang yang cukup dekat dengan pejabat dan kalangan Bina Graha. Sumber tersebut mengatakan bahwa skenario sweeping itu dilakukan jika terjadi aksi besar-besaran lagi atau skenario kedua adalah kerusuhan susulan di daerah pinggiran Jakarta seperti Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang dengan menggunakan preman dan provokator layaknya kasus kerusuhan Ambon dan kerusuhan Kupang.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html