Precedence: bulk TRUK PT IIU MASUK SUNGAI, PULUHAN TON IKAN PENDUDUK PORSEA MATI MEDAN (SiaR, 13/1/99), PT Inti Indorayon Utama (PT IIU) di akhir 1998 kembali menambah daftar "hitam" buat masyarakat Porsea. Pukul 02.00 dini hari (tanggal 30/12/98) lalu , sebuah truk yang memuat bahan kimia milik PT IIU, terjungkal masuk ke Sungai Aek Mandosi, sekitar 180 KM dari kota Medan, atau 10 km sebelum Kota Porsea. Kecelakaan yang membawa maut itu terjadi di Desa Parpatulaan, Kecamatan Lumban Julu, Tapanuli Utara. Truk itu sendiri jatuh persis di persawahan milik rakyat di pinggir jalan raya, di mana Sungai Aek Mandosi mengalir disebelahnya. Kecelakaan itu tercium masyarakat karena bahan kimia yang tumpah menimbulkan bau tidak enak. Masyarakat yang sebagian masih terjaga, segera mendatangi lokasi kecelakaan yang telah dijaga ketat oleh aparat keamanan. Sekitar pukul 07.00 pagi, masyarakat yang menonton kecelakaan itu pulang ke rumah untuk mempersiapkan diri mengambil ikan-ikan mas mereka di sawah. Beberapa petani ikan di Desa Silamosik (sekitar 1 Km dari lokasi kecelakaan) terkejut ketika menjumpai ikan mas mereka mati mengambang di sawah mereka. Sebagian terlihat menggelepar-lepar sekarat. Melihat kejadian itu, para petani segera mengumpulkan ikan-ikan mas yang belum mati. "Air sawah itu sendiri berubah menjadi kehitam-hitaman dan menimbulkan bau tidak enak," tutur Aris Butar-Butar. Hal yang sama juga terjadi di Desa Rianite, Siraituruk, Lumban Nabolon, Narumontak, Barumambing dan sebagian di Desa Lumban Sirait. Harap diketahui, Sungai Aek Mandosi mengaliri kolam-kolam ikan di desa-desa tersebut. Sungai Aek Mandosi sendiri berujung di Sungai Asahan. Sekitar pukul 09.00 WIB, para petani kemudian berunding mengingat sebagian dari ikan mas sudah dijual ke pekan. Para petani khawatir soal dampak bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan mas yang telah tercemar bahan kimia tersebut. Soalnya dari ikan yang mati ketika dibedah isi perutnya, bagian dalam perut ikan mas itu sudah berubah jadi hitam. "Baunya juga sudah busuk," tutur Aris sembari memperlihatkan foto ikan yang telah dibedah perutnya tersebut. Selain ikan mas, banyak juga ikan-ikan kecil di Sungai Aek Mandosi yang mati. Rekaman video yang dibuat KSPPM Parapat memperlihatkan hal tersebut. Bahkan beberapa sumur penduduk juga telah berubah menjadi hitam warna airnya. "Seminggu setelah kecelakaan itu, warga baru berani melakukan aktifitas lagi di Sungai Aek Mandosi," ujar br Manurung pada SiaR. Para petani sendiri kemudian membawa ikan-ikan mas yang mati ke Kantor Camat. Begitu mendapat laporan dan melihat bukti-bukti tersebut, Drs M Simanjuntak, Camat Porsea segera mengontak ke PT IIU. Sedangkan aparatnya diperintahkan untuk melakukan operasi pasar. Sebanyak 3,2 ton ikan yang terkontaminasi bahan kimia tersebut dapat ditarik petugas. Jumlah ikan mas yang mati sendiri menurut Aris Butar-Butar masih terus dimonitor. "Namun sampai minggu ini sudah mencapai sekitar 40 ton," tuturnya. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Pihak PT IIU sendiri menurut Aris sudah melakukan ganti rugi kepada sejumlah penduduk. Nilainya mencapai Rp 40 juta. "Namun dalam waktu dekat ini, jumlah warga yang akan melakukan penuntutan akan terus bertambah, kita sedang melakukan pendataan," tambah Aris.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html