Ini saya kutip dari detik.com.
Saya bangga ada dari pesilat kita yang gugur ketika mempertahankan hartanya. 
Dan ini termasuk jihad. 
Berikut artikelnya ;
 
Aat Astari (54) (sebelumnya disebutkan Aad), tokoh masyarakat Pisangan, 
Ciputat, Kabupaten Tangerang, Banteng, yang pagi ini ditemukan tewas ternyata 
berduel dengan ksatria. Kepala Dusun II Pisangan ini menggunakan stik golf 
dalam duel maut dengan maling yang membawa golok bermata satu.

Perkelahian ini bermula ketika korban mendapati rumahnya kemalingan. Setelah 
itu, dia pun membangunkan salah satu anaknya, Robi (30) yang tengah tertidur. 

"Pada saat itu, di rumah selain ada Robi juga ada istrinya, Tati dan anaknya, 
Ita, " kata kerabat korban, Markowi (35) di lokasi kepada wartawan.

Korban yang juga dikenal sebagai jawara Betawi ini pun segera meraih tongkat 
golf yang ada di ruang tamu dan mengejar pelaku lewat tanah kosong. Adapun 
anaknya, Robi, disuruhnya menyisir jalanan lewat jalan raya.

Layaknya jawara sejati, sarung warna merah pun masih bertengger di pundaknya. 
Tidak berapa lama, sang pencuri, yang tengah mengendarai sepeda gunung dengan 
TV 20 inchi hasil curian di atas boncengan, terkejar. 

"TV dibalut dengan kain sarung warna hijau,"tambah Markowi.

Lantas, sang jawara pun menghadang dengan mengacungkan senjatanya berupa stick 
golf. Mendapati tantangan ini, pencuri yang belum diketahui identitasnya ini 
menerima tawaran adu kekuatan. 

Duel maut pun tidak dapat dielakkan di gelanggang lapangan terbuka berupa tanah 
kosong.

Adu kanuragan antara jawara yang bergabung dalam ormas betawi dan maling ini 
tidak berlangsung lama. Dibawah kabut fajar dan sinar pagi yang masih temaram 
menambah suasana semakin dramatis. 

Dalam hitungan beberapa jurus, korban berhasil di sabet
menggunakan golok di leher, punggung, dada dan kedua paha. 

"Stick golfnya patah. Parah banget kondisi Mandor," ujar nya lagi seraya 
menyebut nama panggilan korban yaitu Mandor.

Mendapat luka yang menyayat ini, korban pun meraung kesakitan. Sehingga anaknya 
serta piluhan warga mendengar. Robi pun segera menuju sumber suara dan 
mendapati bapaknya telah tergeletak meregang ajal. Adapun maling mengambil 
langkah seribu kearah kebun kosong. 

"Di pangkuan anaknya, Mandor meninggal," tuturnya sedih.

Meski demikian, wargapun masih berusaha menyelamatkan jiwanya dengan mengirim 
ke RS Fatmawati. Sayang, nyawanya benar-benar tidak tertolong.

Kini, jenazah korban telah dikubur di pemakaman umum seusai salat dzuhur. 
Suasana duka menggelayut di rumah korban yang dinaungi pohon Rambutan rindang.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke