Jadi ngiri, sayang kemarin belum sempat. Kapan silat kita bisa diajarkan dengan metode scientific spt JKD ya?
On 31/07/07 10:09, Ian Samsudin wrote: > Sahabt silat, > > atas undangan Mas Ery N, instruktur Jet Kun do dan juga penggemar pencak > silat, saya menghadiri 'introduction class for Jet Kun DO' untuk lebih > mengetahui gimana maennya ilmu warisan dari Bruce Lee ini.. > > berikut catatan pandangan mata yg tentu saja subyektif dan berdasarkan > yang dialami dan belum tentu seperti yang dimaksud oleh JKD .. > > mungkin OOT soal silat, tapi ya lumayan buwat nambah yang mana daripada > wawasan.. > > tabeek, > Ian S > == > Posisi Dulu, Baru Aplikasi > (kesan pribadi dari Jet Kun Do Introduction Class) > > > Mungkin perkenalan pertamaku dengan apa yang disebut saat ini sebagai > Jet Kun Do (JKD) adalah melalui Bruce Lee, tepatnya film-film yang pernah > dibintangi oleh beliau seperti Enter the Dragon, Game of the death dan lain > sebagainya. Kata Jet Kun do pertama kali kudengar semasa di Jogya dulu, > akan adanya sebuah tempat, garasi rumah, yang dijadikan tempat latihan bagi > jet kun do (ataukah jip kun do??) orang bilang itu ilmu silatnya Bruce > Lee--dan tempat itu memasang spanduk pendaftaran di depan gerbangnya. > > Sesudah itu kata Jet Kun Do kutemukan di internet akhir-akhir ini setelah > banyak berjalan-jalan di dunia maya dan membaca-baca artikel menarik > mengenai hidup Sang Bintang, Bruce Lee, dan anak rohaninya yaitu seni > beladiri : Jet Kun Do.. > > Dapat dikatakan persentuhan dengan JKD atau warisan ajaran Bruce Lee > lebih di atas kertas atau di atas film hanya dengan membaca tulisan Bruce > Lee atau tulisan orang lain tentang Bruce Lee dan JKD..Dan gawatnya aku > sudah merasa tahu sedikit soal JKD ini.. > > Perkenalan terus berlanjut ketika, bertemu dengan Ery Nugroho di milis > silatbogor dan kemudian dengan Yuri Amadin, --seorang yang secara resmi > membuka pelatihan JKD di Indonesia, --dalam sebuah acara di padepokan > pencak silat TMII , ketika awal-awal Forum pecinta pencak silat tradisional > (FP2STI) dibentuk. Dan lagi-lagi selain berbincang dengan Ery, > percengkramaan ku dengan JKD tidak lebih dengan membaca situs JKD > Indonesia dan blogspot milik Ery: jalanpetarung.blogspot.com > > Belakangan (tahun 2007), ketika dibukanya dojo Candradimuka di Pondok > Cabe, Ery Nugroho mengadakan semacam Introduction Class for JKD bagi > siapapun yang tertarik dan berminat untuk mengenal maupun mempelajari JKD. > Seperti pada Minggu pagi itu, 29 Juli 2007, bertempat di dojo Candradimuka, > Griya Tiga Angsa, Jl Raya Pondok Cabe No.5, Ciputat Tangerang, kelas > perkenalan JKD pun digelar dengan Instruktur Sdr Ery Nugroho (seorang > Instruktur Jeet Kune Do dan MMA Coach dari JKD Indonesia > www.jkdindonesia.com). > > > Menguasai Jarak pertarungan > > Apa saja yang diberikan pada session perkenalan JKD ini. Pertama-tama > mengenal jarak dalam sebuah pertarungan. Suatu hal yang kelihatan remeh > dan tidak mengundang decak kagum ketimbang dengan demonstrasi pemecahan > benda keras (kekuatan) atau berjalan di aas api. Tapi jarak bertarung > ini sesunggunya sangat penting. > > Sebagai praktisi beladiri sebagaimana diulas oleh Sdr Erysangat penting > bagi kita untuk mengenal dan menguasai jarak-jarak pertarungan, yang > setidaknya dalam JKD, menurut Ery juga, ada sediktinya 5 jarak tarungan > yaitu jarak tendang (sekitar satu hingga satu langkah setengah), jarak > pukul (sekitar satu atau setengan langkah), jarak ¾ jarak yang nanggung > tidak bisa mukul, jarak rapat atau clinch dengan posisi masih berdiri dan > jarak gound atau bergumul di lantai. > > Praktisi beladiri seyogyanya mengenal dan mengetahui serta dapat survive > dalam semua jarak dan kondisi ini, karena untuk sebuah beladiri kita tidak > bisa memastikan jarak mana yang akan kita hadapi dan karenanya cara > terbaik adalah dengan berlatih pada semua jarak dan kondisi itu; sehingga > dalam suatu keadaan kita dituntut untuk bertarung tepatnya untuk tetap > hidup dengan selamat-- dengan atau tanpa jarak, kita selalu siap. Karena > tujuan utama beladiri adalah untuk menyelamatkan hidup, untuk survive. > > Penguasaam jarak dan cara bertarung yang tepat berdasarkan jarak itu > sangat penting dan sayangnya banyak diremehkan oleh praktisi beladiri. Saya > sendiri pun dulunya berpendapat demikian, juga banyak pendapat yang > terkesan meremehkan salah satu jarak tarung itu atau aliran yang diwakili > olehnya misalnya : tidak ada guna kita belajar tarungan di bawah atau > ground toh kita tidak akan jatuh atau ujaran yang bernada seloroh ogah ah > gulat-gulat kayak gitu, bau ketek he he.., atau pula ada sindiran halus > kalau jatuh ya kalah, sudah bukan jagan lagi..dan banyak lagi. > > Dan dalam banyak hal, pandanganku sendiri tentang hal ini setelah > mengalami secara langsung bagaimana situasi (sulitnya) bertarung dalam > beragam jarak dan kondisi. Sebenarnya hal ini tidaklepas juga dari > pengalaman pribadiku yang pernah berkelahi dan entah bagaimanakarena > waktumenghadapi keroyokan banyak orangaku pernah terjatuh, terjerembab ke > aspal dengan akibat yang lumayan fatal. Hal ini dikarenakan tidak adanya > pengalaman bagaimana caranya agar tetap survive atau bertarung jika kita > entah bagaimana prosesnyaterjatuh dan seluruh tubuh menyentuh tanah. > > Perkenalan JKD yang dibawakan oleh Sdr Ery ini seakan mengingatkan > kembali akan pengalaman tersebut dan pentingnya untuk juga tahu dan bila > perlu menguasai bagaimana bertarung dengan jarak rapat, atau clinch dengan > posisi standing maupun bergumul di atas lantai. Untuk tidak menganggap > enteng atau meremehkan bertarung atau cara untuk tetap survive walaupun > sudah jatuh di tanah. > > Dan ternyata sungguh mengguras keringat dan tidak semudah waktu menonton > MMA di TV TPI dulu. Benar-benar malu hati ini, yang dulunya begitu > meremehkan pertarungan dengan cara bergumul di lantai ini atau > caragulat-gulatan, guling-gulingan di tanah. Dan terbukti, ketika > diadakan semacam praktek menghadapi teman yang (dari posisi mount) duduk > di atas perut, saya kurang banyak berbuat apa-apa..Ini mungkin akibat > terlalu percaya diri adan agak sombong serta takabur. ..Ehh, malah jadi > ingat pertarungan MMA yang waktu itu petarung dari Jepang Sakuraba, yang > banyak menjatuhkan lawan dari segala macam disiplin dan ilmu beladiri > termasuk dari aliran yang mengutamakan berdiri atau standing. Kupikir juga > itulah sebabnya, sejalan semakin derasnya arus MMA, banyak petarung atau > praktisi beladiri juga belajar cara bertarung ground ala gulat atau jiu jit > su. > > Metode Serangan tangan dan Pola Langkah > > Menimbang bahwa Bruce Lee belajar serius dari boxing atau tinju,maka > pengaruh ini cukup terasa pada dasar-dasar pukulan dan juga cara berdiri > (semacam kuda-kuda) serta pola melangkahnya. Tentu saja unsur efisiensi, > dan asas manfaat (daya guna) dengan memperhatikan pola gerak anatomi tubuh > manusia, menjadi pertimbangan utama. > > Pukulan jap, hook dan cross yang diajarkan diikuti dengan posisi kaki > dan pola langkah yang khas; menjadi cara yang dipakai dalam JKD. Dalam > perkenalan awal dan singkat ini, hal ini juga diajarkan oleh Instruktur > Ery. > > Indonesia semestinya beruntung karena instruktur JKD Indonesia memang > mereka yang benar-benar menguasai bidangnya, hal ini setidaknya , tercermin > dari instruktur Ery yang dengan kesabaran memberikan contoh; dan dengan > kewibaan mengoreksi banyak hal yang belum tepat dalam mengesekusi tekhnik > tanpa menyakiti hati murdnya atau membuat suasana menjadi tegang dan > menciptakan atmosfer terlalu serius. Dengan metode latihan drilling > perseorangan yang dilakukan secara bersama , kemudian dilanjutkan dengan > aplikasi dengan partner, memberikan kemudahan dalam menangkap dan untuk > selanjutnya mempraktekkan baik gerak dasar melangkah, memukul, > mengaplikasikan kuncian, menjatuhkan lawan, ataupun membebaskan diri dari > himpitan lawan dalam kondisi yang sulit. > > Dalam banyak kasus, ternyata posisi kita terhadap lawan memegang peranan > yang sangat penting. Itulah berulangkali ditekankan oleh instruktu Ery, > yaitu untuk mendapatkan dulu posisi yang unggul, yang enak dan nyaman > dari lawan baru kemudian melakukan tehnik selanjutnya semisal kuncian, > jatuhan, bantingan ataupun yang lainnya. > > > Waktu pun berjalan dengan tidak terasa, selain keringat yang mengucur > deras dan keasyikan menikmati semua sajian tehnik JKD. Tak terasa dua jam > sudah lewat dan perkenalan pun harus disudahi. > > == > Perkenalan singkat ini membuka mataku akan kekayaan beladiri di dunia. > Akan hormat bagi para pendekar dan praktisi dari bermacam aliran pada > keunikan dan kekuatan metode dan tehnik mereka, akan dedikasi dan > kesungguhan mereka dalam menapaki jalan ksatria ini. Dan mengikis > kesombongan serta kepicikan akan aliranku sendiri, akan kehebatanku > sendiri; akan langit di atas langit..Oh Betapa sedikit sebenarnya yang baru > aku tahu dan pahami; dan betapa besar sombong diri ini dengan sedikit ilmu > dan pengetahuan yang secuil itu.. > > Terima Kasih untuk Instruktur JKD , Sdr Ery Nugroho dan juga teman-teman > lain yang telah mengajarkan bahwa ilmu itu semakin didalami, semakin > sedikit yang kuketahui; semakin tinggi didaki, semakin banyak hal belum > diketahui; akan adanya langit di atas langit dan tanpa kerendahan hati, > ilmu apapun itu hanya membawa kesombongan dan kehancuran > > > (untuk keterangan soal Dojo Candradimuka lihat > http://candradimuka-martialarts.blogspot.com/ dan untuk JKD : Indonesia > www.jkdindonesia.com). > > > Jakarta, 30 Juli 2007 > > Ian S > (yang iseng iseng ikut free class untuk perkenalan JKD;) > > > > > --------------------------------- > Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! > FareChase. > > [Non-text portions of this message have been removed]