Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh




Pernikahan Ideal = Pernikahan Sekufu ?





Mungkin sekali diantara kita yang masih bertanya-tanya apakah pernikahannya
adalah pernikahan yang ideal. Dan apakah pernikahan yang ideal itu sama
dengan pernikahan sekufu. Dalam bahasa kufu yang dimaksud adalah  kafa'ah
yang artinya kurang lebih adalah setaraf, sederajat atau sebanding.  Tetapi
jodoh memang sebuah rahasia Allah SWT yang setiap orang tidak dapat
menentukannya sendiri.



Tidak bisa dipungkiri kriteria yang setaraf, sederajat atau sebanding
menjadi salah satu faktor kebahagiaan hidup berumah tangga, meski sifatnya
tidak mutlak.  Karena sebuah pernikahan adalah bukan saja penyatuan atas
seorang pria dan wanita, melainkan lebih dari itu adalah sebuah ritual suci
yang juga menyatukan dua buah keluarga besar dari kedua mempelai. Sehingga
suatu kebahagiaan dan ketentraman di dalam pernikahan sangat dipengaruhi
oleh kondisi dan interaksi dari kedua belah keluarga besar tersebut.



Di dalam Fiqih Sunnah, Sayid Sabiq ada beberapa hal yang dianggap sebagai
ukuran kufu, antara lain ; karena keturunannya, bukan hamba sahaya /
merdeka, beragama islam, mempunyai pekerjaan, karena kekayaannya dan karena
kondsi fisik/tidak cacat. Namun demikian ukuran-ukuran tersebut pun masih
dapat diperdebatkan.



Dari beberapa kriteria pernikahan sekufu, maka dapat diringkas sebab dan
akibat sekufu antara lain sebagai berikut :



1.      Memiliki Kualitas Akhlak yang Sama



àM»sWÎ7sƒø:$# tûüÏWÎ7y‚ù=Ï9 šcqèWÎ7y‚ø9$#ur ÏM»sWÎ7y‚ù=Ï9 (
àM»t6Íh‹©Ü9$#ur tûüÎ6Íh‹©Ü=Ï9 tbqç7ÍhŠ©Ü9$#ur ÏM»t6Íh‹©Ü=Ï9 4 y7Í´¯»s9'ré&
šcrâ䧎y9ãB $£JÏB tbqä9qà)tƒ ( Nßgs9 ×otÏÿøó¨B ×-ø—Í‘ur ÒOƒÌŸ2 ÇËÏÈ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang
keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa
yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan
rezki yang mulia (surga). (QS.24.26)





Ayat ini menegaskan  bantahan terhadap kaum munafik yang telah menuduh  Siti
Aisyah ra telah berzina. Ayat ini juga menegaskan bahwa wanita-wanita yang
baik akhlaknya hanya pantas untuk laki-laki yang akhlaknya baik-baik pula.
Artinya seseorang  akan berjodoh dengan seorang yang mempunyai kualitas
akhlak yang sama. Dan apabila diri kita masuk kedalam kategori "setengah
baik-baik" maka kita akan berjodoh dengan orang yang "setengah baik-baik".
Inilah sekufu dalam sudut pandang akhlaknya.  Namun demikian, yang bias
mengukur atas kadar kualitas akhlak seseorang bukanlah manusia, tetapi Allah
SWT. Manusia hanyalah mengetahuinya dari ciri-ciri seseorang dan
perbuatannya.





Di dalam kenyataan, seseorang akan dipertemukan jodohnya dengan seseorang di
tempat dimana  mereka lebih banyak berada. Sebagai contoh, seorang yang
aktif  di dalam sebuah majelis ilmu, kemungkinan untuk mendapatkan jodoh
yang juga aktif di dalam sebuah majelis ilmu cukup besar. Atau sebaliknya,
seorang yang sering berkunjung ke  sebuah bar atau tempat-tempat hiburan
malam, maka peluang untuk mendapatkan jodoh di tempat tersebut juga cukup
besar.



Maka dari itu, untuk mendapatkan jodoh seorang yang baik-baik, sebaiknya
dalam menjemput jodoh kita lakukan di tempat-tempat yang baik pula dan lebih
mengintensifkan waktu kita di tempat yang Allah SWT ridhai. Dalam
mendapatkan jodoh, seseorang lebih cenderung memilih orang yang baik baik,
meski dirinya bukanlah orang yang baik-baik. Untuk itu diperlukan cermin,
sehingga seseorang dapat menginstrospeksi terhadap dirinya sendiri, sejauh
mana kualitas dirinya.



Dalsm masalah sekufu atas akhlak,  Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita
apabila datang seorang laki-laki yang akhlaknya baik melamar ke seorang
wanita, maka hendaknya diterima.



Dari Abu Hatim al Muzani,  Rasulullah SAW bersabda " Jika datang kepadamu
laki-laki yang agamanya dan akhlaknya kamu sukai, kawinkanlah ia. Jika kamu
tidak berbuat demikian, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang hebat di
atas permukaan bumi, " Sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, bagaimana kalau
ia sudah beristri ?" Rasulullah menjawab, "Jika datang kepadamu laki-laki
yang agamanya dan akhlaknya kamu sukai, kawinkanlah ia " sampai tiga kali.
(HR at Tirmidzi).





2.  Sebagai Ujian dari Allah SWT



Meskipun sebagian orang mendapatkan jodoh sesuai dengan kualitas akhlaknya,
namun demikian ada sebagian orang lagi yang mendapatkan jodoh tidak sepadan
kualitas akhlaknya. Ini terjadi pada diri Siti Asiyah dengan Fir'aun, Nabi
Nuh as dengan istrinya, Nabi Luth as dengan istrinya, Khaulah binti Tsa'
labah dengan  Aus bin Samit, serta  beberapa contoh pernikahan di zaman
sekarang ini.



Dari semua pernikahan tersebut, masing-masing dilatar belakangi oleh
peristiwa yang berbeda, yang lebih utama dari itu adalah masing-masing
pernikahan tersebut memberikan hikmah yang begitu dalam. Kisah pernikahan
Siti Asiyah dengan Fir'aun menunjukkan bukti kesetiaan seorang istri
terhadap suaminya yang kafir, tetapi pada saat Siti Asiyah dihadapkan kepada
pilihan, lebih setia kepada siapa antara kepada suaminya atau kepada Allah
SWT, maka tak segan-segan ia memilih kesetiannya kepada Allah SWT.



Kisah Nabi Nuh as dan Nabi Luth as dengan istri-istrinya menunjukkan
penerapan hukum dari Allah SWT tidak pandang bulu. Tidak ada keistimewaan
antara istri nabi dengan yang lainnya. Siapa saja yang bersalah dan
menentang hukum-hukum Allah SWT pasti akan diadili. Dan bagi seorang nabi
pun tidak dapat memohonkan ampunan kepada istrinya yang durhaka kepada Allah
SWT.



Demikian juga dengan kisah pernikahan antara Khaulah binti Tsa'labah dengan
Aus bin Shamit. Kisahnya memberikan hikmah yang begitu dalam hingga
melatarbelakangi turunnya ayat di al Qur'an. Dikisahkan, bahwa Khaulah binti
Tsa'labah seorang muslimah yang taat dengan usia yang terpaut cukup jauh
dengan Aus bin Samit. Namun demikian Rasulullah SAW menjodohkan mereka
dengan tujuan agar Aus bin Samit yang mempunyai perangai yang buruk dapat
mengikuti kesalihan istrinya. Dan pada suatu ketika Aus bin Samit
mengatakan kepada Khaulah binti Tsa'labah kalau dia sama seperti ibunya. Dan
ketika Aus bin Samit berkeinginan untuk berhubungan intim, Khaulah binti Tsa
'labah menolaknya. Ia minta kepada suaminya untuk menarik kembali ucapannya,
namun ditolak,   hingga Aus bin Shamit marah besar. Akhirnya Khaulah binti
Tsa'labah mengadu  kepada Rasulullah SAW. Dan Allah SWT menurunkan
firman-Nya ;



ô‰s% yìÏJy™ ª!$# tAöqs% ÓÉL©9$# y7ä9ω»pgéB ’Îû $ygÅ_÷ry— [EMAIL PROTECTED] 
†n<Î)
«!$# ª!$#ur ßìyJó¡tƒ !$yJä.u‘ãr$ptrB 4 ¨bÎ) ©!$# 7ì‹Ïÿxœ ÅÁt/ ÇÊÈ

tûïÏ%©!$# tbrãÎg»sàムNä3ZÏB `ÏiB OÎgͬ!$|¡ÎpS $¨B  Æèd óOÎgÏF»yg¨Bé& (
÷bÎ) óOßgçG»yg¨Bé& žwÎ) ‘Ï«¯»©9$# óOßgtRô‰s9ur 4 öNåk¨XÎ)ur tbqä9qà)u‹s9
#\x6YãB z`ÏiB ÉAöqs)ø9$# #Y‘rã—ur 4 žcÎ)ur ©!$# ;qàÿyès9 ֑qàÿxî ÇËÈ

tûïÏ%©!$#ur tbrãÎg»sàム`ÏB öNÍkɲ!$|¡ÎpS §NèO tbrߊqãètƒ $yJÏ9 (#qä9$s%
㍃̍óstGsù 7pt7s%u‘ `ÏiB [EMAIL PROTECTED] br& $¢™!$yJtFtƒ 4 ö/ä3Ï9ºsŒ 
šcqÝàtãqè?
¾ÏmÎ/ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÌÈ

`yJsù óO©9 ô‰Ågs† ãP$u‹ÅÁsù Èûøïtöhx© Èû÷üyèÎ/$tGtFãB `ÏB [EMAIL PROTECTED] br&
$¢™!$yJtFtƒ ( `yJsù óO©9 ôìÏÜtGó¡o„ ãP$yèôÛÎ*sù tûüÏnGř $YZŠÅ3ó¡ÏB 4
y7Ï9ºsŒ (#qãZÏB÷sçGÏ9 «!$$Î/ ¾Ï&Î!qߙu‘ur 4 šù=Ï?ur ߊr߉ãn «!$# 3
z`ƒÌÏÿ»s3ù=Ï9ur ë>#x‹tã îLìÏ9r& ÇÍÈ

¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbr–Š!$ptä† ©!$# ¼ã&s!qߙu‘ur (#qçFÎ7ä. $yJx. |MÎ7ä.
tûïÏ%©!$# `ÏB óOÎgÏ=ö7s% 4 ô‰s%ur !$uZø9t“Rr& ¤M»tƒ#uä ;M»uZÉit/ 4
z`ƒÌÏÿ»s3ù=Ï9ur Ò>#x‹tã ×ûüÎg•B ÇÎÈ



Sesungguhnya Allah Telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan
kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. dan
Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat  (QS.58.1)



Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya
sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu
mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya
mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. dan
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS.58.2)



Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik
kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang
budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan
kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.58.3)



Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa
dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak
Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah
supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum
Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. (QS.58.4)



Dan akhirnya Aus bin Shamit dapat merubah perangai buruknya. Kehidupan
mereka pun menjadi semakin harmonis, karena telah lulusnya ujian dari Allah
SWT.  Sungguh sangat beruntung apabila seorang mukmin dapat mengambil hikmah
dan selalu sabar atas ujian di dalam pernikahannya.



$yg•ƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw [EMAIL PROTECTED] öNä3s9 br& (#qèO̍s? 
uä!$|¡ÏiY9$#
$\döx. ( Ÿwur £`èdqè=àÒ÷ès? (#qç7ydõ‹tGÏ9 ÇÙ÷èt7Î/ !$tB £`èdqßJçF÷s?#uä
HwÎ) br& tûüÏ?ù'tƒ 7pt±Ås»xÿÎ/ 7poYÉit6•B 4 £`èdrçŽÅ°$tãur Å$rã÷èyJø9$$Î/
4 bÎ*sù £`èdqßJçF÷d̍x. #Ó|¤yèsù br& (#qèdtõ3s? $\«ø‹x© [EMAIL PROTECTED] ª!$#
ÏmŠÏù #ZŽöyz #ZŽÏWŸ2 ÇÊÒÈ



Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata dan bergaullah dengan mereka
secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)
Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak. (QS.4.19)





3.      Pernikahan Karena Perintah Allah SWT Langsung





Sebab akibat pernikahan juga dapat terjadi karena benar-benar perintah dari
Allah SWT secara langsung. Seperti perintah Allah SWT kepada Rasulullah SAW
untuk menikahi Ummahatul Mukminin Zainab binti Jahsy ra.



$tBur tb%x. 9`ÏB÷sßJÏ9 Ÿwur >puZÏB÷sãB #sŒÎ) Ó|Ós% ª!$# ÿ¼ã&è!qߙu‘ur
#·øBr& br& tbqä3tƒ ãNßgs9 äouŽzÏƒø:$# ô`ÏB öNÏd̍øBr& 3 `tBur ÄÈ÷ètƒ ©!$#
¼ã&s!qߙu‘ur ô‰s)sù ¨@|Ê Wx»n=|Ê $YZÎ7•B ÇÌÏÈ

øŒÎ)ur ãAqà)s? ü“Ï%©#Ï9 zNyè÷Rr& ª!$# Ïmø‹n=tã |MôJyè÷Rr&ur Ïmø‹n=tã
ô7Å¡øBr& y7ø‹n=tã y7y_÷ry— È,¨?$#ur ©!$# ’Å"øƒéBur ’Îû šÅ¡øÿtR $tB ª!$#
ÏmƒÏ‰ö7ãB Óy´øƒrBur }¨$¨Z9$# ª!$#ur ‘,ymr& br& çm9t±øƒrB ( $£Jn=sù 4Ó|Ós%
Ӊ÷ƒy— $pk÷]ÏiB #\sÛur $ygs3»oYô_¨ry— ö’s5Ï9 Ÿw tbqä3tƒ ’n?tã
tûüÏZÏB÷sßJø9$# Óltym þ’Îû Ælºurø—r& öNÎgͬ!$u‹Ïã÷Šr& #sŒÎ) (#öqŸÒs%
£`åk÷]ÏB #\sÛur 4 šc%x.ur ãøBr& «!$# ZwqãèøÿtB ÇÌÐÈ



Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah
sesat, sesat yang nyata. (QS.33.36)



Dan (ingatlah), ketika kamu Berkata kepada orang yang Allah Telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) Telah memberi nikmat kepadanya:
"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu
menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid Telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan
bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka,
apabila anak-anak angkat itu Telah menyelesaikan keperluannya daripada
isterinya dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS.33.37)





Kisah pernikahan tersebut sering dijadikan bahan untuk kaum orientalis untuk
mengolok-olok Rasulullah SAW.  Padahal perintah untuk menikahi Zainab binti
Jahsy ini sebagaimana di ayat tersebut adalah dengan maksud supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin untuk menikahi mantan istri-istri dari anak-anak
angkat mereka yang sudah dicerai. Dan dengan pernikahan tersebut dapat
menguatkan  perintah agar seseorang tidak memberikan nasab nama anak
angkatnya dengan ayah angkatnya sendiri, karena status anak angkat itu hanya
seperti layaknya saudara saja.







$¨B [EMAIL PROTECTED] ª!$# [EMAIL PROTECTED] `ÏiB Éú÷üt7ù=s% ’Îû ¾ÏmÏùöqy_ 4 
$tBur [EMAIL PROTECTED]
ãNä3y_ºurø—r& ‘Ï«¯»©9$# tbrãÎg»sàè? £`åk÷]ÏB ö/ä3ÏG»yg¨Bé& 4 $tBur [EMAIL 
PROTECTED]
öNä.uä!$uŠÏã÷Šr& öNä.uä!$oYö/r& 4 öNä3Ï9ºsŒ Nä3ä9öqs% öNä3Ïdºuqøùr'Î/ (
ª!$#ur ãAqà)tƒ ¨,ysø9$# uqèdur “ωôgtƒ [EMAIL PROTECTED] ÇÍÈ

öNèdqãã÷Š$# öNÎgͬ!$t/Ky uqèd äÝ|¡ø%r& y‰ZÏã «!$# 4 bÎ*sù öN©9 (#þqßJn=÷ès?
öNèduä!$t/#uä öNà6çRºuq÷zÎ*sù ’Îû ÈûïÏe$!$# öNä3‹Ï9ºuqtBur 4 }§øŠs9ur
öNà6ø‹n=tæ Óy$uZã_ !$yJ‹Ïù Oè?ù'sÜ÷zr& ¾ÏmÎ/ `Å3»s9ur $¨B ôNy‰£Jyès?
öNä3ç/qè=è% 4 tb%Ÿ2ur ª!$# #Y‘qàÿxî $¸JŠÏm§‘ ÇÎÈ



Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam
rongganya; dan dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu
sebagai ibumu, dan dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak
kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja.
dan Allah mengatakan yang Sebenarnya dan dia menunjukkan jalan (yang benar).
(QS.33.4)



Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak
mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak
mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai)
saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu (mantan budak yan sudah bebas)
dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi
(yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.33.5)





Itulah beberapa kisah sebab akibat pernikahan yang menunjukkan hikmah besar
di baliknya dan menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT serta agar
firman-firman-Nya dapat dimengerti dengan jelas oleh hamba-hamba-Nya.
Sehingga pengertian sekufu mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Karena
 hanya Allah lah yang tahu, seseorang akan berjodoh dengan siapa. Entah
apakah jodohnya itu adalah disebabkan adanya persamaan/setaraf kualitas
akhlaknya ataukah jodonya tersebut sebagai ujian baginya agar menjadi lebih
dekat kepada Allah dan dapat menjadikan jodohnya untuk turut serta taat
dengan hukum-hukum Allah SWT.



Yang pasti di dalam sebuah pernikahan, seorang mukmin diperintahkan untuk
menjaga keluarganya dari kesesatan di dunia yang menjerumuskan keluarganya
ke neraka, sehingga sebuah pernikahan yang ideal dapat kita nikmati
bersama-sama dengan pasangan kita masing-masing.



$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR
$ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou‘$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#y‰Ï© žw
tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. (QS.66.6)



Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh



Wallahu a'lam bishowab.





Arihadi





Ma'raji :



- Tafsir Ibn Katsir

- Fiqih Sunnah, Sayid Sabiq

- Bulughul Maram, Ibn Hajar as Qalani

- Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal

- Nisa' Fadhliyat Khalladahunna At Tarikh, Syaikh Muhammad Husain Salamah







Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
     using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
           accept no liability for any loss or damage arising
               from the use of this E-Mail or attachments.

Kirim email ke