Pada 15 Dec 2004, 20:18:59 +0700, Budi Rahardjo menulis (diringkas):
tapi kalau nggak di-liberalisasi, juga nggak boleh.
Pasti ditekan oleh negara-negara lain.
Nah ... bagaimana cara kita memproteksi pasar lokal dengan
cara yang elegan. Itu maunya kita ... he he he :)
---akhir kutipan---
On Thu, 16 Dec 2004 09:06:35 +0100, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
Di level pekerja, apakah tidak mungkin menggunakan barikade
seperti penguasaan bahasa lokal?
...
Tapi apakah itu cukup?
Soalnya ada kawan saya yang mengatakan bahwa sekarang di Vietnam,
Bahasa
On Thu, 16 Dec 2004 15:06:18 +0800, Andika Triwidada [EMAIL PROTECTED] wrote:
[snip]
Apabila teknologi seperti ini kita pakai, apakah bisa membantu
mengurangi kesenjangan biaya koneksi IIX vs internasional
yang baru-baru ini ramai dibicarakan di milis Telematika?
kalo liat dari info teknis
Pada 16 Dec 2004, 19:27:09 +0700, Budi Rahardjo menulis (diringkas):
Ilmu, Bahasa, dan sekarang Tradisi kita diambil pula.
Sebentar lagi, kita tidak punya identitas lagi.
---akhir kutipan---
Kalau begitu domain .ID harus dijaga mati-matian, he... he...
.ID == IDentitas
Ilmu, Bahasa, dan sekarang Tradisi kita diambil pula.
Sebentar lagi, kita tidak punya identitas lagi.
heheheh, waktu mau tuker duit di Helsinki, saya bilang ke petugas
penukaran uang:
saya: Do you accept Rupiah?
petugas: Which Rupiah?
saya: (melongo) Indonesian Rupiah?
petugas: Yes, we accept
Ikhlasul Amal writes:
Ini persoalan pengetahuan umum (wawasan?) yang kurang. Orang
Amerika ada yang tanya: apakah di Hawaii pakai USD?
Cerita nyata juga, waktu istirahat di Brokhaven Lab., salah satu
peneliti AS berujar, Eh, apakah di Brazil sudah diberlakukan
Euro? Fisikawan lho!