[teknologia] AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

2006-04-16 Terurut Topik Estananto



- Ursprüngliche Mail 
Von: Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]
An: teknologia@googlegroups.com
Gesendet: Sonntag, den 16. April 2006, 00:50:14 Uhr
Betreff: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby 
Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

Teori/cara inilah yang sudah kami coba (tapi banyak orang gak percaya).
Yaitu:
1. dibutuhkan perusahaan besar (Cisco, IBM, AMD, Microsoft) untuk
   menjadi anchor/buffer
2. perusahaan ini membuat research center di dekat kampus
   (kita berhasil melobby microsoft, tapi disimpan di jababeka. mana jalan???
   harus diletakkan di sebelah ITB, baru bisa jalan)

Yang dilakukan oleh India itu sudah bener!

-- budi

Pak Budi,
masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 
itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. 
Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga 
maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an 
walaupun kemiskinan di mana2, tapi toh jalan kalau ada political will. 
Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata 
belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau 
sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya 
masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan 
kita.

Wassalaam,
nano






[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

2006-04-16 Terurut Topik Adjie

Pak Budi,masih
di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2
itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor
atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara
bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil
inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, 
Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan
ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya
beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga
bbrap department di soft development boyongan kesana, dan
investnya geeuudeee banget,

tapi toh jalan kalau ada political will.Kalau
katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata
belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita.
Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi
gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something
wrong dengan kita.
yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up
process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada
bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham
benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS
katanya project ini ngga menguntungkan buat supplier makanya
banyak yang mundur, dan kelihatan juga sich pemerintah ragu-ragu mau
kemana arahnya IGOS ini masih kurang focus dan greget

rgds

Adjie


[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

2006-04-16 Terurut Topik Fatih
ikut nimbrung dikit soal IT india,

(1) benar, nehru pencetak awal IIT yg menghasilkan IIT-ans di seluruh dunia termasuk mgkn kolega2 dan juragan Carlos di SV. :)

(2) dalam konteks investasi asing di IT india, keterlibatan pemerintah (political will) dlm bisnis IT di india sebenarnya terjadi tidak lama. kira2 baru setelah pemerintah melihat para pebisnis IT jadi pembicaraan dunia dg mengglobalnya klien infosys (terbesar) dan wipro (runner up) dll. 


thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka ini meng-get-out-of-my-way-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan bisnis mrk. 


dlm konteks india waktu itu, yg sistem birokrasinya masih korup (sedikit di bawah kita) pengusaha2 IT ini berjalan sendiri. untungnya mrk dah 'punya orang' di mana2 yg bantu dapatin proyek.

era pemrintah Congress skrg political will itu baru tampak banget.

jadi, mana yg perlu didahulukan di indo? political will pemerintah atau pebisnisnya cari2 proyek dulu di LN? krn. kondisi indo dan india (soal IT) memang beda, saya setuju political will pemerintah maju dulu dg membuat kebijakan2 khusus bidang investasi IT. 


salam,
On 4/16/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:




Pak Budi,masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, 


Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget,


tapi toh jalan kalau ada political will.Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita.


yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini ngga menguntungkan buat supplier makanya banyak yang mundur, dan kelihatan juga sich pemerintah ragu-ragu mau kemana arahnya IGOS ini masih kurang focus dan greget
rgds
Adjie-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com 


[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

2006-04-16 Terurut Topik m.c. ptrwn

Fatih wrote:
 ikut nimbrung dikit soal IT india,

 (1) benar, nehru pencetak awal IIT yg menghasilkan IIT-ans di seluruh dunia
 termasuk mgkn kolega2 dan juragan Carlos di SV. :)

koq tahu sich kalau juragan saya orang IIT ? :-))

Testimonial saya, kalau Indonesia punya 1000 saja lulusan yang
sekaliber dengan lulusan IIT, mungkin Indonesia sudah sejajar dengan
Jepang sekarang. Btw, ini tanggapan yang cukup konservatif lho :)


 (2) dalam konteks investasi asing di IT india, keterlibatan pemerintah
 (political will) dlm bisnis IT di india sebenarnya terjadi tidak lama. kira2
 baru setelah pemerintah melihat para pebisnis IT jadi pembicaraan dunia dg
 mengglobalnya klien infosys (terbesar) dan wipro (runner up) dll.

Di buku Flight Capital, jangan dilupakan bahwa Pempus India dan Pemda
Karnataka
banyak sekali merubah peraturan yang tadinya sangat protektif
(contohnya banyak di Indonesia) menjadi lebih liberal dan terbuka
(a.k.a. kapitalisme).

Misalnya dengan menyempitkan peran union, memberi insentif tax untuk
persh asing yang buka bisnis di India dsb.

Awalnya mendapatkan tantangan dari masyrakat sekitarnya (seperti di
milis ini .. he he he ), akan tetapi sekarang terlihat buah hasilnya.




 thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia
 berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa
 pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan
 pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka
 ini meng-get-out-of-my-way-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan
 bisnis mrk.

sebenarnya mereka milih ke sana (bangalore/karnataka) karena insentif
dari pemerintah juga selain memang karena infosys basenya disana.

Kalau sekedar India, kan persh tersebut tidak buka office di
Rajasthan, Assam atau West Bengal yang masih dikuasai kaum komunis :-))

Yang menarik, orang2 yang bekerja di Bangalore/Karnataka sebenarnya
berasal dari banyak state di India, bukan hanya yang berasal dari
Karnataka saja.

 dlm konteks india waktu itu, yg sistem birokrasinya masih korup (sedikit di
 bawah kita) pengusaha2 IT ini berjalan sendiri. untungnya mrk dah 'punya
 orang' di mana2 yg bantu dapatin proyek.

betul sekali , buat persh2 India ini emang hebatnya mereka punya
koneksi yang super kuat, jauh lebih gampang buat kita untuk bekerja
sama dengan inside-channelnya Indians daripada coba coba berkompetisi
langsung dengan persh India :-)

Alias, saya pikir bagusnya emang persh seperti Infosys dan Wipro itu
punya subsidiary di Indonesia, daripada orang (Indonesia) yang harus
berjuang mati matian bersaing dengan mereka.

Jadi kuncinya imo: Partnership dengan Indian dan The Chineese :)

 era pemrintah Congress skrg political will itu baru tampak banget.

 jadi, mana yg perlu didahulukan di indo? political will pemerintah atau
 pebisnisnya cari2 proyek dulu di LN? krn. kondisi indo dan india (soal IT)
 memang beda, saya setuju political will pemerintah maju dulu dg membuat
 kebijakan2 khusus bidang investasi IT.

Di Indonesia saya lihat Jatis sudah punya CMM Level 3 tuch, not bad.

Kalau saya sebenarnya tidak perduli persh mana yang terangkat, mau
persh Indonesia, China , India , Arab atau Turki sekalipun is okay,
yang penting potensi SDM anak muda di Indonesia tergali (tidak seperti
15 tahun terakhir).

Saya pikir kuncinya sebaiknya begitu, hindarkan isu2 yang sebenarnya
merugikan kita secara long term(seperti pengusaha lokal minta proteksi
,etc...passwd..). Jadi undanglah mereka semua (investor asing) untuk
berinvestasi di Indonesia.



-mcp




 salam,


 On 4/16/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
   Pak Budi,
   masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO
   perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan
   rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun 
   negara
   bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil
   inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2,
 
 
  Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu
  dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat
  riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di
  soft development boyongan kesana,  dan investnya geeuudeee banget,
 
 
 
   tapi toh jalan kalau ada political will.
   Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas
   ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan 
   kita.
   Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi
   gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something
   wrong dengan kita.
 
 
  yaa, selalu managment dan komunikasi  top down dan bottom up process ngga
  pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck
  dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana
  tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini 

[teknologia] Re: Adsense Indonesia

2006-04-16 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]

Kalo saya ngeliat, terciptanya bisnis e-commerce enabler seperti di US
/ pasar lain bukan dari sisi bank dan merchantnya, tetapi:

1. Investor - ada gak venture capital yang akan mendanai? (BUKAN MODAL
VENTURA versi Indonesia yang pada akhirnya minta bunga ~30-40%, karena
modal mereka juga dapat dari bank dengan bunga ~18%). Terkait dengan
ini, si VC pasti ingin duitnya kembali berlipat-lipat, yang hanya
mungkin terjadi lewat pasar modal atau akuisisi. Ada gak pasar modal
yang mendukung? Ada gak environment yang medukung untuk terjadinya
akuisisi yang cepat/tax efficient?

2. Enterpreneur - yang mau buat layanan enabler ini. Coba liat di
pasar-pasar yang udah jalan, seperti di US, Korea, etc. Di mana ada
perusahaan payment yang mulainya dari bank? Di US ada First Virtual
jaman tahun 95an, VeriSign, Paypal, etc. Struktur resiko dan reward di
dunia perbankan tidak memungkinkan adanya inovasi ke arah seperti ini.
Selama memulai bisnis masih susah (Indonesia negara dengan ranking
terendah untuk kemudahan starting a business), aturan tenaga kerja yang
rumit (masa orang resign dapat pesangon), ekonomi biaya tinggi, dsb,
enterpreneur lebih sedikit/lebih tidak mau mengambil resiko.

Selagi dot-com lagi hot-hotnya tahun 99-2000, start up Indonesia yang
bisa dapat modal dari VC, dengan model perusahaan teknologi seperti di
US, paling bisa dihitung dengan jari tangan.

Saya malah berspekulasi, untuk industri hi-tech, mulai dari yang
dot-com sampe ke microchip atau networking, karakteristiknya seperti di
atas. Jadi, jangan pernah berharap dari Indonesia akan muncul sebuah
Google/Microsoft/Creative Labs, kalau environment #1  #2 di atas tidak
diperbaiki...

Just my two cents...

--Eka Ginting
  indo.com



[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

2006-04-16 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 4/16/06, Fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
 thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia
 berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa
 pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan
 pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka
 ini meng-get-out-of-my-way-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan
 bisnis mrk.
...


Dulu ketika saya ngelayap ke beberapa perusahaan di SV,
saya tanya ke mereka ... apa peranan pemerintah?
Jawaban mereka (kasarnya) tidak ada!

Tentu saja maksudnya bukan tidak ada, akan tetapi peranan
pebisnis lebih utama. Jadi nampaknya hal yang sama juga
terjadi di India.

Saya lagi mencari-cari kutipan (quote) tentang pemerintahan
India dan perbandingannya dengan pemerintahan Amerika.
Pernah saya simpan di blog saya, tapi lupa dimana.
(Hmm... I need a search engine for *ME*. Wah, ide inovasi?
Necesity is the mother of invention. he he he)

Kutipannya seperti ini;
lihat saja orang yang duduk di pemerintahan India,
mereka scientists. Bandingkan dengan orang yang duduk
di pemerintahan Amerika, mereka adalah lawyers!

ha ha ha

Kalau pemerintah Indonesia? Militer, Santri, Drop out?
Aduh! Sakit. Sekali pernah sih scientist, yaitu pada
jaman Habibie. Terus terang, orang Indonesia bisa bangga
pada waktu itu bahwa presiden kita adalah orang pinter!


-- budi


[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely

2006-04-16 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 4/16/06, Estananto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat
 luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something
 wrong dengan kita.

Setahu saya waktu itu ada usulan untuk menempatkan Microsoft
Research Center di Jababeka. Waaahhh, siapa yang punya usul itu?
Dugaan saya? Property!

Yang namanya research center itu harus dekat dengan perguruan
tinggi, misalnya di dekat ITB gitu. Baru bisa jalan.
Pagi mahasiswa kuliah. Siangnya mahasiswa kesel dengan dosennya,
terus kabur ke research center. Ngoprek semalaman.
(Besok paginya lupa kuliah atau kuliah sambil ngantuk2.)
This is how you fuel a research center!
Dimana-mana juga seperti itu.
Kalau di Jababeka, boro-boro ada mahasiswanya ... he he he.
(Seperti Serpong!)


-- budi


[teknologia] Re: Tanggapan Menristek atas pengembangan riset di Indonesia

2006-04-16 Terurut Topik Zaki Akhmad

m.c. ptrwn wrote:
 Ini cuplikan dari milis lain tentang tanggapan Menristek terhadap
 artikel di Kompas mengenai penelitian di Indonesia diabaikan.

 Point pentingnya pak Menristek adalah peneliti harus deliver
 something yang menjadi produk/profit yang berguna sehingga manfaatnya
 bisa dirasakan bersama dan tidak hanya menghabiskan anggaran saja.
 Setuju :)

Saya setuju juga. Cuma ngelihat kurva untuk bisa melewati deliver
something itu tajam banget euy.

 Point 6.c. tepat sekali buat pns yang kerja setengah setengah di luar
 :
 Mengundurkan diri dari PNS saja ( dan bikin startups)

Wah, ndak gampang Bang Carlos bikin startups di Indonesia. Serius. Kudu
jatuh-bangun jatuh-bangun. Lha wong jadi PNS aja kudu berjuang
banget-banget juga. (Kalau gak salah, saya punya data statistiknya
(CMIIW). 3 juta pelamar dan yang diterima 300 ribu). Gimana mau bikin
startup company, lha wong garasi aja gak punya. :D

Hmm saya akui, figur dan ide-ide memang fenomenal. Sama seperti kala
menjadi rektor ITB.

Soal muncul paham benci teknologi, saya pikir tidak bisa mutlak
disalahkan ke orang-orang teknologi saja. 18 tahun dengan IPTN, saya
pikir masih ada sisi positif yang bisa diambil. Yaitu orang Indonesia
sebenarnya mampu.

Supaya tidak muncul paham benci-teknologi, saya pikir orang-orang
teknologi tidak boleh sempit wawasannya. Yah kalau kata Kang Roby,
zaman sekarang semua sudah saling terkait. Soal topik teknologi dan
kebijakan, kalau saya tidak salah, Mas Sulfikar Amir pakar di bidang
ini. 
 
  -mcp
 

Zaki Akhmad



[teknologia] Webaroo, Search Engine Offline

2006-04-16 Terurut Topik Fatih
Maaf kalau sudah tahu atau udah diposting, sekedar info soal webaroo, search engine offline buatan tiga orang, dua di antaranya alumni IIT mumbai. Cocok buat ngirit bandwith bagi yg di indo. :)Cache this: Now surf without the Net
HT CorrespondentWashington,April 11, 2006Mar 31: This ex-IITian helped in the development of Internet »You can now browse and search the net on your laptop computers and hand-held devices — without an Internet connection.A brand new software developed by a Silicon Valley start-up, co-founded by Indian tech star Rakesh Mathur, makes that possible. What more, the service comes free.
Webaroo, the venture floated by Mathur along with fellow computer hotshots Bradley Husick and Beerud Sheth, formally launched the Searchable, Offline Web on Monday.At home or on the go, in the air or on vacation, users can now find the information they need, wherever they are, said Webaroo's CEO Mathur, who made a fortune during the dotcom boom by selling his hugely successful 
junglee.com to Amazon.The Indian face of Webaroo is not restricted to Mathur and Sheth, both from IIT Bombay. Much of the work on the new software has been done by 50-odd software developers and mathematicians in India. The company has its offices in Seattle, Santa Clara, Mumbai and Delhi.
As mobile use grows, consumers want to be able to do more with their mobile devices. Webaroo brings the power of web search to mobile devices with an innovative product that is truly ubiquitous and fast, says Mathur.
The Webaroo software features web packs on a variety of subjects such as news, sports and major global cities, including New York, London and Mumbai — each of which contains thousands of relevant web pages identified by its innovative algorithms. The company has tied up with computer maker Acer to bundle the new software on its laptop.
Link: http://www.hindustantimes.com/news/181_1672120,00050001.htm-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com
 


[teknologia] E-Marketing

2006-04-16 Terurut Topik Lindu Cipta Pranayama



Dear
All
Saya ingin menanyakan e-marketing di Indonesiabagusnya seperti
apa? apakah cocok di Indonesia ada E-Marketing ?


Best
regards
Maintenance www.leadership-indonesia.net




The information transmitted is intended only for the person or the entity to which it is addressed and may contain confidential and/or privileged material. If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail and delete this message including any of its attachments from your system. Any use, review, reliance or dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. The views expressed herein do not necessarily represent those of PT Astra International Tbk and should not be construed as the views, offers or acceptances of PT Astra International Tbk.


[teknologia] Re: Webaroo, Search Engine Offline

2006-04-16 Terurut Topik Budi Rahardjo

Tadinya saya kira webaroo ini plesetan dari web baru.
hi hi hi

-- budi


[teknologia] Re: Webaroo, Search Engine Offline

2006-04-16 Terurut Topik Kuncoro Wastuwibowo
2006/4/17, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Tadinya saya kira webaroo ini plesetan dari web baru.hi hi hiKonon, kalau mau sukses di web, misti doyan main double-o. At least sesukses Yahoo dan Google lah. Makanya Mambo diganti Joomla. Eh, kenapa nggak Mamboo aja yach. Rencananya site kuncoro mau diganti jadi kuncroo. Mas Boodi (Atau Rahardoo?) mau ngasih modal ventura? Tadinya mau minta modal ke kantor sih, tapi ternyata duit mereka abis dipakai buat rencana ganti nama jadi Telkoom, lengkap sama Spoody dan Flooxi.
-- Kuncroo WastuwibwooBandoong Indoonesia


[teknologia] Re: Webaroo, Search Engine Offline

2006-04-16 Terurut Topik fade2blac

On Mon, Apr 17, 2006 at 10:07:14AM +0700, Kuncoro Wastuwibowo wrote:
 Konon, kalau mau sukses di web, misti doyan main double-o. At least sesukses
 Yahoo dan Google lah. Makanya Mambo diganti Joomla. Eh, kenapa nggak Mamboo

Mungkin dulu pernah diusulin mamboo, tapi diprotes sama komunitas java.
Dalam bahasa Java, mamboo = baoo (baca: bau)

 aja yach. Rencananya site kuncoro mau diganti jadi kuncroo. Mas Boodi (Atau
 Rahardoo?) mau ngasih modal ventura? Tadinya mau minta modal ke kantor sih,
 tapi ternyata duit mereka abis dipakai buat rencana ganti nama jadi Telkoom,
 lengkap sama Spoody dan Flooxi.
 

Usul: daripada kuncroo lebih baik kuncoor atau kencoor.

Maaf OOT. :-)

-- 
fade2blac