[teknologia] AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
- Ursprüngliche Mail Von: Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] An: teknologia@googlegroups.com Gesendet: Sonntag, den 16. April 2006, 00:50:14 Uhr Betreff: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely Teori/cara inilah yang sudah kami coba (tapi banyak orang gak percaya). Yaitu: 1. dibutuhkan perusahaan besar (Cisco, IBM, AMD, Microsoft) untuk menjadi anchor/buffer 2. perusahaan ini membuat research center di dekat kampus (kita berhasil melobby microsoft, tapi disimpan di jababeka. mana jalan??? harus diletakkan di sebelah ITB, baru bisa jalan) Yang dilakukan oleh India itu sudah bener! -- budi Pak Budi, masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, tapi toh jalan kalau ada political will. Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita. Wassalaam, nano
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Pak Budi,masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget, tapi toh jalan kalau ada political will.Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita. yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini ngga menguntungkan buat supplier makanya banyak yang mundur, dan kelihatan juga sich pemerintah ragu-ragu mau kemana arahnya IGOS ini masih kurang focus dan greget rgds Adjie
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
ikut nimbrung dikit soal IT india, (1) benar, nehru pencetak awal IIT yg menghasilkan IIT-ans di seluruh dunia termasuk mgkn kolega2 dan juragan Carlos di SV. :) (2) dalam konteks investasi asing di IT india, keterlibatan pemerintah (political will) dlm bisnis IT di india sebenarnya terjadi tidak lama. kira2 baru setelah pemerintah melihat para pebisnis IT jadi pembicaraan dunia dg mengglobalnya klien infosys (terbesar) dan wipro (runner up) dll. thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka ini meng-get-out-of-my-way-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan bisnis mrk. dlm konteks india waktu itu, yg sistem birokrasinya masih korup (sedikit di bawah kita) pengusaha2 IT ini berjalan sendiri. untungnya mrk dah 'punya orang' di mana2 yg bantu dapatin proyek. era pemrintah Congress skrg political will itu baru tampak banget. jadi, mana yg perlu didahulukan di indo? political will pemerintah atau pebisnisnya cari2 proyek dulu di LN? krn. kondisi indo dan india (soal IT) memang beda, saya setuju political will pemerintah maju dulu dg membuat kebijakan2 khusus bidang investasi IT. salam, On 4/16/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Budi,masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget, tapi toh jalan kalau ada political will.Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita. yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini ngga menguntungkan buat supplier makanya banyak yang mundur, dan kelihatan juga sich pemerintah ragu-ragu mau kemana arahnya IGOS ini masih kurang focus dan greget rgds Adjie-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
Fatih wrote: ikut nimbrung dikit soal IT india, (1) benar, nehru pencetak awal IIT yg menghasilkan IIT-ans di seluruh dunia termasuk mgkn kolega2 dan juragan Carlos di SV. :) koq tahu sich kalau juragan saya orang IIT ? :-)) Testimonial saya, kalau Indonesia punya 1000 saja lulusan yang sekaliber dengan lulusan IIT, mungkin Indonesia sudah sejajar dengan Jepang sekarang. Btw, ini tanggapan yang cukup konservatif lho :) (2) dalam konteks investasi asing di IT india, keterlibatan pemerintah (political will) dlm bisnis IT di india sebenarnya terjadi tidak lama. kira2 baru setelah pemerintah melihat para pebisnis IT jadi pembicaraan dunia dg mengglobalnya klien infosys (terbesar) dan wipro (runner up) dll. Di buku Flight Capital, jangan dilupakan bahwa Pempus India dan Pemda Karnataka banyak sekali merubah peraturan yang tadinya sangat protektif (contohnya banyak di Indonesia) menjadi lebih liberal dan terbuka (a.k.a. kapitalisme). Misalnya dengan menyempitkan peran union, memberi insentif tax untuk persh asing yang buka bisnis di India dsb. Awalnya mendapatkan tantangan dari masyrakat sekitarnya (seperti di milis ini .. he he he ), akan tetapi sekarang terlihat buah hasilnya. thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka ini meng-get-out-of-my-way-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan bisnis mrk. sebenarnya mereka milih ke sana (bangalore/karnataka) karena insentif dari pemerintah juga selain memang karena infosys basenya disana. Kalau sekedar India, kan persh tersebut tidak buka office di Rajasthan, Assam atau West Bengal yang masih dikuasai kaum komunis :-)) Yang menarik, orang2 yang bekerja di Bangalore/Karnataka sebenarnya berasal dari banyak state di India, bukan hanya yang berasal dari Karnataka saja. dlm konteks india waktu itu, yg sistem birokrasinya masih korup (sedikit di bawah kita) pengusaha2 IT ini berjalan sendiri. untungnya mrk dah 'punya orang' di mana2 yg bantu dapatin proyek. betul sekali , buat persh2 India ini emang hebatnya mereka punya koneksi yang super kuat, jauh lebih gampang buat kita untuk bekerja sama dengan inside-channelnya Indians daripada coba coba berkompetisi langsung dengan persh India :-) Alias, saya pikir bagusnya emang persh seperti Infosys dan Wipro itu punya subsidiary di Indonesia, daripada orang (Indonesia) yang harus berjuang mati matian bersaing dengan mereka. Jadi kuncinya imo: Partnership dengan Indian dan The Chineese :) era pemrintah Congress skrg political will itu baru tampak banget. jadi, mana yg perlu didahulukan di indo? political will pemerintah atau pebisnisnya cari2 proyek dulu di LN? krn. kondisi indo dan india (soal IT) memang beda, saya setuju political will pemerintah maju dulu dg membuat kebijakan2 khusus bidang investasi IT. Di Indonesia saya lihat Jatis sudah punya CMM Level 3 tuch, not bad. Kalau saya sebenarnya tidak perduli persh mana yang terangkat, mau persh Indonesia, China , India , Arab atau Turki sekalipun is okay, yang penting potensi SDM anak muda di Indonesia tergali (tidak seperti 15 tahun terakhir). Saya pikir kuncinya sebaiknya begitu, hindarkan isu2 yang sebenarnya merugikan kita secara long term(seperti pengusaha lokal minta proteksi ,etc...passwd..). Jadi undanglah mereka semua (investor asing) untuk berinvestasi di Indonesia. -mcp salam, On 4/16/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Budi, masih di IEEE Spectrum edisi yang sama, ternyata hampir semua CEO perusahaan2 itu talk dengan PM India atau Menkominfo India, bukan dengan rektor atau dosen. Artinya ada political will baik dari pusat maupun negara bagian. Bangalore juga maju karena negara bagian Karnataka mengambil inisiaif. Calcutta mulai ikut2an walaupun kemiskinan di mana2, Betul Om, Kebetulan CEO ALA sendiri waktu itu datang ke India dan ketemu dangan PM dan menteri telekomunikasi di India dan akhirnya beberapa pusat riset yang ada di europe di pindahkan ke India, juga bbrap department di soft development boyongan kesana, dan investnya geeuudeee banget, tapi toh jalan kalau ada political will. Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Atau sebaliknya: kalau katanya ada proyek IGOS sudah dicanangkan tetapi gemanya masih terbatas walaupun sudah diusahakan, artinya ada something wrong dengan kita. yaa, selalu managment dan komunikasi top down dan bottom up process ngga pernah jalan di Indo, mungkin protocolnya beda, atau ada bottleneck dimana-mana, karena pembantu presiden mungking kurang paham benar mau kemana tunggu arahan dari bapak. kalau soal proyek IGOS katanya project ini
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
Kalo saya ngeliat, terciptanya bisnis e-commerce enabler seperti di US / pasar lain bukan dari sisi bank dan merchantnya, tetapi: 1. Investor - ada gak venture capital yang akan mendanai? (BUKAN MODAL VENTURA versi Indonesia yang pada akhirnya minta bunga ~30-40%, karena modal mereka juga dapat dari bank dengan bunga ~18%). Terkait dengan ini, si VC pasti ingin duitnya kembali berlipat-lipat, yang hanya mungkin terjadi lewat pasar modal atau akuisisi. Ada gak pasar modal yang mendukung? Ada gak environment yang medukung untuk terjadinya akuisisi yang cepat/tax efficient? 2. Enterpreneur - yang mau buat layanan enabler ini. Coba liat di pasar-pasar yang udah jalan, seperti di US, Korea, etc. Di mana ada perusahaan payment yang mulainya dari bank? Di US ada First Virtual jaman tahun 95an, VeriSign, Paypal, etc. Struktur resiko dan reward di dunia perbankan tidak memungkinkan adanya inovasi ke arah seperti ini. Selama memulai bisnis masih susah (Indonesia negara dengan ranking terendah untuk kemudahan starting a business), aturan tenaga kerja yang rumit (masa orang resign dapat pesangon), ekonomi biaya tinggi, dsb, enterpreneur lebih sedikit/lebih tidak mau mengambil resiko. Selagi dot-com lagi hot-hotnya tahun 99-2000, start up Indonesia yang bisa dapat modal dari VC, dengan model perusahaan teknologi seperti di US, paling bisa dihitung dengan jari tangan. Saya malah berspekulasi, untuk industri hi-tech, mulai dari yang dot-com sampe ke microchip atau networking, karakteristiknya seperti di atas. Jadi, jangan pernah berharap dari Indonesia akan muncul sebuah Google/Microsoft/Creative Labs, kalau environment #1 #2 di atas tidak diperbaiki... Just my two cents... --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/16/06, Fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: ... thomas friedman dalam salah satu kolomnya di NYT (kira2 3thn lalu waktu dia berkunjung ke india khusus unt melihat/mengulas soal IT ini) menulis bahwa pda dasarnya pebisnis raksasa IT india berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah (maksudnya negara bagian bangalore maupun pusat). pernah mereka ini meng-get-out-of-my-way-kan seorang pejabat yg coba2 ikut campur urusan bisnis mrk. ... Dulu ketika saya ngelayap ke beberapa perusahaan di SV, saya tanya ke mereka ... apa peranan pemerintah? Jawaban mereka (kasarnya) tidak ada! Tentu saja maksudnya bukan tidak ada, akan tetapi peranan pebisnis lebih utama. Jadi nampaknya hal yang sama juga terjadi di India. Saya lagi mencari-cari kutipan (quote) tentang pemerintahan India dan perbandingannya dengan pemerintahan Amerika. Pernah saya simpan di blog saya, tapi lupa dimana. (Hmm... I need a search engine for *ME*. Wah, ide inovasi? Necesity is the mother of invention. he he he) Kutipannya seperti ini; lihat saja orang yang duduk di pemerintahan India, mereka scientists. Bandingkan dengan orang yang duduk di pemerintahan Amerika, mereka adalah lawyers! ha ha ha Kalau pemerintah Indonesia? Militer, Santri, Drop out? Aduh! Sakit. Sekali pernah sih scientist, yaitu pada jaman Habibie. Terus terang, orang Indonesia bisa bangga pada waktu itu bahwa presiden kita adalah orang pinter! -- budi
[teknologia] Re: AW: [teknologia] Re: India's future AW: [teknologia] Re: Melobby Universitas China untuk membangun satelit kampus di UC-Berkely
On 4/16/06, Estananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau katanya Bill Gates sudah talk dengan SBY tapi masyarakat luas ternyata belum mendengar kelanjutannya, berarti something wrong dengan kita. Setahu saya waktu itu ada usulan untuk menempatkan Microsoft Research Center di Jababeka. Waaahhh, siapa yang punya usul itu? Dugaan saya? Property! Yang namanya research center itu harus dekat dengan perguruan tinggi, misalnya di dekat ITB gitu. Baru bisa jalan. Pagi mahasiswa kuliah. Siangnya mahasiswa kesel dengan dosennya, terus kabur ke research center. Ngoprek semalaman. (Besok paginya lupa kuliah atau kuliah sambil ngantuk2.) This is how you fuel a research center! Dimana-mana juga seperti itu. Kalau di Jababeka, boro-boro ada mahasiswanya ... he he he. (Seperti Serpong!) -- budi
[teknologia] Re: Tanggapan Menristek atas pengembangan riset di Indonesia
m.c. ptrwn wrote: Ini cuplikan dari milis lain tentang tanggapan Menristek terhadap artikel di Kompas mengenai penelitian di Indonesia diabaikan. Point pentingnya pak Menristek adalah peneliti harus deliver something yang menjadi produk/profit yang berguna sehingga manfaatnya bisa dirasakan bersama dan tidak hanya menghabiskan anggaran saja. Setuju :) Saya setuju juga. Cuma ngelihat kurva untuk bisa melewati deliver something itu tajam banget euy. Point 6.c. tepat sekali buat pns yang kerja setengah setengah di luar : Mengundurkan diri dari PNS saja ( dan bikin startups) Wah, ndak gampang Bang Carlos bikin startups di Indonesia. Serius. Kudu jatuh-bangun jatuh-bangun. Lha wong jadi PNS aja kudu berjuang banget-banget juga. (Kalau gak salah, saya punya data statistiknya (CMIIW). 3 juta pelamar dan yang diterima 300 ribu). Gimana mau bikin startup company, lha wong garasi aja gak punya. :D Hmm saya akui, figur dan ide-ide memang fenomenal. Sama seperti kala menjadi rektor ITB. Soal muncul paham benci teknologi, saya pikir tidak bisa mutlak disalahkan ke orang-orang teknologi saja. 18 tahun dengan IPTN, saya pikir masih ada sisi positif yang bisa diambil. Yaitu orang Indonesia sebenarnya mampu. Supaya tidak muncul paham benci-teknologi, saya pikir orang-orang teknologi tidak boleh sempit wawasannya. Yah kalau kata Kang Roby, zaman sekarang semua sudah saling terkait. Soal topik teknologi dan kebijakan, kalau saya tidak salah, Mas Sulfikar Amir pakar di bidang ini. -mcp Zaki Akhmad
[teknologia] Webaroo, Search Engine Offline
Maaf kalau sudah tahu atau udah diposting, sekedar info soal webaroo, search engine offline buatan tiga orang, dua di antaranya alumni IIT mumbai. Cocok buat ngirit bandwith bagi yg di indo. :)Cache this: Now surf without the Net HT CorrespondentWashington,April 11, 2006Mar 31: This ex-IITian helped in the development of Internet »You can now browse and search the net on your laptop computers and hand-held devices — without an Internet connection.A brand new software developed by a Silicon Valley start-up, co-founded by Indian tech star Rakesh Mathur, makes that possible. What more, the service comes free. Webaroo, the venture floated by Mathur along with fellow computer hotshots Bradley Husick and Beerud Sheth, formally launched the Searchable, Offline Web on Monday.At home or on the go, in the air or on vacation, users can now find the information they need, wherever they are, said Webaroo's CEO Mathur, who made a fortune during the dotcom boom by selling his hugely successful junglee.com to Amazon.The Indian face of Webaroo is not restricted to Mathur and Sheth, both from IIT Bombay. Much of the work on the new software has been done by 50-odd software developers and mathematicians in India. The company has its offices in Seattle, Santa Clara, Mumbai and Delhi. As mobile use grows, consumers want to be able to do more with their mobile devices. Webaroo brings the power of web search to mobile devices with an innovative product that is truly ubiquitous and fast, says Mathur. The Webaroo software features web packs on a variety of subjects such as news, sports and major global cities, including New York, London and Mumbai — each of which contains thousands of relevant web pages identified by its innovative algorithms. The company has tied up with computer maker Acer to bundle the new software on its laptop. Link: http://www.hindustantimes.com/news/181_1672120,00050001.htm-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com
[teknologia] E-Marketing
Dear All Saya ingin menanyakan e-marketing di Indonesiabagusnya seperti apa? apakah cocok di Indonesia ada E-Marketing ? Best regards Maintenance www.leadership-indonesia.net The information transmitted is intended only for the person or the entity to which it is addressed and may contain confidential and/or privileged material. If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail and delete this message including any of its attachments from your system. Any use, review, reliance or dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. The views expressed herein do not necessarily represent those of PT Astra International Tbk and should not be construed as the views, offers or acceptances of PT Astra International Tbk.
[teknologia] Re: Webaroo, Search Engine Offline
Tadinya saya kira webaroo ini plesetan dari web baru. hi hi hi -- budi
[teknologia] Re: Webaroo, Search Engine Offline
2006/4/17, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]: Tadinya saya kira webaroo ini plesetan dari web baru.hi hi hiKonon, kalau mau sukses di web, misti doyan main double-o. At least sesukses Yahoo dan Google lah. Makanya Mambo diganti Joomla. Eh, kenapa nggak Mamboo aja yach. Rencananya site kuncoro mau diganti jadi kuncroo. Mas Boodi (Atau Rahardoo?) mau ngasih modal ventura? Tadinya mau minta modal ke kantor sih, tapi ternyata duit mereka abis dipakai buat rencana ganti nama jadi Telkoom, lengkap sama Spoody dan Flooxi. -- Kuncroo WastuwibwooBandoong Indoonesia
[teknologia] Re: Webaroo, Search Engine Offline
On Mon, Apr 17, 2006 at 10:07:14AM +0700, Kuncoro Wastuwibowo wrote: Konon, kalau mau sukses di web, misti doyan main double-o. At least sesukses Yahoo dan Google lah. Makanya Mambo diganti Joomla. Eh, kenapa nggak Mamboo Mungkin dulu pernah diusulin mamboo, tapi diprotes sama komunitas java. Dalam bahasa Java, mamboo = baoo (baca: bau) aja yach. Rencananya site kuncoro mau diganti jadi kuncroo. Mas Boodi (Atau Rahardoo?) mau ngasih modal ventura? Tadinya mau minta modal ke kantor sih, tapi ternyata duit mereka abis dipakai buat rencana ganti nama jadi Telkoom, lengkap sama Spoody dan Flooxi. Usul: daripada kuncroo lebih baik kuncoor atau kencoor. Maaf OOT. :-) -- fade2blac