[teknologia] Jerman bisa, kita kapan?
Full steam ahead for Linux in Munich http://www.heise.de/english/newsticker/news/80071 Artikel yang menarik dan menantang =) -- avianto / - http://avianto.com/ --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 10/29/06, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Full steam ahead for Linux in Munich http://www.heise.de/english/newsticker/news/80071 Artikel yang menarik dan menantang =) Bagian ini penting: Nonetheless, Hoegner is skeptical that Munich will be able to serve as a model for other cities considering migrating to Linux. [...] politicians do not know enough about Open Source and are afraid of making a mistake, Hoegner complains. dan sebaliknya: jika para politisi lebih dulu yakin, para teknisi yang agak khawatir. ;-) -- amal --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan
On 10/26/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Prasangka cenderung baik: ada bagian tertentu di buku tersebut yang ditulis oleh mereka sendiri (pengarang, penerbit?).Prasangka kurang baik: menakut-nakuti pembaca (hehehe...).Sebenarnya ada kok mas, Fair Use Policy, jadi kita boleh - boleh saja mengutip sebagian (tapi bukan seluruhnya -- kayak excerpt gitu lah) dari sebuah artikel atau buku, tapi harus memberitahukan siapa sumber yang kita kutip. Nah kalau di Indonesia sih engga tau ada atau tidak hukum yang seperti ini. Kalau tidak ada, ya kapan mau berkembangnya :P Ada koq, terutama untuk buku. Saya pernah langsung bertanya ke orang Dirjen HAKI utk hal ituIMW --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 10/28/06, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/29/06, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Full steam ahead for Linux in Munich http://www.heise.de/english/newsticker/news/80071 Artikel yang menarik dan menantang =)dan sebaliknya: jika para politisi lebih dulu yakin, para teknisi yangagak khawatir.;-) Kasus Muenchen ini menarik, karean MS bersedia membrerikan potongan harga gila-gilaan sehingga tawarannya menjadi lebih rendah bila menggunakan Linux.Tetapi tetap Muenchen memilih migrasi, lebih seru lagi awalnay SUSE dan IBM yg banyak terlibat, tetapi sekarang based on DEBIAN (mungkin gara-gara SUSE dibeli Novell). Dasar orang Jerman yang begitu pelitIMW --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 10/29/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Tetapi tetap Muenchen memilih migrasi, lebih seru lagi awalnay SUSE dan IBM yg banyak terlibat, tetapi sekarang based on DEBIAN (mungkin gara-gara SUSE dibeli Novell). Hidup Debian! :D Maaf gak tahan. He he he. Maklum, penggemar Debian. Bagi saya memang Debian yang paling baik dari segi teknis (dan non-teknis?). Hanya, satu hal yang bikin saya susah adalah kurangnya berita dukungan perusahaan besar terhadap Debian. Misalnya, yang digembar-gemborkan oleh Oracle dan perusahaan software komersial lainnya adalah Redhat. Persepsi yang tumbuh di masyarakat adalah hanya Redhat yang mendukung Oracle, Oracle tidak jalan (kurang baik jalannya) di Debian. Padahal, ok-ok saja kan. Mudah-mudahan contoh Munich ini bisa menambah keyakinan bahwa memang Debian sudah ok. -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On Sun, Oct 29, 2006 at 05:52:45AM +0700, Budi Rahardjo wrote: Hanya, satu hal yang bikin saya susah adalah kurangnya berita dukungan perusahaan besar terhadap Debian. Misalnya, yang digembar-gemborkan oleh Oracle dan perusahaan software komersial lainnya adalah Redhat. Persepsi yang tumbuh di masyarakat adalah hanya Redhat yang mendukung Oracle. Oracle tidak jalan (kurang baik jalannya) di Debian. Padahal, ok-ok saja kan. Ok, tapi bisa bikin PITA :-) Justru itu lahir ubuntu. Dulu saya mikir, kenapa kok harus ubuntu, kenapa tidak debian saja, ternyata (kesimpulan saya) karena debian keras kepala he..he.. (secara pribadi, saya belum pernah melihat pengguna linux yang tidak keras kepala seperti debian begot .. hi..hi..). Mudah-mudahan contoh Munich ini bisa menambah keyakinan bahwa memang Debian sudah ok. Untuk pangsa server sebenarnya prosentase pengguna debian ini jauh berkurang (konon), due to hardware incompatibilities. Nampaknya fenomena ini dimanfaatkan oleh intel (beware, saya gak ngerti dan gak mau ngerti soal bisnis :-). Tidak sedikit developer intel yang memasukkan kontribusi ke kernel. Dan jalan bisnis yang dilalui intel adalah mem-bundle semua menjadi satu paket. Barangkali, kalau ditarik benang merah, orang bisa ngerti kenapa kernel hacker (umumnya) tidak menyukai GPLv3. Di Indonesia kapan? Tidak mungkin. Selama semboyan: apa pun ok asal saya yang ngerjain masih dipegang teguh. Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?
On 10/29/06, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Full steam ahead for Linux in Munichhttp://www.heise.de/english/newsticker/news/80071Artikel yang menarik dan menantang =) Harus bertahap dan di dukung dengan kesadaran akan HAKI yang sangat baik dan tinggi.Sodara saya cerita bahwa di kantornya (bank) sudah mulai menggunakan openoffice menggantikan microsoft office. Menurut saya ini merupakan kemajuan. Dengan kesadaran akan HAKI dan memang harga software microsft yang mahal2 maka penggunaan opensource bisa dimulai sedikit demi sedikit-- Andriansah http://andri.andriani.web.id/2006/10/18/mohon-maaf-lahir-dan-batin-2/http://andri.andriani.web.idhttp://tentangkomputer.blogspot.com --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---